• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pembelajaran pendidikan karakter

KERANGKA TEORI

A. Pendidikan karakter

6. Metode pembelajaran pendidikan karakter

penegtahuannya, mengakaji dan menginternalisasi serta memrpersonalisasi nilai- nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.17

Dari uraian diatas, penting bagi kita untuk mengetahui lebih lanjut tujuan pendidikan karakter, supaya termotivasi untuk selalu berbuat kebaikan dan kebersamaan terhadap sesama. Penulis berharap dengan mengetahui akan pentingnya pendidikan karakter dan tujuan karakter, bisa tercipta lingkungan yang berkarakter, baik dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sehingga tercipta generasi penerus bangsa yang amanah, jujur, tanggung jawab dan berakhlakul karimah.

Dengan demikian, metode pembelajaran pendidikan karakter adalah strategi yang digunakan dalam melakukan suatu pembelajaran, untuk mewujudkan pendidikan karakter. Sebagai usaha yang idnetik dengan ajaran agama, pendidikan karakter dalam islam memiliki keunikan dan perbedaan dengan pendidikan karakter di dunia Barat.

a. Perbedaan-perbedaan tersebut mencakup penekanan terhadap prinsip-prinsip agama sebagaimana yang telah disebutkan diatas 9 pilar karakter yang menjadi acuan pembentukan karakter dalam islam sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

1) Baik dan rendah hati



























Atinya

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

2) Toleransi, kedamaian dan kesatuan

Ayat toleransi dalam Islam adalah surah Al Kaafirun ayat 6:











Untukmu agamamu, dan

untukkulah, agamaku."

Dengan kejahilan (kebodohan) mereka, menjadikan surah Al Kaafirun ayat 6 sebagai dalil toleransi antara umat beragama. Padahal, dari sebab-sebab turunya ayat itu sendiri sudah terlihat bahwa Rasulullah tidak mau bertoleransi dalm masalah aqidah.

3) Kepemimpinan dan keadilan

Ayat Al-Qur’an tentang Kepemimpinan surah Al Baqoroh ayat 30



















Artinya

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS.Al Baqoroh.30)

4) Percaya diri, kreatif dan pekerja keras

Memulai suatu pekerjaan dengan setelah sempurna dalam pikiran, hal ini menggambarkan bahwa pekerjaan tersebut tergantung niat. Usaha itu akan dipengaruhi kesungguhan mengerjakan dan niatnya.19 sesuai dengan firman Allah dalam Al- Qur’an surah AnNajam ayat 39:















19 http://pp-darussalam.blogspot.com/2013

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (QS.AnNajam.39)

5) Kejujuran/amanah

Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang amanah surah Al-A’raf ayat 62 yang berbunyi:

























Artinya

"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui".(QS.Al- A’raf.62)

6) Kemandirian dan tanggung jawab

Setiap perbuatan manusia yang dilakukan di dunia maka akan dipertanggung jawabkan di

akhirat, seperti yang dijelaskan dalam surah Al Muddatsir ayat 38:













Artinya

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (QS. Al Muddatsir.38)

7) Dermawan, suka menolong dan gotong royong

Bila ada salah satu kerabat atau tetangga sedang kesusahan maka hendaklah kita menolongnya, dan janganlah menghambur- hamburkan uang untuk hal yang tidak penting.20 Seperti dijelaskan dalam surah Al Isra’ ayat 26-27











20http://abdulmuttaqin.blogspot.com/2012/02ayat-al quran-tentang -perilaku-dermawan











 



















Artinya

26. Dan berikanlah kepada keluarga- keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

27.Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

8) Cinta Tuhan dengan segenap ciptaan-Nya

Sebagai umat manusi hendaklah kita menjaga apa yang telah Allah amanhkan kepada hambanya, jangan menyia-nyiakan apa yang telah Allah beri kepada kita terutama apa yang ada di bumi ini harus ita jaga dengan sebaik-baiknya. Seperti dijelaskan dalam surah Al Baqoroh ayat 21- 22:









































































Artinya

21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,

22. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu;

karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[30], Padahal kamu mengetahui.

9) Hormat dan santun

Bertutur kata yang baik dan santun merupakan cermin akhlak seorang muslim yang membawa kedamaian bagi dirinya maupun orang-orang di lingkungan sekitarnya. Bertutur kata yang baik dan santun diterapkan kepada siapapun baik kepada orang tua, sesama atau kepada orang

yang usianya berada dibawah kita.21 Sebagaimana dijelaskan dalam surah Al Baqoroh ayat 263:

























Artinya

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.(QS. Al Baqoroh.263)

Pilar-pilar tersebut yang harus direfleksikan kedalam modul kegiatan dikelas. Kurikulum 9 pilar karakter yang telah dikembangkan terdiri dari manual untuk guru, 10 buku untuk lembar kegiatan siswa, dan ditambah dengan buku cerita yang berisikan tentang karakter.

