41
42
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini, yaitu:
1. Penanaman nilai pendidikan karakter. Nilai dalam yang diamati di antaranya: nilai religius, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab
2. Pembelajaran Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar difokuskan pada cara dan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Deskripsi fokus penelitian ini, yaitu penanaman, nilai dan pendidikan karakter.
1. Penanaman nilai pendidikan karakter adalah upaya membentuk karakter peserta didik yang religius, semangat kebangsaan, jujur, cinta tanah air, toleransi, menghargai prestasi, disiplin, bersahabat/komunikatif, kerja keras, cinta damai, kreatif gemar membaca, mandiri, peduli lingkungan, demokratis, peduli sosial, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab.
2. Pembelajaran Agama Islam adalah cara dan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan memberikan bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pendangan hidup (way of life). Selain itu, pembelajaran agama Islam merupakan proses bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
43
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
E. Data dan Sumber Data 1. Data
Data penelitian ini, yaitu data tentang nilai pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam pembelajaran Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar.
Data nilai pendidikan penelitian ini, yaitu segala teks yang mengandung muatan nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam pembelajaran Agama Islam.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini, yaitu proses pembelajaran Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan format pengamatan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut:
1. Teknik Dokumentasi
44
Teknik ini dilakukan dengan mendokumentasikan pembelajaran Agama Islam.
2. Teknik Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan memawancarai guru dan peserta didik tentang wujud dan bentuk penanaman nilai pendidikan karakter.
c. Teknik Observasi
Teknik catat dilakukan dengan mengamati segala aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran Agama Islam untuk mengamati karakter yang ditanamkan.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model alir (Miles dan Huberman 2004). Model alir merupakan salah satu teknik analisis dengan memadukan konsep yang menghasilkan sebuah metode analisis yakni:
pencatatan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan sementara, validasi (sahih), dan penarikan kesimpulan akhir.
Kegiatan analisis data dimulai dari kegiatan pencatatan data. Kegiatan reduksi data pada dasarnya merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi “data mentah”. Reduksi data dimaksudkan untuk menyesuaikan bentuk data yang ada dengan bentuk data yang dibutuhkan dengan kegiatan analisis. Kegiatan reduksi data setiap saat dapat dilakukan selama dalam proses pengumpulan dan analisis data. Apabila ada data yang tidak relevan dengan masalah, dilakukan reduksi data berupa pembuangan
45
data. Setelah diperoleh data yang representatif melalui reduksi data, dilakukan penyajian data. Penyajian data diharapkan dapat tersusun secara sistematis sehingga memudahkan peneliti mengamati dan menafsirkan (menginterpretasi) data-data tersebut.
Penarikan simpulan sementara dilakukan dengan merumuskan (1) Nilai- nilai pendidikan karakter apa sajakah yang ditanamkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar. (2) Metode guru menanamkan nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian
SMP Negeri 13 Makassar didirikan pada tanggal 31 Desember 1981 melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 01 Januari 1980. SMP Negeri 13 Makassar didirikan bertujuan untuk meningkatkan pendidikan khususnya pendidikan dasar menengah sejak tahun 1980-1981 dan didirikan untuk mengantisipasi lonjakan lulusan SD sampai dampak keberhasilan program wajar dikdas 9 tahun serta membantu pemerintah dalam pembentukan SDM yang berkualitas baik IMTAK maupun IPTEK. Kepemilikan tanah/bangunan SMP Negeri 13 Makassar merupakan milik pemerintah dengan luas tanah 17693/ SHM dan luas bangunan 2975/SHM31.
SMP Negeri 13 Makassar memiliki Visi yakni “membentuk manusia cerdas spiritual, intelektual dan emosional yang berwawasan lingkungan sesuai dengan nilai-nilai budaya daerah”, yang didukung dengan Misinya yaitu :
a. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan melalui pengalaman ajaran agama yang dianut.
b. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien dalam rangka mengembangkan potensi siswa secara optimal.
