30
Adapun jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu data yang tidak dapat dihitung atau bukan berupa angka yang diperoleh dari hasil interview dengan pimpinan dan karyawan lain dalam kantor atau instensi serta informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
2. Sumber Data
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) adalah sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh:
a. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan dalam statistik biasanya tersedia pada kantor pemerintahan,biro jasa data,perusahaan swasta atau badan lain yang berhubungan dengan penggunaan data. Moehar (2002:113).
b. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi secara langsung dari instrumen yang telah ditentukan data primer dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian pengumpulan data primer merupakan bagian internal dan seringkali diperlukan untuk tujuan pengambilan keputusan. Data primer dianggap
lebih akurat karena data ini disajikan secara terperinci Indriantoro dan Supomo dalam Purhantra (2010:79).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah. Pada umumnya data yang dikumpulkan akan dipergunakan,kecuali untuk keperluan eksploratif,juga untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan (Moehar,2002:131). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Supriyati (2011:46) adalah suatu cara untuk mengumpulkan data peneliti dengan mempunyai sifat dasar naturalistik yang berlangsung dalam konteks natural pelakunya berpartisipasi secara wajar dalam interaksi.
2. Wawancara
Menurut P. Joko Suagyo (2011:39) adalah suatu kegiatan dilakukan secara langsung dengan mengumpamakan pertanyaan-pertanyaan pada para responden wawancara bermakna berhadapan langsung antara interview dengan responden, dan kegiatannya dilakukan secara lisan.
3. Dokumentasi
Menurut Umi narimawati, Sri Dewi Anggadini, Lina Ismawati (2010:39) adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan.
F. Informan Penelitian
Berhubung penelitian ini tidak mengenal populasi, maka pemilihan informan memanfaatkan purposive sampling. Metode purposive ialah pemilihan informan dengan cara sengaja yang berdasarkan tujuan tertentu. Artinya jumlah bisa sedikit, tetapi bisa juga sangat banyak. Hal itu tergantung pada pemilihan informan itu sendiri dan kompleksitas fenomena yang diamati, (Meleong 2010). Adapun yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagian HRD PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk Makassar.
Sebanyak satu (1) orang
2. Karyawan PT. Pelayaran Tempuran Emas, Tbk Makassar. Yaitu:
a. Karyawan organik sebanyak lima (5) orang dari dua puluh (20) karyawan
b. Karyawan outsourcing sebanyak tiga (3) orang dari sepuluh (10) karyawan
G. Instrumen Penelitian
Menurut sugiono (2017) dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah penelitian sendiri atau anggota tim. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi instrumen penelitian, atau mungkin setelah permasalahan nya dan fokus jelas penelitian akan mengunakan instrumen. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti
Peneliti harus melakukan interpretasi terhadap tindakan sosial yang dilakukan oleh subjek peneliti yang diteliti, di mana kita harus terjun langsung kelapangan untuk meneliti.
2. Panduan wawancara
Peneliti yang menggunakan wawancara langsung biasanya membutuhkan panduan wawancara pada awal turun lapangan dan pertanyaan wawancara disusun sebelum turun lapangan dan bertemu langsung dengan narasumber.
3. Alat rekam
Alat rekam bisa terdiri dari kamera, video, atau perekam suara.
Misalnya ketika wawancara peneliti bisa mendapatkan narasi detail melalui transkrip apabila wawancara direkam, ketika penelitian tetap harus dipertahankan dengan cara meminta izin terlebih dahulu sebelum melakukan perekaman.
4. Buku
Buku bisa digunakan sebagai instrumen penelitian, terutama pada saat melakukan wawancara di lapangan.
H. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode komparatif dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT untuk membandingkan IFE dan EFE antara karyawan outsourcing dan organik.
IFE EFE
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Peluang (O)
Strategi SO (Strategi yang
memanfaatkan kekuatan dan memanfaatkan peluang)
Strategi WO (Strategi yang meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang)
Ancaman (T)
Strategi ST (Strategi yang
menggunakan kekuatan dan mengatasi ancaman)
Strategi WT (Strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman)
Alternatif strategi adalah hasil dari analisis SWOT yang menghasilkan berupa strategi SO,WO ST dan WT. Alternatif strategi yang dihasilkan 4 buah strategi sebagai hasil dari analisis makrik SWOT.
Menurut Rangkuti (2001:31-32) strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
a. Strategi SO
Strategi itu dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan usaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
36 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan
Didirikan di Jakarta pada 17 September 1987, PT Tempuran Emas merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang merintis pelayanan pengiriman barang dalam peti kemas melalui jalur laut. Perseroan sangat unggul dan mumpuni dalam pelayanan transportasi peti kemas dan jasa bongkar muat peti kemas serta pengelolaannya dalam skala nasional. Hal ini semakin diperkuat dengan dukungan dari entitas anak dan afiliasi yang kokoh. Perjalanan Perseroan dalam bisnis ini kian matang, dengan dikukuhkan nya tonggak sejarah baru pada tahun 2003 melalui deklarasi TEMAS Line sebagai perusahaan terbuka. Dengan mencatatkan namanya pada bursa saham dengan kode TMAS, Perseroan menawarkan sebanyak 451.000.000 lembar sahamnya pada 25 Juni 2003. Maka, secara resmi per tanggal 9 Juli 2003, TEMAS Line efektif menjadi perusahaan pengangkutan peti kemas nasional pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan berubah nama menjadi PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk.
Menjadi pionir dalam industry pelayaran nasional, Perseroan mengawali kegiatan operasional pengangkutan peti kemas dengan menggunakan kapal sewaan. Namun seiring perkembangan usahanya, Perseroan terus berbenah diri, meningkatkan kompetensi, memperbanyak armada serta memperluas jangkauan layanan. Hasilnya, Perseroan kini telah menjadi perusahaan terkemuka dalam industry pelayaran nasional Indonesia yang mengusung armada kapal modern,
serta memiliki sarana pelabuhan tersendiri. Keunggulan layanan TEMAS Line lainnya adalah keberadaan berbagai peralatan berat penunjang kegiatan bongkar muat container, seperti Harbour Mobile Crane (HMC) tipe HMK 260E, Reach Stakers, Empty Container Handler dan Container Forklift demi menjamin efisiensi dan ketepatan waktu pengiriman.
Senantiasa berupaya tanggap terhadap dinamika perkembangan industry pelayaran nasional, Perseroan terus mengembangkan jenis dan jangkauan layanan ke arah manajemen perkapalan, keagenan, bongkar muat dan pergudangan.
Sebagai bentuk layanan yang lebih terpadu, Perseroan kini didukung oleh empat Entitas Anak Perseroan, yaitu: PT Perusahaan Bongkar Muat Olah Jasa Trisari Andal yang bergerak di bidang jasa bongkar muat dan jasa terkait; PT Pelayaran Tirtamas Express yang bergerak di bidang jasa pelayaran; Anemi Maritime Co. Ltd (Anemi) yang bergerak dalam bidang manajemen peti kemas; serta PT Escorindo Stevedoring yang bergerak di bidang jasa bongkar muat. Perseroan kini terus memperluas jangkauannya dengan merambah hingga ke seluruh nusantara. Sampai akhir tahun 2014, Perseroan telah memiliki 11 (sebelas) kantor cabang di Jakarta, Ambon, Banjarmasin, Belawan, Bitung, Jayapura, Makassar, Pekanbaru, Pontianak, Surabaya dan Sorong, dan 7 (tujuh) unit keagenan di Batam, Kupang, Biak, Palembang, Samarinda, Manokwari dan Dumai.
Sebagai langkah pengembangan sekaligus upaya peningkatan mutu pelayanan kepada para pelanggan, pada tahun 2013 Perseroan menambah 2.500 unit food grade container yang dikhususkan untuk mengangkut produk makanan, minuman dan farmasi. Kemudian di tahun 2014, Perseroan menambah 1 unit kapal dengan
kapasitas sebesar 1.560 TEUs, dan menambah 4.000 unit container. Sehingga pada akhir tahun 2014, Perseroan diperkuat dengan jumlah armada kapal berjumlah 22 unit kapal dengan kapasitas sebesar 12.838 TEUs. Selain itu, jumlah container peti kemas yang dimiliki Perseroan kini mencapai 24.854 unit.
2. Visi dan Misi a. VISI
Menjadi Perusahaan yang Paling Menguntungkan.
b. MISI
Menyediakan layanan pengiriman di Indonesia yang inovatif, kompetitif dan andal, serta selalu memberikan layanan profesional kepada pelanggan, sehingga memberikan manfaat maksimal bagi para pemangku kepentingan.
3. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi PT. Pelayaran Tempuran Emas Tbk Cabang makassar.
KEPALA CABANG
KEPALA DEPO HRD IT MARKETING
KEPALA OPERASIONAL
FINANCE
&
ACCOUNTING
4. Job Description
Adapun tugas dari masing-masing bagian struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut :
a. Kepala Cabang
Tugas dan tanggung jawab kepala cabang sebagai berikut:
1) Mengembangkan, menerapkan dan mengendalikan serta memonitor pelaksanaan kegiatan operasional kantor cabang.
2) Memberikan teguran \ sanksi kepada karyawan yang kesalahan serta memberikan masukan ke kantor pusat berupa usulan yang menyangkut kebijakan yang telah di tetapkan dalam rangka pengembangan usaha kearah yang lebih baik.
b. Marketing
Marketing bertugas untuk memasarkan produk perusahaan dari memantau persaingan pasar atau harga penawaran
c. Operasional
Operasional bertanggung jawab kepada pimpinan atas segala kegiatan perusahaan .bagian ini bertugas mengurus segala kegiatan perusahaan seperti mengontrol alur peti kemas ,mengurus segala dokumen tiba dan i berangkat kapal, mengurus kebutuhan kapal serta keamanan kapal.
d. Finance & accounting
Finance & accounting bertanggung jawab kepada pimpinan atas segala keuangan perusahaan bagian ini bertugas untuk membukukan dan mencatat semua pengeluaran dan pemasukan
keuangan perusahaan serta menyusun laporan keuangan pada PT. Tempuran emas, Tbk cabang makassar.
e. HRD & GA
HRD & GA bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan atas segala kegiatan administrasi\persuratan baik surat keluar dan surat masuk
f. IT
Tugas dan tanggung IT yaitu mengurus, mengoperasi, dan perawatan jaringan LAN maupun WAN, manajemen sistem serta dukungan terhadap perangkat kerasnya, mengarsipkan data dan perawatan komputer.
5. Potensi yang dimiliki perusahaan
PT. Tempuran emas, Tbk cabang makassar berdiri pada september 1987. Adapun yang dimiliki oleh PT. TempuraN emas, Tbk cabang makassar antara lain:
1. Kantor = 1 unit 2. depo I tol = 1 unit 3. depo II tentara pelajar = 1 unit 4. depo III koteren = 1 unit 5. depo satando = 1 unit 6. tanah = 1 hektar 7. kapal = 40 unit
8. Container = ± 35.000 unit 9. mobil = 3 unit
10. forklift = 3 unit
11. Komputer = 30 unit 12. Printer = 20 unit 13. tangki solar = 1 unit 14. karyawan = 60 orang B. Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Karakteristik informan
NO Nama Inisial Jabatan usia
1 Fatridah Fitrianita FF HRD 45
2 Wahyu hariato S.H WH MARKETING 38
3 Arif AR SECURITY 25
4 Iswandi IS OFFICE BOY 25
5 Riyan Taufik Nasruh RYN MARKETING 30
6 AIDIL FITRAWAN AF KEUANGAN 37
7 AGUS AG SECURITY 40
8 AMAL AM MARKETING 38
9 MUHTADIN M OPERASIONAL 49
Fenomena dalam mencari pekerjaan baru, terdapat satu hal yang penting untuk diperhatikan bahwa pada umumnya, sebuah perusahaan tidak langsung mempekerjakan karyawan baru yang diterimanya sebagai karyawan tetap, namun harus melalui beberapa tahap. Misalnya seperti training selama 1-2 bulan, lalu statusnya meningkat menjadi karyawan kontrak selama enam bulan hingga satu tahun, setelah itu menjadi karyawan tetap.
Meskipun begitu, ada juga perusahaan yang hanya mempekerjakan karyawan dengan system kontrak selamanya tanpa mengangkatnya menjadi karyawan tetap.
Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan outsourcing. Jadi, perusahaan ini berfokus untuk mengumpulkan Sumber Saya Manusia dan mempekerjakan mereka jika ada permintaan dari perusahaan yang merupakan kliennya. Kalau Anda bingung akan mempekerjakan karyawan tetap atau kontrak, berikut beberapa perbedaan karyawan tetap dan kontrak yang perlu Anda ketahui.
Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternative strategis.
1. Identifikasi Analisis SWOT Faktor Internal dan Eksternal
Efektivitas pemberdayaan antara karyawan outsourcing dan organik memang memiliki keuntungan dan kelebihan masing-masing, sehingga untuk menentukan strategi kefektifan penggunaan karyawan outsourcing atau organic maka digunakan analisis SWOT di mana, faktor internal terdiri atas dua komponen dasar yaitu kekuatan (S) dan kelemahan (W).
Faktor Internal
Faktor Status Atribut
Strenghts (kekuatan)
Karyawan outsourcing
1. Karyawan Kontrak Lebih Fleksibel 2. Pekerjaan Lebih Variatif
3. Ringan secara finansial/ Hemat biaya 4. Pengelolaan SDM lebih simple dan
sederhana
5. Perusahaan dapat menyaring pegawai sementara yang mahir dan sesuai dengan kebutuhan. Mereka memiliki peluang yang
lebih baik untuk mendapatkan karyawan baru berkualitas
Weaknesses (Kelemahan)
6. Mempekerjakan outsource memang
menghemat anggaran, namun hati-hati saat membaca detail kontrak karena bisa jadi ada biaya tambahan tersembunyi yang tidak disadari.
7. Butuh waktu untuk proses pengalihan tugas dan rekrutmen Kembali
Strenghts (kekuatan)
Karyawan organic
1. Stabilitas Pekerjaan 2. Jaminan pekerjaan optimal
3. Keefektifan menghasilkan produk sesuai dengan permintaan klien
4. Pelatihan Pengembangan Diri Karyawan Weaknesses
(Kelemahan)
1. Besarnya Tunjangan Karyawan Tetap 2. Bayaran Karyawan Tetap besar
Faktor eksternal terdiri atas peluang (O) dan ancaman (T). Faktor peluang adalah situasi atau kondisi yang berasal dari luar kondisi social ekonomi sedangkan ancaman merupakan kondisi di luar yang dapat mengancam eksistensi kinerja karyawan. Berikut factor eksternal diuraikan sebagai berikut:
Faktor Eksternal
Faktor Status Atribut
Opportunities (peluang)
Karyawan outsourcing
1. Mempekerjakan pekerja sementara
memungkinkan perusahaan untuk memiliki komposisi tenaga kerja dan biaya yang lebih fleksibel
2. Mengurangi biaya kepegawaian secara keseluruhan
3. Kehadiran mereka dapat membuat karyawan tetap perusahaan tetap produktif, tetapi tidak terlalu stress ketika menghadapi kesibukan pekerjaan akibat lonjakan permintaan Threats
(Ancaman)
4. Ada risiko lebih besar mengenai kebocoran rahasia perusahaan
5. Jika tenaga outsource yang dipekerjakan tidak sesuai harapan, bisa jadi time line delivery pekerjaanmu malah molor
6. Jika perusahaan tidak memperlakukan pekerja
nya dengan baik dan adil, para tenaga kerja bisa saja berhenti mendadak atau melakukan protes
Opportunities (peluang)
Karyawan organic
7. Stabilitas Pekerjaan
8. Reputasi perusahaan terjaga
9. Mendapatkan kapasitas karyawan yang maksimal
10. Terbangun kepercayaan dari karyawan 11. Peningkatan penjualan dengan kinerja yang
maksimal Threats
(Ancaman)
12. Tuntutan komitmen pekerja terhadap perusahaan
13. Mengeluarkan banyak biaya untuk pajak pekerja
14. Merencanakan mendanai fasilitas kesehatan dan rencana pension pekerja 15. Berlaku nya undang-undang
ketenagakerjaan dalam beberapa aspek
2. Analisis SWOT Faktor Internal dan Eksternal Pemberdayaan Karyawan
outsourcing
Berdasarkan pada identifikasi factor internal dan eksternal pada pemberdayaan karyawan outsourcing maka dilakukan analisis SWOT yang disajikan sebagai berikut:
Faktor Internal Bobot Ranting Skor
Kekuatan
1. Karyawan Kontrak Lebih Fleksibel
0.169811
40.679245
2. Pekerjaan Lebih Variatif
0.169811
40.679245
3. Ringan secara finansial/Hemat biaya
0.169811
40.679245
4. Pengelolaan SDM lebih simple dansederhana
0.127358
30.382075
5. Perusahaan dapat menyaring pegawaisementara yang mahir dan sesuai dengan kebutuhan. Mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan karyawan baru
0.108491 3 0.325472
berkualitas
Jumlah
0.745283 18 2.745283
Kelemahan
6.Mempekerjakan outsourcing memang menghemat anggaran, namun hati-hati saat membaca detail kontrak karena bisa jadi ada biaya tambahan tersembunyi yang tidak disadari.
