BAB III METODE PENELITIAN
H. Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis yang digunakan untuk menjawab masalah pokok dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif. Analisis deskriptif merupakan metode statistik yang digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, menyajikan dan mendeskripsikan data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif pada penelitian ini menyediakan tentang identitas responden, terhadap variabel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Metode yang digunakan adalah dengan melihat distribusi normal probability plot yang membandingkan distribui kumulatif dari distribusi normal. (Ghozali, 2011) dan uji statistik nonparametric Kolmogorov Smirnov (K-S) (Ghozali, 2011: 164).
b. Uji Multikolinearitas
Ghozali (2011) menyatakan bahwa untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam suatu model regresi dapat dilakukan melalui :
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi individual variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matriks korelasi variabel independen. Jika antara variabel independen ada kolerasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya Multikolonieritas.
3) Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Apabila terhadap variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF kurang
dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Multikolonieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
3. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data
Uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah/valid tidaknya kuesioner. Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah apabila koefisien korelasi r hitung kurang dari nilai r table dengan tingkat signifikansi 5 persen berarti butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2005).
b. Uji Realibilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan, menggunakan metode statistic Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih dari (>) 0,60.
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan uji t yaitu dengan melihat nilai signifikansi t hitung, Jika nilai signifikansi t hitung < dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
c. Uji Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Dengan kriteria pengujian tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf signifikansi 5% (α=0,05).
d. Uji Koefisien Determinas1 ( )
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen (sanksi pajak dan Corporate Social Responbility) terhadap Variabel dependen (Citra dan Nilai Perusahaan Orang Pribadi).
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp.84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan.
Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tesebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan.Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak
39
krisis. Di tahun 1998, rasio pembayaran macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setipa Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia.
Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesi, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satuya cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari
2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar- e gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, Bank Muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan iternasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong).
B. Visi dan Misi Organisasi 1. Visi
“ The Best Islamic Bank And Top 10 Bank in Indonesia With Strong Regional Presence”.
2. Misi
Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia
yang islami dan professional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.
C. Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Adapun Tujuan Berdiri Bank Muamalat Indonesia yaitu:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial ekonomi, dan dengan demikian akan melestarikan pembangunan nasional, antara lain melalui:
a. Meningkatkan kualitas dan kualitas kegiatan usaha.
b. Meningkatkan kesempatan kerja.
c. Meningkatkan penghasilan masyarakat banyak.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini masih cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih menganggap bahwa bunga bank itu riba.
3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan partisipasi masyarakat bahwa sehingga menggalakkan usaha- usaha ekonomi rakyat anatara lain memperluas jaringan lembaga perbankan ke daerah-daerah terpencil.
4. Mendidik dan bimbingan masyarakat untuk berpikir secara ekonomi, berperilaku bisnis dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
D. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
PT. BANK MUAMALAT,TBK. CABANG MAKASSAR.
Supervisi Operational Branch
Manager
Sekretaris
Relationship Manager Funding Financing
Team Leader
Funding Team Leader
Relationship Manager Financing
Customer Service Asistant
Relationship Manager
Head CS
Operational Manager
Back Office
Head Teller
Legal Unit Support
Pembiayaan
Tellers
E. Kegiatan Usaha PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. pada dasarnya melakukan kegiatan usaha yang sama dengan Bank Konvensional, yaitu melakukan penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat di samping penyediaan jasa keuangan lainnya. Perbedaannya adalah seluruh kegiatan usaha PT.
Bank Muamalat Indonesia,Tbk. Didasarkan pada prinsip syariah.