21http:syamilquran.com/bertutur-kata-baik-dan-santun.html

b. Mengajarkan pilar-pilar dalam kurun waktu 2 tahun sekolah, dimana temanya setiap pilar ditukar secara bergantian setiap dua atau tiga minggu sekali.

c. Menggunakan kurikulum karakter, yang diterapkan dengan refleksi pilar setiap hari selama 20 menit sebelum kelas dimulai.

d. Menggunakan system pembelajaran terpadu berbasis karakter. Pilar karakter diintegrasikan pada pembelajaran disentra-sentra (TK) atau seluruh mata ajaran (Sekolah Dasar). Dengan cara ini penanaman karakter akan lebih efektif, karena dalam seluruh kegiatan belajar dikelas akan megandung nilai-nilai karakter melalui latihan dan pengalaman konkrit (moral action).

e. Menggunakan metode inquiry-based learning, metode melalui pendekatan yang dapat merangsang daya minat anak, dan cooperative anak dan cooperative learning (pendekatan belajar bersama dalam kelompok), sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

Suasana belajar yang menyenangkan dapat mengurangi stress dan kejenuhan pada anak,

sehingga dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, serta meningkatkan rasa kemampuan anak yang dapat mendukung pembentukn karakter anak.

f. Menerapkan co-parenting, diamana orang tua dikirimkan surat pemberitahuan setiap awal pilar dimulai, agar mereka mengetahui bahwa anaknya sedang belajar pilar disekolah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pilar yang telah diajarkan di sekolah bisa diterapkan anak-anak di rumah dan dijadikan bahan evaluasi bagi sekolah untuk melihat efektifitas pendidikan karakter yang sedang

dilakukannya.22 7. Evaluasi pendidikan karakter

Pendidikan karakter sebagai suatu proses interaksi peserta didik dengan lingkungan pendidikan akan sulit diketahui tingkat keberhasilannya apabila tidak dikaitkan dengan hail evaluasi hasil. Apakah anak sudah memiliki karakter “jujur” atau belum, memerlukan suatu evaluasi. Jadi evaluasi untuk pendidikan karakter memiliki makna suatu proses untuk

22Ratna Megawai, Menyamai Benih Karakter, h. 103

menilai kepemilikan suatu karakter oleh anak yang dilakukan secara terencana, sistematis dan terarah pada tujuan yang jelas. Terkait dengan evaluasi ada beberapa kata yang sering digunakan, dari beberapa kata antara lain, 1). Evaluasi merupakan upaya untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan alat (instrumen) tertentu dan membandingkan hasilnya dengan standar tertentu untuk memperoleh kesimpulan.

Kegiatan evaluasi memerlukan penggunaan informasi dari hasil pengukuran atau tes. 2). Pengukuran adalah uapaya untuk mengetahui keadaan/kondisi sesuatu.

Dalam pengukuran tidak ada proses membandingkan hasil pengukuran dengan standar tertentu. 3).

Sedangkan tes merupakan upaya untuk menggunakan suatu alat pada suatu objek, dalam hal ini peserta didik.

Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda dalam konteks pendidikan karakter, sebagaimana uraian diatas.23

Tujuan Evaluasi Pendidikan Karakter. Evaluasi pendidikan karakter ditunjukan untuk:

23 Dharma Kusuma. Cepi Triatna. Johar Permana, Pendidikan Karakter,(Bandung: PT Rosdakarya), cet ke-3, h. 137-138

a. Mengetahui kemajuan hasil belajar dalam bentuk kepemilikan sejumlah indicator karakter tertentu pada anak dalam kurun waktu tertentu.

b. Mengetahui kekurangan dan kelebihan desain pembelajaran yang dibuat oleh guru.

c. Mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajran yang dialami oleh anak, baik apda seting kelas maupun rumah.

Berdasrkan tujuan pendidikan karakter diatas, dapat di fahami bahwasanya evaluasi pendidikan karakter tidak terbatas pada pengalaman anak di kelas, tetapi juga pengalaman anak di sekolah dan di rumah. Tentu saja hal ini terbatas pada pengalaman belajar anak yang di desain secara khusus oleh guru. Dalam hal ini, desain RPP yang dibuat oleh guru memang betul-betul merumuskan pengalaman belajar anak di rumah. Artinya evaluasi belajar anak di rumah tidak dilakukan jika memang guru tidak mendesain adalah pembelajaran di rumah.24

Fungsi Evaluasi Pendidikan Karakter. Hasil evaluasi tidak akan memiliki dampak yang baik jika tidak

24 Dharma Kusuma. Cepi Triatna. Johar Permana, Pendidikan Karakter, h. 138-139

difungsikan semestinya. Bada tiga hal penting yang menjadi fungsi evaluasi pendidikan karakter, yaitu:

a. Berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan system pengajaran (instructional) yang didesain oleh guru b. Berfungsi untuk menjadi alat kendali

dalam konteks manajemen sekolah c. Berfungsi untuk menjadi bahan

pembinaan lebih lanjut (remedial, pendalaman, atau perluasan ) bagi guru pada

d. pesertra didik B. Ramah Anak

Dokumen terkait