• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wilayah Administrasi Desa Lantan

Dalam dokumen perlindungan hukum bagi para pihak dalam (Halaman 46-51)

BAB II PRAKTIK PERJANJIAN KERJA SAMA PENGGARAPAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

2. Wilayah Administrasi Desa Lantan

Desa Lantan memiliki wilayah yang cukup luas jika dibandingkan dengan desa-desa yang ada di Kecamatan Batukliang Utara. Oleh karena itu, wilayah administrasi yang ada di Desa Lantan terbagi menjadi 10 Dusun dan memiliki total 58 RT dari sepuluh dusun yang ada. Seperti yang ada pada tabel berikut ini:

34

Tabel 1.

Dusun-Dusun dan Jumlah RT di Desa Lantan

No Nama Dusun Jumlah RT

1 Dusun Kesah 4

2 Dusun Gubuk Makam 12

3 Dusun Lantan Desa 6

4 Dusun Lantan Duren 7

5 Dusun Endut Tojang 7

6 Dusun Pondok Komak 7

7 Dusun Pemasir 5

8 Dusun Lantan Daye 4

9 Dusun Sumberan 3

10 Dusun Rerantik 3

Total 58

Sumber : Data Desa Lantan Tahun 2021, dan telah diolah.

Seperti yang telah dijelaskan dalam profil singkat Desa Lantan sebelumnya, bahwa Desa Lantan berada di daratan yang termasuk daratan cukup tinggi karena bisa dirasakan dari sejuknya udara, segar dan dinginya air sungai, suburnya tanah dan tanaman di desa ini. Serta dapat dilihat juga batasan Desa Lantan sebelah utara terdapat hutan lindung yang sangat luas serta memiliki hawa yang sejuk. Hutan lindung itulah yang menjadi pemisah antara Taman Nasional Gunung Rinjani dengan Desa Lantan, yang berarti Desa Lantan ini secara tidak disadari berada di kawasan kaki Gunung Rinjani sebelah selatan.

Agar lebih jelasnya seperti apa bentuk wilayah geografisnya Desa Lantan dan dimana letak masing-masing dusun yang ada di Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara

35

Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat, maka dari itu dapat dilihat dalam gambar peta desa lantan berikut.

Gambar 1.

Peta Desa Lantan Kecamatan Batuliang Utara

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat mempengaruhi keadaan sosial, Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap orang terutama pemuda pemudi yang kelak akan berperan penting dalam masyarakat, pendidikan yang memadai dapat menjadi pengaruh bagi keadaan sosial masyarakat. Supaya lebih jelas dan detail tingkat pendidikan penduduk Desa Lantan bisa di lihat di tabel berikut ini:

Tabel 3.

Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Lantan

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan

Usia 3-6 yang belum masuk TK 351 301

Usia 3-6 yang sedang TK/Play group 117 128

36

Usia 7-18 yang tidak pernah sekolah 20 15

7-18 yang sedang sekolah 451 521

18-56 tahun yang tidak pernah sekolah 54 44 18-56 yang pernah SD tapi tidak tamat 287 345

Tamat SD sederajat 563 494

Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP

88 115

Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA

76 53

Tamat SMP/sederajat 288 272

Tamat SMA/sederajat 241 164

Tamat D-1/sederajat 1 2

Tamat D-2/sederajat 1 -

Tamat D-3/sederajat 5 10

Tamat S-1/sederajat 39 17

Tamat S-2/ sederajat 1 -

Tamat S-3/sederajat 1 -

Tamat SLB A - -

Tamat SLB B - -

Tamat SLB C - -

Jumlah 2,584 2,481

Jumlah Total 5,064

Sumber : Data Desa Lantan Tahun 2019, dan telah diolah.

Bisa di lihat dari tingkat pendidikan rata-rata yang ditempuh masyarakat Desa Lantan di atas, bisa di lihat masih banyak yang putus sekolah dan tidak melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan biaya.

Dikarenakan kurangnya pendidikan dan pengetahuan yang didapat oleh masyarakat sehingga banyak tidak tahu bagaimana perjanjian kerja sama penggarapan sawah yang benar sesuai syariat Islam.

