• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Pendidikan Ramah Anak

KERANGKA TEORI

A. Pendidikan karakter

1. Pengertian Pendidikan Ramah Anak

difungsikan semestinya. Bada tiga hal penting yang menjadi fungsi evaluasi pendidikan karakter, yaitu:

a. Berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengembangkan system pengajaran (instructional) yang didesain oleh guru b. Berfungsi untuk menjadi alat kendali

dalam konteks manajemen sekolah c. Berfungsi untuk menjadi bahan

pembinaan lebih lanjut (remedial, pendalaman, atau perluasan ) bagi guru pada

d. pesertra didik B. Ramah Anak

dewasa dan sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan”26

Anak dalam bahasa Inggris di sebut Child. Dalam kamus lengkap psikologi karangan JP. Chaplin, “Child (anak: kanak-kanak) adalah seorang anak yang belum mencapai tingkat kedewasaan tergantung pada sifat teferensinya, istilah tersebut bisa berarti seorang individu diantara kelahiran dan seorang individu diantara anak- anak (masa pertumbuhan, masa kecil dan masa pubertas).”27 Sedangkan “anak dalam bahasa arab adalah walad yang artinya keturunan kedua manusia, orang yang lahir dari rahim ibu, baik laki-laki maupun perempuan.

Muhammad Sa’id Mursi menjelaskan bahwa, anak-anak memiliki karakteristik, banyak bergerak atau tidak mau diam, sangat sering meniru tingkah laku orang dewasa, belum dapat membedakan antara perbuatan yang benar dan mana yang salah, banyak bertanya, memiliki ingatan yang tajam dan otomatis, suka bermain dan bergembira, sering menghayal,

26 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008 h. 55

27 J.P. Chaplin Kamus Lengkap psikologi, terjemah dari Dictionary Of Psychology, oleh Kartini Kartono, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004. Cet Ke-9, h. 83

perkembangan bahasa yang lebih cepat, dan mempunyai perasaan yang lebih peka.28

Dari penejelasan diatas, dapat disimpulkan definisi tentang anak, yaitu: merupakan individu yang belum dewasa yang memiliki berbagai karakteristik sehingga memerlukan bimbingan dan pendidikan untuk menuju kedewasaannya.

Dengan demikian bila kata pendidikan dan kata anak dirangkai menjadi pendidikan anak, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak adalah proses mengubah sikap dan tingkah laku oleh seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan anak melaluui upaya pendidikan dan pelatihan, dengan penuh perhatian dan kasih saying sehingga anak mempu mengembangkan potensi dirinya dan terbentuk kepribadian yang utama. Jadi pengertian ramah anak sebagai berikut:

Menurut UNICEF, sekolah ramah anak adalah sekolah yang menjamin pengadaan lingkungan yang aman, situasi emosi yang tentram dan terbuka terhadap perkembangan psikologis anak. Menurut Shaffer (1999), SRA didefinisikan sebagai sekolah yang

28 Muhammad Sa’id Mursi, melahirkan anak Masya Allah, terj.

Dari Fan Trbiyah al-Aulad fi al- Islam Oleh Ali Yahya, (Jakarta: cendekia:

2001), h, 6-14

mengembangkan lingkungan belajar yang mudah dipelajari anak dan kondisi yang bisa memotivasi. Guru dituntut lebih terbuka dan memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak selama di sekolah.29 Sedangkan menurut Romo Mangun, sekolah ramah anak disebut juga dengan sekolah yang memerdekakan yaitu sekolah yang memperlakukan anak selayaknya anak-anak. Anak- anak yang bisa belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya masing-masing.30

Seorang guru yang benar-benar menerapkan pendidikan yang ramah anak dalam mendidik siswanya, akan selalu berkfikir kreatif dan inovatif bagaimana menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan, agar siswanya lebih mudah mengerti apa yang hendak disampaikan oleh gurunya, metode apa yang bisa dilakukan yang memang sesuai dengan materi dan yang terpenting sesuai dengan kemampuan guru tersebut serta alat evaluasi yang bagaimana yang sekiranya cocok dengan materi tersebut. Seorang guru juga harus mengedepankan rasa cinta dan kasih sayang kepada siswanya, cinta dan kasih sayang disini dapat dilakukan dengan perkataan dan perbuatan yang

29 JC Tukiman Taruna, pendidikan Ramah Anak, (http://www.kompas.com/)_diakses kamis 14 Mei 2015

30 Y. Dedy. Pradipto, Belajar Sejati Vs Kurikulum Nasioanal, (Yogyakarta: kanisius, 2007), hal 68

sekaligus dapat menjadi contoh untuk siswanya. Jika itu semua sudah bisa dilakukan oleh guru, maka belajar bukan menjadi sesuatu yang membosankan lagi untuk siswanya, tetapi bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan guru tersebut juga bisa menjadi guru yang dicintai dan disayangi oleh siswanya atau dengan kata lain guru tersebut bisa menjadi guru favorit siswa.

Sementara itu, pengertian pendidikan ramah anak menurut Hadi Supeno adalah:

“pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,penuh kegembiraan dan keceriaan , bukan pendidikan yang menimbulkan rasa takut dan ancaman, apalagi kekerasan. Ramah bukan dari aspek lingkungan fisik, tetapi yang lebih penting adalah perlindungan atas hak-hak yang bersifat non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, hak untuk tumbuh berkembang, serta penghargaan bagi pendapat anak. Implementasinya berikan ruang kreatifitas anak yang luas. Sediakan waktu yang luang untuk bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya, target ditetapkan beradasarkan potensi individu bukan target orang tua.31

Sementara itu, pendidik yang menerapkan pendidikan yang ramah terhadap anak juga harus mengedepankan

31 Hadi Supeno, menuju-praksis-pendidikan-ramah-anak. Html, (http://hadisupeno.com)

hak-hak dan perlindungan bagi anak. Sekolah bahkan guru pun harus menyediakan ruang tempat anak didik menuangkan kreasinya. Misalnya jika anak didik ada yang suka melukis atau musik maka sekolah harus memfasilitasinya dengan memberikan guru lukis atau guru musik dan menyediakan tempat untuk berlatih. Hal tersebut bisa dilakukan sebagai kegiatan ekstrakulikuler dimana anak didik bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya selain bakat kependidikan. Pendidik yang ramah terhadap anak juga harus bisa menghargai dan mengapresiasikan prestasi yang dilakukan oleh anak didik sekcil apapu, itu adalah sebuah bukti bahwa anak didik itu dihargai sehingga aak didik akan lebih termotivasi untuk berbuat yang lebih baik lagi, tidak ada pemaksaan dalam hal apapun karena anak didik sudah memiliki potensi dan bakat yang ada dalam dirinya.

Sedangkan menurut Hermono,

“mendidik dengan cinta berarti salah satunya adalah mendidik dengan berbekal emosi positif.

Emosi positif adalah keadaan diri yang sadar.

Diri yang sadar ini merasa nyaman (tidak dalam keadaan tertekan) dan riang (senang dan terlibat dengan materi yang diajarkannya). Diri ini juga senantiasa menampilkan semangat dan gairahnya dalam menuntut ilmu dan sekaligus mencintai ilmu. Bahkan, secara sangat aktraktif,

diri inipun sangat piawai dalam memberikan contoh yang teladan.32

Pendidik yang menerapkan pendidikan yang ramah anak juga harus bisa mengontrol emosi secara baik, jangan membawa masalah pribadi kedalam kelas karena hal tersebut menjadikan proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal. Pendidik harus selalu berusaha tampil dengan baik di depan anak didiknya, harus siap dengan materi yang akan diajarkan dan selalu menampilkan semangat dalam mendidik, agar anak didiknya pun semangat dalam menerima informasi yang disampaikan oleh gurunya. Pendidik harus bisa menciptakan suasana yang nyaman dan riang yang bisa melibatkan anak didik dalam materi yang diajarkan sehingga dengan hal tersebut akan menjadikan anak didik menjadi senang dengan pelajaran yang disampaikan.

Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan, yang di maksud dengan pendidikan ramah anak ialah pendidikan yang bisa memberikan rasa aman, nyaman, riang, tidak ada unsur pemaksaan pada anak didik yang menghargai hak-hak anak didik di skolah, sehingga

32 Nanang Fatchurochman, Teaching With Love, Pendekatan Cinta Dan Akhlak Mulia Dalam Pembelajaran, (Jakarta: Lendean Pustaka, 2008)

belajar bukan menjadi suatu yang membosankan atau menakutkan tapi menjadi sesuatu yang menyenangkan dengan berbagai metode dan strategi yang bervariasi yang digunakan pendidikan dalam proses pembelajaran.

Sehingga pendidik yang menerapkan pendidikan yang ramah terhadap anak itu harus:

a. Kreatif dan inovatif dalam menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran serta bisa menciptakan hal baru yang dapat menunjang proses pembelajaran.

b. Mengahargai hak-hak anak didik di sekolah dengan menjamin pemenuhan hak anak seperti hak hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi dalam lingkungan pendidikan.

c. Mengapresiasi karya anak didik dengan memberikan penghargaan baik berupa pujian maupun hadiah

d. Selalu berbekal emosi positif yaitu tidak membawa masalah yang sedang dihadapi di dalam kelas sehinnga bisa terlihat professional.

Meskipun zaman sekarang ini kemajuan teknologi sudah semakin canggih, banyak informasi yang bisa di dapatkan dari kemajuan teknologi tersebut, bahkan anak

didikpun bisa belajar lebih banyak melalui teknologi dan media massa, tapi peranan guru tidak bisa tergantikan oleh teknologi. Dalam kondisi bagaimanapun guru tetap memegang peranan penting, demikian halnya dalam kemajuan IPTEK dan perkembangan global. Eksistensi guru tetap penting, karena peranan guru tidak seluruhnya dapat digantikan dengan teknologi, bagaimanapun canggihnya computer tetap saja bodoh bila dibandingkan dengan guru, karena computer tidak memiliki hati, tidak dapat di teladani, bahkan bisa menyesatkan jika penggunaanya tanpa kontrol. Fungsi kontrol inilah yang menjadikan figur guru tetap penting. Pendidik yang baik yang mempunyai hati dan kasih sayang harus bisa mempergunakan hatinya dengan baik untuk kemajuan anak didiknya karena anak didik merupakan pribadi yang unik yang memiliki karakter yang berbeda-beda, oleh karena itu pendidik yang baik sebelum mendidik anak didiknya harus mengerti karakter dari masing-masing anak didiknya tersebut. Guru sebagai pelaku pertama dalam implementasi atau penerapan program pendidikan di sekolah memiliki peranan yang sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, sehingga di samping itu juga harus mengenal karakter dari masing-

masing anak didiknya, pendidik juga harus bisa menggunakan berbagai pendekatan kepada anak didiknya, pendekatan tersebut bertujuan agar antara pendidik dan peseta didik saling mengenal dan apabila sudah merasa saling kenal maka proses belajar mengajarpun akan lebih mudah dan menyenangkan.

Pendekatan yang dilakukan oleh pendidik adalah menempuh pendekatan kelembutan terhadap anak. Dan salah satu tempat paling besar peluangnya untuk melakukan kelembutan terhadap anak adalah sekolah.

Maka, sebaiknya dikembangkan apa yang disebut sekolah ramah anak.

Dokumen terkait