• Tidak ada hasil yang ditemukan

38 D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri:

1) Data Primer

Dalam penelitian ini diperoleh data yang diamati secara langsung di Perum DAMRI Cabang Makassar dengan hasil data yang diambil dengan cara wawancara maupun observasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu yang berhubungan dengan perusahaan, seperti sejarah singkat, dan referensi mengenai pengadaan kendaraan di perusahaan.

2. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti dan untuk dianalisis dalam penelitian ini adalah data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan di dalam sebuah organisasi maupun di dalam sebuah perusahaan, misalnya data internal meliputi data personalia, data keuangan, data investaris, data produksi, data penjualan (Suryani dan Hendryadi, 2015: 170).

Dalam penelitian ini menggunakan data dari Perum DAMRI Cabang Makassar.

E. Informan Penelitian

Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah informan yang mengetahui, memahami, dan berwenang dalam prosedur pengelolaan biaya pada Perum DAMRI Cabang Makassar yaitu Bapak Mansyur Usman sebagai Manager Keuangan dan SDM Perum Damri Makassar.

39 F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan penulis dengan memulai beberapa tahap diantaranya yaitu :

1. Wawancara langsung

Penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan karyawan sehubungan dengan pengambilan data tentang objek yang diteliti sehingga data yang diperoleh merupakan data yang akurat dan dapat dipercaya.

2. Observasi lapangan

Pengumpulan data dengan mengamati aktivitas pengelolaan biaya pada Perum DAMRI Cabang Makassar. Pengamatan ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan dan sebagai bahan informasi atas data penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah, gambaran umum, visi misi, struktur organisasi, dan aktivitas pengelolaan biaya Perum DAMRI Cabang Makassar. Dokumentasi dilakukan melalui pencatatan dan pengcopyan atas data data untuk mendapatkan data sekunder yang mendukung penelitian ini.

40 G. Metode Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yang diangkat dari instrumen penelitian dengan menggunakan transkip wawancara dan transkip dokumentasi. Dengan mengumpulkan data secara kualitatif yang telah diperoleh dengan wawancara dan pengamatan kemudian diuraikan dalam bentuk deskriptif secara pragmatis sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.

Selain itu, Analisis data bertujuan untuk meringkas data agar mudah dipahami dan diinterpretasikan. Menurut Atkinson yang dikutip pada jurnal Marcellia dkk (2014, 3) secara spesifik analisis aktivitas dapat dilaksanakan melalui 4 tahap yaitu:

1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan, dalam hal ini aktivitas pengelolaan biaya yang terjadi menjadi objek penelitian.

2. Menganalisis aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah.

3. Melakukan pembebanan biaya setiap aktivitas.

4. Melakukan cost reduction.

Adapun untuk mengukur tingkat efisiensi dengan menggunakan tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1 Tingkat Presentase Efisiensi

Sumber : rumus deanj champion

Persentase Efisiensi Aktivitas 0% - 25%

25% - 50%

50% - 75%

75% - 100%

Tidak Efisien Kurang Efisien

Cukup Efisien Sangat Efisien

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Perum DAMRI

Pada tahun 1943, pada masa pendudukan Jepang, terdapat dua jenis industri transportasi, yaitu Java Yunyu Bisha, yang khusus mengangkut barang dengan truk, van atau cerutu, dan Sokyoku, yang khusus melayani penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jawa Unyu Zigyosha berubah menjadi Djawatan Pengangkoetan, yang membidangi angkutan barang, dan Zidosha Sokyoku berubah menjadi Djawatan Angkoetan Darat, yang membidangi angkutan penumpang.

Pada tanggal 25 November 1946, dengan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 01/DAM/46, kedua layanan tersebut digabungkan menjadi "Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia", atau disingkat DAMRI, dengan tugas pokok menyelenggarakan transportasi darat truk, bus dan kendaraan bermotor lainnya. Misi ini melahirkan semangat sejarah DAMRI, yang berperan aktif dalam perjuangan kemerdekaan melawan invasi Belanda ke Jawa.

