dengan demikian jika anak yang menjadi kurir narkotika terbukti melanggar Undang-Undang 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dalam usia kategori umur 12 (dua belas) tahun sampai dengan 13 (tiga belas) tahun maka Hakim hanya dapat menjatuhkan sanksi tindakan terhadap anak sesuai dengan Pasal 82 Undang-Undang No 11 tahun 2012.29
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris atau penelitian lapangan, karena mengkaji data-data lapangan sebagai sumber data utama seperti hasil wawancara dan melakukan penelitian langsung di lapangan mengenai hukum tindak pidana pengedar narkotika di bawah umur.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di Pengadilan Negeri Makassar, yang bertempat di wilayah kota Makassar. Adapun alasan memilih lokasi penelitian tersebut, yakni kasus penelitian serta data yang dicari terdapat Pengadilan Negeri Makassar terkait dengan tindak pidana pengedar narkotika di bawah umur.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data digunakan dalam untuk membantu hasil penelitian ini diperoleh dari:
1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama atau Penelitian Lapangan. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian secara langsung di Pengadilan Negeri Makassar.
2. Data Sekunder.
Data Sekunder adalah data tambahan yang diperoleh melalui perantara atau berbagai pihak yang telah mengumpulkan data tersebut
sebelumnya, dengan kata lain peneliti tidak langsung mengambil data sendiri ke lapangan.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer
Untuk memperoleh data primer penulis terlebih dahulu melakukan pengumpulan bahan hukum dengan mengklasifikasikan pokok permasalahan yang dibahas dan peneliti akan melakukan wawancara kepada informan/narasumber.
2. Data Sekunder
Untuk memperoleh data sekunder pada penelitian ini peneliti menggunakan metode melalui studi kepustakaan. Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca, menelaah, mencatat, membuat ulasan bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah penelitian.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder akan dianalisis secara kualitatif kemudian diolah dan dikaji secara deskriptif, yaitu dengan cara menguraikan permasalahan-permasalahan yang dapat ditarik simpulan terkait dengan penelitian hukum ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Hukum Hakim Terhadap Anak Sebagai Pengedar Narkotika dalam putusan Pengadilan Negeri Makassar No.91/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks
Perbuatan yang dilakukan oleh anak pelaku dalam Putusan Pengadilan Negeri Makassar pada Putusan No 91/Pid.Sus- Anak/2022/PN.Mks Anak Pelaku bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak atau melawan hukum persetujuan jahat melakukan tindak pidana narkotika serta menjadi perantara jual beli narkotika golongan I. Sehingga dalam perkara pada penelitian ini atas perbuatan yang dilakukan pelaku dapat dilakukan penerapan pidana:
1. Polisi Kasus
Anak Pelaku pada hari sabtu tanggal 15 Oktober 2022 sekitar pukul 09.00 wita atau pada waktu lain dalam kurun waktu bulan Oktober tahun 2022 bertempat di Jalan Abdul Kadir (Samping Rumah Sakit Haji) Kota Makassar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih masuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Makassar berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, melakukan
“Percobaan atau pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika golongan I yaitu narkotika jenis shabu dengan berat awal 0,4721 (nol koma empat tujuh dua satu) gram dan berat
akhir 0,3464 (nol koma tuga empat enam empat) gram. Perbuatan yang dilakukan Anak Pelaku dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Berawal ketika Pelaku Anak diberhentikan oleh Anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar yaitu saksi HR dan saksi JH yang sebelumnya telah mendapatkan informasi dari masyarakat pada hari sabtu tanggal 15 oktober 2022 mengenai peredaran Narkotika di Jalan Daeng Tata, selanjutnya bersama dengan saksi HR dan JH melihat pelaku anak melintas dengan menggunakan sepeda motor tampak gerak gerik mencurigakan sehungga Anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar mengikuti dari belakang dana memberhentikannya. Saat Anggota Satuan Narkoba Polrestabes Makassar melakukan pemeriksaan dan penggeledahan pada diri Pelaku Anak ditemukan pada saku celana bagian depan pelaku anak 1 (satu) sachet Narkotika Jenis Shabu yang dibungkus Tisu serta 2 (dua) buah HP dalam penguasaan terdakwa. Barang bukti yang ditemukan dilakukan penyitaan dan selanjutnya dibawa ke kantor Polrestabes Makassar untuk ditindak lanjuti.
