• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik Budaya Merarik Masyarakat Bangsawan dengan

Dalam dokumen dampak praktik budaya merarik masyarakat (Halaman 56-60)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B.. Praktik Budaya Merarik Masyarakat Bangsawan dengan

Budaya merarik di masyarakat Sasak merupakan bagian dari kearifan lokal yang mengandung keyakinan bahwa laki-laki harus membuktikan keberaniannya kepada calon istrinya dengan melakukan merarik. Merarik adalah tradisi lama yang telah diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang masyarakat Sasak. Dalam tradisi ini, terutama bagi keturunan bangsawan, perempuan yang ingin menikah harus mencari pasangan dari golongan bangsawan. Jika tidak, harta warisan akan hilang dan perempuan tersebut akan dikeluarkan dari golongan bangsawan.

Di masyarakat Sasak di Desa Suradadi, laki-laki diizinkan menikah dengan orang dari golongan biasa atau bangsawan.

Perbedaan antara pernikahan golongan bangsawan dan biasa juga dilihat dari pandangan tokoh agama. Namun, prosesi adat merarik di masyarakat bangsawan dan biasa belum banyak diteliti. Karena itu, penelitian tentang perbedaan prosesi merarik antara golongan bangsawan dan biasa di masyarakat Sasak di Desa Suradadi sangat penting untuk dipahami lebih lanjut.

Merarik adalah tradisi adat istiadat di masyarakat Sasak yang digunakan dalam pernikahan dengan cara menculik gadis-gadis untuk dijadikan istri. Namun, di daerah yg berbeda, menculik seseorang tanpa sepengetahuan dari pihak keluarga dianggap melakukan pelanggaran atas norma agama dan hukum.Di Desa Suradadi, merarik adalah tradisi yang telah lama berkembang dan telah dilakukan pada

33Dokumentasi Desa Suradadi tanggal 22 September 2022

golongan-golongan bangsawan atau keturunan dari kerajaan, baik laki-laki ataupun seorang perempuan.

Di Desa Suradadi, larangan pernikahan dilakukan antara golongan bangsawan dari pihak perempuan dengan masyarakat biasa dari pihak laki-laki sangat kuat karena golongan bangsawan ingin tetap menjaga harga diri serta martabat mereka. Jika seorang laki-laki yang bersangkutan adalah golongan bangsawan, maka ia diizinkan menikahiseorang perempuan dari kalangan masyarakat biasa. Namun, jika perempuan yang bersangkutan adalah golongan bangsawan, ia harus menikah dengan laki-laki dari sesama golongan bangsawannya.

Jika tidak, perempuan tersebut tidak akan bisa mendapatkan hak waris atas harta bergerak dan tidak memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat didalam keluarganya. Hal ini terjadi dikarena sistem kekerabatan yang telah dianut oleh masyarakat Desa Suradadi adalah patrilineal, sehingga jika seorang istri dari golongan bangsawan menikah dengan laki-laki dari golongan orang biasa, ia akan mengikuti derajat suaminya dan anak yang dilahirkan dari pernikahannya akan mengikuti garis keturunan bapaknya. Ada juga kejadian di mana seorang gadis yang menikah dengan laki-laki biasa dibuang oleh orang tuanya dan tidak lagi dianggap sebagai anak.

Kondisi seperti ini menyebabkan golongan bangsawan lebih cenderung menikah dengan orang yang masih adaikatan keluarganya atau endogamy, agar kebangsawanan mereka miliki tetap terjaga.

Merarik di masyarakat Sasak terdiri dari beberapa tahap, yaitu midang (dimana seorang laki-laki datang untuk mengunjungi rumah gadis yang menjadi kekasihnya), menculik (seorang laki-laki akan membawa lari gadis yang dicintainya untuk menikahinya), berselebar (proses yabf dilakukan oleh pihak laki laki yakni menyampaikan informasi kepada pemerintah desa (desa asal calon pengantin wanita) kepada kepala desa (Pengamong Krame) dan kepala dusun atau keliang (Pengemban Krame) tentang niatnya untuk menikahi gadis yang telah ia bawa lari), sorong serah (merupakan suatu dorongan kepada kedua orang tua pengantin untuk menyerahkan atau melepaskan (Serah Terima) anak mereka untuk menajalani hidup berumah tangga secara mandiri sehingga kedua pengantin tidak terikat pada orang tua mereka masing-masing), begawe (perayaan hari

pernikahan), dan nyongkolan (merupakan kegiatan dimana arak- arakan kedua mempelai pengantin laki-laki dan perempuan di jalan, mulai dari rumah mempelai laki-menuju rumah mempeleai perempuan).

