BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
7. Penanaman nilai
25
7. Penanaman Nilai
26
karena apa yang menurut kita sudah benar dan baik belum tentu disebut nilai.
Jadi, nilai merupakan tujuan yang ingin dicapai.
Nilai-nilai (dalam pengertian sebagai penggambaran kecenderungan terhadap apa-apa yang tidak di sukai) akan kelihatan bila sistem-sistem sosial dipakai sebagai alat konsepsi di dalam tindakan sosial.
Nilai merupakan wujud penikmatan. Dengan penikmatan dapat memberikan corak tersendiri antara individu akan sesuatu yang dianggapnya atau dinilainya. Dengan nilai, sesuatu dapat dikategorikan atau ditaksir bagaimana dan apa yang dinilai. Begitu pula dalam pembelajaran Agama Islam, banyak hal yang patut menjadi penilaian, meskipun wujud dari penilaian pembaca berbeda antara satu sama lain, karena hal tersebut dapat dilihat dari tingkat intensitas perindividu berbeda. Jadi, secara singkat dapat diartikan bahwa nilai adalah hasil penelitian pertimbangan baik atau buruk terhadap sesuatu yang kemudian dipergunakan sebagai dasar melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
b. Perspektif Nilai Pendidikan Karakter
Setiap pembelajaran Agama Islam tentu saja menanamkan sejumlah nilai.
Di dalamya terdapat berbagai nilai di antaranya: nilai moral, nilai sosial, budaya, dan nilai pendidikan.
Aksiologi merupakan ilmu tentang nilai. Dalam kaitannya dengan pendidikan, maka aksiologi menelusuri seluk-beluk nilai pendidikan. Sementara, pendidikan dapat dirumuskan sebagai suatu pembimbingan yang diberikan dengan sengaja oleh pendidik kepada anak didik ke arah satu tujuan. Mengenai pembimbingan atau bagaimana cara memberikan bimbingan, materi apa yang
27
akan diberikan dalam pembimbingan,apa tujuannya,dan hakikat pendidikan serta anak didik itu sendiri, dapat tergantung pada dasar filsafah pendidikan.
Pendidikan menurut Alwi dkk. (Eds.), 2008: 149) adalah usaha dan perbuatan dari generasi tua dan mengalihkan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan kepada generasi muda untuk melangsungkan fungsi hidup dengan baik.
Bukanlah semata-mata pelajaran umum, tetapi merupakan peoses kemandirian kesadaran pembangunan bangsa dan kesadaran individu secara terpadu. Dengan demikian, manusia dapat mengkomunikasikan kebudayaan dan warisan intelektualnya pada generasi yang akan datang serta memberikan inspirasi cita-cita hidupnya.
Pendidikan adalah suatu proses, bukan kegiatan yang dijalankan oleh subjek tertentu (pendidik atau anak didik). Ini berarti bahwa pendidikan merupakan tahap perkembanan yang terus- menerus. Proses tersebut terjadi karena interkasi berbagai faktor. Jadi, bukan hanya interaksi antara orang dewasa dan manusia belum dewasa, melainkan juga bahan yang dipelajari, faktor lingkungan (alam, kebudayaan, masyarakart, dan sebagainya).
Berdasarkan lingkungannya, pendidikan dapat pula digolongkan dalam 3 golongan kecil, yaitu pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat. Ketiga golongan ini dikenal dengan istilah “tripusat pendidikan”.18
Keluarga adalah pranata kehidupan terkecil yang secara langsung dialami untuk pertama kali oleh seorang manusia. Kehadiran seorang anak dalam
18Alwi, Hasan, dkk. (Eds.). Op.cit. hal. 149.
28
keluarga mengakibatkan bertambahnya tanggungjawab tiap orang tua.
Masyarakat merupakan suatu bentuk tata kehidupan sosial yang mencakup tata nilai dan tata budaya sendiri.
Nilai pendidikan masyarakat dan keluarga mengalami perkembangan sesuai dengan kemajuan kebudayaan manusia, demikian juga pendidikan yang didapatkan di sekolah. Pendidikan dalam bentuk sekolah ini berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia. Di sekolah anak mengalami pendidikan formal seperti taman-taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan seterusnya sampai perguruan tinggi.
Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin,luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya diharapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Harapan itu memperlihatkan bahwa betapa pentingnya dunia pendidikan bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah suatu proses bimbingan manusia untuk mencapai tujuan yang berguna bagi individu dan masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka aksiologi pendidikan berhubungan dengan ilmu tentang nilai. Aksiologi mengkaji seluk beluk nilai. Aksiologi menyangkut pula nilai-nilai yang berupa pertanyaan tentang kebaikan. Aksiologi adalah suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value). Bidang kajian aksiologi, yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic expression (ekspresi keindahan), sosiopolitical life (kehidupan sosial politik). Nilai terdiri atas tiga bentuk, yaitu nilai digunakan sebagai kata benda yang abstrak, nilai sebagai kata
29
benda konkret, dan nilai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai, dan dinilai.
d. Substansi Nilai-nilai Karakter dalam Standar Kompetensi Lulusan SMP Substansi nilai-nilai karakter dalam standar kompetensi lulusan SMP menurut Gunawan dapat dicermati pada tabel 2.1 berikut ini19.
Tabel 2.1 Pemetaan Nilai Karakter sesuai dengan SKL
No. Standar Kompetensi Lulusan Nilai Karakter yang Dikembangkan 1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai Religious, jujur, dan
dengan tahap perkembangan remaja tanggung jawab 2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri Jujur dan cerdas 3. Menunjukkan sikap percaya diri Jujur
4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku Bertanggung jawab dalam lingkungan yang lebih luas
5. Menghargai keberagaman agama, budaya, uku, Peduli dan toleransi ras, dan golongan sosial ekonomi dalam
lingkungan nasional
6. Mencari dan menerapkan informasi dari Cerdas dan kreatif lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara
logis, kritis, dan kreatif
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, Cerdas dan kreatif kreatif, dan inovatif
8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri Cerdas dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya bertanggung jawab 9. Menunjukkan kemmapuan menganalisis dan Cerdas
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari- hari
10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial Bertanggung jawab 11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung Bertanggung jawab dan
jawab cerdas
12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam Peduli dan bertanggung kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan jawab
bernegara demi terwujudnya persatua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
13. Menghargai karya seni dan budaya nasional Peduli dan bertanggung jawab
14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki Bertanggung jawab dan
kemampuan untuk berkarya kreatif
19Gunawan, Heri. Op.cit. hal.218.
30
15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan Bersih dan sehat memanfaatkan waktu luang
16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan Peduli dan kreatif santun
17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain Bertanggung jawab dalam pergaulan di masyarakat
18. Menghargai adanya perbedaan pendapat Jujur dan peduli 19. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis Cerdas dan kreatif
naskah pendek sederhana
20. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, Cerdas dan kreatif membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris sederhana
21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk cerdas mengikuti pendidikan menengah
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP