• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sanjaya (2013:59) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta dan karakteristik tertentu. Pendekatan kualitatif lebih menekankan pada proses daripada hasil, sehingga hasil yang diperoleh merupakan rancangan murni menurut fakta yang ada berdasarkan informasi yang diperoleh dalam penelitian dengan memperhatikan apa yang didasarkan pada informasi yang diperoleh dalam penelitian dengan memperhatikan indikator yang digunakan dalam penarikan kesimpulan (Arikunto 2002). Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjelaskan secara utuh dan terperinci tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat dan menjadi subjek penelitian, serta menjelaskan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut. (Sanjaya, 2013: 47).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 26 Makassar yang berlokasi di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Tahun Ajaran Semester Ganjil 2021/2022.

23

C. Subjek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 26 MAKASSAR. Proses penentuan subjek berdasarkan soal tes materi pola bilangan untuk menentukan kemampuan berpikir kritis siswa.

Adapun langkah-langkah pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan kelas tempat untuk melakukan penelitian yaitu kelas VIII SMPN 26 MAKASSAR.

2. Memilih 3 siswa sebagai subjek penelitian yang berkemampuan tinggi berdasarkan hasil ujian matematika dan rekomendasi guru.

3. Subjek yang dipilih mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu mengekspresikan pikirannya berdasarkan pengamatan guru selama proses pembelajaran dikelas.

4. Subjek bersedia untuk berpartisipasi dalam pengambilan data selama penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen utama dan pendukung. Instrumen utama ialah peneliti sendiri berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, analisa data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas penelitiannya. Adapun instrumen utama dibantu dengan instrumen pendukung sebagai berikut:

1. Tes

tes yaitu alat bantu yang berupa tes tertulis mengenai materi pola bilangan.

Dipilihnya tes uraian karena untuk mengetahui hasil keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Wawancara.

wawancara yaitu alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui tugas penyelidikan.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara tidak terstruktur.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan pola bilangan. Dimana hasil tes tersebut dianalisa untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa. Tes kemampuan berpikir kritis berbentuk soal uraian. Soal yang diberikan berjumlah 1 butir soal. Tes dibuat dengan menggunakan indicator berpikir kritis menurut Ennis.

2. Metode wawancara

wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan wawancara.

Pedoman wawancra tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal menurut Ennis.

F. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada Miles dan Huberman sebagaimana deskripsi oleh Sugiyono (2017:243), tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Adapun penjelasannya ialah:

1. Reduksi data

“Mereduksi data bisa diartikan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya”, (Sugiyono, 2008: 247). Dengan mereduksi data akan membe-rikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Proses reduksi berlangsung terus selama pelaksanaan penelitian bahkan peneliti memulai sebelum pengumpulan data dilakukan selesai sampai penelitian berakhir. Reduksi dimulai sewaktu peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan, penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang digunakan. Selama pengumpulan data berlangsung, reduksi data dapat berupa membuat ringkasan, memutuskan tema, membuat batas permasalahan, dan menulis memo.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan semua informasi yang disusun dengan benar agar memungkinkan adanya kesimpulan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian data dapat memperoleh data kemampuan berpikir kritis dari jawaban tes yang terdiri lima soal uraian yang dikerjakan siswa.

3. Penarikan Kesimpulan (verification)

Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan meninjau data.

Kesimpulan dan tinjauan data dilakukan setelah data terakhir dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan akhir. Tentunya untuk menarik kesimpulan tersebut, berdasarkan hasil dari analisis data, tes tertulis dan wawancara dilakukan dengan membandingkan hasil tes tertulis dengan hasil wawancara dengan subjek.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, dan tahap pelaksanaan. Berikut uraian dari masing-masing tahapan:

1. Tahap Persiapan

a. melakukan pengamatan pertama untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi disekolah.

b. Membuat surat ijin penelitian.

c. Bertemu dengan kepsek untuk menyerahkan surat izin penelitian dan menjelaskan hal-hal yang dilakukan disekolah.

d. Menyusun rancangan instrumen penelitian yang berupa soal tes kemampuan berpikir kritis materi pola bilangan serta pedoman untuk wawancara.

e. Melakukan validasi ahli untuk instrument penelitian..

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memilih 3 siswa dengan hasil nilai ujian tertinggi sebagai subjek.

b. Pemberian tes kemampuan berpikir kritis.

c. Melakukan wawancara kepada setiap subjek.