31Dokumentasi SMPN 13 Makassar pada tanggal 20 Maret 2020
47
c. Menanamkan kedisiplinan dalam rangka pembentukan karakter bagi seluruh warga sekolah.
d. Mengembangkan bakat, minat dan potensi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik.
e. Menumbuhkan semangat dan kreatifitas dalam merenofasi bagi seliruh warga sekolah.
f. Menumbuhkembangkan budaya bersih, rapi, indah, asri, dan peduli lingkungan bagi seluruh warga sekolah.
g. Menanamkan anti korupsi dan anti narkoba bagi seluruh warga sekolah.
h. Melestarikan nilai-nilai budaya daerah dan budaya bangsa bagi peserta didik.
i. Membudayakan senyum, salam, sapa, sopan, santun, semngat dan sepenuh hati bagi seluruh warga sekolah.
j. Menerapkan manajeman berbasis sekolah yang partisipatif, transparan dan akuntabel dengan melibatkan selruh kompenen sekolah32.
2. Letak Geografis
Letak Geografis SMP Negeri 13 Makassar terletak di Jl. Tamalate VI No.2, Kelurahan Kassi-Kassi, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Sekolah
ini bertempat di belakang Kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar dan berada ditengah pemukiman penduduk Tamalate VI. Lokasi SMP Negeri 13 Makassar termasuk yang strategis karena berdekatan dengan SDN, SMPN lainnya, SMAN dan Universitas. SMP Negeri 13 Makassar karena letaknya
32Dokumentasi SMPN 13 Makassar pada tanggal 20 Maret 2020
48
berdekatan dengan Dinas Pendidikan Kota Makassar dan memiliki ruangan guru yang luas maka sering digunakan sebagai tempat pertemuan/rapat Dinas Pendidikan Kota Makassar sepulang siswa sekolah33.
3. Organisasi dan Kepengurusan
Struktur organisasi dan kepengurusan SMP Negeri 13 Makassar sebagai berikut:
Kepala Sekolah
Drs. Ramli, M.Pd
Wakil Kepala
Wakil Kepala
Sekolah Kesiswaan
Sekolah Kurikulum Ismuddin, S.Pd Rosmini, S.Pd
Kepala
TU
Astati Amir, S. Sos
Kepala BK
Radiawati,S.Pd
Kepala Perpustakaan Kepala Laboratorium
Dra. Husnah IPA
Asmawati, S.Pd
Wali kelas VII, VIII, dan IX
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMPN 13 Makassar 4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jumlah pendidik di SMP Negeri 13 Makassar sebanyak 60 orang guru mata pelajaran termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dan beberapa bertindak sebagai wali kelas untuk 30 rombel kelas. Sebagian guru
33Dokumentasi SMPN 13 Makassar Pada Tanggal 20 Maret 2020
49
juga memiliki jabatan sebagai kepala perpustakaan, kepala koperasi, kepala kantin, kepala laboratorium IPA dan Kepala Laboratorium Komputer, Pembina Pengurus Mushalla, Pembina pengurus Aula Kesenian, dan beberapa Pembina Ekstrakulikuler.
Jumlah Tenaga kependidikan terdiri atas Staff Tata Usaha dan Petugas keamanan sekolah. Jumlah Staff Tata Usaha yang mengurus Administrasi sekolah sebanyak 10 orang dan jumlah petugas keamanan sekolah sebanyak 5 orang34.
5. Peserta Didik
Jumlah peserta didik SMP Negeri 13 Makassar tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 1070 siswa, dengan perincian:
a. Jumlah siswa kelas VII berjumlah 396 siswa terdiri dari 157 peserta didik putra dan 239 peserta didik putri, masing-masing sebanyak 10 rombel terdiri atas 36 siswa.
b. Jumlah siswa kelas VIII berjumlah 358 siswa terdiri dari 155 peserta didik putra dan 203 peserta didik putri, masing-masing sebanyak 10 rombel terdiri atas 34/36 siswa.
c. Jumlah siswa kelas IX berjumlah 346 siswa terdiri dari 165 peserta didik putra dan 181 peserta didik putri, masing-masing sebanyak 10 rombel terdiri atas 34/35 siswa35.
