METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Furchan dalam Linarwati, dkk (2016) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan, lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), serta lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari (Rukin, 2019:6).
Dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memberikan infromasi deskriptif mengenai gambaran suatu fenomena atau kenyataan sosial yang sedang di teliti. Penelitian ini dimaksud untuk mendeskripsikan mengenai kemampuan menulis permulaan melalui media gambar di kelas 1 Sekolah Dasar.
3.2 Fokus dan Dimensi Penelitian
Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi penelitian sehingga jangkauan dari pembahasan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.
Sedangkan, Dimensi penelitian perkembangan dari fokus penelitian yang bertujuan untuk menjawab dan menjelaskan permasalahan penelitian yang diajukan.
Adapun fokus penelitian pada penelitian ini adalah “Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”.
Kemudian Dimensi penelitian pada penelitian ini adalah:
1) Faktor kesulitan menulis permulaan
2) Ketepatan Pemilihan Media Gambar untuk menulis permulaan.
3) Kemampuan Menulis Permulaan Siswa
22 3.3 Sumber Data
Sumber data adalah bahan-bahan yang berkaitan dengan pengumpulan data atau hasil penelitian, dalam penelitian ini menggunakan dua sumber yaitu:
3.3.1 Sumber data primer
Sumber data primer yaitu data-data yang biasa diperoleh langsung dari sang tokoh jika tokoh tersebut masih hidup atau data-data yang diproleh dari tulisan-tulisan yang pernah ditulis oleh si tokoh tersebut Harahap (2014:71).
Sumber data primer dari penelitian ini adalah jurnal/skripsi hasil penelitian dari beberapa peneliti terdahulu mengenai Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar. Peneliti memilih jurnal/skripsi sebagai sumber data karena penulis ingin melihat langsung mengenai perkembangan dan hambatan menulis permulaan yang terjadi pada siswa.
3.3.2 Sumber data skunder
Sumber data sekunder merupakan suatu cara membaca, mempelajari dan memahami dengan tersedianya sumber-sumber lainnya sebelum penelitian dilakukan Herviani dan Febriansyah (2016:24). Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku, jurnal dan skripsi yang mengkaji mengenai kemampuan menulis permulaan melalui media gambar untuk mendukung teori-teori dalam penelitian ini.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dapat didefinisikan sebagai alat pengukur data untuk memperoleh hasil penelitian yang berkualitas. Menurut Untari (2018:40) Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisa hasil penelitian yang dilakukan pada langkah penelitian selanjutnya. Adapun instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah pedoman aspek penelitian yang akan dianalisis:
23
Tabel 3.1 Pedoman aspek yang dianalisis
Aspek Keterangan
Faktor kesulitan menulis permulan.
Dapat dilihat pada data yang diungkap didalam latar belakang jurnal/skripsi.
Ketepatan pemilihan media gambar untuk menulis permulaan.
Ketepatan pemilihan media
dapat dilihat pada proses dan pencapaian hasil penelitian, apakah media
yang digunakan sesuai untuk mengatasi permasalahan yang dipaparkan.
Pencapaian Hasil Kemampuan menulis permulaan siswa
Pencapaian hasil penelitian dapat dilihat pada data yang telah diungkap setelah penelitian dilakukan
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa studi pustaka dan dokumentasi. Penjelasan tentang teknik pengumpulan data tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
3.5.1 Studi Pustaka
Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian Zed (2014:3). Dalam pengumpulan data studi pustaka peneliti dihadapkan dengan data teks atau angka, bukan dengan kejadian langsung di lapangan. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data studi pustaka dilakukan peneliti dengan mengumpulkan jurnal dan skripsi hasil penelitian terdahulu mengenai kemampuan menulis permulaan melalui media gambar pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar untuk dianalisis dan menghasilkan data dalam bentuk deskripsi.
3.5.2 Dokumentasi
Teknik dokumentasi dapat didefenisikan sebagai pencatatan secara sistematis gejala-gejala yang diteliti yang terdapat pada dokumen
24
Soebardhy, dkk (2020:128). Peneliti memilih teknik dokumentasi karena penelitian ini melalui studi pustaka yang sumber datanya berasal dari buku, jurnal, dan skripsi. Teknik dokumentasi digunakan untuk menggali, menemukan dan mengumpulkan data dari sumber bacaan yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang penulis gunakan adalah analisis data model Miles dan Huberman, dalam Sari (2020:48) mengungkapan bahwa dalam model ini aktifitas analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai dirasa cukup, ada dua tahap dalam analisis data ini, yaitu:
3.6.1 Pertama, analisis pada saat pengumpulan data, ini ditujukan untuk lebih menangkap esensi atau inti dari fokus penelitian yang akan dilakukan melalui sumber-sumber yang dikumpulkan, proses ini dilakukan aspek demi aspek, sesuai dengan peta penelitian.
