• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Proses Keputusan Inovasi

Dalam dokumen IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN ISLAM (Halaman 35-42)

BAB III PROSES KEPUTUSAN INOVASI PENDIDIKAN

B. Model Proses Keputusan Inovasi

Menurut Roger, proses keputusan inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu tahap pengetahuan, tahapan bujukan, tahapan keputusan, tahap implementasi dan tahap konfirmasi.27

a. Tahap Pengetahuan (Knowledge)

Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu tahap pada saat seorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi membuka diri untuk mengetahui inovasi.28

Tahap ini adalah tahap dimana seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tau bagaimana fungsi inovasi tersebut. Seseorang menyadari perlunya mengetahui inovasi biasanya tentu berdasarkan pengamatannya tentang inovasi itu sesuai dengan kebutuhan, minat atau mungkin juga kepercayaanya. dalam tahap ini yang paling berperan utama bidang afektif dan kognitif. Proses keputusan-inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yang diawali ketika individu (atau unit pembuatan keputusan lainnya) dihadapkan pada keberadaan inovasi dan memperoleh sejumlah pemahaman mengenai bagaimana inovasi itu berfungsi.

Beberapa pengamat mengklaim bahwa individu memainkan peran pasif ketika dihadapkan pada pengetahuan-kesadaran mengenai inovasi. Dianggap bahwa seseorang menyadari suatu inovasi dengan

26 Cece Wijaya, Djaja Jajuri, A. Tabrani Rusyam. Upaya Pembaharuan dalam bidang Pendidikan dan Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h. 67.

27RogerM&ShoemakerF.FloydCommunicationofInnovation.

(Newyork:TheFreePressADivisionofMacmillanPublishingCo.Inc.1971), h. 123.

28Udin, Inovasi, …h. 36.

24

kebetulan, dimana secara aktif dia mencari inovasi hingga dia mengetahui bahwa inovasi itu muncul. Para ahli lainnya menganggap bahwa individu memperoleh kesadaran- pengetahuan hanya melalui prilaku yang harus dimulai, dan bahwa kesadaran itu bukanlah aktifitas pasif. Orang-orang umumnya cenderung menghadapkan diri mereka pada gagasan-gagasan yang sesuai dengan ketertarikan, kebutuhan atau sikap-sikap yang ada. Kecenderungan ini disebut penghadapan selektif.

Hassinger berpendapat bahwa individu-individu jarang bisa menerima pesan-pesan mengenai inovasi kecuali jika merasa butuh akan inovasi. Kebutuhan ini adalah keadaan tidak puas atau frustasi yang terjadi ketika keinginan seseorang melebihi aktualitasnya. Individu mungkin mengembangkan kebutuhan ketika dia mempelajari bahwa inovasi itu muncul. Oleh karena itu, inovasi dapat menuntun pada kebutuhan dan juga sebaliknya. Beberapa agen perubahan menciptakan kebutuhan diantara klien-klien mereka dengan menunjukan keberadaan gagasan-gagasan baru yang diinginkan.

Pengetahuan keberadaan inovasi ini dapat menciptakan motivasi untuk pengambilannya.

Inovasi terdiri dari jenis-jenis pengetahuan yang berbeda. Inovasi secara khusus mengandung informasi software, yang berada dalam inovasi dan berfungsi untuk mengurangi ketidak pastian mengenai hubungan sebab- akibat yang terlibat dalam mencapai hasil yang diinginkan.

Sehingga ada orang yang mengetahui inovasi lebih awal dan lebih lambat.

Generalisasi berikut ini meringkas hasil-hasil dari temuan menyangkut pengetahuan awal tentang inovasi:

a. Orang yang mengetahui inovasi lebih awal memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibanding yang lebih lambat.

b. Orang yang mengetahui inovasi lebih awal memiliki status sosial yang lebih tinggi dibanding yang lebih lambat.

25

c. Orang yang mengetahui inovasi lebih awal lebih terekspos pada saluran-saluran komunikasi media massa dibanding yang lebih lambat.

d. Orang yang mengetahui inovasi lebih awal lebih terekspos pada saluran-saluran komunikasi interpersonal dibanding yang lebih lambat.

e. Orang yang mengetahui inovasi lebih awal lebih terekspos memiliki lebih banyak kontak agen perubahan dibanding yang lebih lambat.

f. Orang yang mengetahui inovasi lebih awal memiliki partisipasi sosial yang lebih banyak dibanding yang lebih lambat.

g. Orang yang mengetahui inovasi lebih awal lebih bersifat kosmopolit dibanding yang lebih lambat. 29

