PENDAHULUAN
Latar Belakang
Faktor kepemimpinan transaksional ini dikatakan sangat penting karena fungsi seorang pemimpin adalah mendorong, memberi penghargaan, dan memantau seluruh anggota atau karyawan dalam menjalankan pekerjaannya secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bisnis yang telah ditentukan. Kepemimpinan transaksional ini umumnya ditunjukkan mendapatkan imbalan kerja yang cukup besar dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Berdasarkan hasil observasi, fenomena atau permasalahan yang terjadi pada Badan Pusat Statistik Makassar disebabkan oleh sistem kepemimpinan transaksional, dimana sistem kepemimpinan ini pada umumnya lebih menitikberatkan pada motivasi, penghargaan/reward dan punishment bagi pegawai yang mempunyai keterampilan yang baik. pertunjukan.
Berdasarkan latar belakang yang terjadi diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Makassar”.
Rumusan Masalah
Namun sebaliknya, dalam sistem kepemimpinan ini, pemimpin lebih cenderung memberikan motivasi dan hukuman dibandingkan dengan imbalan yang diberikan kepada pegawai yang berkinerja baik ketika tujuan yang telah ditentukan tercapai sesuai dengan kesepakatan yang ada. Selain itu lingkungan kerja juga menjadi permasalahan dalam penelitian ini dikarenakan ruang kerja yang kurang luas, kurang terjalinnya hubungan baik antar pegawai dan juga kurangnya rasa aman dalam lingkungan kerja pegawai di Kantor Pusat Statistik Kota Makassar. . .
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUN PUSTAKA
- Tinjauan Teori
- Manajemen Sumber Daya Manusia
- Kepemimpinan
- Lingkungan Kerja
- Kinerja
- Tinjauan Empiris
- Kerangka Pikir
- Hipotesis
Pengaruh Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Fanayama Kabupaten Nias Selatan. Menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap variabel kinerja pegawai. Menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di PT.
Menunjukkan bahwa kepemimpinan dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap semangat kerja pada Dinas Peternakan Kabupaten Pasuruan.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Populasi dan Sampel
- Metode Pengumpulan Data
- Definisi Operasional Variabel
- Metode Analisis Data
- Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini data primer yang digunakan adalah dari responden yang merupakan pegawai Badan Pusat Statistik Kota Makassar yang berkaitan dengan identitas responden mengenai pengaruh kepemimpinan transaksional dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transaksional dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Pusat Statistik Kota Makassar. Penjelasan mengenai kepemimpinan transaksional dan lingkungan kerja yang diberikan melalui tanggapan responden terhadap kinerja pegawai Badan Pusat Statistik Kota Makassar menunjukkan bahwa skor tertinggi yang digunakan pada setiap pernyataan adalah skor 5 dan skor terendah.
Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen (bebas) yaitu Kepemimpinan Transaksional dan Lingkungan Kerja secara individu (parsial) terhadap variabel terikat (terikat) yaitu kinerja pegawai pada Biro Biro Pusat. Statistika di kota Makassar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Badan Pusat Statistik Kota Makassar, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transaksional dan lingkungan kerja terhadap. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial membuktikan bahwa kepemimpinan transaksional berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.
Dengan demikian uji statistik ini dapat membuktikan bahwa lingkungan kerja (X2) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja pegawai, dalam artian lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai (Y) pada Badan Pusat Statistik Makassar. Kota. . Berdasarkan hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa variabel Kepemimpinan Transaksional mempunyai pengaruh positif terhadap variabel Kinerja Pegawai. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap variabel kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil dan pembahasan serta kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti bermaksud mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki manajemen transaksional dan lingkungan kerja mengenai kinerja pegawai di kantor Badan Pusat Statistik Makassar. Dengan judul penelitian “Dampak Manajemen Transaksional dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Badan Pusat Statistik Kota Makassar”.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
BPS dipimpin oleh seorang manajer yang bertugas mengelola BPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyusun kebijakan nasional dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPS, menetapkan kebijakan teknis bagi pelaksanaan tugas BPS yang menjadi tanggung jawabnya. bertanggung jawab, dan mendorong serta melaksanakan kolaborasi dengan lembaga dan organisasi lain. Sekretariat utama bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, pengendalian administrasi dan sumber daya di lingkungan BPS. Deputi Bidang Metode dan Informasi Statistik mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang metode dan informasi statistik.
Deputi Statistik Sosial mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang statistik sosial. Deputi Statistik Sosial terdiri atas Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Direktorat Statistik Kesejahteraan Manusia, dan Direktorat Statistik Jaminan Sosial. Deputi Statistik Produksi mempunyai tanggung jawab terhadap perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang statistik produksi.
Departemen Statistik Produksi terdiri atas Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Direktorat Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, serta Direktorat Statistik Industri. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang statistik distribusi dan jasa. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa terdiri atas Direktorat Statistik Harga, Direktorat Statistik Distribusi dan Direktorat Keuangan, TI dan Statistik.
Deputi Bidang Akuntansi dan Analisis Statistik terdiri atas Direktorat Akuntansi Produksi, Direktorat Akuntansi Pengeluaran, dan Direktorat Analisis Statistik dan Pengembangan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) bertugas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan prajabatan dan kepemimpinan serta teknis dan fungsional.
