• Tidak ada hasil yang ditemukan

MetodePenelitian

Dalam dokumen dampak praktik budaya merarik masyarakat (Halaman 36-49)

BAB I PENDAHULUAN

G. MetodePenelitian

Metode penelitian adalah suatu cara untuk melakukan sesuatu penelitian sesuai dengan aturan atau standar yang diharapkan mampu meberi hasil yang diharapkan.

1. Pendekatan Penelitian Kualitatif

Untuk memastikan bahwa penelitian dapat dilakukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan penelitian, setiap penelitian memerlukan desain yang menunjukkan bagaimana mengumpulkan, menganalisis, dan menarik kesimpulan dari data.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, khususnya pemeriksaan yang diharapkan mampu memahami kekhasan apa yang mampu dilakukan oleh subjek penelitian, seperti cara berperilaku, penegasan, inspirasi, aktivitas, secara umum, dan dengan melibatkan penggambaran sebagai kata dan bahasa , dalam pengaturan reguler yang tidak ambigu dan dengan menggunakan teknik normal yang berbeda.18

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan informasi yang menarik, khususnya kata-kata yang diungkapkan atau disusun secara verbal, serta cara berperilaku yang dapat dideteksi dari individu yang sedang dipertimbangkan. sehingga peneliti dapat dengan mudah berkomunikasi dengan masyarakat dan berinteraksi langsung dengan peserta penelitian.

Patilima mengutip Suparlan yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif tidak menggunakan sampelmelainkan untuk memahami prinsip-prinsip atau pola-pola umum yang berlaku pada kehidupan sosial masyarakat yang diteliti sebagai kasus- kasus tersebut, peneliti harus melakukan analisis yang cermat, mendalam, dan komprehensif. Untuk mendapatkan gambaran tentang fenomena yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat yang menjadi objek penelitian, maka peneliti harus melakukan analisis yang mendalam.19

2. Kehadiran peneliti

18Lexi J.Moleong, “metode penelitian kualitatif”,(Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 24

19Patelima Hamid, “Metode Penelitian Kualitatif”, Centakan Kedua, (Bandung, Penerbit Alfabeta, 2017), Hlm. 3.

Saat melakukan penelitian, kehadiran peneliti merupakan instrumen penting untuk mengumpulkan informasi. Selain itu, peneliti terlibat langsung dalam kegiatan subjek penelitian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan mengajukan pertanyaan terkait isi penelitian. Melalui metode seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi, peneliti mampu mengumpulkan data yang handal, akurat, dan mampu mempertanggungjawabkan dirinya sendiri. Analis berusaha untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang diharapkan dari subjek penelitian melalui berbagai strategi yang telah dirujuk.

Sesuai dengan prosedur yang berlaku, peneliti terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari pihak atau instansi yang bertanggung jawab sebelum tiba di lokasi penelitian. Sebagai pewawancara atau pengumpul data, peneliti hadir di lokasi tanpa mengganggu kehidupan subjek penelitian.

3. Data dan sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang konsisten dengan keadaan dunia nyata dan melakukan fungsi teoritis seperti memprediksi, menjelaskan, dan menafsirkan. Sumber data diklasifikasikan ke dalam dua kategori untuk menjamin validitas, akurasi, dan kualitas informasi yang mereka berikan yakni:

a. Sumber data primer

Melalui proses observasi, wawancara, dan tindakan yang dilakukan subjek penelitian, sumber data primer dikumpulkan langsung dari lapangan. Sumber data utama penelitian ini berasal dari tokoh agama, tokoh adat, dan sumber data sekundermasyarakat yang mempraktikkan budaya Merarik.

Untuk mendukung dan menyempurnakan data primer, diperlukan sumber data sekunder. Dalam penelitian ini sumber data sekunder meliputi foto, sumber tertulis, dokumen atau arsip tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta sumber tertulis lainnya yang secara tidak langsung dapat digunakan untuk memperkuat data dan bukti penelitian. Ketika digunakan bersamaan dengan data primer yang dikumpulkan melalui

tindakan, wawancara, dan observasi, sumber data sekunder berguna.