Implikasinya, di samping harus selalu sesuai dengan prinsip hukum Islam juga adalah karena dalam prinsip syariah memiliki berbagai variasi akad yang akan menimbulkan variasi produk yang lebih banyak dibandingkan produk Bank Konvensional.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Corporate Social Responbility (CSR) Perusahaan
Bentuk Corporate Social Responbility (CSR) yang diterapkan pada PT. Bank Muamalat Cabang Makassar yaitu dalam program Bank Muamalat dan Baitulmaal Muamalat mengadakan Fun Walk, selain diadakan kegiatan Fun Walk, Bank Muamalat turut memberikan bantuan dana pendidikan kepada anak-anak yatim piatu peserta Fun Walk yang diberikan secara simbolis kepada BMM. Bank Muamalat berharap masyarakat untuk selalu mengingat tahun baru ini sebagai momentum yang sejalan dengan cita-cita perusahaan untuk selalu berusaha hadir dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
Salah satu program Corporate Social Responbility (CSR) Bank Muamalat yang terus dikembangkan dan dijalankan sepanjang tahun 2016 adalah ‘Sekolah Prestasi Muamalat’. Program ini bertujuan untuk
membantu pemerintah dalam meningkatkan Indeks Pembangungan Manusia (IPM) Indonesia baik dari sisi akademis maupun rohani. Sekolah Prestasi Muamalat merupakan komitmen Bank Muamalat untuk mendukung program di sector pendidikan berupa bantuan pendidikan untuk siswa/I berprestasi dari keluarga pra-sejahtera serta sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah universitas maupun pesantren.
45
B. Analisis Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) Dengan Basis Triple Bottom Line
Dalam konteks pembangunan, keberhasilan dalam usaha perbankan syariah tidak hanya diukur oleh keberhasilan dari keuntungan profit semata, melainkan juga dilihat dari kepedulian bank syariah terhadap aspek sosial dan lingkungan yang dapat direalisasiakan Corporate Social Responbility (CSR).
Pada dasarnya Corporate Social Responbility (CSR) bukanlah entitas departemen yang bersifat parsial yang hanya berfungsi dalam pencapaian citra yang positif dimata stakeholders, melainkan Corporate Social Responbility (CSR) adalah Value yang melandasi seluruh aktivitas bank syariah secara komprehensif. Tidak etis, ketika nilai CSR diimplementasikan dalam konsep community development, disisi lain kesejahteraan karyawan, pajak, korupsi diabaikan. Maka CSR harus diwujudkan kesemua titik stakeholder baik internal maupun eksternal bank syariah.
Implementasi Corporate Social Responbility (CSR) dengan basis Triple Bottom Line, orientasi perusahaan bukan hanya pada pencapaian laba maksimal tetapi juga Menjadi suatu organisasi pembelajaran, dimana setiap individu yang telibat di dalamnya memiliki kesadaran sosial dan rasa memiliki tidak hanya pada lingkungan organisasi melainkan juga pada lingkungan perusahaan berada. Meskipun kegiatan tampak sederhana dan
cakupan masalah sempit tetapi memiliki dampak positif yang sangant besar bagi perusahaan.
C. Deskripsi Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Responden
Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan yang berada di Bank Muamalat Makassar. Data untuk penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada responden yaitu karyawan Bank Muamalat Makassar. Jumlah Kuesioner yang disebarkan.
Tabel 5.1 Distribusi dan Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah
1 Jumlah kuisioner yang disebar 50
2 Jumlah kuisioner yang tidak kembali (15)
3 Jumlah kuisioner yang kembali 35
4 Jumlah kuisioner yang dapat diolah 35 Sumber : Data primer yang diolah, 2017
2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang berada di Bank Muamalat Makassar. Berikut ini adalah gambaran mengenai identitas responden yang terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia responden, masa jabatan dan lama bekerja.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-Laki 18 51,43
Perempuan 17 48,57
Jumlah 35 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, jumlah sampel terbanyak dalam penelitian ini adalah laki–laki sebanyak 18 orang atau 51,43%.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Responden Tabel 5.2 Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase
S2 0 0,00
S1 27 77,14
D3 8 22,86
SMA 0 0,00
Jumlah 35 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, jumlah sampel terbanyak adalah responden yang memiliki pedidikan terakhir S1 sebanyak 35 atau 77,14%.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden Tabel 5.3 Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
21–30 tahun 23 65,71
31–40 tahun 9 25,71
41–50 tahun 3 8,57
Diatas 50 tahun 0 0,00
Jumlah 35 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, jumlah sampel terbanyak adalah responden yang memiliki usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 23 atau 65,71%.
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Responden Tabel 5.4 Masa Kerja
Masa kerja Frekuensi Persentase
> 20 tahun 0 0,00
8–10 tahun 7 20,00
5 –7 tahun 5 14,29
< 5 tahun 23 65,71
Jumlah 35 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden, jumlah sampel terbanyak adalah responden yang memiliki masa kerja < 5 Tahun tahun yaitu sebanyak 23 atau 65,71%.
D. Hasil Analisis Data
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Corporate Social Responbility, Triple Bottom Line, Citra dan Nilai Perusahaan Variabel-variabel tersebut akan di uji dengan statistik deskriptif.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Corporate Social Responbility 35 2,17 4,67 135,86 3,8817 ,57891
Triple Bottom Line 35 2,33 5,00 147,99 4,2283 ,59770
Citra dan Nilai Perusahaan 35 2,85 5,00 163,79 4,6797 ,57330
0 - 1 = Sangat tidak Setuju 1,1 - 2 = Tidak Setuju 2,1 - 3 = Ragu-ragu 3,1 - 4 = Setuju
4,1 - 5 = Sangat Setuju
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Tabel diatas menjelaskan hasil statistik deskriptif tentang variabel- variabel dalam penelitian ini, antara lain :
a. Corporate Social Responbility (X1)
Berdasarkan tabel diatas X1 memiliki nilai mean 3.88 berada di skala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban setuju.
Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,578 dari nilai rata-rata jawaban responden.
b. Triple Bottom Line (X2)
Berdasarkan tabel 8 diatas X2 memiliki nilai mean 4.22 berada di skala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju. Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,597 dari nilai rata-rata jawaban responden.
c. Citra dan Nilai Perusahaan (Y)
Berdasarkan tabel 8 diatas Y memiliki mean 4.679 berada di skala nilai yang menunjukkan pilihan jawaban sangat setuju.
Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 0,573 dari nilai rata-rata jawaban responden.
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas (uji kesahihan) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah/valid tidaknya kuesioner. Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah apabila koefisien korelasi r hitung kurang dari nilai r table dengan tingkat signifikansi 5 persen berarti butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2005).
Tabel 13 menunjukkan hasil uji validitas pada empat variabel yang terdiri dari: Corporate Social Responbility, Triple Bottom Line, dan , Citra dan Nilai Perusahaan.
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas
Butir Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Corporate Social Responbility (X1)
P1 0,412 0.282 VALID
P2 0,330 0.282 VALID
P3 0,365 0.282 VALID
P4 0,708 0.282 VALID
P5 0,708 0.282 VALID
P6 0,370 0.282 VALID
P7 0,407 0.282 VALID
P8 0,493 0.282 VALID
P9 0,708 0.282 VALID
P10 0,370 0.282 VALID
P11 0,407 0.282 VALID
P12 0,493 0.282 VALID
Triple Bottom Line (X2)
P1 0,756 0.282 VALID
P2 0,821 0.282 VALID
P3 0,350 0.282 VALID
P4 0,756 0.282 VALID
P5 0,821 0.282 VALID
P6 0,543 0.282 VALID
Butir Pertanyaan r-hitung r-tabel Keterangan
Citra dan Nilai Perusahaan (Y)
P1 0,627 0.282 VALID
P2 0,357 0.282 VALID
P3 0,490 0.282 VALID
P4 0,920 0.282 VALID
P5 0,920 0.282 VALID
P6 0,731 0.282 VALID
P7 0,920 0.282 VALID
P8 0,731 0.282 VALID
P9 0,920 0.282 VALID
P10 0,731 0.282 VALID
P11 0,731 0.282 VALID
P12 0,920 0.282 VALID
P13 0,731 0.282 VALID
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa variable Corporate Social Responbility, Triple Bottom Line, dan Citra dan Nilai Perusahaan. memiliki kebanyakan nilai r-hitung diatas r- table sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan dalam penelitian tersebut valid.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan, menggunakan metode statistic Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan lebih dari (>) 0,60. Adapun hasil dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 5.5 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha Standar Nilai Keterangan Corporate Social Responbility (X1) 0,820 0,60 Reliabel
Triple Bottom Line (X2) 0,793 0,60 Reliabel
Citra dan Nilai Perusahaan (Y) 0,949 0,60 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel Corporate Social Responbility, Triple Bottom Line, dan Citra dan Nilai Perusahaan.