H. Keabsahan Data

Triangulasi dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data.

Triangulasi adalah teknik untuk memvalidasi data yang menggunakan sesuatu selain data untuk keperluan verifikasi atau untuk perbandingan data. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber data. Triangulasi sumber data adalah untuk menggali kebenaran informasi tertentu dengan mengggunakan berbagai sumber data misalnya dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menyajikan data hasil penelitian dan pembahasan tentang rumusan masalah yaitu bagaimana kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah pola bilangan pada siswa kelas VIII SMPN 26 Makassar.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsi kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah pola bilangan pada siswa kelas VIII SMPN 26 Makassar. Sehingga, dalam penelitian ini siswa diberikan tes kemampuan berpikir kritis berupa 1 butir soal materi pola bilangan.

Selanjutnya dilakukan wawancara untuk menelusuri dan memverifikasi data lebih dalam. Melihat konsistensi data hasil tes dan wawancara, maka hasil dari penelitian yang diperoleh adalah deskripsi kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah pola bilangan siswa kelas VIII SMPN 26 Makassar.

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Subjek Kemampuan Tinggi (SKT)

Berikut paparan lengkap beberapa pertimbangan pemilihan subjek diantaranya: (1) subjek dapat berkomunikasi dengan baik serta dapat mengekspresikan pikirannya berdasarkan pengamatan guru selama proses pembelajaran di kelas; (2) subjek dipilih memiliki kemampuan matematika tinggi berdasarkan hasil nilai ujian matematika; (3) kesediaan subjek untuk berpartisipasi dalam pengambilan data selama penelitian, dan (4) rekomendasi dari guru.

Berdasarkan

29

beberapa pertimbangan tersebut, maka diperoleh 3 subjek penelitian kemampuan berpikir kritis. Subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Subjek Penelitian

No. Subjek Kode

1. AD SKT1

2. NR SKT2

3. MA SKT3

2. Hasil Data Tes Subjek Kemampuan Tinggi (TSKT) dan Hasil Wawancara Analisis data tes kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah pola bilangan yang dimaksud adalah paparan data yang diperoleh dari tes kemampuan berpikir kritis dan hasil wawancara pada setiap subjek. Setiap subjek penelitian diberikan masalah yang sama pada tes kemampuan berpikir kritis, kemudian penyelesaian siswa akan ditelusuri lebih dalam melalui wawancara.

Sebelum pemaparan hasil penelitian, terlebih dahulu disajikan masalah matematika yang dianalisis, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Item Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Andi sedang menyelenggarakan sebuah pesta ulang tahun yang ke-17 tahun.pesta tersebut dilaksanakan di rumah Andi. Pertama kali bel berbunyi, 4 orang tamu undangan datang, saat bel kedua berbunyi 8 orang tamu undangan datang, saat bel ketiga berbunyi 7 orang tamu datang undangan datang, saat bel keempat berbunyi 11 orang tamu undangan datang, saat bel kelima berbunyi 10 orang tamu undangan datang. Berapa banyak orang tamu undangan datang pada saat bel berbunyi ke-20?

a. Paparan Data Hasil Penelitian Subjek Kemampuan Tinggi 1 (SKT 1) Berikut ini dipaparkan hasil tes tertulis SKT1 dalam memecahkan masalah pada TSKT

Gambar 4.1 Hasil TSKT SKT1

Hasil Wawancara Berdasarkan Subjek Kemampuan Tinggi (SKT 1):

P-01 : Dek, kita pahami ini soal yang ibu berikan?

SKT-01 : Iye ibu

P-02 : Ini soal dek, soal cerita untuk menyelesaikan soalkan harus ditulis apa yang ditanyakan dan apa yang diketahui?

SKT1-02 : yang diketahui itu ibu bel pertama 4 orang, bel kedua 8 orang, bel ketiga 7 orang, bel keempat 11 orang dan bel kelima 10 orang

P-03 : kalau yang ditanyakan apa?

SKT1-03 : kalau yang ditanyakan ibu berapa banyak tamu undangan datang pada saat bel ke dua puluh?

P-04 : bagaimana carata selesaikan ini soal cerita yang ibu berikan baru diubah dalam bentuk soal matematika?