4. Teknik pengumpulan data

Untuk memastikan bahwa data yang diperoleh sesuai dengan judul yang telah ditentukan, prosedur pengumpulan data merupakan komponen penting dari penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan tergantung pada masalah yang diteliti; akibatnya, peneliti harus memperhitungkan kemungkinan mengumpulkan data yang diperlukan ketika memilih masalah yang akan dipelajari. Selain mempertimbangkan kemungkinan mengumpulkan data yang diperlukan, peneliti harus memilih metode yang dapat diterapkan pada masalah yang sedang diselidiki. Wawancara, observasi, dokumentasi, dan angket adalah contoh metode pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian. Selain mempertimbangkan kemungkinan mengumpulkan data yang diperlukan, peneliti harus memilih metode yang dapat diterapkan pada masalah yang sedang diteliti.20

Observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, atau kombinasi dari keempatnya adalah metode pengumpulan data.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah : a. Teknik observasi

Pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap fenomena yang diteliti menjadi dasar metode observasi, suatu strategi pengumpulan data. Persepsi tidak hanya terbatas pada mengoordinasikan persepsi, tetapi juga harus dimungkinkan melalui implikasi. Dengan mengamati secara langsung fenomena yang diteliti, observasi bertujuan untuk mengumpulkan data.

Penting bagi peneliti untuk memperhatikan apa yang terjadi di lapangan dan mencatatnya dengan cermat untuk analisis selanjutnya.

Menurut Nasution mengemukakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

20Murti Sumarni, Salamah Wahyuni, “Metodologi Penelitian Bisnis”, (Yogyakarta, C.V Andi Offset, 2006), Hlm. 85.

Menurut Marshal, observasi adalah: “Observation allows the researcher to learn about behaviors and the meanings associated with those behaviors. By observing directly, the researcher can understand and comprehend what is happening in the field, as well as the meanings related to the observed behaviors. Observations can provide accurate and valid information about the phenomena being studied, allowing for a more complete understanding of the research problem.Menurut pernyataan tersebut, observasi memungkinkan penelitian untuk mengumpulkan data dengan cara mempelajari dan memahami tingkah laku secara langsung. Observasi memungkinkan peneliti untuk mengamati dan mencatat tingkah laku dan fenomena secara sistematis, memberikan informasi yang akurat dan valid tentang masalah penelitian. Dengan mengamati secara langsung, peneliti dapat lebih memahami tingkah laku dan makna yang terkait dengan tingkah laku tersebut, sehingga dapat memahami lebih lengkap masalah penelitian.21

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Terdapat beberapa jenis observasi yang dapat digunakan, diantaranya:

Observasi partisipatif merupakan teknik pengamatan di mana observer secara aktif terlibat dalam kegiatan orang yang diteliti dengan bertindak seolah-olah menjadi anggota dari kelompok yang diteliti. Melalui teknik ini, observer dapat memperoleh data yang lebih akurat dan mendalam mengenai kehidupan orang yang diteliti, karena observer dapat merasakan secara langsung apa yang dialami oleh orang tersebut.

Observasi non partisipatif adalah teknik pengamatan di mana observer tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan orang yang diteliti, tetapi hanya mengamatinya secara terpisah dari kelompok tersebut. Melalui teknik ini, observer dapat memperoleh data yang lebih obyektif karena tidak terpengaruh oleh partisipasinya dalam kegiatan orang yang diteliti. Namun,

21Fenti Hikmawati, “Metodelogi Penelitian”, (Depok: Rajawali Pers, 2017), hlm.

80-82.

observasi non partisipatif juga memiliki kekurangan, yaitu keterbatasan dalam memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai kehidupan orang yang diteliti.

Dari kedua jenis observasi yang ada, peneliti memilih untuk menggunakan observasi partisipatif untuk mengumpulkan data-data secara langsung dan sistematis terkait obyek penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode observasi untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai proses adat merarik dan dampak praktik budaya merarik di masyarakat Desa Suradadi Kecamatan Terara Lombok Timur, termasuk perbedaan antara masyarakat bangsawan dan masyarakat biasa.