4. Kondisi Sosial Ekonomi

Desa Lantan memiliki potensi sumber daya alam yang sangat berlimpah dan cukup potensial untuk dikembangkan. Di Desa Lantan juga terdapat banyak hewan termak seperti sapi,

37

ayam, bebek, kambing dan lainnya. Disamping itu mereka juga memiliki perkebunan yang cukup luas, lahan perkebunan tesebut biasanya ditanami dengan buah-buahan, tanaman, pepohonan yang dapat dijadikan sumber penghasilan selain dari sektor pertanian dan peternakan.

Terkait dengan kegiatan ekonomi Desa Lantan masih sangat mengandalkan potensi pertanian dan perkebunan sebagai faktor utama dalam meningkatkan prekonomian masyarakat. Sektor pertanian masih mengandalkan pada tanaman padi, tomat, jagung dan abai. Sedangkan dalam sektor perkebunan masih mengandalkan tanaman pisang, kopi, aneka buah-buahan seperti alpukat dan durian.

Desa Lantan memiliki potensi pertanian yang sangat subur karena berada di dataran tinggi, masyarakat Desa Lantan sebagian besar berprofesi sebagai petani.

Tabel 6.

Jenis pekerjaan penduduk Desa Lantan Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan

Petani 387 126

Buruh tani 192 167

Buruh migrant 441 62

Pegawai negeri sipil 4 2

Pedagang keliling 15 8

Peternak 91 61

Bidan swasta - 4

Perawat swasta 2 -

Pembantu rumah tangga

1 33

TNI 1 -

POLRI 1 -

Pengacara 1 -

Dusukn kampung terlatih

6 9

Arsitektur 1 -

38 Karyawan

perusahaan swasta

5 1

Jumlah 1.148 473

Jumlah total 1.621

Sumber : Data Desa Lantan Tahun 2021, dan telah diolah.

B. Praktik Perjanjian Kerja sama Penggarapan Sawah antara pemilik Lahan dan Penggarap di Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.

Desa Lantan memiliki potensi yang sangat besar dalam bidang pertanaian, dikarenakan kondisi tanah yang sangat subur dan air yang berlimpah. Tetapi penduduk Desa Lantan cenderung menanami lahan pertanian mereka dengan tanaman padi, sayur- sayuran, dan kacang-kacangan. Berdasarkan kondisi alam tersebut banyak orang-orang menginvestasikan atau menyalurkan hartanya untuk membeli lahan pertanian, baik mereka mengolah sendiri, menyewakan, atau menyuruh penggarap untuk mengelolanya dengan sistem bagi hasil. Desa Lantan merupakan desa yang sangat kaya akan potensi sumber daya alam baik itu pertanian, perkebunan maupun perternakan. Selain itu juga, masyarakat Desa Lantan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani.

1. Pengutaraan Niat

Sebelum terjadinya praktik kerja sama terlebih dahulu selalu di dahului adanya pengutaraan niat, niat ini dilaukan dalam praktik kerjasama penggarapan sawah. Niat bisa dari pemilik sawah maupun penggarap. Bisa juga pemilik lahan datang menemui penggarap ke rumahnya atau penggarap sendiri juga datang menemui pemilik lahan. Mereka mengutarakan niat untuk melakukan kerjasama penggarapan sawah dengan sistem bagi hasil, baik itu dari pemilik dan penggarap. Kondisi di atas sebagaimana tergambar dalam hasil wawancara peneliti bersama beberapa pemilik dan penggarap.

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh bapak kariman selaku Pemilik lahan:

39

Aku dateng jok balen langsung suruk nie olah bangketk no, sengak aku dek tao yang gawek mesakh dait endah dek arak keahliank same sekali lek betaletan. Sikh janjian bagi hasil yak tebagik same rate atau pade-pade setenge”.

Artinya: saya datang kerumhnya langsung untuk meminta dia mengolah lahan pertanian saya, karena saya tidak mampu mengerjakan sendiri dan tidak mempunyai keahlian dalam bercocok tanam. Saya menjanjikan bagi hasil dengan sama-sama mendapatkan 50%. 57

Demikian juga yang diungkapkan oleh ibuk Rohaini selaku pemilik lahan:

sikh boyak jok balen langsung adekn sak kenak pengeraost, sengak lamun yak sekedar ngeros lek langan doang jak ndkn kenak idapt. Demenk wah dateng lek balen langsungk jok intin, jakh irakm kerje same olah bangket lek bawak no, sengak aku wah dekh mampu yak gawek mesakh. Dait kebetulan sak bukh irak kerje same ne adik sampukh ye ampokh saduk”.