b. Pelaku Anak memperoleh 1 (satu) sachet narkotia jenis shabu tersebut dari EKY (DPO) dengan cara sebagai berikut: Pada hari sabtu tanggal 15 Oktober 2022 sekitar pukul 09.00 wita kurun waktu bulan oktober tahun 2022 bertempat dijalan Abdul kadir (samping Rumah Sakit Haji) Kota Makassar. Saat itu pelaku anaka dirumah lalu ditelpon oleh EKY (DPO) menanyakan keberadaan pelaku
anak lalu pelaku anak menjawab sementara dirumah dan pada saat itu EKY (DPO) meminta pelaku anak dating kerumahnya yang tidak jauh dari rumah pelaku anak hingga akhirnya pelaku anak menuju rumah EKY (DPO) lalu EKY (DPO) memberikan 1 (satu) buah handphone merek Vivo warna biru tua dan pelaku anak diminta untuk mengambil paket shabu di Barak Sapi samping Rumah Sakit Haji Jalan Abdul Kadir Kota Makassar lalu mengikuti maps/peta di dalam akun instagram Naga Hitam. Kemudian sekitar 7 (Tujuh) menit perjalanan kearah sesuai maps/peta tersebut pelaku anak berhasil mendapatkan paket shabunya lalu pelaku anak bawa pulang dan stay didepan rumah EKY (DPO) sambil menunggu pemesan yang masuk melalui akun instagram Naga Hitam hingga akhirnya dari 23 (dua puluh tiga) paket shabu tersebut kemudian pelaku anak tempelkan satu-satu dan terakhir terdakwa tempel paket ke-23 di samping SMP 3 Makassar Jalan Andi Mangerangi Kota Makassar namun pemesannya meminta untuk diantarkan langsung di Jalan Daeng Tata 3 Lr.3 Kota Makassar akhirnya pelaku anak ambil kembali dan bermaksud mengantar langsung namun dalam perjalanan sesampainya di Jalan Daeng Tata Lr.3 Kota Makassar petugas kepolisian menangkap pelaku anak hingga akhirnya pelaku anak dibawa ke Posko Satresnarkoba Polrestabes Makassar selanjutnya dibawa ke Polrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut.
Suatu pidana dapat diterapkan kepada terdakwa yang melakukan suatu tindak pidana dengan ketentuan asalkan tindakan yang dilakukan terdakwa memenuhi unsur-unsur dalam tindak pidana.
Mengenai unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan Perkara Putusan No 91/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks sebagai berikut :
a) Adanya perbuatan yang dilakukan oleh manusia
Perbuatan yang dilakukan oleh manusia yang dimaksud yaitu perbuatan yang melawan hukum atau dilarang dan telah diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan atas perbuatan tersebut dapat dikenakan suatu pidana. Berdasarkan Perkara Putusan No 91/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks pelaku anak bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak atau melawan hukum sebagai perantara jual beli narkotika golongan I, pelaku anak terbukti bersalah melanggar Pasal 112 ayat (2) dan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No.35 tahun 2009 Tentang Narkotika dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
b) Sifat melawan Hukum
Adanya suatu tindakan melawan hukum yaitu perbuatan yang merupakan tindak pidana dimana dalam perkaran ini tindak pidana dilakukan pelaku anak bersalah karena melakukan tindak pidana tanpa hak melawan hukum serta pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika dan menjadi perantara jual beli
narkotika golongan I. Atas perbuatan yang dilakukan pelaku anak terbukti bersalah melanggar Pasal 112 ayat (2) dan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No.35 tahun 2009 Tentang Narkotika dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
c) Adanya suatu kesalahan
Suatu perbuatan dapat dikatakan sebagai kesalahan apabila adanya kelalaian dan kesengajaan, dalam Perkara Putusan No 91/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks dalam penelitian kesalahan yang diperbuat pelaku anak dengan adanya kesengajaan, yang artinya pelaku anak sebagai terdakwa dalam perkara ini melakukan tindak pidana tanpa hak atau melawan hukum serta pemufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana narkotika karena menjadi perantara jual beli narkotika golongan I sehingga ini bukan merupakan unsur kelalaian melainkan kesengajaan. Maka dari itu atas perbuatan yang dilakukan oleh pelaku anak terbukti bersalah melanggar Pasal 112 ayat (2) dan Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No.35 tahun 2009 Tentang Narkotika dan Undang- Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Hakim menjatuhkan pidana kepada Pelaku Anak dengan pembinaan dalam Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) dalam hal ini ditempatkan di Balai Rehabilitasi Sosial. Anak memerlukan Perlindungan Khusus
(BRSAMPK) “Toddopuli” Makassar selama 2 (dua) tahun serta Pelatihan Kerja selama 3 (tiga) bulan.