b. Teknik wawancara

Salah satu cara untuk mendapatkan data penelitian adalah melalui proses tanya jawab antara dua orang atau lebih yang hadir secara fisik. Ini disebut teknik wawancara. Wawancara adalah percakapan antara dua orang dengan tujuan tertentu, pewawancara, yang mengajukan pertanyaan, dan yang diwawancarai, yang menjawab. Lexy J. Moleong menjelaskan bahwa wawancara adalah suatu proses dimana pewawancara mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan tanggapan.22

Esterberg menjelaskan bahwa wawancara adalah pertemuan antara dua orang dimana tanya jawab digunakan untuk mengumpulkan informasi dan ide. Dalam penelitian, metode ini sering digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih mendalam tentang suatu subjek. Wawancara dapat digunakan oleh peneliti untuk melakukan studi pendahuluan, mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, atau mengumpulkan data yang lebih mendalam dari responden. Menurut Esterberg, ada tiga jenis wawancara: terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.

Prosedur pertemuan terorganisir adalah strategi di mana penanya telah mengatur ikhtisar pertanyaan sebelum memimpin pertemuan. Hasilnya, proses wawancara akan tertata dengan baik,

22Ibid, hlm. 136

dan pertanyaan yang diajukan akan terfokus pada poin-poin penting atau mengikuti garis besar yang telah ditentukan. Tokoh adat, tokoh masyarakat, dan masyarakat lain yang terlibat dalam kegiatan yang akan dikaji biasanya ditanyai dengan menggunakan pendekatan ini.

1. Wawancara Semi Struktur (semi structure interview)

Dalam jenis wawancara ini, peneliti akan menggunakan metode wawancara yang lebih bebas dan tidak terstruktur untuk mengumpulkan data tentang permasalahan yang akan diteliti. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan ide dan pendapat dari informan tentang topik yang sedang diteliti. Peneliti akan berinteraksi secara langsung dengan informan dan akan mencatat apa yang diucapkan oleh informan dengan seksama. Wawancara ini akan dilakukan dengan tokoh-tokoh adat, tokoh masyarakat, dan beberapa masyarakat yang melakukan hal yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

2. Wawancara Tidak Terstruktur (non structure interview)

Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara lengkap dan sistematis untuk pengumpulan data dalam wawancara tidak terstruktur. Peneliti hanya menggunakan garis besar masalah sebagai panduan untuk pertanyaan mereka. Berbeda dengan wawancara terstruktur, wawancara ini lebih informal.23

Peneliti tidak menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data dalam wawancara tidak terstruktur.

Sebaliknya, peneliti hanya memiliki gambaran kasar dari pertanyaan yang akan diajukan. Strategi ini biasanya digunakan dalam eksplorasi sebelumnya atau untuk pemeriksaan lebih lanjut dari atas ke bawah pada item yang diteliti. Pakar lebih banyak mendengarkan apa yang

23Sugiyon, “Metode Penelitian Kualitatif untuk penelitian yang bersifat:

eksploratif, enterpretif, interaktif dan konstruktif”, (Bandung: ALFABETA, 2017), hal.

107.

diceritakan oleh orang atau perkumpulan, tanpa tahu pasti informasi apa yang akan didapat.

Untuk penelitian sebelumnya atau penelitian yang lebih mendalam tentang subjek yang ada, wawancara tidak terstruktur adalah metode terbaik. Karena peneliti tidak tahu persis data apa yang akan mereka kumpulkan dalam wawancara tidak terstruktur, mereka lebih fokus mendengarkan cerita orang atau kelompok.

Adapun informan yang telah diwawancara peneliti adalah sebagai berikut:

No Informan Waktu Wawancara

1. Kepala Desa 19 September 2022

2. RW dan RT 19 September 2022

3. Tokoh Adat 20 September 2022 4. Tokoh Masyarakat 21 September 2022 5. Tokoh Agama 20 September 2022

c. Teknik dokumentasi

Kata "dokumen", yang mengacu pada hal-hal tertulis, adalah akar kata dari dokumentasi. Untuk mengumpulkan informasi, peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan dan meneliti bahan-bahan tertulis seperti buku, majalah, naskah dinas, peraturan, catatan rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Metode pengumpulan data berbasis dokumen digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data untuk menguji, menafsirkan, dan menambahkan detail spesifik dari sumber data lainnya. Dokumen pribadi dan resmi dapat diperoleh dari tokoh adat, tokoh masyarakat, dan komunitas lain yang terlibat dalam masalah untuk melengkapi alat pendataan ini.

