• Tidak ada hasil yang ditemukan

Negosiasi Perjanjian

Dalam dokumen perlindungan hukum bagi para pihak dalam (Halaman 56-62)

BAB II PRAKTIK PERJANJIAN KERJA SAMA PENGGARAPAN

B. Praktik Perjanjian Kerjasama Penggarapan Sawah anatara pemilik

3. Negosiasi Perjanjian

Dalam melakukan perjanjian kerja sama penggarapan sawah kedua belah pihak baik dari pihak penggarap maupun pemilik mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Dimana pemilik lahan memiliki hak dan kewajiban dalam menyediakan lahan untuk di garap, sedangkan penggarap memiliki hak dan kewajiban dalam menggarap lahan tersebut, penggrapa berhak menentukan sendiri tanaman apa yang akan ditanam, penggarap juga memiliki kewajiban untuk merawat dan memlihara lahan dan tanaman tersebut sampai kerjasama berakhir. Seperti hasil wawancara peneliti bersama pemilik lahan dan penggarap:

Wawancara yang peneliti juga lakukan bersama ibuk Muslehatun selaku pemilik lahan:

aku sak jari epen bangket berhak pilek sai sak melekh saduk yak gawekank bangketk, berhak tentuan waktun sampe piran yak berlansung kerje same ne, dait aku sak epen bangket berkewajibank yak serahan bangketk sepenuhnya jok penggarep sengak wah pade sepakat yak kerje same”.

63 Ibuk Rafi’ah, petani penggarap, (wawancara), 15 mei 2022

44

Artinya: saya sebagai pemilik lahan sawah berhak memilih siapapun yang saya percaya untuk mengurus sawah saya, dan saya berhak juga menentukan waktu sampai kapan kerja sama ini akan berlangsung. Dan saya sebagai pemilik lahan juga berkewajiban untuk menyerahkan lahan pertanian saya kepada penggarap dalam keadaan kosong karena kita sudah sepakat melakukan kerja sama. 64

Wawancara yang peneliti juga lakukan bersama Bapak Solihin selaku pemilik lahan:

walaupun aku sak jari petani penggarep, laguk berhak jak talet apepun sak melekh taletan, yakh taletan kacang, jagung, pade, terong aceh pun baun sengak ite bedoe hak masing-masing. Dait endah aku sak jari petani berkewajibank yak peliharak taletan ape sak bukh talet no mulai leman, yak peraik, yak rabok dait jagak aden sak ndk gagal panen”.

Artinya: Walaupun saya sebagai petani penggarap, tetapi saya berhak menanam tanaman apapun yang saya mau, mau saya tanamin kacang-kacangan, jagung, padi, bahkan tomat sekalipun tidak masalah karena kita punya hak masing-masing. Dan saya sebagai petani juga mempunyai kewajiban memlihara tanaman yang saya tanam itu mulai dari menjaga pengairannya, memberinya pupuk, dan menjaga tanaman itu agar tetap sehat supaya tidak gagal panen.65

b. Kurun waktu

Perjanjian kerjasama yang dilakukan di Desa Lantan, mereka lebih sering menggunakan sistem perhitungan waktu masa kerjasama dalam penggarapan

64 Ibuk Muslehatun, Pemilik Lahan, (Wawancara), 14 Mei 2022

65 Bapak Solihin, penggarap, (Wawancara), 14 Mei 2022

45

sawah dengan sistem apabila panen pertama berhasil dan membuahkan hasil bagi kedua pelah pihak maka waktu kerjasama dalam penggarapan sawah akan di perpanjang. Namun apabila mengalami kerugian maka perjanjian kerjasama akan di akhiri setelah satu kali panen saja.

Di mana hasil wawancara bersama ibuk mega selaku pemilik tanah:

sikh suruk gawek bae juluk bangket tie, masalah waktu baun teurus mudian misal lemak setelah panen mauk untung lek hasil panen make kerje same ne jakh lanjutan, nah sebalikn lamun hasil panen rugi jak jakh cukupan wah sampe sekali panen.

Artinya: saya menyuruhnya untuk menggarap lahan sawah saya aja dulu, masalah rentan waktu atau batas waktu itu masalah belakang apabila nanti dalam kerjasama ini saya atau penggarap mendapatkan keuntungan maka waktu akan saya perpanjang agar penggarap bisa mengolah lahan saya, dan sebaliknya apabila hasil panen mendapat kerugian saya akan cukupkan kerjasama ini sampai satu kali panen saja.66

Wawancara juga yang peneliti lakukan bersama pak jum selaku petani penggarap:

lamun aku jak yakh turut dait dengah ape sak unin epen bangket doang, setujukh ape sak unin selamen dek rugiankh”.