3.6.2 Kedua, setelah dilakukan proses pengumpulan data itu, selanjutnya menganalisis data yang sudah terkumpul dengan menentukan hubungan satu sama lain. Aktifitas analisis data pada model ini antara lain, reduksi data (data reduction), penyajian data (display data) dan gambaran konklusi atau verifikasi (conclusion drawing/verification).
Gambar 3.1 Model Interaktif
25 3.6.2.1 Reduksi data (data reduction)
Pada tahap awal Reduksi data ini dilakukan pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi dan pentransformasian data mentah dalam catatan-catatan tertulis. Tujuannya untuk mendapatkan temuan- temuan yang kemudian menjadi fokus dalam penelitian tersebut. Pada penerapannya, peneliti melakukan reduksi data melalui data yang terkumpul dari proses studi pustaka dan dokumentasi. Berdasarkan data yang telah terkumpul, peneliti memilah hal-hal yang sesuai dengan pokok bahasan dan fokus penelitian, sehingga data yang telah direduksi akan mempermudah peneliti dalam pengumpulan data selanjutnya.
3.6.2.2 Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi maka tahap selanjutnya adalah menyajikan data. Pada tahap ini data yang sudah direduksi kemudian didisplay hingga memberikan pemahaman terhadap data tersebut agar bisa menentukan langkah selanjutnya. Pada tahap ini data yang telah diperoleh disajikan, dicermati lalu dikaitkan satu sama lain.
3.6.2.3 Gambaran kesimpulan (conclusion drawing/verification)
Setelah reduksi dan display data terlaksana, maka dilakukan konklusi atau penarikan kesimpulan dari data yang telah diteliti. Dari kesimpulan tersebut dipaparkan penemuan baru dari penelitian yang dilakukan. Peneliti menarik kesimpulan dengan cara meninjau kembali data yang telah diperoleh melalui proses analisis mengenai kemampuan menulis permulaan melalui media gambar pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar.
3.7 Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 3 cara yang paling cocok dengan penelitian ini, yaitu Uji Transferability, Uji Defendability, dan Uji Konfirmability.
3.7.1 Uji Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian yang didapat,
26
maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.
3.7.2 Uji Dependability
Uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor/pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
Jika peneliti tidak mempunyai data dan tak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangannya”, maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan.
3.7.3 Uji Konfirmability
Uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability.
Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.
27 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2021.
Penelitian deskriptif kualitatif ini telah dilaksanakan dengan cara kegiatan studi pustaka dan menganalisis jurnal/skripsi terdahulu, dengan memperhatikan fokus penelitian mengenai kemampuan menulis permulaan melalui media gambar pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Media gambar adalah media pembelajaran yang dapat membantu menarik perhatian siswa dalam proses menulis permulaan.
Hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini dijabarkan sesuai aspek- aspek penelitian yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Faktor kesulitan menulis permulaan 2. Ketepatan pemilihan media gambar 3. Kemampuan menulis permulaan siswa
Berdasarkan ketiga aspek diatas, maka hasil analisis penelitian tersebut dideskripsikan sebagai berikut:
4.1.1 Hasil Analisis Faktor Kesulitan menulis Permulaan
Menulis permulaan merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam proses pembelajaran agar memudahkan siswa memahami proses permbelajaran di sekolah. Namun kemampuan menulis permulaan yang dimiliki oleh setiap siswa tentunya berbeda-beda dan dipengaruhi dari berbagai faktor.
Adapun faktor-faktor kesulitan menulis permulaan yang dikemukakan oleh peneliti terdahulu sebagai berikut:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Saonah (2018) di kelas 1 SDN 222 Pasir Pogor Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti Saonah pada penelitiannya yaitu sikap siswa terhadap pembelajaran menulis permulaan sangat rendah. Faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis permulaan yang ditemukan oleh peneliti Saonah diantaranya yaitu: 1) siswa kurang tertarik, bahkan merasa jenuh untuk mengikuti pembelajaran menulis permulaan, 2) kegiatan pembelajaran yang dialami selama ini bersifat konvensional, kurang menggunakan media
28
pembelajaran yang tepat, 3) siswa kurang memperhatikan penjelasan- penjelasan dari guru, 4) siswa lebih banyak diam dan pasif serta bercanda dengan teman di dekatnya.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Samrati, dkk (2019) di kelas 1 SDN Boyomoute Kecamatan Liang. Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti Samrati yaitu dalam penyajian materi Bahasa Indonesia di kelas 1 di SDN Boyomoute Kecamatan Liang masih banyak siswa yang belum mampu menulis dengan benar. Faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis tersebut yaitu: 1) masih banyak siswa yang belum mampu memahami materi yang diajarkan, 2) guru kurang menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Muslikah (2020) di kelas 1 SDN DR SUTOMO V/327 Surabaya. Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti Muslikah yaitu masih banyak siswa kelas 1 SDN DR SUTOMO V/327 Surabaya kemampuannya dalam menulis permulaan masih kurang. Faktor permasalahan tersebut disebabkan karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah kalimat.
d. Penelitian yang dilakukan oleh Sa’diah (2017) di kelas 1 MI Ri’ayatul Athfal Krukut Depok. Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti Sa’diah yaitu masih banyak siswa kelas 1 MI Ri’ayatul Athfal Krukut Depok yang belum mampu memahami huruf dan menulis kata-kata serta kalimat sederhana dengan baik. Faktor penyebab kesulitan menulis tersebut yaitu: 1) mayoritas siswa yang bersekolah di MI Ri’ayatul Athfal Krukut Depok yang tidak mengikuti sekolah taman kanak-kanak terlebih dahulu, 2) siswa kurang latihan dalam menulis, 3) kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran, 4) proses pembelajaran yang monoton dan kurang menarik perhatian siswa, 5) pembelajaran masih bersifat konvensional.
Berdasarkan permasalahan faktor kesulitan menulis permulaan yang dikemukakan oleh beberapa peneliti tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor kesulitan menulis permulaan siswa sangat beragam. Namun juga terdapat faktor permasalahan penyebab rendahnya kemampuan menulis permulaan siswa yang
29
sama yang ditemukan oleh beberapa peneliti tersebut. Permasalahan faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis permulaan siswa yang paling dominan adalah media yang digunakan oleh guru kurang tepat dan tidak menarik perhatian siswa. Dalam menentukan keberhasihan dalam proses pembelajaran, sebagai seorang guru harus mampu menggunakan berbagai media yang bervariasi dan menarik perhatian siswa agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar sehingga tujuan dari proses pembelajaran tercapai dengan baik.
4.1.2 Hasil Analisis Ketepatan Pemilihan Media Gambar
Pemilihan media pembelajaran tentunya sangat penting dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang dapat digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan tujuan mampu memberikan pemahaman materi kepada siswa. Media yang digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa yaitu melalui media gambar. Adapun beberapa peneliti yang telah menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a. Peneliti Saonah (2018) mengungkapkan pada permasalahannya bahwa dalam proses kegiatan pembelajaran yang dialami oleh siswa selama ini bersifat konvensional, karena guru kurang memperhatikan metode pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu peneliti Saonah memilih untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa melalui media gambar.
Berbicara mengenai penggunaan media gambar, peneliti Saonah dalam penerapannya menggunakan media gambar berupa potret, kartu pos, ilustrasi dari buku, dan gambar cetak sesuai dengan tema dalam bacaan. Sedangkan gambar yang digunakan diantaranya gambar orang, binatang, tumbuhan, peristiwa, alam sekitar yang sering dikenal oleh siswa. Pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti saonah difokuskan pada peningkatan kemampuan menulis permulaan melalui media gambar. Pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan mengajarkan siswa menulis dengan dikte dan menyalin tulisan dengan benar.
30
b. Peneliti Samrati, dkk (2019) mengungkapkan permasalahannya bahwa dalam proses penyajian materi Bahasa Indonesia masih banyak siswa yang belum mampu memahami materi yang diajarkan serta guru kurang menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu peneliti Samrati memilih menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa. Peneliti samrati menjelaskan bahwa media gambar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.
Berbicara mengenai penggunaan media gambar, Peneliti samrati menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar untuk memperjelas arti suatu istilah yang tidak dimengerti siswa, kemudian dilanjutkan kembali dalam Bahasa Indonesia menggunakan media gambar.