Karakteristik pengetahuan inovasi yang lebih awal ini sama dengan karakteristik inovator: pendidikan yang lebih tinggi, status sosial yang lebih tinggi dan lain sebagainya.

b. Tahap Bujukan (Persuation)

Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadapa inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental yang utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang berperan utama bidang afektif atau perasaan. Sesorang tidak dapat menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang inovasi.30

Pada tahap persuasi dalam proses keputusan inovasi, individu membentuk sikap yang mendukung atau tidak mendukung terhadap inovasi. Pada tahap persuasi individu menjadi lebih terlibat secara psikologi dengan inovasi; dia secara aktif mencari informasi mengenai gagasan baru. Persepsi selektif penting untuk menentukan prilaku individu pada tahap persuasi, dimana persepsi

29 Cece Wijaya, Djaja Jajuri, A. Tabrani Rusyam. Upaya Pembaharuan…,158.

30Ibid. h. 37-38.

26

umum inovasi pada tahap ini dikembangkan. Sifat-sifat yang ditanggapi dari suatu inovasi sebagai manfaat relatifnya, kekompakannya, dan kekomplekannya terutama penting pada tahap ini.

Pada tahap persuasi, individu secara khusus termotivasi untuk mencari informasi inovasi-evaluasi, yang merupakan pengurangan dalam ketidak pastian mengenai konsekuensi-konsekuensi yang diharapkan dari inovasi.

Hasil utama dari tahap persuasi dalam proses keputusan adalah sikap yang mendukung atau tidak mendukung terhadap inovasi. Dianggap bahwa persuasi akan menuntun pada perubahan selanjutnya dalam prilaku terbuka (yaitu adopsi/pengambilan atau penolakan) yang konsisten dengan sikap yang dianut.

Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan mental yang memegang peran. Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang inovasi dan menafsirkan informasi yang diterinmanya. Pada tahap ini berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya. Di sinilah peranan karakteristik inovasi dalam mempengaruhi proses keputusan inovasi.

c. Tahap Keputusan (Decision)

Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima atau menolak inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan inovasi.

Menolak inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi.31 Tahap keputusan dalam proses keputusan inovasi terjadi ketika individu (atau unit pembuatan keputusan lainnya) terlibat dalam aktifitas-aktifitas yang menuntun pada pilihan untuk mengambil atau menolak inovasi.

Adopsi/pengambilan adalah keputusan untuk menggunakan penuh inovasi sebagai rangkaian terbaik

27

tindakan. Penolakan adalah keputusan untuk tidak mengambil inovasi.

Penting untuk diingat bahwa proses keputusan inovasi dapat secara logis menuntun pada keputusan penolakan seperti juga keputusan untuk mengambil.

Kenyataannya, setiap tahap dalam proses adalah titik penolakan potensial. Dua jenis penolakan yang berbeda dapat dibedakan :

a. Penolakan aktif, yaitu mempertimbangkan pengambilan inovasi (termasuk percobaannya) kemudian memutuskan untuk tidak mengambilnya.

b. Penolakan pasif (juga disebut non-adopsi), yaitu benar- benar tidak pernah mempertimbangkan penggunaan inovasi.

Sering terjadi seseorang akan menerima inovasi setelah ia mencoba lebih dahulu. Bahkan jika mungkin mencoba sebagian kecil lebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan secara keseluruhan jika sudah terbukti berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi tidak semua inovasi dapat dicoba dengan dipecahkan menjadi beberapa bagian.

Inovasi yang dapat dicoba bagian demi bagian akan lebih cepat diterima. Dapat juga terjadi percobaan cukup dilakukan sekelompok orang dan yang lain cukup memepercayai dengan hasil percobaan temannya.

Perlu diperhatikan bahwa dalam kenyataan pada setiap tahap dalam proses keputusan inovasi dapat terjadi penolakan inovasi. Misalnya penolakan dapat terjadi pada awal tahap pengetahuan, dapat juga terjadi pada tahap persuasi, mungkin juga terjadi setelah konfirmasi, dan sebagainya.

d. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap implementasi ini berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktik. Pada umumnya implementasi tentu mengikuti hasil keputussan inovasi.

28

Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah memutuskan menerima inovasi tidak diikuti implementasi.

Biasanya hal ini terjadi karena fasilitas penerapan yang tidak tersedia.32

Implementasi terjadi ketika individu (atau unit pembuatan keputusan lainnya) menggunakan inovasi.

