BAB III METODE PENELITIAN
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan secara langsung kelokasi, dengan tujuan untuk mencari data yang relevan dengan variabel penelitian.
2. Kuesioner/angket
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan/pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dengan melakukan penyebaran kuesioner yang dapat mengukur persepsi responden dengan menggunakan skala likert. Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sikap, pendapat, dan juga persepsi tentang fenomena yang ingin diteliti dan
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Adapun penilaian dari skala liker antara lain sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (5) b. Setuju (4)
c. Kurang Setuju (3) d. Tidak Setuju (2)
e. Sangat Tidak Setuju (1)
F. Defenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel merupakan suatu gambaran umum yang ada pada masing-masing variabel yaitu, gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, dan kinerja pegawai.
1. Variabel dependen
a. Kepemimpinan Transaksional (X1)
Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang cenderung mendorong atau mengarahkan pengikutnya dan memberikan penghargaan atau imbalan kepada pengikutnya agar dapat bekerja secara maksimal atau efisien
b. Lingkungan Kerja (X2)
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar pemimpin dan pegawai. Dimana lingkungan kerja tersebut yang berbentuk fisik maupun secara non fisik yang dapat memberi pengaruh pada setiap pegawai untuk menjalankan tugas-tugas yang ada pada setiap harinya.
2. Variabel Independen yaitu Kinerja (Y)
Kinerja merupakan suatu kondisi dimana harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu bahwa untuk mnetahui suatu tingkat pencapaian hasil dari suatu organisasi/perusahaan, maka dapat dihubungan dengan visi yang di emban oleh suatu organisasi/perusahaan serta dengan mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional yang ada.
G. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain yang terkumpul. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Uji validitas dan Uji Reabilitas dan Uji Asumsi Klasik.
1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2011:45) “untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner”. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur kuesioner tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid jika mempunyai validitas tinggi yaitu correlation r hitung > r tabel, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah dengan nilai correlation r hitung < r tabel (Ghozali, 2011:48).
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2011:41), reabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukut suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu.
Jika jawaban terhadap semua indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel. Pengukuran reabilitass dapat dilakukan dengan one shot atau pengukuran sekali sajakarena pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban dan pertanyaan. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan agar dapat mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikoleneritas dan uj i heteroskedastisitas.
a. Uji normalitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen memeiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki nila iresidual yang berdistribusi secara normal atau mendekati normal.
b. Uji Multikoleneritas, menurut Ghozali (2009:95) “bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Independen)”. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10, dan toleransi lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolineritas.
c. Uji Heteroskedasitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ini terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Syarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastitas.
H. Uji Hipotesis
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut pendapat Nugroho (2011: 92) “analisis regresi berganda bermaksud untuk mengetahui hubungan fungsional antara variabel bebas (independent) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent)”. Dalam penelitian ini persamaan regresi linear berganda untuk mengetahui seberapa besar variabel independen/bebas yaitu kepemimpinan transaksional (X1), dan lingkungan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Rumus matematis dari regresi linear berganda yang digunakan dalam penenelitian ini adalah:
Keterangan:
Y = Kinerja Karyawan α = Konstanta
β1 = Koefisien regresi kepemimpinanan transaksional β2 = koefisien regresi lingkungan kerja
X1 = Kepemimpinan Transaksional X2 = Lingkungan Kerja
e = Standar error
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
2. Uji Parsial (uji T)
Menurut pendapat Kuncoro (2007:97) ”pengujian ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas dalam menenerangkan variabel-variabel terikat”. Uji T digunakan untuk mengetahui atau menilai apakah ada hubungan/pengaruh yang nyata atau signifikan secara individu antara variabel independen maupun variabel dependent.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan signifinance level 0,05atau α=5%. Penerimaan maupun penolakan hipotesis dilakukan dengan dua kriteria dimana yang pertama, jika nilai signifikan t
> 0,05 maka hipotesis tersebut dinyatakan ditolak dan dapat dinyatakan bahwa variabel tersebut tidak mempunyai pengaruh. Sedangkan yang kedua jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis tersebut diterima dan dapat dinyatakan variabel independent tersebut mepunyai pengaruh terhadap vaiabel dependen.
3. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Ghozali (2009:87), koefisien detrminasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisisen determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R²) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendeteksi satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Nama dan Sejarah Singkat Perusahaan/Lembaga
Badan Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non- Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik. Sebagai pengganti kedua UU tersebut ditetapkan UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
Berdasarkan UU ini yang ditindaklanjuti dengan peraturan perundangan dibawahnya, secara formal nama Biro Pusat Statistik diganti menjadi Badan Pusat Statistik.
Materi yang merupakan muatan baru dalam UU Nomor 16 Tahun 1997, antara lain :
a) Jenis statistik berdasarkan tujuan pemanfaatannya terdiri atas statistik dasar yang sepenuhnya diselenggarakan oleh BPS, statistik sektoral yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah secara mandiri atau bersama dengan BPS, serta statistik khusus yang diselenggarakan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan BPS.
b) Hasil statistik yang diselenggarakan oleh BPS diumumkan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) secara teratur dan transparan agar masyarakat dengan mudah mengetahui dan atau mendapatkan data yang diperlukan.
c) Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien.
d) Dibentuknya Forum Masyarakat Statistik sebagai wadah untuk menampung aspirasi masyarakat statistik, yang bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada BPS.
Berdasarkan undang-undang yang telah disebutkan diatas, peranan yang dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :
a) Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat.
Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder. b). Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.
b) Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik.
c) Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia.
2. Tugas, Fungsi dan Kewenangan a. Tugas
Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
b. Fungsi
1) Pengkajian, penyusunan dan perumusan kebijakan dibidang statistik.
2) Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.
3) Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.
4) Penetapan sistem statistik nasional.
5) Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah dibidang kegiatan statistik; dan
6) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.
c. Kewenangan
1) Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.
2) Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.
3) Penetapan sistem informasi di bidangnya.
4) Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.
5) Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku
6) Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik.
3. Visi dan Misi Organisasi a. Visi
Dengan mempertimbangkan capaian kinerja memperhatikan aspirasi masyarakat, potensi dan permasalahan, serta mewujudkan Visi Presiden dan Wakil Presiden maka visi Badan Pusat Statistik untuk tahun 2020-2024 adalah:
Penyedia Data Statistik Berkualitas Untuk Indonesia Maju
(“Provider of Qualified Statistical Data for Advanced Indonesia”) Dalam visi yang baru tersebut berarti bahwa BPS berperan dalam penyediaan data statistik nasional maupun internasional, untuk menghasilkan statistik yang mempunyai kebenaran akurat dan menggambarkan keadaan yang sebenarnya, dalam rangka mendukung Indonesia Maju.
b. Misi
Dengan visi baru ini, eksistensi BPS sebagai penyedia data dan informasi statistik menjadi semakin penting, karena memegang peran dan pengaruh sentral dalam penyediaan statistik berkualitas tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di tingkat dunia. Dengan visi tersebut juga, semakin menguatkan peran BPS sebagai pembina data statistik.
1) Menyediakan data statistik berkualitas yang berstandar nasional dan internasional.
2) Membina K/L/D/I melalui Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan.
3) Mewujudkan pelayanan prima di bidang statistik untuk terwujudnya Sistem Statistik Nasional.
4) Membangun SDM yang unggul dan adaptif berlandaskan nilai profesionalisme, integritas dan amanah.
4. Struktur Organisasi
5. Job Description a. Kepala
BPS dipimpin oleh seorang Kepala yang mempunyai tugas memimpin BPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyiapkan kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPS, menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan tugas BPS yang menjadi tanggung jawabnya, serta membina dan melaksanakan kerja sama dengan instansi dan organisasi lain. Kepala dibantu oleh seorang Sekretaris Utama, 5 (lima) Deputi dan Inspektorat Utama.
b. Sekretariat
Utama Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian administrasi, dan sumber daya di lingkungan BPS. Sekretariat Utama terdiri dari beberapa Biro, setiap Biro terdiri dari beberapa Bagian dan setiap Bagian terdiri dari beberapa Subbagian.