Dalam arti yang lebih luas, dokumen tidak hanya mencakup objek tertulis tetapi juga peninggalan seperti prasasti dan simbol.Peneliti menggunakan metode ini untuk mengumpulkan informasi, seperti catatan-catatan penting tentang objek penelitian di desa Suradadi, terutama pada saat prosesMerarik, seperti profil desa Suradadi.

5. Teknik Analisis Data

Menganalisis data untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang keadaan objek dan temuan penelitian adalah langkah penting berikutnya setelah pengumpulan data. Dengan menginterpretasikan hasil observasi penelitian, wawancara, dan dokumentasi, analisis data dapat dilakukan. Penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk mengevaluasi data yang dikumpulkan di lapangan.

Lexy Moleong mengutip Bogdan&Biklen mengatakan bahwa analisis data adalah proses bekerja dengan data, mengaturnya, memilahnya menjadi unit-unit yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, mencari tahu apa yang penting dan apa yang bisa dipelajari, dan memutuskan apa yang harus diberitahu terhadap orang lain..24

Analisis data dalam penelitian dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Menurut Matthew B. Miles dan A.

Michael Huberman, terdapat tiga kegiatan dalam proses analisis data, yaitu:

24Ibid, hlm. 248.

a. Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan perhatian, menyederhanakan, mengabstrak, dan mengubah data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

b. Penyajian data adalah proses menyusun informasi yang memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.25

c. Verifikasi atau menarik kesimpulan

Proses mengevaluasi keakuratan, kekokohan, dan kesesuaian data dikenal sebagai analisis data. Dengan membandingkan kesesuaian pernyataan subjek dengan makna konsep dasar penelitian, dimungkinkan untuk menarik kesimpulan.

Pengumpulan Data

Analisis Data

Pengecekkan Keabsahan data

• Observasi

• wawancara

• Dokumentasi • Reduksi

• Penyajian data

• Penarikkan Kesimpulan

• Teknik Ketekunan

• Teknik Triangulasi

• Teknik Pemeriksaan sejawat

• Teknik kecukupan refrensial

6. Pengecekan Keabsahaan Data

Keabsahan informasi dalam penelitian diharapkan untuk mengkonfirmasi apakah informasi yang diperoleh di lapangan benar-benar substansial dengan membandingkannya dan premis hipotetis yang menjadi dasar hasil pemeriksaan yang diperoleh di lapangan. Metode pemeriksaan berdasarkan kriteria tertentu diperlukan untuk menentukan validitas (trustworthiness) data.

Ada empat kriteria yang digunakan dalam proses verifikasi keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan (credibility),

25Ibid, hlm. 17

kemampuan untuk diterapkan pada situasi lain (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfirtibility).26

Kriteria yang digunakan oleh peneliti dalam proses verifikasi keabsahan data adalah derajat kepercayaan yang dilakukan dengan beberapa teknik pemeriksaan data, di antaranya:

a. Teknik perpanjang keikutsertaan;

b. Teknik ketekunan/keajegan pengamatan;

c. Teknik triangulasi;

d. Teknik pemeriksaan sejawat;

e. Teknik kecukupan refrensial;

f. Teknik kajian kasus negatif;

g. Teknik pengecekan anggota.

Dari beberapa teknik pemeriksaan data yang disebutkan, peneliti menggunakan 4 teknik pemeriksaan data yaitu:

a. Teknik persistensi pengamatan melibatkan pencarian interpretasi yang konsisten dalam berbagai cara yang terhubung dengan proses analisis yang mantap atau tentatif.

Menemukan aspek-aspek situasi yang paling relevan dengan masalah atau isu yang sedang dicari dan kemudian berkonsentrasi secara mendalam pada aspek-aspek tersebut merupakan tujuan dari observasi yang gigih.

Ini berarti bahwa peneliti harus terus mengamati faktor yang paling penting dengan hati-hati dan detail. Setelah itu, ia membahasnya dengan sangat mendetail hingga satu titik sehingga satu atau semua faktor yang dilihat dapat segera dipahami. Untuk mencapai hal ini, peneliti harus dapat menguraikan langkah-langkah yang terlibat dalam proses penemuan tentatif dan analisis komprehensif.27

b. TeknikTriangulasi

Triangulasi adalah suatu cara untuk menentukan keabsahan suatu data dengan cara membandingkannya dengan kumpulan data yang lain. Metode pemeriksaan yang tepat sangat diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat.