6. Sarana dan Prasarana
34Dokumentasi SMPN 13 Makassar Pada Tanggal 20 Maret 2020 35Dokumentasi SMPN 13 Makassar Pada Tanggal 20 Maret 2020
50
Sarana dan prasarana yang tersedia di SMP Negeri 13 Makassar termasuk lengkap sehingga dapat mendukung berlangsungnya proses belajar mengajar yang kondusif. Adapun sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 13 Makassar antara lain:
a. Terdapat 30 ruang kelas yaitu: kelas VII sebanyak 10 kelas, kelas VIII sebanyak 10 kelas, dan kelas IX sebanyak 10 kelas
b. Terdapat ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang kurikulum, ruang guru, ruang staff tata usaha, ruang BK, UKS, ruang 10 K, Koperasi, kantin, gudang, toilet, pos satpam dan parkir guru, dan kolam ikan.
c. Terdapat tempat penunjang pembelajaran diantaranya: perpustakaan, Laboratorium Komputer, Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa, lapangan basket, lapangan Volly, lapangan bola, rumah kaca, taman baca, Mushola beserta tempat wudhu
d. Ruang penunjang kegiatan ekstrakurikuler, seperti sanggar pramuka, markas PMR, ruang OSIS dan Aula Kesenian36.
7. Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan pada pembelajaran di SMP Negeri 13 Makassar adalah Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/ 2014. Kurikulum 2013 di SMPN 13 Makassar diterapkan secara utuh mulai dari RPP, buku cetak berbasis K13, proses belajar mengajar dalam kelas, dan proses evaluasi.
36Dokumentasi SMPN 13 Makassar Pada Tanggal 20 Maret 2020
51
Kurikulum 2013 juga selalu mengalami revisi sehingga setiap pergantian revisi maka diikuti dengan penggantian RPP, buku cetak yang dibagikan ke siswa, serta penilaian.
8. Evaluasi
Penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri 13 Makassar mengharuskan evaluasi pembelajarannya pun harus berbasis K13 yaitu setiap kali pertemuan dilakukan penilaian baik dalam bentuk tes maupun non tes serta adanya penilaian karakter pada setiap mata pelajaran.
B. Hasil Penelitian
Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian tentang penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar. Hasil penelitian diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan di sekolah, khususnya pada saat pembelajaran Agama Islam berlangsung.
Wawancara dan pengamatan yang dilakukan telah menemukan nilai-nilai pendidikan karakter di SMP Negeri 13 Makassar. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar. Penanaman nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar.
1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di SMP Negeri 13 Makassar
Dalam Permendikbud Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan, pasal (2) ayat (1) dinyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila
52
dalam pendidikan karakter terutama nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut merupakan perwujudan dari 5 (lima) nilai utama yang saling berkaitan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas yang terintegrasi dalam kurikulum.
Menurut guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar dari hasil wawancara bahwa dalam pembelajaran Agama Islam pada tiga tingkatan kelas, guru agama Islam memiliki tujuan pembelajaran Agama Islam yang dirumuskan pada komptetensi spiritual yang tercantum dalam Perencanaan Pembelajarannya. Implementasi nilai spiritual yang diterapkan oleh guru Agama Islam secara umum diklasifikasi ke dalam beberapa kategori, yakni nilai aqidah, ibadah, dan akhlak.
a. Nilai Aqidah
Nilai aqidah terdiri dari 4 (empat) nilai karakter Islam, yaitu nilai religius, tanggungjawab, toleransi, dan jujur, dan masing-masing nilai karakter tersebut memiliki indikator.
1) Nilai Religius
Nilai religius merupakan konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok dalam kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga dijadikan pedoman bagi tingkah laku keagamaan warga masyarakat yang bersangkutan. Makna religiusitas
53
lebih luas (universal) daripada agama, karena agama terbatas pada ajaran-ajaran atau aturan-aturan, berarti ia mengacu pada agama (ajaran) tertentu. Nilai religius dapat berkaitan dengan hubungan manusai dengan Tuhannya, hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam atau lingkungan, serta yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan.