Hingga tahap implementasi, proses keputusan-inovasi adalah latihan mental. Tetapi implementasi melihatkan perubahan prilaku terbuka, ketika gagasan baru benar- benar dipraktekan. Masalah-masalah mengenai bagaimana secara pasti menggunakan inovasi mungkin muncul pada tahap implementasi. Implementasi biasanya mengikuti tahap keputusan secara langsung.

Masalah implementasi kemungkinan menjadi lebih serius ketika pengambil inovasi adalah suatu organisasi dan bukan individu. Dalam latar organisasi, sejumlah orang biasanya terlibat dalam proses keputusan-inovasi, dan para pelaksana seringkali adalah orang-orang yang berbeda dari pembuat keputusan.

Inovasi pada akhirnya kehilangan kualitas khususnya ketika identitas terpisah dari gagasan baru itu hilang. Poin ini biasanya dianggap sebagai akhir dari tahap implementasi, dan disebut sebagai rutinisasi atau pelembagaan.

Oleh karena itu, proses adopsi adalah proses untuk mengadopsi gagasan yang ada. Perbedaan antara invensi dan adopsi ini tidaklah begitu jelas ketika kita mengakui bahwa inovasi bukanlah sifat yang tetap ketika melebur dalam sistem sosial. Untuk alasan inilah, “re-invensi”

tampaknya merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan sejauh mana suatu inovasi itu berubah atau dimodifikasi oleh pengguna dalam proses adopsi dan implementasinya. Jadi, Re-invensi adalah sejauh mana suatu inovasi itu berubah atau dimodifikasi oleh pengguna dalam proses pengambilan dan implementasinya. Re-

32 Udin, Inovasi, ..., 39.

29

invensi terjadi pada tahap implementasi untuk inovasi tertentu dan pengadopsi tertentu.

Tahap implementasi berlangsung dalam waktu yang sangat lama, tergantung dari keadaan inovasiitu sendiri.

Tetapi biasanya suatu tanda bahwa taraf implementasi inovasi berakhir jika penerapan inovasi itu sudah melembaga atau sudah menjadi hal-hal yang bersifat rutin.

Sudah tidak merupakan hal yang baru lagi.33 e. Tahap Konfirmasi (Confirmation)

Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima atau menolak inovasi yang berlangsung tak terbatas. Selama dalam konfirmasi seseorang berusaha menghindiri terjadinya disonansi paling tidak berusaha menguranginya.34

Pada tahap konfirmasi, individu (atau unit pembuatan keputusan) mencari pemantapan untuk keputusan inovasi yang telah dibuat, tetapi dia dapat membalikan keputusan ini jika dihadapkan pada pesan- pesan yang bertentangan mengenai inovasi. Tahap konfirmasi berlanjut setelah keputusan untuk mengambil atau menolak selama periode waktu yang tidak pasti.

Sepanjang tahap konfirmasi individu berusaha menghindari tahap disonansi atau menguranginya jika hal itu terjadi.

Perubahan prilaku manusia termotivasi sebagian oleh keadaan ketidak seimbangan internal atau disonansi, suatu keadaan pikiran tidak nyaman yang berusaha dikurangi atau ditiadakannya. Ketika seseorang merasakan disonansi, dia akan termotivasi untuk mengurangi kondisi ini dengan merubah pengetahuan, sikap atau tindakannya.

33Ibrahim, Inovasi Pendidikan…,76.

34 Udin, Inovasi, ..., 40.

30

Pada tahap konfirmasi dalam proses keputusan inovasi, agen perubahan memiliki peran khusus. Di masa lalu, agen-agen perubahan terutama tertarik dalam mencapai keputusan-keputusan adopsi, tetapi pada tahap konfirmasi, mereka memiliki tanggung jawab tambahan untuk memberikan pesan-pesan yang mendukung kepada orang- orang.

Diskontinyuansi adalah keputusan untuk menolak suatu inovasi setelah sebelumnya inovasi itu diadopsi.

Menurut Leuthold , sedikitnya ada dua jenis diskontinyuansi:

penggantian dan dan kekecewaan. Diskontinyuansi penggantian adalah keputusan untuk menolak suatu gagasan untuk dapat mengadopsi gagasan yang lebih baik.

Sedang diskontinyuitas kekecewaan adalah keputusan untuk menolak suatu gagasan sebagai akibat dari ketidakpuasan dengan kinerjanya.

C. Saluran-Saluran Komunikasi berdasarkan Tahapan-

Dalam dokumen IMPLEMENTASI INOVASI PENDIDIKAN ISLAM (Halaman 35-42)