d) Mampu bertanggungjawab
Berlandaskan fakta persidangan dan berita acara dari pemeriksaan yang menyatakan bahwa pelaku anak dalam menyampaikan keterangan yang sebenar-benarnya, pelaku anak melakukan tindaak pidana dalam keadaan sehat rohani dan jasmani serta sadar tentang dampak dari tindakan tersebut. Sesuai dengan keterangan yang disampaikan pelaku anak maka pelaku anak dianggap sebagai terdakwa dan dianggap mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya.
e) Ancaman saksi pidana
Ancaman pidana yang dijatuhkan kepada pelaku anak ialah pidana dengan pembinaan dalam Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) dalam hal ini ditempatkan di Balai Rehabilitasi Sosial. Anak memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) “Toddopuli” Makassar selama 2 (dua) tahun serta Pelatihan Kerja selama 3 (tiga) bulan dan membebankan kepada pelaku anak membayar biaya perkara sejumlah Rp. 5000,00 (lima ribu rupiah).
2. Amar Putusan
Berdasarkan Putusan No 91/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks.
Diperoleh putusan Hakim dimana dalam putusan Hakim memutuskan bahwa:
a. Menyatakan Pelaku Anak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak dan melawan hukum menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I.
b. Menjatuhkan pidana kepada Pelaku Anak oleh karena itu dengan Pembinaan dalam Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) dalam hal ini ditempatkan di Balai Rehabilitasi Sosial Anak memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) “Toddopuli”
Makassar selama 2 (dua) tahun serta Pelatihan Kerja selama 3 (tiga) bulan.
c. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Pelaku Anak dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
d. Menetapkan Anak Pelaku tetap ditahan.
e. Menetapkan barang bukti berupa:
1) 1 (satu) sachet plastic Narkotika Jenis Shabu yang dibungkus menggunakan tissue dengan berat awal 0,4721 gram dan berakhir 0,3464 gram; dimusnahkan
2) 1 (satu) buah Handphone merk Vivo warna biru tua 3) 1 (satu) buah Handphone merk Vivo warna biru muda
f. Membebankan kepada Pelaku Anak membayar biaya perkara sebesar Rp. 5000,00 (lima ribu rupiah).
B. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Pengedar Narkotika Terhadap Anak Dibawah umur dalam putusan Pengadilan Negeri Makassar No.91/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks
Pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan pidana kepada pelaku anak tidak lepas dari Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Pelaku anak akan dihadapkan dengan proses persidangan, pemeriksaan saksi terdakwa sesuai dengan aturan ketentuan Undang-Undang yang ada. Adapun Undang-Undang yang mengatur tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yaitu Undang-Undang No 11 tahun 2012. Narkotika saat ini menjadi permasalahan besar di Makassar yang merasuk sampai ke sendi- sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Anak yang melakukan tindak pidana tentu dikenakan hukum.
Adapun Pasal yang mengatur tentang anak yang mengedarkan narkotika yaitu Pasal 114 ayat (1) yang berbunyi:
“setiap orang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama dua puluh tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 miliar dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 miliar.”
Pasal 112 ayat (2) berbunyi:
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi lima gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama dua puluh tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).”
Terkait dengan anak yang melakukan tindak pidana pengedaran narkotika ancaman hukuman atau putusan pidana yang dijatuhkan ke anak berbeda. Anak tidak seharusnya diberikan hukuman atau dijatuhkan sanksi pidana akan tetapi anak diberikan pelatihan atau pembinaan kerja dimana pidana penjara merupakan keputusan terakhir yang dijatuhkan.
Dalam Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 79 ayat 2 menjelaskan bahwa, “Pidana pembatasan kebebasan yang dijatuhkan terhadap anak paling lama ½ (satu per dua) dari maksimum pidana penjara yang diancamkan terhadap orang dewasa. Anak juga tidak dapat dijatuhkan hukuman mati yang dijatuhkan terhadap anak“. Di dalam Pasal 81 ayat 6 juga dijelaskan bahwa ”jika tindak pidana yang dilakukan anak merupakan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, pidana yang dijatuhkan adalah pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun”.
Bahwa pengedar narkotika yang dimaksud menurut ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No 35 tahun 2009 tentang Narkotika Bab.I ketentuan umum Pasal ayat 6 bahwa, peredaran narkotika adalah
setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana narkotika dan prekusor narkotika. Ancaman hukuman bagi pengedar narkotika di Indonesia paling singkat 4 (empat) tahun dan maksimal hukuman mati.30
Didalam Undang-Undang No 11 Tahun 2012 Pasal (3) tentang Sistem Peradilan Pidana Anak mengatur tentang Hak Anak Dalam Proses Peradilan Pidana, yakni:
a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnya;
b. Dipisahkan dari orang dewasa;
c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif;
d. Melakukan kegiatan rekreasional;
e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnya;
f. Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup;
g. Tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan dalam waktu yang paling singkat;
h. Memperoleh keadilan di muka pengadilan Anak yang objektif, tidak memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umum;
i. Tidak dipublikasikan identitasnya;
j. Memperoleh pendampingan orang tua/wali dan orang yang dipercaya
30M. Nasir Djamil. 2013. Anak bukan untuk dihukum: Catatan Pembahasan UU
oleh Anak;
k. Memperoleh advokasi sosial;
l. Memperoleh kehidupan pribadi;
m. Memperoleh aksebilitas, terutama bagi anak cacat;
n. Memperoleh pendidikan;
o. Memperoleh pelayanan kesehatan; dan
p. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Hakim merupakan pejabat peradilan Negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili perkara, memproses serta menentukan bersalah atau tidaknya perbuatan seseorang dalam ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Maka dari itu dalam menjatuhkan Putusan Hakim memiliki 2 (dua) bentuk pertimbangan yaitu:
1. Pertimbangan Bersifat Yuridis
Pertimbangan yuridis adalah pertimbangan yang didasarkan oleh fakta-fakta yuridis yang terungkap dalam persidangan dan oleh Undang-Undang ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat dalam putusan31. Pertimbangan yuridis yaitu:
a. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
Pada Putusan No 91/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Mks. pelaku anak didakwa Penuntut Umum dengan dakwaan alternatif, melanggar Pasal 114 ayat (1) Undang-undang No 35 Tahun 2009
31Rusli Muhammad. 2006. Potret Lembaga Pengadilan Indonesia. Jakarta; Raja Grafindo Persada. hlm.124.
tentang Narkotika.
b. Tuntutan Jaksa Penuntut Umum
Menuntut Pelaku Anak dengan menjatuhkan Pidana Penjara selama 3 (tiga) Tahun dan 6 (enam) bulan di LPKA dan Pembinaan dalam Lembaga Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (LPKS) dalam hal ini ditempatkan di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) “Toddopuli”
Makassar serta Pelatihan Kerja selam 3 (tiga) bulan.
c. Adanya alat bukti
Menurut pembuktian dalam ketentuan Pasal 184 Ayat (1) KUHAP dirumuskan bahwa alat bukti yang sah adalah keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, keterangan terdakwa, sebagai berikut:
1) Keterangan Saksi a) Saksi HR
(1) Benar saksi dan rekan saksi telah melakukan penangkapan terhadap anak laki-laki yang namanya disamarkan karena melakukan tindak pidana secara tanpa hak melawan hukum menerima, membeli, menjual, menyerahkan, memiliki menyimpan, serta menguasai yang diduga narkotika golongan I jenis bukan tanaman (shabu). Kemudian saksi dan rekan saksi melakukan penggeledahan dan ditemukan dikantong/saku celana
berupa 1 (satu) sachet plastik paket Kristal bening yang diduga shabu setelah itu terdakwa dintrogasi dan dilakukan penangkapan oleh JD.
(2) Benar sebelumnya saksi tidak kenal dengan terdakwa dan antar saksi dan terdakwa tidak mempunyai hubungan kekeluargaan.
(3) Benar saat saksi dan rekan saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa ditemukan barang bukti berupa 1 (satu) sachet plastic paket Kristal bening diduga shabu yang dibungkus menggunakan tissue selanjutnya ditemukan pula 1 (satu) buah handphone merek VIVO warna biru tua dan 1 (satu) buah handphone merek VIVO warna bitu muda dalam penguasaanya.
(4) Benar terdakwa mengakui bahwa barang bukti yang disita didapatkan dari seseorang panggilan Eky (DPO) yang mana sebelumnya menghubungi pelaku anak untuk dating kerumah Eky (DPO) dan memberikan sebuah handphone bermerek VIVO berwarna biru tua serta memberikan petunjuk untuk mengambil paket shabu di Barak Sapi samping Rumah Sakit Haji Jalan Abdul Kadir Kota Makassar.
(5) Benar kemudian Pelaku Anak berhasil mendapatkan paket shabu lalu Pelaku Anak bawa pulang dan stay
dirumah Eky (DPO) sambil menunggu pesanan yang masuk melalui akun instagram Naga Hitam hingga akhirnya dari 23 (dua puluh tiga) paket shabu kemudian Pelaku Anak tempelkan satu-satu dan terakhir Pelaku Anak tempel paket ke-23 di samping SMP 3 Makassar Jalan Andi Mangerangi Kota Makassar namunn pemesannya meminta untuk diantarkan langsung di Jalan Daeng Tata Lr.3 Kota Makassar k emudian Petugas Kepolisian menangkap Pelaku Anak hingga akhirnya Pelaku Anak dibawa Ke Polrestabes Makassar untuk di proses lebih lanjut.
b) Saksi JD
(a) Benar bahwa Saksi dan Rekan Saksi melakukan penangkapan terhadap Pelaku Anak.
(b) Benar bahwa Pelaku Anak ditangkap pada hari minggu tanggal 16 Oktober 2022 sekitar pukul 03.00 yang bertempat di Jalan Daeng Tata 3 Lr.3 Kota Makassar tepatnya dipinggir jalan raya.
(c) Benar bahwa sebelumnya saksi tidak mengenal terdakwa.
(d) Benar setelah saksi dan rekan saksi mewawancarai pelaku anak, benar bahwa pelaku anak tersebut membawa narkotika golongan I (shabu) dan kemudian langsung diamankan.
(e) Benar pelaku anak ditemukan barang bukti berupa 1 (satu) sachet plastic narkotika jenis shabu, 1(satu) buah hp merk vivo warna biru tua, 1(satu) buah hp merk vivo warna biru muda.
(f) Benar kemudian pelaku anak dan barang bukti yang ditemukan dibawa ke Posko Satresnarkoba Polrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut.
(g) Benar bahwa pada saat pelaku anak ditangkap, pelaku anak tidak dapat menunjukkan bukti ataupun izin dari pihak yang berwajib terhadap narkotika jenis shabu.