Pada tahun 1961, status DAMRI diubah menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUPN) berdasarkan PP No. 3. 233 Tahun 1961, yang selanjutnya dicabut tahun 1965, DAMRI dinyatakan sebagai Perusahaan Nasional (PN).

Pada tahun 1982, status DAMRI berubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan PP No. 20., PP No. 31 dan No. 31 Tahun 1984. Dengan Keputusan Nomor 31 Tahun 2002 dan berlanjut sampai sekarang, Perum DAMRI diberi wewenang serta tanggung jawab untuk menyediakan pelayanan angkutan umum bagi penumpang dan/atau kendaraan bermotor di jalan. Hingga saat ini DAMRI termasuk perusahaan milik pemerintah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

2. Filosofi Perum DAMRI

D = Damai dan sejahtera merupakan dasar pelayanan perusahaan A = Aman, Nyaman dan selamat mengantar pelanggan sampai tujuan M = Maju berkembang bersama pelanggan

R = Rasa memiliki menjadi motifasi bagi karyawan

I = Iman dan Taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa selalu di amalkan

Untuk mencapai tujuan Perusahaan, setiap insan DAMRI memiliki sikap bekerja keras, jujur (terbuka) dan pantang menyerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mempertahankan kemandirian perusahaan dengan menciptakan suasana damai melalui kerjasama, sama-sama bekerja dalam suasana kebersamaan, serta dapat memberikan rasa aman dengan menjaga lingkungan kerja yang menyenangkan dan perilaku ramah dilandasi kekuatan iman dan taqwa.

43

3. Budaya Perum DAMRI

Budaya kerja di Perusahaan yang memberikan semangat berkarya seluruh karyawan DAMRI untuk bekerja sama, sama sama bekerja, dalam suasana kebersamaan adalah:

D = Damai.

A = Aman.

M = Menyenangkan

R = Ramah, dilandasi dengan I = keImanan.

4. Visi dan Misi Perum DAMRI 1) Visi

Menjadi perusahaan transportasi kelas dunia yang handal, berkinerja unggul dan berkelanjutan.

2) Misi

Menyediakan alat produksi yang handal, modern dan berbasis teknologi mutakhir untuk mendukung konektivitas transportasi.

a. Memberikan pelayanan yang berkualitas prima, berkeselamatan dan berorientasi kepada pelanggan.

b. Mengembangkan human capital yang professional dan inovatif untuk mengoptimalkan profit guna meningkatkan nilai tambah kepada stake holder.

c. Menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam aktifitas usaha perusahaan.

d. Mengembangkan diversifikasi usaha guna mendukung core bisnis perusahaan.

5. Struktur Organisasi Perum DAMRI Cabang Makassa

Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi maupun perusahaan karena struktur organisasi ini merupakan alat untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang telah dietapkan. Disamping itu struktur organisasi yang jelas mencerminkan komunikasi antar bagian sehingga efektifitas kerja dapat tercapai dan pemborosan dapat dihindari serta menunjang aktifitas operasional perusahaan. Struktur Organisasi akan nampak jelas dan tegas apabila digambarkan dalam bagan organisasi. Adapun struktur oranisasi pada Perum DAMRI Cabang Makassar adalah sebagai berikut:

a. Kepemimpinan tertinggi di Perum DAMRI Cabang Makassar terletak pada General Manager, GM Perum DAMRI Cabang Makassar yaitu Arief Hermanto, SE.,MM.

b. General Manager membawahi Manager Usaha yaitu Misran Hakim, S.Sos, Manager Keuangan dan SDM yaitu Mansyur Usman, SE, dan Manager Teknik yaitu Hermanto, S.Sos.

1) Manager Usaha membawahi, 4 orang bagian pool, dan 6 orang bagian staff usaha, 14 orang pengawas angkutan, dan 48 orang crew atau pengemudi.

2) Manager Keuangan dan SDM membawahi, 2 orang staff personalia, 5 orang staff keuangan, dan 11 orang staff tata usaha.

3) Manager Teknik membawahi, 5 orang staff teknik, 3 orang staff gudang, dan 10 orang mekanik.

45

B. Hasil Penelitian

1. Identifikasi Aktivitas Pengelolaan Biaya Perum DAMRI Cabang Makassar

Perum DAMRI sebagai perusahaan jasa transportasi tentunya memiliki beberapa aktivitas dalam pengelolaan biayanya. Aktivitas yang terjadi selama perusahaan beroperasi diidentifikasi secara rinci berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada bagian pengelolaan biaya, sehingga dapat disajikan daftar aktivitas perusahaan berikut ini:

Tabel 4.1

Daftar Aktivitas Pengelolaan Biaya Pada Perum DAMRI Cabang Makassar

Bagian Aktivitas

Operasional

A. Manajer Teknik

 Menerima laporan kerusakan dari crew bus

 Membuat daftar pengadaan barang

 Melakukan pembelian suku cadang

B. Administrasi Keuangan

 Menerima nota permintaan barang

 Memberi otoritas permintaan barang

 Mencocokkan bukti barang masuk

 Melunasi utang kasbon

47

 Membuat bukti kas keluar C. Staff Teknik

 Menerima nota atau faktur permintaan barang

 Mencocokkan barang masuk

 Membuat bukti barang keluar

Promosi

Melakukan pemasaran baik melalui kartu nama, pemasangan baliho diberbagai daerah, dan sosial media

Melayani pelanggan

 Proses administrasi

 Cek ketersediaan unit

 Verifikasi data

 Verifikasi pembayaran

 Konfirmasi pemesanan

Pemberian gaji

 Memberikan gaji setiap bulan

 Memberikan bonus setiap melakukan pengantaran pelanggan

 Tunjangan hari raya

Pemeliharaan kendaraan

 Pergantian ban baru

 Pergantian ban dalam baru

 Perbaikan kendaraan kecelakaan

 Perawatan pencucian bus

 Perawatan suku cadang revisi dan pengecetan body

 Perawatan suku cadang ganti peralatan dan perlengkapan

 Perawatan suku cadang material

 Perawatan bengkel luar

2. Analisas Aktivitas Pengelolaan Biaya Perum DAMRI Cabang Makassar

Setelah mengetahui aktivitas apa saja yang dilakukan oleh Perum DAMRI, maka selanjunya dilakukan analisis terhadap aktivitas apa saja yang bernilai tambah dan aktivitas apa saja yang tidak memberikan nilai tambah. Untuk mengklasifikasi aktivitas ini menjadi aktivitas bernilai tambah atau tidak bernilai tambah, maka sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa aktivitas bernilai tambah merupakan aktivitas yang secara simultan memenuhi tiga kondisi berikut ini :

a) Aktivitas tersebut menghasilkan suatu perubahan.

b) Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas yang sebelumnya.

c) Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain dilakukan.

Informasi yang diperoleh dari indikator analisis aktivitas tersebut dapat digunakan untuk menentukan aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah . aktivitas bernilai tambah nantinya akan dipertahankan oleh perusahaan sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah nantinya dapat digabungkan dengan aktivitas lain, direduksi, ataupun dapat dieliminasi.

49

Jumlah biaya yang telah diklasifikasikan menjadi dua menurut analisis aktivitas yaitu Value Added Activities (VA) dan Non Value Added Activities (NVA). Untuk selanjutnya, dari pengelompokkan biaya ini nantinya akan dilakukan penggabungan, pengeliminasian, atau pereduksian beberapa aktivtas sehingga biaya tidak bernilai tambah yang muncul dapat dikurangi. Aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah pada aktivitas pengaelolaan biaya pada Perum Damri Cabang Makassar dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.2

Daftar Aktivitas Value Added dan Non Value Added

Jenis Aktivitas VA

Non Value Added

Eliminati on Reductio n Selection Sharing

1. Operasional

A. Manajer Teknik

 Menerima laporan kerusakan dari crew bus

 Melakukan pembelian suku cadang

 Membuat daftar pengadaan barang B. Administrasi Keuangan

 Menerima nota permintaan barang

 Memberi otoritas permintaan barang

 Mencocokkan bukti barang masuk

 Melunasi utang kasbon

 Membuat bukti kas keluar

C. Staff Teknik

 Menerima nota atau faktur permintaan barang

 Mencocokkan barang masuk

 Membuat bukti barang keluar

2. Promosi Melalui :

 Kartu Nama

 Pemasaangan baliho

 Sosial media

3. Melayani pelanggan

 Proses administrasi

 Cek ketersediaan unit

 Verifikasi data

 Verifikasi pembayaran

 Konfirmasi pemesanan

51

4. Pemberian gaji

 Memberikan gaji setiap bulan

 Memberikan bonus setiap melakukan pengantaran pelanggan

 Tunjangan hari raya

5. Pemeliharaan kendaraan

 Pergantian ban baru

 Pergantian ban dalam baru

 Perbaikan kendaraan kecelakaan

 Perawatan pencucian bus

 Perawatan suku cadang revisi dan pengecetan body

 Perawatan suku cadang ganti peralatan dan perlengkapan

(Sumber Perum DAMRI Cabang Makassar, tahun 2021)

3. Pembebanan Biaya ke Aktivitas Pengelolaan Biaya Perum DAMRI Cabang Makassar

Setelah mengetahui biaya yang bernilai tambah dan tidak bernilai selanjutnya adalah membebankan biaya-biaya yang timbul pada aktivitas perusahaan, untuk menentukan biaya aktivitas.

Pembebanan biaya ke tiap-tiap aktivitas ini ditentukan berdasarkan jenis sumber daya yang dipakai oleh setiap aktivitas dan besarnya konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas tersebut. Pembebana biaya dapat dilihat pada laporan laba rugi perusahaan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3

Biaya Aktivitas Bernilai Tambah dan Tidak Bernilai Tambah

Aktivitas Biaya Aktivitas Biaya Bernilai Tambah

Biaya Tidak Bernilai Tambah Operasional

Melakukan pembelian suku cadang

Rp. 234.402.996 Rp. 234.402.996

Melunasi utang kasbon

Rp. 69.778.942 Rp. 69.778.942

Pemasaran

Promosi Rp. 33.269.660 Rp. 33.269.660 Pelayanan

pelanggan

53

Penerimaan kas dari pelanggan

Rp. 381.438.500 Rp. 381.438.500

Pemberian gaji Memberikan gaji bulanan

Rp. 286.473.966 Rp. 286.473.966

Pemberian bonus Rp. 65.765.943 Rp. 65.765.943

Tunjangan hari raya Rp. 86.345.241 Rp. 86.345.241 Pemeliharaan

kendaraan

Pergantian ban baru Rp. 89.765.800 Rp. 89.765.800 Pergantian ban

dalam baru

Rp. 87.543.700 Rp. 87.543.700

Perbaikan kendaraan kecelakaan

Rp. 93.200.431 Rp. 93.200.431

Perawatan pencucian bus

Rp. 50.687.234 Rp. 50.687.234

Perawatan suku cadang revisi dan pengecekan body

Rp. 20.432.100 Rp. 20.432.100

Perawatan suku cadang ganti peralatan dan perlengkapan

Rp.65.872.500 Rp.65.872.500

TOTAL

Rp. 1.464.977.013 Rp. 1.072.576.956 Rp. 509.400.057

(Sumber Perum DAMRI Cabang Makassar, tahun 2021)

Tabel 4.3 menunjukkan beberapa biaya yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah pada Perum DAMRI, dan setelah mengetahui dan memisahkan aktivitas bernilai tambah dan tidak maka dilakukan pengukuran efisiensi. Langkah selanjutnya adalah melakukan metode activity based management yaitu dengan melakukan reduksi atau eliminasi kesetiap aktivitas tidak bernilai tambah yang terjadi pada pengelolaan biaya Perum DAMRI.

Aktivitas – aktivitas yang harus direduksi atau dieliminasi yaitu :

a) Aktivitas pergantian ban dalam baru akan dieliminasi sebesar 100%

akibatnya akan terjadi pengurangan biaya untuk aktivitas ini sebesar Rp.