Peneliti memakai bahasa pengantar yang sama agar siswa memahami dan mengerti dengan baik. Akibatnya antusias siswa meningkat kemudian pada akhirnya siswa mampu meningkatkan kemampuan menulis permulaan melalui media gambar.
c. Peneliti Muslikah (2020) Menjelaskan pada permasalahannya bahwa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih banyak siswa yang belum mampu menulis permulaan dengan baik. Oleh sebab itu peneliti Muslikah memilih menggunakan media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa.
Peneliti Muslikah menjelaskan bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diperlukan karena sesuai dengan kemampuan berfikir anak Sekolah Dasar dalam tahap operasional konkret. Pembelajaran menggunakan media gambar dapat menarik perhatian siswa dan memperjelas informasi yang disampaikan.
d. Peneliti Sa’diah (2017) mengungkapkan beberapa permasalahannya terkait menulis permulaan seperti siswa kurang latihan dalam menulis serta kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti Sa’diah memberikan solusi untuk meningkatkan kemampuan menulis permulaan siswa menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran.
31
Peneliti Sa’diah lebih lanjut mengatakan memilih meningkatkan kemampuan menulis permulaan melalui media gambar. Penggunaan media gambar merupakan strategi dalam proses pembelajaran. Media gambar merupakan media visual sederhana yang mempermudah cara belajar siswa.
Penggunaan media gambar dalam proses pembelajaran menulis permulaan dilakukan dengan cara, siswa melihat gambar kemudian menuliskan sesuai dengan gambar, menjiplak, dan menebalkan agar siswa memiliki kemampuan dalam menulis permulaan
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti jabarkan diatas, bahwa permasalahan yang dikemukakan oleh beberapa peneliti tersebut mempunyai kaitan dengan penerapan media gambar. Dikarenakan, media gambar merupakan salah satu media yang digunakan dalam menulis permulaan. Langkah-langkah yang diterapkan pada penggunaan media gambar adalah siswa akan belajar untuk mengenal dan melatih menuliskan suatu kata maupun kalimat berdasarkan benda yang konkret sehingga memudahkan dalam membantu keberhasilan belajar menulis bagi siswa.
4.1.3 Hasil Analisis Kemampuan Menulis Permulaan Siswa
Salah satu kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh siswa adalah kemampuan menulis permulaan karena merupakan pembelajaran yang wajib diajarkan kepada siswa kelas rendah untuk mengetahui pembelajaran ditingkat berikutnya. Siswa yang memiliki kemampuan menulis yang memadai akan lebih mudah memberikan informasi secara tertulis yang dapat dipahami oleh orang lain dengan mudah dan jelas. Sehingga kemampuan menulis permulaan hendaknya diajarkan sejak jenjang Pendidikan dasar yaitu ketika anak masih duduk di bangku sekolah dasar. Sebagai kemampuan mendasar sehingga menulis permulaan benar- benar memerlukan perhatian dari guru.
Analisis terhadap kemampuan menulis permulaan siswa dapat dilihat pada data yang diungkap pada tahap awal penelitian dan juga setelah penelitian dilakukan. Hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:
32
a. Peneliti Saonah (2018) mengemukakan mengenai kemampuan menulis permulaan siswa, pada jurnal penelitiannya bahwa berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti Saonah di kelas 1 SDN 222 Pasir Pogor Kecamatan Rancasari Kota Bandung bahwa kemampuan menulis permulaan siswa masih rendah. Berikut penyajian data yang dapat dilihat dibawah ini.
Pada penelitiannya, peneliti Saonah (2018) melakukan pembelajaran selama III siklus dengan menerapkan media gambar. Peneliti Saonah melihat peningkatan hasil kemampuan menulis permulaan siswa kelas 1 SDN 222 Pasir Pogor Kecamatan Rancasari dari hasil ketuntasan belajar siswa.
Diperoleh hasil nilai pembelajaran menulis yang baru mencapai batas tuntas sebelum dilakukan tindakan dari 24 siswa, hanya 8 (33%) siswa yang tuntas dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dalam kurikulum sekolah sebesar 70.
Pada siklus I diperoleh adanya peningkatan ketuntasan belajar dari 8 siswa, menjadi 12 (50%) siswa yang tuntas. Selanjutnya pada siklus II menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar menjadi 16 (67%) siswa, kemudian pada siklus III menunjukkan peningkatan ketuntasan belajar yang cukup signifikan dari 16 siswa menjadi 21 (87,5%) siswa. Dalam siklus ketiga telah menunjukkan indikator keberhasilan pembelajaran, yaitu 80% siswa memperoleh nilai 70 atau lebih sebagai batas tuntas yang telah ditetapkan dalam KKM sekolah yakni 70.