mempunyai nilai conbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa item pertanyaan dalam penelitian ini bersifat reliabel. Sehingga setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dan apabila pertanyaan
diajukan kembali maka akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, error yang dihasilkan mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data digunakan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual yang hasil pengujiannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Sumber : Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan gambar diatas terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
b. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel independennya, maka hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependennya menjadi terganggu. Untuk menguji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Faktor). Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas (Sunjoyo,dkk., 2013). Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)
Corporate Social
Responbility ,537 1,863
Triple Bottom Line ,537 1,863
Sumber : Data yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5.6, terlihat bahwa variabel Corporate Social Responbility, Triple Bottom Line memiliki nilai tolerance diatas 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10. Hal ini berari dalam model persamaan regresi tidak terdapat gejala multikoloniaritas sehingga data dapat digunakan dalam penelitian ini.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatterplot di mana penyebaran titik-titik yang ditimbulkan terbentuk secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu serta arah penyebarannya berada di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data yang diolah, 2017
Berdasarkan gambar 5.7 grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola yang jelas dalam penyebaran data tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedaktisitas pada model
regresi tersebut, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Citra dan Nilai Perusahaan dengan variabel yang mempengaruhi yaitu Corporate Social Responbility, Triple Bottom Line.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Setelah hasil uji asumsi klasik dilakukan dan hasilnya secara keseluruhan menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda.
Tabel 5.7 Model Persamaan Regresi Berganda
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 16.551 6.019 2.750 .010
Corporate Social
Responbility .583 .155 .543 3.758 .001
Triple Bottom
Line .674 .301 .324 2.243 .032
a. Dependent Variable:Citra dan Nilai Sumber : Data yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk pada uji regresi ini adalah:
Y = 1,276 + 0.537X1+ 0.312X2+ e
Hasil pengujian yang diperoleh diatas adalah sebagai berikut :
1) Nilai konstanta (α) yang diperoleh sebesar 16.551 artinya jika variabel Corporate Social Responbility, Triple Bottom Line bernilai 0 maka besarnya tingkat Citra dan Nilai Perusahaan yang terjadi adalah sebesar 16.551.
2) Koefisien regresi X1 = 0.583, artinya jika Corporate Social Responbility naik sebanyak 1 satuan, maka Citra dan Nilai Perusahaan sebesar 0,583. Arah Corporate Social Responbility terhadap Citra dan Nilai Perusahaan adalah positif.
3) Koefisien regresi X2 = 0,674 artinya jika Triple Bottom Line meningkat sebanyak 1 satuan maka Citra dan Nilai Perusahaan meningkat sebesar 0,674. Arah Triple Bottom Line terhadap Citra dan Nilai Perusahaan positif.
b. Hasil Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial digunakan untuk melihat pengaruh masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan uji t yaitu dengan melihat nilai signifikansi t hitung, Jika nilai signifikansi t hitung < dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel independen tersebut mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Uji Hipotesis
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 16.551 6.019 2.750 .010
Corporate Social
Responbility .583 .155 .543 3.758 .001
Triple Bottom Line
.674 .301 .324 2.243 .032
Dependent Variable : Citra dan Nilai Sumber : Data yang diolah, 2017
Melalui statistik uji-t yang terdiri dari Corporate Social Responbility (X1), Triple Bottom Line (X2) dapat diketahui secara parsial pengaruhnya terhadap Citra dan Nilai Perusahaan (Y).
1) Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Berdasarkan hasil pengujian Uji Parsial (Uji-t) hipotesis X1 diperoleh bahwa Corporate Social Responbility memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Citra dan Nilai Perusahaan. Pengujian pengaruh variabel Corporate Social Responbility terhadap Citra dan Nilai Perusahaan dapat diketahui dengan melihat nilai t hitung sebesar 3.758 dan t tabel sebesar 0.583 dengan signifikansi sebesar 0,001. Dengan Nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi yang berada di bawah 0,05 yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel Corporate Social Responbility terhadap Citra dan Nilai Perusahaan. Sehingga hipotesis 1 yang