89.765.800.

b) Aktivitas perawatan suku cadang ganti peralatan dan perlengkapan juga dapat digabung dengan aktivitas lain seperti perawatan suku cadang revisi dan pengecekan body akibatnya biaya yang muncul di aktivitas ini dapat dikurangi sebesar 52,4% atau Rp. 34.521.840 . Pengurangan ini dilakukan dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja yang melakukan aktivitas perawatan suku cadang ganti peralatan dan perlengkapan.

4. Cost Reduction

Setelah melakukan pembebanan kesetiap aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah kemudian dilakukan pengukuran efisiensi menggunakan metode activity based management dengan melakukan cost reduction terhadap aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah, maka diperoleh hasil seperti pada tabel berikut :

55

Tabel 4.4

Biaya aktivitas Pengelolaan Biaya Perum DAMRI Cabang Makassar Setelah Cost Reduction

Jenis Aktivitas Biaya Aktivitas

Operasional

Melakukan pembelian suku cadang Melunasi utang kasbon

Pemasaran Promosi

Pelayanan pelanggan

Penerimaan kas dari pelanggan Pemberian gaji

Memberikan gaji bulanan Pemberian bonus

Tunjangan hari raya Pemeliharaan kendaraan Pergantian ban baru

Perbaikan kendaraan kecelakaan Perawatan pencucian bus

Perawatan suku cadang revisi dan pengecekan body

Rp. 234.402.996 Rp. 69.778.942

Rp. 33.269.660

Rp. 381.438.500

Rp. 286.473.966 Rp. 65.765.943 Rp. 86.345.241

Rp. 89.765.800 Rp. 93.200.431 Rp. 50.687.234 Rp. 51.784.760

Total Rp. 1.442.904.473

(Sumber: Perum Damri Cabang Makassar tahun 2021, data diolah)

Table 4.4 menujukkan biaya aktivitas pengelolaan biaya Perum DAMRI dengan melakukan cost reduction menggunakan metode activiy based management maka dapat diketahui bahwa total biaya pada Perum DAMRI adalah Rp. 1.464.977.013 menjadi Rp. 1.442.904.473 . Sehingga dari pengurangan tersebut biaya dapat berkurang sebesar Rp.

22.072.540 atau sebesar 98,4%.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan maka dapat diketahui aktivitas apa saja yang terdapat pada pengelolaan biaya di Perum DAMRI Cabang Makassar ini dengan menentukan aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah maka pada pengelolaan biaya di Perum DAMRI ini ditemukan adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah pada aktivitas operasional seperti melunasi utang kasbon, pada aktivitas ini dilakukan reduksi karna aktivitas tersebut hanya suatu fasilitas kepada karyawan saja. Aktivitas tidak bernilai lainnya pada aktivitas pemberian gaji, seperti memberikan bonus setiap melakukan pengantaran pelanggan dan tunjangan hari raya pada aktivitas ini dilakukan seleksi karena aktivitas tersebut dilakukan pada saat-saat tertentu. Selain itu, pada aktivitas pemeliharaan kendaraan juga terdapat aktivitas tidak bernilai tambah seperti aktivitas pergantian ban baru, pergantian ban dalam baru dan perbaikan kendaraan kecelakaan ketiga aktivitas tersebut dapat diseleksi karna aktivitas tersebut hampir memiliki manfaat yang sama dan selain itu aktivitas tersebut dilakukan pada saat kondisi memang sudah tidak layak dipakai, tetapi aktivitas tersebut tetap harus dilakukan karena merupakan tanggung jawab perusahaan.

57

Berdasarkan konsep dari activity based management (ABM) ini, aktivitas- aktivitas yang menjadi bagian dari aktivitas tidak menambah nilai harus dikurangi atau dieliminasi, sehingga pembebanan biaya yang terjadi dapat berkurang. Hasil dari perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya ialah total biaya yang didapatkan pada aktivitas Perum DAMRI berjumlah Rp.1.464.977.013 berdasarkan hasil pengeliminasian biaya yang telah dilakukan, aktivitas bernilai tambah yang terjadi menghasilkan biaya Rp.1.072.576.956 dan aktivitas tidak menambah nilai menghasilkan biaya Rp.509.400.057. Aktivitas bernilai tambah yang disajikan ini bisa dipertahankan untuk bisa di tingkatkan pada Perum DAMRI, sedangkan untuk aktivitas yang tidak menambah nilai bisa di hilangkan untuk mengefisiensikan pembebanan biaya yang ada pada Perum DAMRI.