Dimana ketika masyarakat bangsawan menikah dengan masyarakat biasa mereka menggunakan perayaan atau resepsi bukan nyongkolan karena bagi masyarakat bangsawan desa suradadi adalah nyongkolan adalah bagi masyarakat bangsawan saja dan mempunyai tanda di bagian payung si pengantin bahwa dia adalah dari golongan bangsawan. Dan proses bales lampak nae itu dihilangkan ketika masyarakat bangsawan merarik sama masyarakat biasa.

Tentang praktik merarik di Desa Suradadi yang melibatkan masyarakat bangsawan dan masyarakat biasa, Beberapa narasumber memberikan pernyataan mereka. Bapak Lalu Awaludin selaku kepala desa menajdi salah satu narasumber yang memberikan pernyataannya, sebagai berikut :

”Merarik ato maling artin proses melaikang nine isik calon semame terus tesebok arak semalem lekn bale keluarge penganten mame ato bale sak wah tetentuan sik penganten mame seendekman merarik ato memaling, sekaliwah jari proses awal seendekman acare akad nikah. ” (Merarik atau kawin lari adalah proses dimana seorang laki-laki menculik seorang perempuan atau calon istri lalu menyembunyikannya selama sehari di rumah salah satu keluarga atau kerabat yang telah ditentukan sebelumnya, yang juga merupakan tahap awal dari proses akad nikah.).34

Adapun beberapa praktik budaya merarik masyarakat bangsawan dengan masyarakat biasa di Desa Suradadi sebagai berikut:

a. Proses Pra Akad Nikah

1. Midang atau Ngayo, adalah proses di mana seorang pemuda berkunjung ke rumah seorang gadis untuk bercakap-cakap mengenai banyak hal dengan ditemani oleh beberapa orang dari pihak perempuan seperti orang tua atau saudara dari gadis tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghindari tuduhan atau

34Wawancara dengan lalu Awaludin pada tanggal 20 september 2022

persepsi yang tidak baik dari masyarakat yang mengetahui proses midang tersebut.

2. Belakok dengan Solah (meminang kepada keluarga si gadis) dengan cara baik baik, supaya pihak laki-laki tersebut tau langkah selanjutnya yang mereka ambil ketika sudah mendengarkan keputusan ibu atau pihak keluarga perempuan tersebut. Tetapi kebanyakan ketika meminta dengan secara baik-baik keluarga tidak mengizinkan.

3. Maling (melarikan si gadis) merupakan salah satu cara yang sudah dilakukan, kemudian keluarga pria akan mengikuti tata cara pernikahan sesuai dengan adat Sasak, terutama di masyarakat desa Desa Suradadi.

4. Merarik, dalah proses di mana terjadi penyatuan cinta antara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan.

5. Teresne Kayun, merupakan tradisi pembahasan mahar atau denda yang diberikan kepada pihak laki-laki jika ia merupakan golongan biasa, denda yang diberikan yaitu seperti, kerbau 2 ekor berumur 5 tahun, beras 200 catu, kelapa 200 butir, Tanah 1 are atau bisa digantikan dengan rumah permanen.

6. Angkat Janji (Bait Janji), tradisi ini merupakan menentukan berapa mahar yang dijanjikan oleh pihak laki-laki dan apa saja yang telah dijanjikan oleh pihak laki-laki.

7. Akad Nikah, merupakan pernikahan dilakukan mengikuti syariat islam yang dipimpin oleh penguhulu dalam pelaksanaan ijab-kabul dilengkapi dengan saksi-saksi.35

b. Pasca akad nikah

1. Bejango malem, artinya yaitu silaturahmi antar keluarga perempuan dengan keluarga laki-laki.

2. Begawe; Begawe adalah perayaan, perhelatan atau selamatan.

Salah satu begawe yang paling meriah adalah begawe merarik (perayaan pernikahan). perayaan pernikahan bagi laki-laki disebut nanggap, sementara perayaan pernikahan bagi pihak perempuan disebut ngadap. Hari dan acara pelaksanaan begawe diselenggarakan setelah akad nikah atau yang telah disetujui

35Wawancara dengan lalu Saepudin pada tanggal 21 sseptember 2022

oleh kedua belah pihak, yaitu keluarga laki-laki dan perempuan untuk mengadakan begawe. Tetapi proses begawe ini dilaksanakan ketika ada toleransi dari pihak keluarga perempuan atau sudah dibolehkan untuk melaksanakan nyongkolan tersebut, dengan satu syarat tidak boleh terlalu meriah dan tidak boleh membawa kesenian atau gamelan.36

Dalam dokumen dampak praktik budaya merarik masyarakat (Halaman 56-60)

Dokumen terkait