0.127358 3 0.382075
7.Butuh waktu untuk proses pengalihan tugas dan rekrutmen Kembali
0.127358 3 0.382075
Jumlah
0.254717 6 0.764151
Total Keseluruhan
1 24 3.509434
Faktor strategis Bobot Ranting Skor
Faktor Eksternal
Peluang 1. Mempekerjakan pekerja sementara
memungkinkan perusahaan untuk memiliki komposisi tenaga kerja dan biaya yang lebih fleksibel
0.195652 4 0.782609
2. Mengurangi biaya kepegawaian secara
keseluruhan
0.195652 4 0.782609
3. Kehadiran mereka dapat membuat karyawan tetap perusahaan tetap produktif, tetapi tidak terlalu stress ketika menghadapi kesibukan pekerjaan akibat lonjakan permintaan
0.168478 3 0.505435
Jumlah
0.559783 11 2.070652
Ancaman
4.Ada risiko lebih besar mengenai kebocoran
rahasia perusahaan
0.146739 3 0.440217
5.Jika tenaga outsourcing yang dipekerjakan tidak sesuai harapan, bisa jadi time line delivery
pekerjaanmu malah molor
0.146739 3 0.440217
6. Jika perusahaan tidak memperlakukan pekerja nya dengan baik dan adil, para tenaga kerja bisa saja berhenti mendadak atau melakukan protes
0.146739 3 0.440217
Jumlah
0.440217 9 1.320652
Total
1 20 3.391304
Dengan tersusunnya matrik IFAS dan EFAS tersebut dapat menghasilkan nilai skor pada masing-masing faktor internal dan eksternal sebagai berikut :
- Faktor Kekuatan : 2.74
- Faktor Kelemahan : 0.76
- Faktor Peluang : 2.07
- Faktor Ancaman : 1.32
Yang dapat digambarkan dalam rumusan matrik SWOT sebagai berikut:
Tabel 4.2. Matriks IFAS dan EFAS Pemberdayaan Karyawan Outsourching
EFAS
IFAS
Strength (S) Weakness (W)
Opportunity (O) Strategi (SO)= 2.74 +0.76
= 3.50
Strategi (WO)
= 0.76+ 2.07
= 2.83
Threats (T) Strategi (ST)
= 2.74+ 1.32
= 4.06
Strategi (WT)
= 0.76 + 1.32
= 2.08
Penentuan grand strategi yang dilakukan menggunakan perhitungan skoring untuk faktor internal dan eksternal, kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam matriks grand strategy atau kuadran SWOT. Perhitungan penentuan strategi yang
digunakan sebagai berikut:
Penentuan kuadran SWOT (
)= = kuadran SWOT 0.99;037Berdasarkan hasil penentuan kuadran tersebut dapat kita buat matriks grand efektivitas pemberdayaan karyawan outsourcing seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.2. Diagram Analisis SWOT
3. Analisis SWOT Faktor Internal dan Eksternal Pemberdayaan Karyawan Organik
Berdasarkan pada identifikasi factor internal dan eksternal pada pemberdayaan karyawan organic maka dilakukan analisis SWOT yang disajikan sebagai berikut:
Faktor Internal Bobot Ranting Skor
Kekuatan
Stabilitas Pekerjaan 0.136546 3 0.409639
Jaminan pekerjaan optimal 0.120482 3 0.361446
Keefektifan menghasilkan produk sesuai dengan permintaan klien
0.136546 4 0.546185 Pelatihan Pengembangan Diri Karyawan 0.136546 4 0.546185
Jumlah 0.53012 14 7.421687
