• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN BIAYA DENGAN PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN BIAYA DENGAN PENERAPAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT PADA "

Copied!
92
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aktivitas yang tidak bernilai tambah ini akan menambah biaya-biaya yang tidak diperlukan, yang disebut dengan biaya tidak bernilai tambah. Berdasarkan penerapan metode manajemen berbasis aktivitas (ABM), tidak ditemukan aktivitas tidak bernilai tambah di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman Sari Kota Madiun pada tahun 2016.

Rumusan Masalah

Cahya Pratama dan Isharijadi menyatakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman Sari Kota Madiun masih menerapkan pengelolaan berbasis konvensional, perusahaan belum fokus dalam mengidentifikasi setiap aktivitas yang terjadi. Berdasarkan penerapan metode Activity Based Management (ABM) pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman Sari Kota Madiun pada tahun 2016 tidak ditemukan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, namun ditemukan beberapa aktivitas yang dilakukan. mempunyai manfaat yang hampir sama sehingga mengakibatkan biaya yang terbuang sia-sia. Kinerja kegiatan tersebut mengakibatkan biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi tidak efisien.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teori

Manajemen berbasis aktivitas merupakan pendekatan terpadu seluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dan keuntungan yang dihasilkan. Menurut (Supriyono, aktivitas nilai tambah adalah aktivitas yang harus dilakukan dalam proses bisnis atau menciptakan nilai yang memberikan kepuasan pelanggan”. Menurut Hansen dan Mowen (2004) “analisis aktivitas adalah proses mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengevaluasi aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan menjadi".

Dalam hal ini analisis aktivitas merupakan suatu proses mengidentifikasi, menjelaskan dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Hansen dan Mowen, analisis aktivitas yang dilakukan suatu organisasi akan menghasilkan empat jenis informasi yaitu. Pemborosan dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak memberikan nilai tambah, sehingga kegiatan-kegiatan yang tidak diperlukan sebaiknya dihilangkan.

Tantangan dalam aktivitas adalah menemukan cara untuk memproduksi barang tanpa melakukan aktivitas yang tidak penting. Aktivitas yang tidak menambah nilai harus diidentifikasi dan diukur untuk menghilangkannya dalam organisasi. Tujuan analisis aktivitas mengarah pada pengelolaan aktivitas yang berupaya mengidentifikasi dan menghilangkan seluruh aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan juga sekaligus meningkatkan efisiensi aktivitas yang bernilai tambah yang belum efisien.

Dalam proses menjalankan kegiatannya, dimungkinkan untuk mengetahui informasi tentang kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam menghasilkan produk atau jasa bagi konsumen.

Tinjauan Empiris

Analisis Efisiensi Aktivitas Dengan Menggunakan Activity Based Management (Studi Kasus Pada PG Candi Baru Sidoarjo. Oleh karena itu, perlu diterapkannya Activity Based Management untuk menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah yang dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi dan secara umum dapat dijadikan estimasi dalam bentuk Analisis : Efisiensi pengelolaan biaya dengan menerapkan Activity Based Management (studi pada pelayanan rawat inap di RSUD Yogyakarta).

Melakukan manajemen aktivitas menghasilkan aktivitas yang tidak bernilai tambah dan aktivitas yang bernilai tambah yang perlu ditambahkan. RSUD Kota Jogja belum menerapkan manajemen berbasis aktivitas karena kurangnya sumber daya untuk menerapkan manajemen berbasis aktivitas. Hasil penelitian dengan menerapkan manajemen berbasis aktivitas mengidentifikasi aktivitas tidak bernilai tambah di lokasi dan mengurangi biaya tidak bernilai tambah untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengurangi kualitas.

Berdasarkan tinjauan empiris di atas, penerapan manajemen berbasis aktivitas pada beberapa perusahaan dapat membuat kinerja perusahaan menjadi lebih efisien dengan mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan dengan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah sehingga meningkatkan laba perusahaan. Dalam penelitian ini untuk mengetahui efisiensi manajemen biaya pada Perum DAMRI Cabang Makassar dilakukan analisis manajemen berbasis aktivitas.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Informan Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data

Informasi yang diperoleh dari indikator analisis aktivitas ini dapat digunakan untuk menentukan aktivitas yang bernilai tambah dan aktivitas yang tidak bernilai tambah. Aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah pada aktivitas manajemen biaya di Perum Damri cabang Makassar dapat dilihat pada tabel berikut :. Langkah selanjutnya adalah menerapkan metode manajemen berbasis aktivitas dengan mengurangi atau menghilangkan setiap aktivitas tidak bernilai tambah yang terjadi dalam pengelolaan biaya Perum DAMRI.