Artinya: kalok saya hanya mendengarkan apa yg menjadi usulan dari pemilik tanah saja, dan saya menyetujui setiap perkataan pemilik lahan masalah

66 Ibuk Mega, pemilik lahan, (wawancara), Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara,14 mei 2022

46

kurun waktu yang di berikan selama itu tidak mendesak saya juga.67

Pemilik lahan dan penggarap memiliki hak dan kewajiban masing-masing dalam melakukan kerja sama bagi hasil yang harus mereka penuhi, salah satunya adalah dimana penggarap dan pemilik lahan berhak menentukan sistem bagi hasil yang akan mereka gunakan, pemilik lahan berhak melanjutkan kerjasama ataupun memutuskan kerjasama tersebut tergantung hasil yang di dapatkan pada saat panen dan pemilik lahan berkewajiban membayar pajak atas tanahnya, penggarap juga berhak menanam tanaman apapun karena lahan sudah diserahkan dalam keadaan kosong oleh pemilik tanah dan penggarap berkewajiban untuk merawat, mengairi, memberikan pupuk untuk tanaman yang ditanam. Jadi, dengan kata lain masing-masing sudah memiliki hak dan kewajiban dalam melakukan kerjasama bagi hasil.

c. Bagi hasil

Sistem bagi hasil yang digunakan di Desa Lantan dengan sama-sama mendapatkan 50% baik untuk penggarap maupun pemilik lahan. Karena mereka menganggap bagi hasil seperti itulah yang paling adil dalam melakukan kerjasama penggarapan sawah.

Dimana peneliti juga melakukan wawancara dengan pemilik lahan dan peggarap mengenai sistem bagi hasilnya.

Wawancara yang dilakukan bersama Bapak Padli selaku pemilik lahan:

Bagik hasil mauk pade-pade setenge baik antare penggarep ataupun epen bangket, dait paling kereng tekadu lek Dese Lantan dait endah wah jari kebiasaan masarakat lek te”.

67 Pak Jum, penggarap, (wawancara), Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara, 10 mei 2022

47

Artinya: Bagi hasil sama-sama mendapatkan setengah atau 50%:50% antara pemilik dan petani, dan sistem bagi hasil ini paling sering digunakan dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat disini”.68 Sebagaimana wawancara yang peneliti lakukan juga bersama ibuk Sami selaku penggarap:

alesank mele kerjesame garep bangket no sengakn sak pembagian hasil no jak tebagik due doang antare aku kance epen bangket, sehingge ndkh merase terugian”.

Artinya: Alasan saya mau melakukan kerjasama dalam penggarapan sawah karena dalam pembagin hasilnya yang sama-sama mendapatkan setengah, sehingga saya sebagai penggarap tidak merasakan kerugian”.69

Mengunakan bagi hasil dengan mendapatkan bagian sama-sama 50%, sistem bagi hasil dibagi 2 ini sudah menjadi adat atau kebiasaan turun temurun dari nenek moyang dalam melakukan kerjasama penggarapan sawah di Desa Lantan. Oleh karena itu bagi hasil di Desa Lantan sering disebut nandu, karena sistem nandu adalah sistem yang paling adil menurut masyarakat setempat.

d. Risiko

Praktik kerjasama di Desa Lantan, jika muncul persoalan atanu masalah ketika dalam melakukan kerjasama bagi hasil penggarapan sawah berlangsung maka risiko ditanggung bersama baik dari pihak penggarap ataupun pemilik lahan. Tapi ada juga pemilik lahan yang tidak mau ikut menanggung risiko atau permasalahan pada saat gagal panen, intinya banyak pemilik lahan yang hanya ingin menerima keuntungan dari kerjasama tersebut. Seperti wawancara

68 Bapak H. Padli, pemilik lahan, (wawancara), 15 mei 2022

69 Ibuk sami, penggarap, wawancara, 08 mei 2022

48

yang peneliti lakukan dengan salah satu penggarap ibuk Saini selaku petani penggarap:

wahk kerje same garep bangket, nah pasn panen maukh lah hasil bersin leman hasil penjualan, pask itung-itung ternyate rugikh laguk sak epen bangket dekn mele milu rugi atau tanggung jawab kerugian no, jari cume aku doang sak tanggung kerugian”.

Artinya: saya pernah melakukan kerjasama bagi hasil dalam penggarapan sawah, pada saat panen dan mendapatkan hasil bersih dari hasil penjualan hasil pertanian ternyata setelah saya hitung-hitung saya mengalami kerugian namun pemilik sawah tidak mau ikut menanggung kerugian yang saya alami, jadi masalah seperti itu saya tanggung sendiri.70

Berbeda halnya dengan pendapat bapak Padli selaku pemilik lahan ketika saya melakukan wawancara yaitu:

Lamun aku jak sak jari epen bangket, demen penggarep mengalemi kerugian pasn panen, aku tetep milu bertanggung jawab adekn penggarep ndk kecewe kance ndkn kapok bekerje same kance aku.

Dait pasn pembagian hasil, tetep aku beng lebihan maukn penggarep sengak nie lelahn begawean kance luek sikn sugulan modal, sedengkan aku cume beng fasilitas doang taokn betaletan”.

Artinya: Kalau saya sebagai pemilik sawah, ketika penggarap mengalami kerugian pada saat panen, saya tetap ikut bertanggung jawab supaya penggarap tidak kecewa dan tidak kapok melakukan kerja sama dengan saya. Dan ketika pembagian hasil, tetap saya kasih lebih bagian penggarap soalnya dia capek dan banyak mengeluarkan modal,

70 Ibuk saini, penggarap, wawancara, 09 juni 2022

49

sedangkan saya Cuma menyiapkan fasilitas saja tempatnya bercocok tanam.71

Dalam dokumen perlindungan hukum bagi para pihak dalam (Halaman 56-62)

Dokumen terkait