8
12
16
21 16
12
8
3 0
5 10 15 20 25
Pra tindakan siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah Siswa Sebanyak 24
Grafik Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan dari hasil ketuntasan belajar siswa
Tuntas Tidak Tuntas
33
b. Peneliti Samrati, dkk (2019) mengemukakan mengenai kemampuan menulis permulaan siswa kelas 1 SDN Boyomoute Kecamatan Liang pada observasi awal yang dilakukan masih banyak siswa yang belum mampu menulis dengan benar. Pada penelitiannya, peneliti Samrati, dkk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan media gambar selama 2 siklus dan mengamati aktivitas guru maupun siswa. Berikut penyajian data yang dapat dilihat dibawah ini.
Pada siklus I diperoleh data dari 13 siswa terdapat 5 (38,46%) siswa yang tuntas. Pada siklus I ini diperoleh nilai rata-rata kemampuan menulis permulaan melalui media gambar yaitu 71.10%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%.
Kemudian pada siklus II diperoleh data dari 13 siswa terdapat sebanyak 12 (92,30%) siswa yang tuntas. Pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata presentase belajar siswa yaitu 78,76%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus kedua ini ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik daripada siklus pertama.
siklus I Siklus II Nilai Rata-rata siswa
Tuntas 5 12 71.10%
Tidak Tuntas 8 1 78.76%
0 2 4 6 8 10 12 14
Grafik Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan dari hasil ketuntasan belajar siswa
Tuntas Tidak Tuntas
34
c. Peneliti Muslikah (2020) mengemukakan mengenai kemampuan menulis permulaan siswa, pada jurnal penelitiannya bahwa pada observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti Muslikah di kelas 1 SDN Sutomo V/327 Surabaya masih banyak siswa yang kurang mampu dalam menulis permulaan.
Berikut penyajian data yang dapat dilihat dibawah ini.
Pada penelitiannya, peneliti Muslikah melakukan pembelajaran selama 2 siklus dengan menerapkan media gambar. Pada siklus I diperoleh data dari 30 siswa terdapat 20 (66,67%) siswa yang sudah tuntas dalam belajar. Pada siklus I ini diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa yaitu 76%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu sebesar 85%.
Kemudian pada siklus II diperoleh data dari 30 siswa terdapat sebanyak 27 (90%) siswa yang sudah tuntas belajar. Pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa yaitu 93%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus kedua ini ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik daripada siklus pertama.
20
27
10
3 0
5 10 15 20 25 30
Siklus I Siklus II
Jumlah siswa
Nilai Rata-rata prestasi belajar siswa siklus I : 76 % Nilai Rata-rata Prestasi belajar siswa siklus II : 93 %
Grafik Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan dari hasil ketuntasan belajar siswa
Tuntas Tidak Tuntas
35
d. Peneliti Sa’diah (2017) mengemukakan mengenai kemampuan menulis permulaan siswa kelas 1 MI Ri’ayatul Athfal Krukut Depok pada observasi awal terlihat rendahnya kemampuan menulis permulaan siswa yang disebabkan oleh berbagai macam faktor permasalahan.
Pada penelitiannya peneliti Sa’diah (2017) melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan media gambar selama 2 siklus. Diketahui pada pra siklus dari 48 siswa, terdapat 20 (42%) siswa yang tuntas dan 28 siswa yang tidak tuntas dengan rata-rata 6,2. Pada siklus I diperoleh data dari 48 siswa terdapat sebanyak 25 (52%) siswa yang telah tuntas dan 23 (48%) yang belum tuntas dengan nilai rata-rata 6,8.
Kemudian pada pelaksanaan siklus II diperoleh data dari 48 siswa terdapat sebanyak 42 siswa (87%) siswa yang tuntas. Sehingga pada hasil siklus I dan II disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan media gambar di kelas 1 MI Ri’ayatul Athfal Krukut Depok mengalami peningkatan sebesar 35%.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah peneliti jabarkan diatas, dapat dilihat dari pencapaian yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dari masing- masing penelitian. Pada saat pelaksanaan siklus I, kemampuan menulis permulaan siswa belum mencapai batas ketuntasan dan kemudian dilakukanlah perbaikan pada saat siklus II. Pada setiap penelitian yang peneliti analisis, diperoleh hasil
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 20 25 42
Tidak Tuntas 28 23 6
Rata-rata nilai tes 6.2 6.8 7.5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45