Mengetahui aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya, maka pihak manajemen dapat menentukan aktivitas mana saja yang membutuhkan usaha pengurangan biaya. Dalam pengurangan biaya ada empat cara, yaitu eliminasi aktivitas, seleksi aktivitas, reduksi aktivitas dan pembagian aktivitas.

Aktivitas yang tidak bernilai adalah aktivitas yang dapat dieliminasi atau direduksi. Hal tersebut dilakukan untuk perbaikan secara berkelanjutan agar proses produksi bisa berjalan lebih efisien dan meningkatkan nilai bagi konsumen. Pengurangan biaya (cost reduction) perlu dilakukan seiring dengan munculnya beberapa aktivitas tidak bernilai tambah di Perum DAMRI tersebut karena aktivitas tersebut nantinya hanya berdampak pada munculnya biaya yang tidak bernilai tambah yang tentu saja merugikan bagi pihak perusahaan.

Berdasarkan analisa peneliti dapat diketahui bahwa dengan melakukan cost reduction pada aktivitas pengelolaan biaya Perum DAMRI, biaya dapat berkurang sebesar Rp. 22.072.540 atau sebesar 98,4% yang berarti bahwa tingkat efisiensi pengelolaan biaya Perum DAMRI Cabang Makassar sangat efisien. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan penerapan metode activity based management sangat berpengaruh terhadapa pengelolaan biaya pada Perum DAMRI Cabang Makassar karena dapat meningkatkan efisiensi aktivitas pengelolaan biayanya.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilkukan oleh (Puthut Cahya Pratama, Isharijadi, dan Juli Murwani 2017) yang berjudul “Analisis Penggunaan Metode Activity Based Management (ABM) Guna Menghilangkan Non Value Added Activity Untuk Efisiensi Biaya Pada Pdam Tirta Taman Sari Kota Madiun”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman Sari Kota Madiun masih menerapkan manajemen berbasis konvensional, perusahaan belum berfokus pada pengidentifikasian setiap aktivitas yang terjadi. Berdasarkan penerapan metode Activity Based Management (ABM) pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman Sari Kota Madiun tahun 2016 tidak ditemukan adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah.

Penelitian lain yang dilakukan oleh (Christanty J R Muskitta, Jenny Morasa, Stanly Alexander 2018) yang berjudul “Analisis Penerapan Activity Based Management Untuk Meningkatkan Efisiensi Pada Hotel Gran Central Manado” sejalan dengan penelitian ini yang menyatakan bahwa hasil penelitian dari analisis menggunakan metode Activity Based Management (ABM) terhadap aktivitas-aktivitas yang ada di divisi room Hotel Gran Central

59

Manado ini, maka dapat diidentifikasikan aktivitas-aktivitas apa saja yang tergolong aktivitas aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah.

Pada divisi room terdapat beberapa aktivitas tidak bernilai tambah yang menyebabkan timbulnya biaya tidak bernilai tambah. Setelah dilakukan manajemen aktivitas maka biaya tidak bernilai tambah tersebut akhirnya dapat direduksi, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan activity based management (ABM) sangat layak untuk diterapkan karena dengan penerapan metode tersebut terjadi efisiensi biaya pada Hotel Gran Central Manado sehingga hal ini akan memberi keuntungan bagi pihak hotel tanpa mengurangi jasa yang diterima oleh pelanggan.

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil peneilitian dari analisis menggunakan metode activity based management terhadap aktivitas pengelolaan biaya pada Perum DAMRI, maka dapat diidentifikasikan aktivitas-aktivitas apa saja yang tergolong aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah.

Pada pengelolaan biaya Perum DAMRI terdapat beberapa aktivitas tidak bernilai tambah yang menyebabkan timbulnya biaya tidak bernilai tambah yaitu sebesar Rp. 22.072.540 dari Rp.1.464.997.013 menjadi Rp.

