• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penentuan Harga Transfer

Dalam dokumen BAB I - sipeg unj - Universitas Negeri Jakarta (Halaman 166-171)

Ringkasan Klasifikasi Biaya Perusahaan Manufaktur

BAB 9 BAB 9

17. Pembaca diharapkan dapat mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi dalam penentuan harga transfer!

10.5 Metode Penentuan Harga Transfer

Terdapat dua metode yang dapat digunakan dalam menentukan harga transfer di perusahaan:

1. Penentuan harga transfer atas dasar biaya (cost based transfer pricing)

Terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan pihak manajemen menggunakan biaya sebagai penentuan harga transfer, yaitu:

a. Metode penentuan harga transfer harus mendorong divisi penjual senantiasa melakukan perbaikan efisiensi dan produktivitasnya.

b. Metode penentuan harga transfer harus memisahkan tangggung jawab masing-masing divisi yang terlibat. Ketidakefisienan yang terjadi di divisi penjual tidak boleh dialihkan ke divisi ke harga transfer.

c. Umumnya diperlukan aturan yang baik dalam penentuan harga transfer jika biaya dipakai sebagai dasar, karena divisi yang terlibat harus melakukan negosiasi atas dasar kondisi intern perusahaan.

Penentuan harga transfer atas dasar biaya atau harga pokok produksi adalah sebagai berikut:

1) Biaya atau Harga pokok produksi dengan pendekatan variable costing adalah harga pokok produksi yang bersifat variabel.

Maka elemen-elemen untuk menghitung harga pokok produksi variabel adalah:

o Biaya bahan baku langsung (Direct Material) o Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour)

o Biaya tak langsung pabrik atau overhead pabrik (Factory Overhead Cost) Variabel

2) Biaya atau Harga pokok produksi dengan pendekatan absorption costing terdiri atas biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap.

Maka elemen-elemen biaya produksi penuh adalah:

o Biaya bahan baku langsung (Direct Material) o Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour)

o Biaya tak langsung pabrik atau overhead pabrik (Factory Overhead Cost) Tetap

o Biaya tak langsung pabrik atau overhead pabrik (Factory Overhead Cost) Variabel

3) Biaya atau harga pokok berdasarkan pendekan full cost atau seluruh biaya produksi maupun biaya non produksi:

Maka elemen-elemen biayanya adalah: biaya produksi, diantaranya:

o Biaya bahan baku langsung (Direct Material) o Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour)

o Biaya tak langsung pabrik atau overhead pabrik (Factory Overhead Cost) Tetap

o Biaya tak langsung pabrik atau overhead pabrik (Factory Overhead Cost) Variabel

Sementara itu, elemen-elemen biaya non produksi, yaitu:

o Biaya non produksi variabel dan tetap:

Biaya penjualan dan administrasi

4) Biaya atau harga pokok menurut pendekatan variable cost atau biaya produksi variabel dan biaya non produksi variabel.

Maka elemen-elemen biayanya adalah: biaya produksi dan non produksi variabel, diantaranya:

o Biaya bahan baku langsung (Direct Material) o Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour)

o Biaya tak langsung pabrik atau overhead pabrik (Factory Overhead Cost) Variabel

o Biaya penjualan dan administrasi variabel 5) Biaya atau harga pokok plus laba yang diinginkan

Contoh pada PT Bekasi Raya terdapat dua divisi, yaitu divisi A dan divisi B yang terkadang melakukan transfer barang antar keduanya dengan harga tergantung pada kebijakan masing-masing divisi. Adapun informasi biaya per unit dari masing-masing divisi adalah sebagai berikut:

Divisi A Divisi B

Biaya bahan baku langsung Rp 600.000 Rp 560.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000 Rp 400.000 Biaya overhead pabrik variabel Rp 200.000 Rp 640.000 Biaya overhead pabrik tetap Rp 240.000 Rp 600.000 Biaya penjualan & adm. Variabel Rp 150.000 Rp 180.000

Berdasarkan informasi di atas tentukanlah berapa harga transfer yang dikenakan oleh divisi A atas barang yang ditransfernya ke divisi B atau sebaliknya, jika:

b. Menggunakan pendekatan absorption costing atau harga pokok produksi penuh!

c. Menggunakan pendekatan absorption costing atau harga pokok produksi penuh ditambah dengan laba yang diinginkan sebesar 15%!

Penyelesaiannya:

a. Pendekatan absorption costing

Divisi A Divisi B

Biaya bahan baku langsung Rp 600.000 Rp 560.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 200.000 Rp 400.000 Biaya overhead pabrik variabel Rp 200.000 Rp 640.000 Biaya overhead pabrik tetap Rp 240.000 Rp 600.000

Maka harga transfernya Rp1.240.000 Rp 2.200.000

b. Pendekatan absorption costing ditambah dengan laba yang diinginkan sebesar 15%

Divisi A Divisi B

Harga pokok produksi penuh Rp1.240.000 Rp 2.200.000 Laba :

(15% x Rp1.240.000) 186.000

(15% x Rp 2.200.000) 330.000

Maka harga transfernya Rp 1.426.000 Rp 2.530.000 2. Penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar

Pada dasarnya, harga pasar yang menjadi dasar penentuan harga transfer adalah harga yang kompetitif. Bagi divisi penjual, harga kompetitif adalah yang termahal antara harga di pasar ekternal dengan harga di pasar intern. Sebaliknya, bagi divisi pembeli, harga kompetitif adalah harga termurah antara harga di pasar ekternal dengan harga di pasar intern. Bagi

perusahaan, harga kompetitif adalah harga yang dapat memaksimumkan laba perusahaan.

Harga pasar ekternal merupakan harga transfer yang ideal apabila terpenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut:

1) Terdapat pasar ekstern untuk produk yang ditransfer. Ini berarti bahwa divisi pembeli dapat membeli produk dari pasar ekstern dan divisi penjual dapat menjual produknya ke pasar ekstern.

2) Pasar ekstern untuk produk yang ditransfer itu bersifat persaingan sempurna. Ini berartibahwa; (1) harga pasar ekstern tidak akan terpengaruh (naik/turun), apakah divisi penjual menjual seluruh produknya ke pasar ekstern atau ke pasar intern; dan (2) harga pasar ekstern tidak akan terpengaruh, apakah divisi pembeli membeli seluruh produk yang dibutuhkannya dari pasar ekstern atau dari pasar intern.

3) Divisi pembeli bebas untuk membeli produk sebanyak yang dibutuhkannya dari sumber manapun, apakah dari pasar ekstern maupun dari pasar intern.

4) Divisi penjual bebas untuk menjual produk sebanyak yang dia mampu buat ke pasar manapun, apakah ke pasar ekstern maupun ke pasar intern.

3. Harga transfer berdasarkan negosiasi

Pada kenyataannya pastinya sulit menemukan adanya pasar persaingan sempurna. Pada setiap kesempatan, produsen adalah pihak yang dapat mengambil tindakan yang dapat mempengaruhi pasar. Harga transfer berdasarkan negosiasi merupakan alternatif praktis yang digunakan antara penjual dengan pembeli dengan memperhatikan harga pasar serta biaya yang dikelurkan untuk kegiatan menghasilkan produk tersebut.

Konsep opportunity cost dapat digunakan untuk menjelaskan harga transfer. Oleh karena itu, harga negosiasi harus mempertimbangkan opportunity cost yang dihadapi oleh masing-masing divisi. Harga negosiasi

seharusnya disetujui hanya jika opportunity cost divisi penjual lebih kecil dari divisi pembeli.

Dalam dokumen BAB I - sipeg unj - Universitas Negeri Jakarta (Halaman 166-171)