2) Surat
Berdasarkan berkas perkara telah terlampir hasil Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik pada Bidang Laboratorium Forensik Polda Sulsel No.Lab.:3071/NNF/X/2022 tanggal 19 Oktober 2022 yang dibuat dan ditanda tangani oleh I Nyoman Sukena, S.I.K dan Gede Suarthawan, S.Si, M.Si, Hasura Mulyani, Amd dan Subono Soekiman selaku Pemeriksa Pada Laboratorium Forensik POLDA SULSEL menyimpulkan dengan hasil pertimbangan 1 (satu) sachet plastic berisikan Kristal bening dengan berat 0,4721 gram. Benar mengandung Metamfetamina dimana metamfetamina terdaftar dalam golongan I No Urut 61 Lampiran Peraturan Materi Kesehatan Republik Indonesia No 4 Tahun 2021 tentang Perubahan
Penggolongan Narkotika didalam Lampiran Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Narkotika.
3) Keterangan Terdakwa
Berdasarkan atas Pasal 189 Ayat (1) KUHAP, keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang pengadilan tentang perbuatan yang ia lakukan atau ia ketahui sendri atau alami sendiri. Dalam Pasal 184 Ayat (1) huruf e KUHAP keterangan terdakwa merupakan salah satu bukti pada persidangan, seorang terdakwa diberi kesempatan memberikan keterangan dan juga merupakan hak bagi seorang terdakwa.
Keterangan terdakwa menjadi salah satu petunjuk dalam pembuktian dan keterangan terdakwa dapat menjadi pertimbangan Hakim dalam memutus putusannya.
a) Terdakwa Anak menjelaskan bahwa pernah menerima hukuman atas tindak pidana kejahatan.
b) Terdakwa Anak ditangkap pada hari minggu tanggal 16 Oktober 2022 sekitar pukul 03.00 wita bertempat di Jalan Daeng Tata 3 Lr.3 Kota Makassar tepatnya dipinggir jalan raya sedangkan yang melakukan penangkapan terhadap Anak adalah Petugas Kepolisian.
c) Benar yang ditemukan atau disita saat Anak ditangkap Petugas Kepolisian di pinggir jalan raya tepat di Jalan Daeng Tata Lr.3 Kota Makassar yaitu ditemukan pada saku celana
bagian depan pelaku anak 1 (satu) sachet plastic Narkotika jenis shabu yang dibungkus dengan tissue serta 2 (dua) buah HP dalam penguasaan Pelaku Anak.
d) Barang bukti yang disita oleh Petugas Kepolisian pada saat penangkapan disaksikan oleh masyarakat setempat. 1 (satu) sachet plastic Narkotika jenis shabu tersebut disita oleh petugas kepolisian karena akan diantarkan langsung di jalan Daeng Tata 3 Lr.3 Kota Makassar. Cara Anak Pelaku mendapatkan narkotika jenis shabu yaitu berawal pada hari sabtu tanggal 15 oktober 2022 sekitar pukul 03.00 wita saat terdakwa dirumah lalu terdakwa ditelpon oleh Saudara Eki dan Saudara Eki menanyakan keberadaan Pelaku Anak lalu Pelaku Anak menjawab sementara dirumah dan pada saat itu Saudara Eki meminta Pelaku Anak datang kerumahnya yang tidak jauh dari rumah Pelaku Anak hingga akhirnya Pelaku Anak menuju rumah Saudara Eki lalu Saudara Eki memberikan 1 (satu) buah handphone merek vivo warna biru tua dan terdakwa diminta untuk mengambil paket shabu di Barak Sapi samping rumah Sakit Haji Jalan Abdul Kadir Kota Makassar mengikuti maps/peta didalam akun instagram Naga Hitam. Kemudian sekitar 7 (tujuh) menit perjalanan ke arah sesuai maps/peta tersebut Pelaku Anak berhasil mendapatkan paket sabunya lalu Pelaku Anak bawa pulang