Sekretariat Utama terdiri dari Biro Bina Program, Biro Keuangan, Biro Kepegawaian, Biro Hubungan Masyarakat dan Hukum, dan Biro Umum.
c. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang metodologi dan informasi statistik. Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik terdiri dari Direktorat
Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei, Direktorat Diseminasi Statistik, dan Direktorat Sistim Informasi Statistik.
d. Deputi Bidang Statistik Sosial
Deputi Bidang Statistik Sosial mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik sosial. Deputi Bidang Statistik Sosial terdiri dari Direktorat Statistik Kependudukan & Ketenagakerjaan, Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, dan Direktorat Statistik Ketahanan Sosial.
e. Deputi Bidang Statistik Produksi
Deputi Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik produksi. Deputi Bidang Statistik Produksi terdiri dari Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura & Perkebunan, Direktorat Peternakan, Perikanan & Kehutanan dan Direktorat Statistik Industri.
f. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik distribusi dan jasa. Deputi Bidang Statistik Distribusi & Jasa terdiri dari Direktorat Statistik Harga, Direktorat Statistik Distribusi, dan Direktorat Statistik Keuangan, TI &
Pariwisata.
g. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan melaksanakan kebijakan di
bidang neraca dan analisis statistik. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik terdiri dari Direktorat Neraca Produksi, Direktorat Neraca Pengeluaran, dan Direktorat Analisis & Pengembangan Statistik.
h. Inspektorat Utama
Inspektorat Utama yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan BPS.
i. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) yang mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan kepemimpinan serta teknis dan fungsional.
j. Instansi Vertikal BPS terdiri dari BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota
BPS Provinsi adalah instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPS. BPS Kabupaten/Kota adalah instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPS Provinsi.
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Lingkungan Kerja terhada Kinerja Pegawai Kantor Badan Pusat Statistik Kota Makassar. Untuk memudahkan penelitian ini, maka perlu ditunjang oleh adanya penentuan
identitas responden, dimana yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Badan Pusat Statistik Kota Makassar yang berjumlah 33 orang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan disajikan sebagai berikut:
1. Deskriptif Karakteristik Responden
Karakteristik responden menguraikan deskripsi identitas responden menurut sampel penelitian yang telah ditetapkan. Tujuannya memberikan gambaran yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Karakteristik responden dikelompokkan menurut jenis kelamin, usia, jenis pendidikan, dan lamanya kerja bekerja.
a. Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada perilaku seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kelamin seringkali dapat menjadi pembeda aktivitas yang dilakukan oleh individu. Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
No Kategori Jumlah Responden Presentasi (%)
1 Laki-laki 14 42%
2 Perempuan 19 58%
Total 33 100%
Sumber : Hasil olahan data primer 2022
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang (42%) dan sisanya perempuan sebanyak 19 orang (58%). Dengan demikian dari total responden jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah laki-laki.
b. Kelompok Usia Responden
Dalam penelitian ini jumlah responden yang digunakan sebanyak 33 orang dengan berbagai macam usia yang dikelompokkan dalam tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi (Orang) Presentasi (%)
21-30 Tahun 7 21%
31-40 Tahun 12 36%
41-50 Tahun 3 9%
51-60 Tahun 11 33%
Jumlah 33 100%
Sumber : Hasil olahan data primer 2022
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa responden memiliki kelompok usia yang berbeda-beda dengan sebaran umur 21-30 tahun sebanyak 7 orang dengan tingkat presentasi (21%), umur 32-40 tahun sebanyak 12 orang dengan tingkat presentasi (36%), umur 41-50 tahun sebanyak 3 orang dengan tingkat presentasi (9%), umur51-60 tahun sebanyak 11 orang pegawai dengan tingkat presentasi (33%).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula intelektualnya, karena pendidikan dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat intelektual seseorang. Kelompok tingkat pendidikan responden dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Frekuensi (Orang) Presentasi
SMA/Sederajat 5 15%
D3 (Diploma) 3 9%
S1 (Sarjana) 18 55%
S2 (Pascasarjana) 7 21%
Jumlah 33 100%
Sumber: Hasil olahan Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan responden memiliki tingkatan yang berbeda-beda mulai dari SMA sampai dengan pascasarjana dengan akumulasi SMA/Sederajat sebanyak 5 orang (15%), D3 (Diploma) sebanyak 3 orang pegawai (9%), S1 (Sarjana) sebanyak 18 orang pegawai (55%), dan S2 (Pascasarjana) sebanyak 7 orang pegawai (21%).