Hasil wawancara dari 4 guru agama Islam, rata-rata menyatakan bahwa nilai riligius selalu menjadi prioritas untuk ditanamkan kepada peserta didik dalam setiap pembelajaran. Guru menambahkan bahwa kompetensi spiritual aspek religius harus sejalan dengan penanaman kompeteni pengetahuan kepada peserta didik. Hal ini tampak pada kutipan wawancara dua orang guru Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar, yaitu (Muslihati guru Pendidikan Agma Islam kelas IX, 11 Maret 2020)
“Jika yang berkaitan dengan penanaman nilai karakter religius, saya kira itu menjadi program dan tujuan utama kita sebagai guru agama Islam. Namanya pelajaran Agama Islam, ya tentu harus berbasis religi, atau keislaman, dan itu tanggung jawab kita sebagai guru untuk mengajari dan menanamkannya kepada peserta didik agar dapat berguna bagi orang-orang di sekitarnya kelak.”
Kutipan wawancara dengan (Muammar,guru Pendidikan Agama Islam kelas VII,12 Maret 2020)
“Kalau saya, ya sebagai guru agama Islam punya tanggung jawab besar kepada anak didik kami untuk menanamkan nilai religius. Saya selalu berupaya dan mengulang-ulangi di setiap pembelajaran bahwa kalian sebagai hamba harus selalu menjaga hubungan baik dengan Tuhan, melaksanakan segala yang dianjurkannya dan menjauhi segala larangannya.
Adapun bentuk tindakannya biasanya dilakukan dalam praktik pembelajaran. Selalu juga mengajarkan kepada anak didik terutama anak kelas VII bagaimana menjalin hubungan antara sesama manusia, hubungan manusia dengan alam atau lingkungan, serta yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan”.
54
Data hasil waancara tersebut menunjukkan bahwa guru pendidikan agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar telah menanamkan nilai pendidikan karakter religius pada peserta didiknya. Menurut guru sebagai responden bahwa mereka merumuskan tujuan pembelajaran pada aspek kompetensi spiritual lebih utama dengan tujuan menanamkan nilai karakter. Guru menyatakan pula bahwa pembelajaran yang dilaksanakan harus mencerminkan pembelajaran agama Islam, punya ciri khas dan tujuan yang berbeda dengan mata pelajaran lain.
Kutipan tersebut juga mengindikasikan wujud nilai pendidikan karakter yang selalu ditanamkan oleh guru dalam pembelajaran agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar. Guru pendidikan Agama Islam menyatakan bahwa tanggung jawabnya kepada peserta didik sangat besar untuk membekalinya dalam pengetahuan spiritual.
Dari hasil pengamatan saat pembelajaran agama Islam belangsung, ditemukan wujud penanaman nilai karakter oleh guru terhadap peserta didiknya.
Nilai karakter yang ditanamkan sebagai wujud religiusitas adalah peserta didik dibiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran sebagai tampak pada gambar berikut ini.
55
Gambar 4.1 Aktivitas Peserta Didik Sebelum Memulai Pembelajaran Agama Islam
Gambar tersebut mencerminkan wujud penanaman nilai karakter religius kepada peserta didik. Dalam kegiatan ini, peserta didik dituntut agar mampu memahami dan meningkatkan intensitas hubungannya dengan Tuhan sebagai Sang Pencipta melalui berdoa kepada-Nya agar segala sesuatu yang dilakukan (belajar selama di sekolah) diberikan kemudahan, kelancaran, dan terutama keberkahan sehingga bernilai ibadah untuk dunia dan akhirat.37
Gambar 4.2 Aktivitas Peserta Didik dalam Melaksanakan Salat Wajib
37Observasi proses kegiatan belajar mengajar pada tanggal 13 Maret 2020 pada kelas IX 2
56
Lebih lanjut, wujud penanaman nilai karakter religius kepada peserta didik di SMP Negeri 13 Makassar tampak pada upaya guru meningkatkan kompetensi spiritual peserta didik melalui kegiatan rutinitas salat, terutama salat berjamaah di masjid sekolah ditambah salat sunnah lainnya. 38
Pada konteks lain, tampak wujud penanaman nilai karakter religius kepada peserta didik melalui kegiatan keagamaan di sekolah, seperti mengikuti peringatan hari besar keagamaan, seperti Maulid Nabi Besar Muhammad saw dan Isra Miraj.
Walaupun sifatnya kegiatan sekolah, tetapi hal ini diitegrasikan oleh guru sebagai bagian pembelajaran agama Islam. Pada kegiatan ini, peserta didik diwajibkan mengikuti semua rangkaian kegiatan dan guru memberikan tugas tertentu yang bekaitan dengan materi, seperti meringkas materi ceramah, menuliskan hikmah dari kegiatan tersebut, dan sebagainya.
2) Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan kemampuan bawaan makhluk hidup, mewakili kehendak untuk dapat melaksanakan semua tugas dengan sebaik mungkin dengan tujuan untuk mengembangkan rasa tanggung jawab dalam diri peserta didik. Tangggung jawab juga diartikan sebagai sikap dan perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajaiban sebagaimana seharusnya dilakukan terhadap diri sendir, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar bahwa penanaman karakter bertangung jawab sering
38Observasi proses kegiatan belajar mengajar pada tanggal 12 Maret 2020 pada kelas IX 2
57
ditanamkan kepada peserta didik sebagaimana tampak pada kutipan wawancara berikut ini.
(Muslihati guru Pendidikan Agma Islam kelas IX, 11 Maret 2020)
“Kita sebagai guru juga punya tanggung jawab, yakni mendidik peserta didik. Jadi, bukan hanya peserta didik yang punya tanggung jawab di sekolah. Jika pertanyaannya tentang apakah Anda sering menanamkan nilai karakter tanggung jawab di sekolah, ya jawabannya pasti seringlah sebagaimana telah tertuang dalam program pembelajaran atau RPP yang disusun oleh setiap guru. Dalam RPP sudah tergambar karakter yang ingin ditanamkan kepada peserta didik. Dalam kaitannya dengan karakter tanggung jawab, ada beberapa komponen yang perlu ditanamkan kepada peserta didik, di antaranya menanamkan dalam dirinya tentang perlunya memajukan diri sendiri, menjaga kehormatan diri, komitmen pada tugas-tugas, dan tentunya adalah bertanggung jawab atas keberhasilan sekolahnya dengan mengikuti proses belajar dengan baik untuk sebagai wujud bukti kepada orang tuanya.”42
Data wawancara tersebut menggambarkan bahwa karakter tanggung jawab merupakan salah satu wujud karakter yang sering ditanamkan kepada peserta didik di SMP Negeri 13 Makassar. Ada beberapa wujud karakter tanggung jawab, seperti melatih peserta didik agar mampu memajukan diri sendiri, menjaga kehormatan diri, komitmen pada tugas-tugas, dan tentunya adalah bertanggung jawab atas keberhasilan sekolahnya dengan mengikuti proses belajar dengan baik untuk sebagai wujud bukti kepada orang tuanya.
Pada gambar berikut ini juga menggambarkan bentuk penanaman karakter tanggung jawab kepada peserta didik di SMP Negeri 13 Makassar.
58
Gambar 4.3 Diskusi Kelompok
sebagai Wujud Penanaman Karakter Tanggung Jawab
Pada gambar tersebut tampak kegiatan pembelajaran diskusi dalam belajar Agama Islam di SMP Negeri 13 Makassar. Menurut guru bahwa konteks kegiatan tersebut diharapkan dapat membentuk rasa tanggung jawab kepada peserta didik.
Ketika peserta didik belajar kelompok, semua memiliki beban tugas masing- masing untuk diselesaikan. 39
3) Toleransi
Pada dasarnya, konsep toleransi erat hubungannya dengan sikap jiwa terhadap segala sesuatu yang berbeda. Sikap jiwa yang dimaksudkan adalah sikap untuk menghormati, menghargai, bertenggang rasa, dan memberi kesempatan terhadap keberadaan segala sesuatu yang berbeda dengan apa yang ada di dalam diri kita. Konsep toleransi juga mengandung arti sebagai suatu sikap untuk tidak menghina, tidak mencela, tidak menghujat, tidak merasa benar sendiri, dan tidak ingin menang sendiri dalam hidup bersama dengan komponen lain yang berbeda dengan keberadaan kita. Saling hormat menghormati dalam kehidupan beragama.