Kelemahan
Bayaran Karyawan Tetap besar 0.305221 3 0.915663
Besarnya Tunjangan Karyawan Tetap 0.164659 2 0.329317
Jumlah 0.46988 5 1.24498
Faktor Eksternal
Peluang
Stabilitas Pekerjaan 0.09447 3 0.28341
Reputasi perusahaan terjaga 0.078341 4 0.313364
Mendapatkan kapasitas karyawan yang maksimal 0.071429 3 0.214286 Terbangun kepercayaan dari karyawan 0.076037 4 0.304147 Peningkatan penjualan dengan kinerja yang
maksimal
0.078341 4 0.313364
Jumlah 0.398618 18 1.428571
Ancaman Tuntutan komitmen pekerja terhadap
perusahaan
0.177419 2 0.354839
Mengeluarkan banyak biaya untuk pajak pekerja 0.158986 2 0.317972 Merencanakan mendanai fasilitas kesehatan dan
rencana pension pekerja
0.092166 3 0.276498
Berlaku nya undang-undang ketenaga kerjaan dalam beberapa aspek
0.172811 2 0.345622
Jumlah 0.601382 9 1.294931
Dengan tersusunnya matrik IFAS dan EFAS tersebut dapat menghasilkan nilai skor pada masing-masing faktor internal dan eksternal sebagai berikut :
- Faktor Kekuatan (S) : 7.42
- Faktor Kelemahan (W) : 1.24
- Faktor Peluang (O) : 1.42
- Faktor Ancaman (T) : 1.29
Yang dapat digambarkan dalam rumusan matrik SWOT sebagai berikut:
Tabel 4.2 . Matriks IFAS dan EFAS Pemberdayaan Karyawan Outsourcing
EFAS
IFAS
Strength (S) Weakness (W)
Opportunity (O) Strategi (SO)= 7.42 +1.42
= 8.84
Strategi (WO)
= 1.24+ 1.42
= 2.66
Threats (T) Strategi (ST)
= 7.42 + 1.29
= 8.71
Strategi (WT)
= 1.24 + 1.29
= 2.53
Penentuan grand strategi yang dilakukan menggunakan perhitungan skoring untuk faktor internal dan eksternal, kemudian skor tersebut dimasukkan ke dalam matriks
grand strategy atau kuadran SWOT. Perhitungan penentuan strategi yang digunakan sebagai berikut:
Penentuan kuadran SWOT (
)= kuadran SWOT (3,08: 0.06)Berdasarkan hasil penentuan kuadran tersebut dapat kita buat matriks grand efektivitas pemberdayaan karyawan organic Seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.3. Diagram Analisis SWOT
C. PembahasanKaryawan tetap atau bisa juga disebut karyawan permanen adalah orang yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan lain secara permanen. Mereka dapat menjadi orang yang bekerja paruh waktu atau penuh waktu dalam suatu perusahaan. Karyawan tetap bekerja berdasarkan perjanjian kerja dan mereka menerima pembayaran secara berkelanjutan. Mereka biasanya menerima pembayaran dalam bentuk gaji atau upah per jam.
Sedangkan untuk karyawan kontrak, mereka akan disewa dalam waktu yang telah ditentukan dan dengan tarif per jam atau harian yang telah ditetapkan.
Biasanya karyawan kontrak dipekerjakan untuk proyek jangka pendek dan diberi tugas khusus untuk diselesaikan. Mereka diharapkan untuk bekerja secara mandiri dan mempertahankan keterampilan manajemen diri yang kuat.
Keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehingga dalam pengambilan keputusan memberdayakan salah satunya dibutuhkan analisis.
Adapun berikut hasil analisis yang diperoleh peneliti yaitu dari hasil analisis menggunakan SWOT terhadap pemberdayaan karyawan outsourcing dan organic terbukti bahwa pemberdayaan karyawan organic lebih efektif untuk memajukan perusahaan. Setelah menggunakan IFA dan EFE diperoleh jika penggunaan karyawan outsourcing untuk SO sebesar 3.7 sedangkan penggunaan karyawan organik pada SO diperoleh 8.84. hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan karyawan organic lebih efektif, di mana strategi yang dibuat dengan penggunaan karyawan organic digabungkan antara kekuatan dan peluang mengarah pada hal yang positif.
Selanjutnya Strategi WO antara penggunaan karyawan outsourcing sebesar 2.19 dan organic sebesar 2.66. hal ini juga menunjukkan yang ada pada penggunaan karyawan organic lebih baik. Strategi ST antara penggunaan karyawan outsourcing sebesar 2.19 dan organic sebesar 2.66. hal ini juga menunjukkan jika strategi kekuatan yang dimiliki pemberdayaan karyawan organic lebih baik dalam mengatasi ancaman yang dating dari luar.
Strategi WT antara penggunaan karyawan outsourcing sebesar 8.71 dan organic sebesar 2.53. hal ini juga menunjukkan jika strategi kelemahan dari dalam
diri karyawan outsourcing dan ancaman dari luar lebih besar dari pada ancaman dan kelemahan yang mungkin ditimbulkan oleh pemberdayaan karyawan organic.
Sehingga pemberdayaan karyawan organic lebih baik dibandingkan karyawan outsourcing. Hal ini juga ditunjukkan pada grafik analisis SWOT yang dihasilkan sebagai berikut:
Gambar Kartesius: 4.4 Grafik Perbandingan Analisis SWOT
Berdasarkan pada grafik perbandingan analisis SWOT yang diperoleh menunjukkan bahwa strategi pemberdayaan karyawan outsourcing dan organic sama-sama berada dikuadran 1. Namun meskipun sama-sama menunjukkan terdapat perbedaan grafik yang cukup signifikan di mana pemberdayaan karyawan organic unggul pada titik pencapaian memiliki peluang sebesar 3.08 dan 0.06, lebih besar
dibandingkan titik pencapaian memiliki peluang strategi pemberdayaan karyawan outsourcing yang mencapai 0.75 dan 0.3. sehingga dengan demikian maka
disimpulkan jika pemberdayaan karyawan organic lebih efektif dibandingkan strategi pemberdayaan karyawan outsourcing.
Pemberdayaan karyawan organic efektif karena peluang pada pemberdayaan karyawan organic lebih besar dibandingkan dengan ancaman yang ada. Sedangkan kekuatan pemberdayaan karyawan organic lebih unggul dibandingkan dengan kelemahannya. Adapun peluang yang dimiliki oleh karyawan organic meliputi pada:
1. Stabilitas Pekerjaan
Posisi sebagai karyawan tetap memiliki stabilitas keuangan yang tetap dan kemampuan untuk menyusun anggaran lebih akurat. Bahkan beberapa dari mereka sering mendapatkan bonus dalam pekerjaannya. Ketetapan inilah yang akan membuat mereka lebih merasa aman dengan posisinya sehingga kinerja yang dihasilkan akan cenderung dipertahankan atau stabil.
Cukup berbeda dengan karyawan yang berstatus outsourcing karena adanya perasaan ketidak amanan pekerjaan. Sesuai dengan istilah kontrak, mereka biasanya memiliki kontrak dalam jangka waktu tertentu yang akan berakhir dalam hitungan bulan atau beberapa tahun saja, sehingga terdapat banyak ancaman yang diberikan kepada perusahaan.
Salah satu ancaman yang paling urgent yaitu ada risiko lebih besar mengenai kebocoran rahasia. Apalagi untuk pekerjaan yang berkaitan dengan data confidential. Selain itu, bisa jadi sistem yang kamu kerjakan dicontek oleh