26Ibid, hlm. 324.

27Ibid,hlm. 329

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sumber data, metode, dan teori untuk menguji keabsahan hasil penelitian. Ini adalah salah satu metode yang paling penting dan langsung.

1) Triangulasi Sumber Data.

Dengan membandingkan dan menilai tingkat kepercayaan terhadap informasi yang diperoleh melalui berbagai waktu dan metode, maka dilakukan triangulasi sumber data. Berikut ini adalah bagaimana hal ini dicapai:

a) Membandingkan hasil wawancara dengan observasi.

b) Membandingkan data hasil observasi, wawancara dengan dokumentasi.

c) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain.

d) Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

Contoh triangulasi sumber data:

Peneliti memilih sumber yang berbeda untuk mendapatkan informasi atau data untuk penelitian mereka, dan kemudian mereka membandingkan data dari sumber yang berbeda tersebut. Misalnya ingin mengetahui bagaimana dampak budaya Merarik terhadap masyarakat bangsawan dengan rakyat biasa yang mempengaruhi tatanan Masyarakat di Desa Suradadi di Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Metode pengumpulan data yang sama, wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data atau informasi dari masing-masing responden.

2) TriangulasiMetode.

Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan strategi :

a. Untuk memeriksa derajat kepercayaan temuan hasil penelitian, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data.

b. Untuk memverifikasi keabsahan data, peneliti mengecek beberapa sumber data dengan menggunakan metode yang sama.28

3) Triangulasi penyidik adalah dengan menggunakan peneliti atau pengamat lain untuk memeriksa kembali derajat kepercayaan data.

4) Menurut Lincoln dan Guba, triangulasi dengan teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

Triangulasi digunakan untuk memeriksa cara pengumpulan data, untuk memastikan bahwa informasi dari wawancara dan observasi adalah sama, atau untuk memastikan bahwa hasil observasi konsisten dengan informasi dari wawancara. Triangulasi juga digunakan untuk menguji sumber data, memastikan bahwa ketika diwawancarai dan diamati, sumber data memberikan informasi yang sama atau berbeda. Harus ada penjelasan untuk setiap perbedaan yang ada. Alasan dilakukannya triangulasi ini adalah untuk menemukan kesamaan informasi dengan menggunakan berbagai strategi.29

c. Teknik Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi

Metode Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi (peer-review) melibatkan konsultasi dengan kolega mengenai hasil penelitian sementara atau akhir. Jadi, peer-survey adalah penilaian yang dilakukan oleh mitra kumpul-kumpul yang memiliki kesamaan informasi umum tentang hal yang sedang diselidiki, sehingga

28Ibid, hlm. 329

29Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Putra Grafika, 2007), hlm. 257.

dengan mereka spesialis dapat benar-benar melihat wawasan, perspektif, dan pemeriksaan yang sedang dilakukan.

d. Teknik Kecukupan Refrensial

Saat menganalisis dan menginterpretasikan data, teknik kecukupan referensial melibatkan pengumpulan berbagai bahan, catatan, atau catatan yang dapat berfungsi sebagai referensi dan tolok ukur. Untuk memastikan kecukupan referensi dalam penelitian ini, semua data yang relevan dikumpulkan dan diperiksa ulang.

Metode yang berbeda digunakan untuk mengkonfirmasi keakuratan data yang dikumpulkan dari sumber seperti wawancara dengan tokoh masyarakat di Desa Suradadi, Kecamatan Terara.

Misalnya, peneliti juga melakukan observasi untuk membandingkan data hasil wawancara ketika wawancara mengungkapkan bahwa ada prosesi adat di Desa Suradadi, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, yang menarik perhatian baik bangsawan maupun rakyat biasa. Alhasil, peneliti banyak terlibat dalam kehidupan para informan, khususnya dalam aktivitas warga Desa Suradadi.

Dalam dokumen dampak praktik budaya merarik masyarakat (Halaman 36-49)

Dokumen terkait