39Observasi proses kegiatan belajar mengajar pada tanggal 12 Maret 2020 pada kelas IX 1
59
Toleransi di SMP Negeri 13 Makassar merupakan salah satu sikap dan karakter unggul yang terus ditanamkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik memiliki sikap kepekaan terhadap sesama dalam kehidupannya, terutama mampu menunjukkan sikap menghargai, memberikan kebebeasan kepada sesama, memahami perbedaan suku, rasa, dan agama sebagaimana tampak pada kutipan wawancara berikut ini.
(Muslihati guru Pendidikan Agama Islam kelas IX, 11 Maret 2020)
“Bertoleransi di sini sangat dianjurkan untuk dipahami oleh peserta didik.
Kita selalu mengajari untuk saling menghargai perbedaan. Di sekolah ini ada beberapa agama, dari situ peserta didik diajari untuk menghargai temannya yang beragama lain. Contohnya saja, kalau ada pembelajaran agama mereka dizinkan untuk mengikuti pelajarannya. Dalam diskusi juga diajarkan saling menghargai perbedaan pendapat. Jika terjadi perbedaan argumen, peserta didik diajarkan untuk menghargai argumen tersebut, tidak dengan saling menyalahkan.”
Kutipan wawancara tersebut mengindikasikan wujud penanaman karakter toleransi di SMP Negeri 13 Makassar. Pada data wawancara tersebut, peserta didik diajarkan dan ditanamkan karakter bertoleransi antarwarga sekolah untuk menghargai perbedaan. Hal ini perlu ditanamkan mengingkat peserta didik sebagai makhluk sosial yang kelak akan berbaur di tengah masyarakat yang memiliki banyak fenomena dan perbedaan. Jadi, toleransi merupakan alat penangkal perbedaan dan fenomena tersebut.
4) Jujur
Di era milenilai saat ini, kejujuran bukan lagi hal tabuh. Banyak tontonan di berbagai media yang ditampilkan oleh orang-orang dari kalangan masyarakat, mulai kalangan politis sampai akademisi sekalipun. Mengumbar janji dan harapan
60
manis yang endingnya akan bermuara pada harapan palsu. Dalam fenomena ini, terdapat indirect education yang akan ditiru oleh para generasi muda dengan mencoba melakukan hal yang sama atau sudah menyimpan di memori bahwa mengumbar janji itu tidak dilarang. Padahal, sesungguhnya janji itu adalah utang.
Seperti yang disampaikan marzuki “……Adapun perilaku anti karakter bangsa diantaranya ditunjukkan oleh hilangnya nilai-nilai luhur yang melekat pada bangsa Indonesia, seperti kejujuran, kesantunan, dan kebersamaan, serta ditandai dengan munculnya berbagai kasus kriminal” (Marzuki, 2013).
Di SMP Negeri 13 Makassar, pembelajaran agama Islam atau pembelajaran lain tentunya mengemban tujuan spiritual untuk menanamkan karakter jujur pada peserta didik. Sebagaimana tampak pada kutipan wawancara seperti yang dikatakan guru (Rosdiawati, guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII, 12 Maret 2020) menyatakan bahwa
“Pada kompetensi inti tiap mata pelajaran, telah tertulis nyata bahwa peserta didik harus mampu memahami dan memiliki karakter jujur dalam kehidupannya. Bukan hanya karena telah termuatnya dalam kompetensi inti, saya sebagai guru agama punya tugas dan tanggung jawab moral untuk membentuk perilaku anak didik saya menjadi lebih baik, terutama jujur.
Saya sering sampaikan bahwa kebaikan seseorang dilihat dari kejujurannya, karenanya jangan sekali-kali hianati kejujuran itu”.
Dan juga wawancara dengan (Muammar, guru Pendidikan Agama Islam kelas VII, 11 maret 2020)
“Hampir setiap aktivitas belajar selalu ditanamkan sikap dan karakter jujur kepada peserta didik. Saat ujian, mengerjakan tugas agar sesuai dengan kemampuannya, tidak menyontek, dan sebagainya. Ketika berada di rumah, bersikap jujurlah kepada orang tua kalian, di kantin sekolah, dan sebagainya”.
Kedua kutipan tersebut menggambarkan penanaman karakter jujur kepada peserta didik di SMP Negeri 13 Makassar.