Penyajian Data (Hasil Penelitian)
Dari tabel 4.1 di atas terlihat responden laki-laki sebanyak 14 orang (42%) dan sisanya perempuan sebanyak 19 orang (58%). Dari tabel 4.2 diatas terlihat responden mempunyai kelompok umur yang berbeda-beda dengan sebaran umur 21-30 tahun sebanyak 7 orang dengan tingkat presentasi (21%), umur 32-40 tahun sebanyak 12 orang dengan tingkat presentasi (21%), umur 32-40 tahun sebanyak 12 orang dengan tingkat presentasi (36%), usia 41 -50 tahun sebanyak 3 orang dengan tingkat presentasi (9%), usia 51-60 tahun sebanyak 11 orang dengan tingkat presentasi (33%). Dari tabel 4.3 diatas terlihat bahwa latar belakang pendidikan responden mempunyai jenjang yang berbeda-beda mulai dari SMA hingga Pascasarjana dengan akumulasi SMA/sederajat sebanyak 5 orang (15%), D3 (Diplom) sebanyak 3 orang pegawai (9 %), S1 (Sarjana) sebanyak 18 orang (55%) dan S2 (Pascasarjana) sebanyak 7 orang (21%).
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tanggapan pegawai terhadap variabel Kepemimpinan Transaksional mendapat tanggapan yang cukup baik. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa reaksi pegawai terhadap variabel lingkungan kerja memberikan respon yang cukup baik. Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat respon pegawai terhadap variabel kinerja pegawai memberikan respon yang cukup baik.
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, seluruh item pernyataan pada variabel Manajemen Transaksional, Lingkungan Kerja dan Kinerja Pegawai memenuhi syarat. Berdasarkan Tabel 4.9 diatas yaitu hasil pengolahan data mengenai Reliabilitas yang menunjukkan bahwa Kepemimpinan Transaksional (X1), Lingkungan Kerja (X2) dan Kinerja Pegawai dinyatakan reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s alpha diatas > 0,60. Dari Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa uji Kolmogrov-Smirnov mempunyai nilai statistik 0,200 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.
Berdasarkan tabel 4.14 hal ini dapat dijelaskan dengan pengujian dengan uji parsial (uji t) masing-masing variabel yaitu: . 1) Nilai t-score pada variabel kepemimpinan transaksional (X1) sebesar 0,994 dan nilai pada distribusi 5% sebesar 1,695 sehingga t-score sebesar 0,994 <. Berdasarkan tabel 4.15 nilai R sebesar 0,343 menunjukkan bahwa tingkat variasi independen dengan variabel dependen sebesar 0,343 yang berarti tingkat hubungan antar variabel yang diteliti termasuk rendah karena berada pada rentang 0,2 – 0,4.
Analisis Dan Interpretasi (Pembahasan)
Nilai R-squared sebesar 0,118 atau 11,8% artinya 11,8% model variabel Kepemimpinan Transaksional dan Lingkungan Kerja dapat menjelaskan variabel Kinerja Pegawai, sedangkan sisanya sebesar 88,2% tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Dengan demikian uji statistik dapat membuktikan bahwa Kepemimpinan Transaksional berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja pegawai, dalam artian variabel Kepemimpinan Transaksional (X1) mempunyai pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor Pusat Statistik Kota Makassar. Kota. Dari item kuisioner yang disebar diketahui bahwa jawaban responden pada variabel Kepemimpinan Transaksional mempunyai nilai rata-rata paling tinggi pada pertanyaan ‘Pemimpin memberikan pedoman kerja kepada saya dalam mengerjakan pekerjaan’ yaitu sebesar 91%, yaitu sejalan dengan fakta yang ada di kantor pusat statistik kota makassar dimana pimpinan memberikan pedoman kerja kepada pegawai sebelum mulai bekerja.
Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nur Septi Aqmaria dan Hamidah Nayati Utami (2017) yang menetapkan bahwa kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil pengujian, hipotesis secara parsial membuktikan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Adanya lingkungan kerja yang kondusif akan membuat mereka berfungsi secara maksimal sehingga kinerja para pegawai dan organisasi pun meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Makassar diperoleh hasil bahwa rata-rata responden mempunyai penilaian yang berbeda-beda melalui penyebaran kuisioner yang telah dilakukan, diketahui bahwa jawaban responden untuk variabel lingkungan kerja adalah dengan pernyataan. Dalam artian menunjukkan bahwa semakin baik kepemimpinan transaksional yang ada maka semakin baik pula kinerja pegawai yang dihasilkan. Dalam artian menunjukkan bahwa semakin baik lingkungan kerja yang ada maka semakin baik pula kinerja karyawannya.
Diharapkan kepada pimpinan di kantor Badan Pusat Statistik Kota Makassar untuk lebih maksimal lagi dan kepemimpinannya dapat ditingkatkan kembali sehingga para pegawai tersebut dapat termotivasi jika pemimpinnya baik dalam segala hal dan juga kinerja pegawainya. dalam perusahaan dapat lebih ditingkatkan. Lingkungan kerja harus mendapat perhatian lebih, baik secara internal maupun eksternal, sehingga baik manajer maupun karyawan merasa nyaman dan aman dalam menjalankan tugasnya.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Siagian. (2014) Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. 2013. Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan pengembangan keterampilan, edisi keenam, Inggris: John Wiley and Sons. Oleh karena itu, saya mohon bantuannya untuk menjawab pertanyaan kuesioner berikut ini (data terlampir). Oleh karena itu saya sampaikan dan saya ucapkan banyak terima kasih atas kesediaan bapak/ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Apabila jawabannya merupakan pilihan salah satu jawaban yang ditawarkan, tandai (√) pada kotak yang tersedia. Jika terjadi kesalahan dalam pemilihan alternatif jawaban, beri tanda (X) pada kolom yang salah lalu isikan checklist (√) pada kolom yang sesuai. Manajer mengawasi langsung kinerja saya untuk memastikan telah sesuai dengan standar dan prosedur kerja yang telah ditetapkan.
Pencahayaan yang ada (matahari atau lampu) di ruang kerja saya sudah sesuai dengan kebutuhan.