Di Manado, dimungkinkan untuk mengidentifikasi aktivitas mana yang diklasifikasikan sebagai aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah. Dalam tata letak ruangan terdapat beberapa aktivitas tidak bernilai tambah yang memastikan tidak ada biaya nilai tambah yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil penelitian analisis menggunakan metode manajemen berbasis aktivitas pada aktivitas manajemen biaya di Perum DAMRI, dapat diidentifikasi aktivitas mana yang tergolong aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah.

Dalam pengelolaan biaya Perum DAMRI terdapat beberapa aktivitas tidak bernilai tambah yang menimbulkan biaya tidak bernilai tambah yaitu Rp. Setelah manajemen aktivitas dilakukan, biaya-biaya yang tidak bernilai tambah akhirnya dapat dihilangkan, dikurangi, atau diselesaikan.

Tabel 3.1 Tingkat Presentase Efisiensi
Tabel 3.1 Tingkat Presentase Efisiensi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada tahun 1943, pada masa pendudukan Jepang, terdapat dua jenis industri transportasi, yaitu Java Yunyu Bisha yang khusus mengangkut barang dengan truk, van atau cerutu, dan Sokyoku yang khusus melayani penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Jawa Unyu Zigyosha berubah menjadi Djawatan Pengangkoetan yang membidangi angkutan barang, dan Zidosha Sokyoku berubah menjadi Djawatan Angkoetan Darat yang membidangi angkutan penumpang. . 01/DAM/46, kedua dinas tersebut digabungkan menjadi “Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia” atau disingkat DAMRI dengan tugas pokok menyediakan angkutan darat untuk truk, bus, dan kendaraan bermotor lainnya.

Pada tahun 1961, status DAMRI diubah menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Negara (BPUPN) berdasarkan PP No. Dengan Surat Keputusan Nomor 31 Tahun 2002 dan berlanjut hingga saat ini, Perum DAMRI diberi wewenang dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan angkutan umum bagi penumpang dan/atau kendaraan bermotor di jalan. Struktur organisasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau perusahaan karena struktur organisasi ini merupakan alat perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan yang telah ditentukan.

Selain itu, struktur organisasi yang jelas mencerminkan komunikasi antar departemen sehingga efektivitas kerja dapat tercapai dan pemborosan dapat dihindari serta mendukung kegiatan operasional perusahaan. Pimpinan tertinggi di Perum DAMRI Cabang Makassar berada pada General Manager, GM Perum DAMRI Cabang Makassar yaitu Arief Hermanto, SE., MM.

Hasil Penelitian

Setelah diketahui kegiatan apa saja yang dilakukan Perum DAMRI, selanjutnya dilakukan analisis kegiatan mana yang mempunyai nilai tambah dan kegiatan mana yang tidak memberikan nilai tambah. Untuk mengelompokkan aktivitas tersebut ke dalam aktivitas bernilai tambah atau aktivitas tidak bernilai tambah, sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa aktivitas bernilai tambah adalah aktivitas yang sekaligus memenuhi tiga syarat berikut. Total biaya diklasifikasikan menjadi dua menurut analisis aktivitasnya, yaitu aktivitas bernilai tambah (VA) dan aktivitas tidak bernilai tambah (NVA).

Dari pengelompokan biaya-biaya tersebut selanjutnya berbagai aktivitas akan digabungkan, dihilangkan atau dikurangi sehingga biaya-biaya non-nilai tambah yang timbul dapat dikurangi. Setelah mengetahui biaya yang bernilai tambah dan biaya yang tidak bernilai tambah, langkah selanjutnya dalam mengalokasikan biaya yang dikeluarkan pada aktivitas perusahaan adalah menentukan biaya aktivitas. Setelah membebankan biaya pada setiap aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah, selanjutnya dilakukan pengukuran efisiensi dengan menggunakan metode manajemen berbasis aktivitas dengan melakukan pengurangan biaya pada aktivitas yang tidak bernilai tambah, sehingga diperoleh hasil seperti pada tabel berikut. .

Pembahasan

Hasil perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya adalah total biaya yang diperoleh untuk kegiatan Perum DAMRI mencapai Rp berdasarkan hasil eliminasi biaya-biaya yang telah dilakukan, aktivitas nilai tambah yang berlangsung. menghasilkan biaya sebesar Rp dan kegiatan yang tidak menambah nilai produksi biaya sebesar Rp. Aktivitas yang mempunyai nilai tambah yang disajikan dapat dipertahankan sehingga meningkat di Perum DAMRI, sedangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dapat dihilangkan untuk menyederhanakan tarif biaya yang ada di Perum DAMRI. Pengurangan biaya sebaiknya dilakukan sesuai dengan munculnya beberapa aktivitas tidak bernilai tambah di Perum DAMRI karena aktivitas tersebut hanya akan berdampak pada munculnya biaya tidak bernilai tambah yang tentu saja merugikan perusahaan.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode manajemen berbasis aktivitas memberikan dampak yang besar terhadap manajemen biaya pada Perum DAMRI Cabang Makassar karena dapat meningkatkan efisiensi aktivitas manajemen biayanya. Setelah dilakukan pengelolaan aktivitas, biaya-biaya yang tidak memberikan nilai tambah akhirnya dapat dikurangi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan manajemen berbasis aktivitas (ABM) sangat layak untuk diterapkan karena dengan penerapan metode tersebut terjadi efisiensi biaya pada Hotel Gran Central. Manado, sehingga hal ini akan menguntungkan pihak hotel tanpa mengurangi pelayanan yang diterima oleh pelanggan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Activity Based Management (ABM) sangat layak untuk diterapkan karena penerapan metode ini dapat meningkatkan efisiensi biaya pada Perum DAMRI Cabang Makassar sehingga membawa manfaat bagi hotel tanpa pelayanan yang diterima hotel. . pelanggan.

Untuk mencapai efisiensi biaya, sebaiknya pengelolaan Perum DAMRI fokus pada pengelolaan kegiatan dengan menerapkan Activity Based Management (ABM) sehingga dapat diperoleh informasi kegiatan mana yang tergolong kegiatan yang bernilai tambah atau tidak bernilai tambah, sehingga penggunaan sumber daya dapat lebih maksimal. tidak efisien jika tidak Penambahan ini dapat dikurangi, dihilangkan atau dipilih. Manajemen Perum DAMRI dapat mengambil beberapa alternatif tindakan seperti berupaya menggabungkan kegiatan serupa, mengurangi, menghilangkan, atau bahkan memilih kegiatan yang tidak bernilai tambah untuk menciptakan efisiensi biaya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Horngren, Charles T., dkk., Cost Accounting: A Managerial Emphasis, Buku Kedua, Edisi Kesebelas, (Diterjemahkan oleh: Desi Adhariani), Indeks: Jakarta, 2008, hal. Pertama, SPI, Satuan Pengawasan Internal, artinya DAMRI berkantor di Kantor Pusat, tergantung jika ada temuan dari KAP yang tidak sinkron sebelum datang. Iya, masing-masing divisi menjalankan tugasnya masing-masing, tapi disini kita masih kekurangan, jadi masih banyak posisi, misalnya saya menjabat sebagai manajer keuangan dan manajer sumber daya manusia.

Secara umum tugas yang dilakukan antara lain melayani penumpang yang ingin memesan tiket, melakukan servis kendaraan seperti memeriksa bahan bakar dan ban mobil serta menjaga kebersihan kendaraan. Sedangkan operasional bus akan dilakukan sesuai rute dan jadwal masing-masing, seperti Sinjai pukul 08.00, Pare-pare pukul 11.00 dan 16.00, Palu pukul 16.00, Morowali pukul 17.00, dan bandara pukul 08.00 hingga sore dan pukul 17.00 WIB. pada saat yang sama tidak pasti. Semua itu nantinya akan masuk di SIMA TEKNIK dengan staf teknis di sana, staf keuangan juga akan masuk di FORCA DAMRI.

Belum, karena disini kami masih kekurangan karyawan dan untuk melakukan kegiatan biasanya pihak pengelola turun tangan sendiri secara langsung untuk melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan untuk jadwal pemberangkatan sebenarnya dilakukan sesuai jadwal, namun terkadang tidak sesuai jadwal karena biasanya persiapan bus dilakukan terlambat seperti pengecekan keamanan dan kebersihan bus.

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris …………………………………………………………28  Tabel 4.1 Daftara Aktivitas Pengelolaan Biaya Pada Perum DAMRI Cabang  Makassar………………………………………………..……………………………..46  Tabel 4.2 Daftar Aktivitas Value Added And Non Value Added Perum DAMRI  Cabang Makassar
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir   ....................................................................
Tabel 2.1 Tinjauan Empiris
Tabel 3.1 Tingkat Presentase Efisiensi

Referensi

Dokumen terkait

" A lo que otro personaje replica: -ºPor e.so debe uno deir todo lo que sepa de todo el mundo, no por mala intención, al contra- rio, para cultivar la tolerancia; para que se vea que