2. Deskriptif Variabel Penelitian
Dari penjelasan mengenai kepemimpinan transaksional dan lingkungan kerja yang dilakukan oleh tanggapan responden terhadap kinerja pegawai Kantor Badan Pusat Statistik Kota Makassar maka skor tertinggi yang digunakan pada tiap pernyataan adalah 5 dan skor terendah
adalah 1, dengan jumlah responden sebanyak 33 orang. Kemudian dapat diukur berdasarkan kategori standar penilaian rata-rata tabel berikut.
Tabel 4.4 Standar Penilaian
Rata-rata Skor Penilaian
0 – 33 Sangat Tidak Baik
34 – 66 Tidak Baik
67 – 69 Cukup Baik
100 – 132 Baik
133 – 165 Sangat Baik
Sumber: Hasil olahan Data Primer 2022 a. Variabel Kepemimpian Transaksional
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Variabel Kepemimpinan Transaksional (X1)
Pertanyaan
Tanggapan
Jumlah
SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
X1.1 15 17 1 0 0 146
X1.2 17 16 0 0 0 149
X1.3 17 15 1 0 0 148
X1.4 9 22 2 0 0 139
X1.5 16 17 0 0 0 148
X1.6 17 16 0 0 0 149
X1.7 19 14 0 0 0 151
Jumlah 1030
Rata-rata 147,1429
Sumber : Hasil olahan data primer 2022
Berdasrkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa tanggapan pegawai terhadap variabel Kepemimpinan Transaksional mendapat respon yang cukup baik. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata penilaian responden berada pada baris ke 5 (sangat baik) dengan perolehan rata-rata 147,1429.
b. Variabel Lingkungan Kerja (X2) Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Variabel Lingkungan Kerja (X2)
Pernyataan
Tanggapan
Jumlah
SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
X2.1 14 19 0 0 0 146
X2.2 15 17 1 0 0 146
X2.3 18 12 3 0 0 147
X2.4 20 13 0 0 0 152
X2.5 22 8 3 0 0 151
X2.6 8 23 2 0 0 138
X2.7 15 15 3 0 0 144
X2.8 7 23 3 0 0 136
X2.9 22 6 5 0 0 149
X2.10 13 19 1 0 0 144
Jumlah 1453
Rata-rata 145,3
Sumber : Hasil olahan data primer 2022
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa tanggapan pegawai terhadap variabel lingkungan kerja mendapat respon yang cukup baik. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata penilaian responden berada pada baris ke 5 (sangat baik) dengan perolehan rata-rata 145,3
c. Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Yang Berkaitan Dengan Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Pernyataan
Tanggapan
Jumlah
SS S KS TS STS
5 4 3 2 1
Y.1 24 9 0 0 0 156
Y.2 25 8 0 0 0 157
Y.3 26 7 0 0 0 158
Y.4 24 9 0 0 0 156
Y.5 16 17 0 0 0 148
Y.6 22 11 0 0 0 154
Y.7 21 12 0 0 0 153
Y.8 24 8 1 0 0 155
Y.9 22 11 0 0 0 154
Y.10 20 13 0 0 0 152
Jumlah 1543
Rata-rata 154,3
Sumber : Hasil olahan data primer 2022
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa tanggapan pegawai terhadap variabel kinerja pegawai mendapat respon yang cukup baik. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata penilaian responden berada pada baris ke lima (sangat baik ) dengan perolehan rata-rata 154,3.
3. Pengujian Validitas dan Reabilitas a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji coba kuesioner bertujuan untuk mengetahui alat ukur yang digunakan sudah mengukur apa yang harus diukur oleh alat tersebut, yaitu kuesioner.
Dalam menguji tingkat validitas suatu data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, analisis faktor dan analisis butir.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis butir yaitu, skor- skor total butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS 25. Hasil perhitungan r hitung kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan lebih kecil dari 0,05. Apabila rhitung > r tabel maka butir item pernyataan dapat dikatan valid, akan tetapi jika rhitung <
rtabel maka dapat dikatakan bahwa item pernyataan tersebut tidak valid.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas
Variabel Item
Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan
Kepemimpinan Transaksional
(X1)
X1.1 0,739 0,355 Valid
X1.2 0,910 0,355 Valid
X1.3 0,705 0,355 Valid
X1.4 0,709 0,355 Valid
X1.5 0,764 0,355 Valid
X1.6 0,910 0,355 Valid
X1.7 0,715 0,355 Valid
Lingkungan Kerja (X2)
X2.1 0,595 0,355 Valid
X2.2 0,542 0,355 Valid
X2.3 0,442 0,355 Valid
X2.4 0,536 0,355 Valid
X2.5 0,443 0,355 Valid
X2.6 0,371 0,355 Valid
X2.7 0,495 0,355 Valid
X2.8 0,376 0,355 Valid
X2.9 0,481 0,355 Valid
X2.10 0,551 0,355 Valid
Kinerja Pegawai (Y)
Y.1 0,399 0,355 Valid
Y.2 0,551 0,355 Valid
Y.3 0,383 0,355 Valid
Y.4 0,523 0,355 Valid
Y.5 0,523 0,355 Valid
Y.6 0,509 0,355 Valid
Y.7 0,521 0,355 Valid
Y.8 0,414 0,355 Valid
Y.9 0,421 0,355 Valid
Y.10 0,449 0,355 Valid
Sumber Data: SPSS version 25, diolah 2022
Berdasarkan tabel hasil Uji Validitas yang ada diatas, dapat diketahui bahwa item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel Kepemimpinan Transaksional, Lingkungan Kerja dan Kinerja Pegawai secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus dibandingkan dalam angka tabel r person correlation.
Apabila r hitung > r tabel, maka item pernyataan tersebut dikatakan valid.
rtabel ditentukan dengan cara menentukan jumlah sampel (n) dan didapatkan rtabel sebesar 0,355.
Berdasarkan tabel 4.8 yang ada diatas bahwa semua item pernyataan yang ada pada variabel Kepemimpinan Transaksional, Lingkungan Kerja dan Kinerja Pegawai memenuhi syarat.
b. Uji Reabilitas
Uji reabilitas adalah suatu pengujian yang berorientasi pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi pada sebuah kuesioner. Dalam pengambilan keputusan pada Uji Reabilitas didasari pada teori Wiratna Sujerweni (2014) “bahwa kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > dari 0,60. Sebaliknya jika suatu nilai Cronbach’s Alpha < dari 0,60 maka item-item yang ada dalam kuesioner dikatakan tidak konsisten.
Tabel 4.9 Uji Realibilitas
Variabel Alpha Nilai
Distribusi Keterangan Kepemimpinan
Transaksional (X1) 0,889 0,6 Realibel
Lingkungan Kerja (X2) 0,623 0,6 Realibel
Kinerja Pegawai (Y) 0,605 0,6 Realibel
Sumber Data: SPSS version 25, diolah 2022
Berdasarkan tabel 4.9 yang ada di atas yakni hasil pengolahan data mengenai Realibilitas, yang menunjukkan bahwa Kepemimpinan Transaksional (X1), Lingkungan Kerja (X2) dan Kinerja Pegawai dinyatakan realibel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha diatas > 0,60.
4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah nilai residu yang dihasilkan dari regresi berdistribusi normal atau tidak dengan melihat nilai signifikan pada tabel Kolmogorov-smirnov. Jika nilai signifikan lebih > 0,05 maka data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.10 Uji Normalitas
Unstandardized Residual
N
33
Normal Parametersa,b Mean 0
Std. Deviation 2,08759078
Most Extreme Differences Absolute 0,103
Positive 0,103
Negative -0,095
Test Statistic 0,103
Asymp. Sig. (2-tailed) .200,c,d
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
c Lilliefors Significance Correction.
d This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS, 2022
Dari tabel 4.10 diatas menunjukkan uji Kolmogrov-Smirnov memiliki nilai statistic sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05, maka dapat disumpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji multikolineritas dapat dilihat jika nilai Tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF). Variabel yang menyebabkan multikolineritas dapat dilihat dari nilai tolerance < 0,10 dan VIF >10 (Ghozali, 2016). Hasil pengujian multikolineritas dapat ditunjukkan pada tabel berikut: