• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Almant Z-Score

Dalam dokumen SURAT REKOMENDASI (Halaman 38-48)

BAB II KAJIAN TEORI

C. Metode Almant Z-Score

perusahaan obligasi koperasi. Berikut ini adalah perkembangan model almant antara lain :35

1. Model Almant Z-Score Pertama (Original)

Setelah melakukan penelitian terhadap variabel dan sampel yang dipilih, almantmenhasilkan model kebangkrutan yang pertama. Alamant menemukan 5 (lima) jenis rasio keuangan yang dapat di kombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Almant Z-Score ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Z = 1,2 (X1) + 1,4 (X2) + 3,3 (X3) + 0,6 (X4) + 1 (X5) Adapun nilai ”CutOff” untuk indeks adalah :

Z < 1,81 : Bangkrut

1,81< Z < 2,99 : Grey area atau daerah kelabu.

Z > 2,99 : Sehat/tidak bangkrut Keterangan :

a. Working Capital / Total Assets (X1) b. Retained Erning / Total Assets (X2)

c. Earning Before Interest and Tax / Total Assets (X3) d. Makes Value Of Equity / Book Value Of Debt (X4) e. Sales /Total Assets (X5)

35Eka oktarian, op cit. hlm. 17

f. Overall Index(Z)

2. Model Almant Z-Score Revisi.

Revisi yang dilakkan oleh Almant merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan manufaktur yang go public melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan disektor swasta. Karena banyak perusahaan yang tidak go public sehingga tidak mempunyai nilai pasar, maka almant mengembangkan model alternatif dengan mengantikan variabel X4 yang semula merupakan perbandingan nilai pasar modal sendiri dengan nilai buku total hutang, menjadi perbandingan nilai saham biasa dengan preferen dengan nilai buku total hutang.36

Mengingat bahwa semua perusahaan tidak go public dan tidak memiliki nilai pasar maka formula untuk perusahaan yang tidak gopublicdirubah menjadi sebagai berikut:

Z = 0,717 (X1) + 0,847 (X2) + 3,10 (X3) + 0,420 (X4) + 0.998 (X5) Adapun nilai ”CutOff” untuk indeks adalah :

Z < 1,23 : Bangkrut

1,23 < Z < 2,9 : Grey area atau daerah kelabu.

Z > 2,9 : Sehat/tidak bangkrut

36Bambang riyanto, dasar-dasar pembelajaran perusahaan (yogyakarta : 2001), HLM. 330

Keterangan :

a. Working Capital / Total Assets (X1) b. Retained Earning / Total Assets (X2)

c. Earning Before Interest And Taxes / Total Assets (X3) d. Book Value Of Equity /Book Value Of Debt (X4) e. Sales / Total Asstes (X5)

f. Overall Index (Z)

3. Model Almant Z-Score Modifikasi.

Seiring berjalannya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis perusahaan. Almant kemudian memodifikasi modelnya supaya dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi dinegara berkembang (emerging market).

Model Almant Z-Score Modifikasi berbeda dengan model almant Original dan model almant revisi.37

Karena koperasi pondok pesantren berbeda dengan perusahaan manufaktur jadi koperasi pondok pesantren tidak cocok mengguakan model Almant Original maupun model Almant Revisi, hal ini karena kedua model almant tersebut adalah model yang dibuat untuk memprediksi kebangkrutan dari perusahaan manufaktur baik sudah go public maupun yang belum.

Dalam analisis Almant Z-Score modifikasi, Almant mengeliminasi Variabel X5 (Salesto total asstes), karena rasio ini sangat bervariatif pada industri- industri dengan ukuran assets yang berbeda-beda. Maka, formula persamaan

37Eka Oktariana, op cit. hlm. 19

Z-Score yang telah dimodifikasi oleh Almantmenunjukan fungsi diskriminan sebagai berikut:

Z = 6,56 (X1) + 3,26 (X2) + 6,72 (X3) + 1,05 (X4) Adapun nilai ”Cut Off” untuk indeks adalah :

Z < 1,1 : Bangkrut

1,1 < Z < 2,6 : Grey area atau daerah kelabu.

Z > 2,6 : Sehat/tidak bangkrut Keterangan :

(X1) = Net Working Capital / Total Assets.

(X2) = Retainet Earning / Total Assets.

(X3) = Earning Before Tax / Total Assets.

(X4)= Total Equity / Total Debt Ratio.38 D. Kerangka berpikir

Berdasarkan landasan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya dan hasil-hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat) berupa kebangkrutan perusahaan atau Z-Score, serta variabel independen yang meliputi modal kerja per total aset, laba di tahan per total aktiva, laba sebelum pajak per total aktiva,total ekuitas per total hutang. Dengan model pemikiran sebagai berikut:

38Eka Oktariana, op cit. Hlm. 20

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Almant Z- Score yang bertujuan untuk mengetahui prediksi financial distress/kebangkrutan pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Mutmainnah Nusa Tenggara Barat (NTB). Langkah tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Laporan keuangan perusahaan

Analisis Almant Z-Score Pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Mutmainnah

1. X1 = Modal Kerja / Total Aset.

2. X2 = Laba Di Tahan / Total Aktiva.

3. X3 = Laba Sebelum Pajak / Total Aktiva.

4. X4 = Total Ekuitas / Total Hutang

Distress

Z-Score

Sehat Grey

Analisis

Kesimpulan

1. Menentukan rasio keuangan yang sesuai dengan indikator kebangkrutan pada model AlmantZ-Score, yaitu:

a. Net Working Capital / Total Assets.

b. Retainet Earning / Total Assets.

c. Earning Before Taxes / Total Assets.

d. Total Equity / Total DebtRatio.

2. Mencari nilai Z-Score dengan menggunakan Rumus Almant Z-Score. Hasil diperhitungan digunakan untuk melihat potensi kebangkrutan pada Koperasi Pondok Pesantren Al-Mutmainnah Kediri Kabupaten Lombok Barat. Adapun klasifikasi tingkat kebangkrutan perusahaan berdasarkan Z- Score modifikasi dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

a. Z < 1,1 : Bangkrut

b. 1,1 < Z < 2,6 : Grey area atau daerah kelabu.

c. Z > 2,6 : Sehat/tidak bangkrut.

3. Dari hasil perhitungan dan klasifikasi yangvtelah dilakukan berdasarkan penilaian Z-Score, dilakukan analisis sehingga diperoleh kesimpulan mengenai potensi kebangkrutan pada Koperasi Pondok Pesantren Al- Mutmainnah Kediri Kabupaten Lombok Barat.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah ilmu yang dalam cara berpikir menghasilkan kesimpulan berupa ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan, dalam proses berfikir menurut langkah-langkah tertentu yang logis dan

didukung oleh fakta empiris. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh:

1. Mumpuni(2015).Dengan judul “Analisis Model Altman, Model Zmijewski, dan Model Springate dalam Memprediksi Financial distress(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan)”. Unit pada penelitian ini menggunakan ketiga model tersebut diatas yakni metode Altman, Springate, dan Zmijewski. Hasil dari penelitian ini mengatakan metode Altman, Zmijewski, dan metode Springate pada semua perusahaan batu bara yang ada di Indonesia berada pada zona aman. Model yang paling tepat dalam memprediksi financial distress pada perusahaan pertambangan adalah metode Altman karena metode tersebut mampu memprediksi secara tepat bahwa terdapat tiga perusahaan yang mengalami kondisi financial distress. Hal ini dibuktikkan dengan keluarnya ketiga perusahaan tersebut dari BEI (Bursa Efek Indonesia) yang alasan utamanya pada ketiga perusahaan tersebut mengalami kesulitan keuangan.

2. Pada penelitian yang lain Meita(2015)melakukan penelitian pada perusahaan pertambangan sub sector batu bara yang listing di Bursa Efek Indoensia periode 2012-2014 dengan menggunakan alat diskriminanAltman Z-Score, Springate, dan Zmijewski. Penelitian ini mengambil sample pada 6 perusahaan pertambangan sub sektor batu bara secara purposive sampling. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa model altman dan model springate merupakan model prediksi kebangkrutan yang memberikan nilai yang sama tingginya dalam

memprediksi kebangkrutan pada perusahaan pertambangan batu bara dengan nilai prediksi kebangkrutan sebesar 88,888% dan model Zmijewskimerupakan model prediksi kebangkrutan yang memberikan nilai juga cukup tinggi dalam memprediksi kebangkrutan pada perusahaan pertambangan batubara dengan nilai prediksi kebangkrutan sebesar 66,666%.

3. Pada penelitian Cahyono(2013)yang berjudul “Prediksi Kebangkrutan perusahaan pertambangan batu bara yang listing di bursa efek indonesia periode 2011-2012 dengan menggunakan analisis model Z- ScoreAltman”.penelitian Penelitian ini mengambil sample 10 perusahaan pertambangan sub sektor batu bara periode 2011-2012 dengan menggunakan cara samplejenuhHasil dari penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis diskriminan dapat menganalisa kondisi keuangan perusahaan dalam hal terjadinya kebangkrutan dan terdapat lima perusahaan pada tahun 2011 yang termasuk dalam kondisi sehat serta empat perusahaan yang termasuk dalam kondisi sehat pada tahun 2012.

Sebaliknya, ada lima perusahaan pada tahun 2011 yang termasuk dalam kondisi financialdistressdan enam perusahaan pada tahun 2012.

4. Endri (2009) meneliti tentang Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman’s Z-Score dan didapati bahwa perhitungan Z-Scoreuntuk memprediksi kebangkrutan pada Bank Umum Syariah atas laporan keuangan selama 3 tahun dari tahun 2005-2007 semuanya menghasilkan

nilai Z-Score yang lebih kecil dari 1,81 sehingga dapat dikatakan akan mengalami kemungkinan kebangkrutan.

BAB III

METODE PENELITIAN.

Dalam dokumen SURAT REKOMENDASI (Halaman 38-48)

Dokumen terkait