SKT1-04 : Ku buat barisannya berdasarkan informasi yang dari soal seperti bel pertama itu 4 orang, bel kedua 8 orang, bel ketiga 7 orang, bel keempat 11 orang, bel kelima 10 orang baru kususunmi polanya 4, 8,7,11,10

P-05 : dalam pemecahan masalah adek informasi yang mana adek pakai?

SKT1-05 : itu ibu, kalau sudahmi kususun polanya 4,8,7,11,10 barumi kucari selisih yang sama ibu, karena pola pada soal tersebut +4, -1, +4, -1, jadi soal tersebut pake pola bersusun bu. 4 + (- 1) = 3, jadi b = 3. Dan nilai a = 8 karena suku pertama pada barisan genap.

P-06 : Kenapa dipisah yang ganjil dan genap?

SKT1-06 : Karena soalnya termasuk barisan 2 larik bu P-07 : Kenapa memilih barisan genap?

SKT1-07 : Karena yang suku ke-20 adalah genap bu P-08 : Kenapa bisa dek n nya 10?

SKT1-08 : n nya 10 ibu karena pakeka pola bertingkat 2, yang ditanyakan U20 jadi 20 kubagi 2

P-09 : Ibu tanya lagi yakin jaki jawaban ta?

SKT1-09 : Iye ibu

P-10 : jadi apa kesimpulan ta?

SKT1-10 : Tinggal ku masukkan ke dalam rumus Bu, U20 = a + (n-1) b

= 8 + (10-1) 3 = 8 + 9.3 = 8 + 27 = 35.

P-11 : dalam pemecahan masalah informasi mana yang dipakai?

SKT1-11 : itu ibu, diketahui bel pertama 4, bel kedua 8, bel ketiga 7, bel keempat 11, bel kelima 10 baru kususunmi polanya

4,8,7,11,10 baru yang ditanyakan bel kedua puluh

P-13 : oke dek lanjut pertanyaannya, ditauji itu istilah – istilah dalam jawaban yang kita kerja misalnya a itu apa? b itu apa?

SKT1-13 : a itu ibu suku pertama, b itu selisih ibu P-14 : kalau Un itu apa?

SKT1-14 : suku yang mau kucari ibu

P-15 : Ok dek pertanyaan selanjutnya yakin maki dengan jawaban ta SKT1-15 : Yakin ibu

P-17 : Coba cara yang adek gunakan diuji dengan suku yang lain.

Coba cari suku ke-19?

SKBK1-17 : U19 = a + (n-1) b

a = 4 karena 19 adalah suku ganjil, dan b tetap 3 nilainya jadi U19 = 4 + (10-1) 3

= 4 + (9) 3

= 4 + 27 = 31. Jadi suku ke-19 adalah 31.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil wawancara menunjukkan bahwa SKT1 mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis berdasarkan teori Ennis. SKT1 mampu memenuhi indikator focus karena mampu memahami maksud soal sehingga mampu menentukan unsur yang diketahui yaitu menuliskan barisan genap 8, 11 dan barisan ganjil 4, 7, 10 dan unsur yang ditanyakan pada soal tersebut U20. SKT1 juga mampu memenuhi indikator reason dan inference karena mampu menentukan cara atau rumus yang tepat dengan menuliskan rumus a + (n-1) b dan indikator situation mampu menggunakan informasi pada soal dengan tepat sehingga SKT1 mampu memecahkan masalah pola bilangan tersebut dengan benar. SKT1 mampu mengidentifikasi soal tersebut, dan menganggap masalah pola bilangan tersebut termasuk jenis pola bilangan barisan 2 larik, sehingga SKT1 memisah barisan bilangan ganjil dan barisan bilangan genap.

SKT1 juga cenderung memahami istilah-istilah yang terdapat pada soal, dimana simbol a adalah nilai deret pertama yaitu 8 (barisan genap) dan b adalah beda yaitu pola pada barisan bilangan yaitu 3, sehingga memenuhi indikator clarity.

SKT1 juga terlihat mampu memenuhi indikator overview, hal tersebut terlihat pada proses wawancara dimana mampu mengecek dan membuktikan kembali bahwa rumus yang digunakan sudah benar. SKT menguji cara tersebut dengan mencari U19, dan SKT1 mampu memecahkan masalah tersebut dengan benar.

Keterangan

P: pertanyaan peneliti

SKT: Subjek Kemampuan Tinggi TSKT: Tes Subjek Kemampuan Tinggi

b. Paparan Data Hasil Penelitian Subjek Kemampuan Tinggi 2 (SKT 2) Berikut ini dipaparkan hasil tes tertulis SKT2 dalam memecahkan masalah pada TSKT.

Gambar 4.2 Hasil TSKT SKT2

Hasil Wawancara Berdasarkan Subjek Kemampuan Tinggi (SKT 2) P-01 : Dek, kita pahami ini soal yang ibu berikan?

SKT2-01 : Iye ibu

P-02 Ini soal dek, soal cerita untuk menyelesaikan soalkan harus ditulis apa yang ditanyakan dan apa yang diketahui?

SKT2-02 : yang diketahui itu ibu bel pertama 4 orang, bel kedua 8 orang, bel ketiga 7 orang, bel keempat 11 orang dan bel kelima 10 orang

P-03 : Kalau yang ditanyakan?

SKT2-03 : kalau yang ditanyakan ibu berapa banyak tamu undangan datang pada saat bel ke dua puluh

P-04 : bagaimana carata selesaikan ini soal cerita yang ibu berikan baru diubah dalam bentuk soal matematika?

SKT2-04 : begini ibu kubaca dulu ini soal baru kupahamiki kemudian informasi yang dari soal seperti bel pertama itu 4 orang, bel kedua 8 orang, bel ketiga 7 orang, bel keempat 11 orang, bel kelima 10 orang baru kususunmi polanya 4, 8,7,11,10

P-05 : dalam pemecahan masalah adek informasi yang mana adek pakai?

SKT2-05 : itu ibu, kalau sudahmi kususun polanya 4,8,7,11,10 barumi ku

pisah yang ganjil dan genap bu, baru cari selisihnya. 4, 7, 10 selisihnya 3 Bu, dan 8, 11 selisihnya juga 3 bu, jadi b = 3.

Kalau nilai a = 8 bu, karena suku ke-1 barisan genap adalah 8.

P-06 : Kenapa ambil yang barisan genap?

SKT2-06 : Karena yang ditanyakan suku ke-20 bu, dan 20 adalah genap P-07 : coba jelaskan cara kerja ta?

SKT2-07 : kan tadi nilai a = 8, dan b = 3

baru masukan ke dalam rumus yaitu U20 = a + (n-1) b yaitu 8 + (10-1) 3 = 8 + 9.3 = 35

P-08 : Kenapa bisa n nya 10?

SKT2-08 : Karena tadi saya sudah pisah barisan ganjil dan genap. Jadi barisan genap = 20 dibagi 2 = 10

P-09 : Ibu tanya lagi yakin jaki jawaban ta?

SKT2-09 : Iye ibu

P-10 : jadi apa kesimpulan ta?

SKT2-10 : nilai a = 8, dan b = 3

dan rumusnya yaitu U20 = a + (n-1) b

= 8 + (10-1) 3 = 8 + 9.3 = 35 jadi U20 = 35.

P-11 : Dalam pemecahan masalah informasi mana yang dipakai?

SKT2-11 : Itu ibu, diketahui bel pertama 4, bel kedua 8, bel ketiga 7, bel keempat 11, bel kelima 10 baru kususunmi polanya

4,8,7,11,10 baru yang ditanyakan bel kedua puluh?

P-12 : Digunakan semuaji informasi yang ada soal deka?

SKT2-12 : Iye ibu

P-13 : oke dek lanjut pertanyaannya, ditauji itu istilah – istilah dalam jawaban yang kita kerja misalnya a itu apa? b itu apa?

SKT2-13 : a itu ibu suku pertama, b itu selisih ibu P-14 : kalau Un itu apa?

SKT2-14 : suku yang mau kucari ibu

P-15 : Ok dek pertanyaan selanjutnya yakin maki dengan jawaban ta?

SKT2-15 : Iye ibu, in syaa allah ibu benar mi

P-16 : Tidak mauki periksa kembali jawaban ta dulu?

SKT2-16 : (memeriksa kembali jawaban) yakin ma kak

P-17 : Kalau semisal U15 yang dicari, bagaimana cara kerjanya?

SKT2-17 : Suku ke-15 itu termasuk barisan ganjil, jadi a = 4, dan b tetap 3 bu.

Jadi rumusnya tadi U15 = a + (n-1) b =

= 4 + (8-1) 3

= 4 + 21 = 25. Jadi suku ke-15 adalah 25.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil wawancara menunjukkan bahwa SKT2 mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis. SKT2 mampu memenuhi indikator focus karena mampu menentukan unsur yang diketahui dan unsur yang ditanyakan pada soal tersebut. SKT2 juga mampu memenuhi indicator reason dan inference karena mampu menentukan cara atau rumus yang tepat dan indikator situation mampu menggunakan informasi pada soal dengan tepat untuk memecahkan masalah pola bilangan tersebut dengan benar. SKT2 memisah barisan bilangan ganjil dan barisan bilangan genap. SKT2

juga cenderung memahami istilah-istilah yang terdapat pada soal, dimana simbol a adalah nilai deret pertama yaitu 8 (barisan genap) karena yang ditanyakan pada soal adalah U20 (genap) dan b adalah beda yaitu selisih U1 dengan U2 (U2-U1) pada barisan bilangan yaitu 7-4 = 3, sehingga memenuhi indikator clarity. SKT2 juga terlihat mampu memenuhi indikator overview, hal tersebut terlihat pada proses wawancara dimana mampu mengecek dan membuktikan kembali bahwa rumus yang digunakan sudah benar. SKT menguji cara tersebut dengan mencari U15, dan SKT2 juga mampu memecahkan masalah tersebut dengan benar. Maka dapat disimpulkan bahwa SKT2 tergolong berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematika.

Keterangan

P : pertanyaan peneliti

SKT : Subjek Kemampuan Tinggi TSKT : Tes Subjek Kemampuan Tinggi

c. Paparan Data Hasil Penelitian Subjek Kemampuan Tinggi 3 (SKT3) Berikut ini dipaparkan hasil tes tertulis SKT3 dalam memecahkan masalah pada TSKT.

Gambar 4.3 Hasil TSKT SKT3

Hasil Wawancara Berdasarkan Subjek Kemampuan Tinggi (SKT 3):

P-01 : Apakah Anda memahami maksud soal?

SKT3-01 : Iya Bu

P-02 : Dalam soal cerita tersebut, apa yang ditanyakan dan apa yang diketahui?

SKT3-02 : yang diketahui itu ibu bel pertama datang 4 orang, bel kedua datang lagi 8 orang, bel ketiga 7 orang, bel keempat 11 orang dan bel kelima 10 orang

P-03 : kalau yang ditanyakan apa?

SKT3-03 : kalau yang ditanyakan ibu berapa banyak tamu undangan datang pada saat bel ke dua puluh.

P-04 : Bagaimana carata selesaikan ini soal cerita yang ibu berikan

baru diubah dalam bentuk soal matematika SKT3-04 : Saya lupa ibu, tidak bisa saya kerja soalnya ibu?

P-05 : Tapi pernah ki belajar materi pola bilangan?

SKT3-05 : Iya ibu, tapi bingungka dengan polanya bu P-06 : Yakin tidak bisaki kerja soalnya?

SKT3-06 : Iye ibu Keterangan

P : pertanyaan peneliti

SKT : Subjek Kemampuan Tinggi TSKT : Tes Subjek Kemampuan Tinggi

Pada gambar 4.3 hasil SKT3 menuliskan jawabannya dengan yang diketahui 4,8,7,11,10 dan ditanyakan U20 sehinggapada langkah penyelesaiannya SKT3 kebingungan menjawabnya. Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil wawancara menunjukkan bahwa SKT3 hanya mampu memenuhi indikator focus kemampuan berpikir kritis. Hal tersebut dikarenakan SKT3 mampu memahami maksud soal sehingga mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada soal tersebut . Namun SKT3 tidak mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis berikutnya yang terdiri dari reason, inference, situation, clarity, dan overview. Hal tersebut karena SKT3 tidak mampu menemukan cara atau rumus yang tepat serta tidak mampu menggunakan informasi pada soal dengan tepat sehingga SKT3 tidak mampu memecahkan masalah matematika tersebut. SKT3 juga cenderung tidak memahami istilah- istilah yang terdapat pada soal, hal tersebut terlihat pada proses wawancara dimana SKT3 tidak mampu menjelaskan istilah-istilah pada soal secara tepat.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa SKT3 tergolong tidak memiliki kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah matematika.

Selanjutnya peneliti melakukan triangulasi untuk menguji keabsahan data tes subjek kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah pola bilangan (TSKT).

Triangulasi dilakukan untuk mencari kesesuaian data pada subjek. Triangulasi yang dimaksud terdapat pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Triangulasi Sumber Kemampuan Berpikir Kritis SKT1 dan SKT 2

SKT 1 SKT 2

SKT1 mampu memecahkan masalah pola bilangan dengan benar. SKT1 mengidentifikasi masalah tersebut ke dalam barisan 2 larik, sehingga memisah barisan ganjil dan genap.

Nilai a = 8, yaitu U1 bilangan genap, dan b adalah 3, sehingga U20 = 35.

SKT2 mampu memecahkan masalah pola bilangan dengan benar. SKT2 memisah barisan ganjil dan genap.

Nilai a = 8, yaitu U1 bilangan genap, dan b adalah selisih U1 dan U2 (U2- U1) yaitu 7-4 = 3. Maka dari itu suku kedua puluh (U20) = 35.

Berdasarkan hasil pemaparan SKT1 dan SKT 2 pada indikator focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview cenderung konsisten. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SKT 1 dan SKT 2 dalam memecahkan masalah pola bilangan dapat memenuhi indikator berpikir kritis menurut Ennis (1991,1996)

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas keterkaitan antara hasil penelitian dengan teori-teori yang ada, pendapat para ahli, atau hasil penelitian yang terkait dan relevan dengan penelitian ini. Berikut dibahas hasil penelitian tentang kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah pola bilangan pada siswa kelas VIII SMPN 26 Makassar.

Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil wawancara menunjukkan bahwa SKT1 mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis berdasarkan teori Ennis. SKT1 mampu memenuhi indikator focus karena mampu memahami maksud soal sehingga mampu menentukan unsur yang diketahui dan unsur yang ditanyakan pada soal tersebut. SKT1 juga mampu memenuhi indikator reason dan inference karena mampu menentukan cara atau rumus yang tepat dan indikator situation mampu menggunakan informasi pada soal dengan tepat sehingga SKT1 mampu memecahkan masalah pola bilangan tersebut dengan benar. SKT1 mampu mengidentifikasi soal tersebut, dan menganggap masalah pola bilangan tersebut termasuk jenis pola bilangan barisan 2 larik, sehingga SKT1 memisah barisan bilangan ganjil dan barisan bilangan genap. SKT1 juga cenderung memahami istilah-istilah yang terdapat pada soal, dimana simbol a adalah nilai deret pertama yaitu 8 (barisan genap) dan b adalah beda yaitu pola pada barisan bilangan yaitu 3, sehingga memenuhi indikator clarity. SKT1 juga terlihat mampu memenuhi indikator overview, hal tersebut terlihat pada proses wawancara dimana mampu mengecek dan membuktikan kembali bahwa rumus yang digunakan sudah benar.

SKT menguji cara tersebut dengan mencari U19, dan SKT1 mampu memecahkan masalah tersebut dengan benar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Setiana &

Purwoko, 2020) dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Gaya Belajar Matematika Siswa”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis berdasarkan aspek kemampuan berpikir kritis siswa dari keseluruhan siswa diperoleh informasi bahwa aspek focus memiliki rata-rata nilai 92,4 dan termasuk dalam kategori sangat baik, aspek reason memiliki rata- rata nilai 84,3, dan termasuk dalam kategori sangat baik, aspek inference memiliki rata-rata 77,1 dan termasuk dalam kategori baik, aspek situation mempunyai rata- rata nilai 97,1 dan termasuk dalam kategori sangat baik dan aspek overview memiliki rata-rata nilai 71,4 dan termasuk dalam kategori baik. Pada penelitian tersebut menggunakan 5 indikator kemampuan berpikir kritis, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan 6 indikator, dimana indicator clarity tidak digunakan dalam penelitian tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa presentase siswa dalam memenuhi setiap indicator berpikir kritis relative tinggi, hal tersebut sejalan dengan temuan pada penelitian ini yang menunjukkan bahwa Subjek Kemampuan Berpikir Kritis 1 dan Subjek Kemampuan Berpikir Kritis 2 mampu memenuhi semua indicator kemampuan berpikir kritis yang terdiri dari focus, reason, inference, situation, clarity, dan overview.

Selanjutnya subjek kemampuan tinggi kedua dengan hasil tes tertulis dan hasil wawancara menunjukkan bahwa SKT2 mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis. SKT2 mampu memenuhi indikator focus karena

Dokumen terkait