1.442.904.473, serta adanya aktivitas yang dilakukan mempunyai manfaat yang hampir sama sehingga menyebabkan pemborosan biaya dari dilakukannya aktivitas tersebut.

Setelah dilakukan manajemen aktivitas maka biaya tidak bernilai tambah tersebut akhirnya dapat dilakukan eliminasi,reduksi atau seleksi. Dari total biaya tidak bernilai tambah yang ada. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Activity Based Management (ABM) sangat layak untuk diterapkan karena dengan penerapan metode tersebut dapat meningkatkan efisiensi biaya pada Perum DAMRI Cabang Makassar sehingga hal ini akan memberikan keuntungan bagi pihak hotel tanpa mengurangi jasa yang diterima oleh pelanggan.

61

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak Perum DAMRI Cabang Makassar, yaitu :

1. Untuk mencapai efisiensi biaya, maka pihak manajemen Perum DAMRI sebaiknya berfokus pada pengelolaan aktivitas melalui penerapan Activity Based Management (ABM) supaya dapat diperoleh informasi mengenai aktivitas mana saja yang tergolong bernilai tambah atau tidak bernilai tambah sehingga pemakaian sumber daya yang tidak efisien oleh aktivitas tidak bernilai tambah tersebut dapat direduksi, dieliminasi atau diseleksi.

2. Beberapa tindakan alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen Perum DAMRI sebagai upaya untuk menggabungkan aktivitas sejenis, mereduksi, mengeliminasi atau bahkan menyeselksi aktivitas tidak bernilai tambah agar tercipta efisiensi biaya.

62

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4, BPFE:

Yogyakarta, 2012, hal. 122.

Atkinson, Anthony A. Manajemen Biaya, Salemba Empat : Jakarta, 2007, hal. 53.

Elifia, H., & Adib, N. (2019). Analisis Efisiensi Aktivitas Dengan Menggunakan Activity Based Management (Studi Kasus Pada Pg Candi Baru Sidoarjo).

Hansen dan Mowen, Akuntansi Manajemen, Buku Kedua, Erlangga:

Jakarta, 2006, hal. 176 10Ibid, hal. 177.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen, Management Accounting, 8 th Edition, South-Western,USA: Thomson Learning, 2007, hal. 383.

Hansen & Mowen, Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia, Buku Kedua, Salemba Empat: Jakarta, 2004, hal. 489

Hidayat, W. W. (2018). Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Uwais Inspirasi Indonesia.

Horngren, Charles T., et.all, Akuntansi Biaya : Penekanan Manajerial, Buku Kedua, Edisi Kesebelas, (Diterjemahkan oleh : Desi Adhariani), Indeks: Jakarta, 2008, hal. 89.

Jusmani, & Oktariasnyah. (2021). Activity Based Management Sebagai Instrumen. In Activity Based Management. https://jurnal.univpgri- palembang.ac.id/index.php/Ekonomika/index.

Lestari, N. S., Suyanto, S., & Kurniawan, A. (2021). Peran Activity Based

Management Dalam Meningkatkan Efisiensi Pada Moovby Indonesia.

In Jurnal Akuntansi Aktiva (Vol. 2, Issue 2).

Mardiana, R. (2017). Penerapan Metode Activity Based Management Terhadap Peningkatan Efisiensi Biaya Pada Amaris Hotel Padjajaran Bogor.

R Muskitta, C. J., Morasa, J., Alexander, S., Ekonomi Dan Bisnis, F., Akuntansi, J., Sam Ratulan Gi, U., & Kampus Bahu, J. (2018).

Analisis Penerapan Activity Based Management Untuk

Meningkatkan Efisiensi Pada Hotel Gran Central Manado. In Jurnal Riset Akuntansi Going Concern (Vol. 13, Issue 3).

Rudianto, Akuntansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Strategis, Jakarta: Erlangga, 2013, hal. 172

Robert sondan Mohamad Mahsun, Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Penerbit BPFE: Yogyakarta, 2006, hal 25.

Dokumen terkait