Artinya: saya cari ke rumahnya langsung supaya pembicaraan kita serius, soalnya kalau sekedar ngomong di jalan tidak enak rasanya. Ketika saya sudah sampai rumahnya saya langsung ke intinya saja, saya ajak dia kerja sama olah sawah di bawah itu, soalnya saya tidak mampu lagi untuk mengolahnya sendirian. Dan kebetulan yang saya ajak kerja sama ini adalah adik sepupu saya makanya saya percaya dengan dia.58

Sebagaimana yang di ungkapkan juga oleh ibuk Sarnim sebagai penggarap:

aku dateng jok balen pak padli langsung, jakh tanjakan irakn bekerje same garep bangketn sengakn sak wah ngonek lalok nganggur sikh engat, daripade nganggur barak meno mending temanfaatan aden dek jari sede-ede.

57 Bapak kariman, pemilik lahan, wawancara, Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara 15 april 2022

58 Ibuk Rohaini, pemilik lahan, (Wawancara), Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara, 12 April 2022

40

Dait mungkin saking sibukn lek kantor ampokn dek mau runguk bangketn, ye ampokh aku dateng jok balen irak bekerje same garep bangketn”.

Artinya: saya mendatangi rumah bapak padli untuk menawarkan diri bahwa saya ingin sekali menggarap lahan pertanian miliknya, karena saya lihat juga lahan pertaniannya sering nganggur tidak pernah di tanami apapun, mungkin karena bapak pdli sibuk dikantornya sehingga tidak ada waktu utnuk mengurus lahan. Oleh karena itu saya sendiri yang menawatkan diri untuk melakukan kerjasama bagi hasil dengan pembagian hasil dibagi secara rata.59

Sebagaimana yang di ungkapkan oleh ibuk mirnah selaku penggarap:

Pak Kariman dateng langsung jok bale tiang tawarin jak bekerje same garep bangketn, bukn bebasank ape-ape melekh taletan lek bangket no asaln jauk keuntungan, nah hasiln no jakt bagik due (2) antare aku sak jari penggarep dait nie pak kariman sak epen tanak”.

Artinya: saya didatangi langsung untuk ditawarkan melakukan kerjasama bagi hasil dalam penggarapan sawah, pemilik lahan membebaskan saya mau menanam tanaman apapun yang penting membawa keuntungan dan hasilnya itu akan di bagi dua antara saya sebagai penggarap dan dia pak kariman sebagai pemilik tanah.60

Sebagaimana yang di ungkapkan juga oleh Bapak Nuriman selaku penggarap:

pask bedait lek bangket kance Pak Herman, sikh semelan dirikh langsung tawaran dirikh jak garep bangketn, sengak selame ne mesakn doang gawek bangketn dait tetepn gagal panen, ye ampokh tawaran dirikh dait alhamdulillah pak Herman langsungn setuju sengak nie wah merase lelah endah gawek bangketn mesak’an. Sehingge terjadin kesepakatan langsung lek bangket”.

59 Ibuk sarnim, penggarap, wawancara, 8 mei 2022

60 Ibuk mirnah, penggarap, wawancara, 8 mei 2022

41

Artinya: ketika saya bertemu dengan pak Herman di sawah, saya langsung menawarkan diri untuk menggarap sawahnya, karena selama pak Herman mengolah sendiri lahan sawahnya saya selalu melihat dia gagal panen padi, akhirnya saya menawarkan diri dan pak Herman pun menyetujuinya karena merasa sangat capek juga mengolah lahannya sendiri, sehingga terjadi kesepakatan langsung di sawah.61

Pengutaraan niat menjadi awal terjadinya sebuah kerja sama baik dari penggarap maupun pemilik tanah. Dimana masing-masing dari mereka saling mendatangi rumah petani atau pemilik lahan, bahkan ada juga yang melakukannya dijalan pada saat berpapasan yang cocok menurut mereka untuk diajak bekerja sama dalam penggarapan sawah dengan imbalan bagi hasil yang sama-sama mendapatkan 50%, pemilik lahan juga ada yang membebaskan petaninya menanam apa saja di lahannya yang penting dapat membawa keuntungan.

2. Bentuk perjanjian

Perjajian kerja sama dalam penggarapan sawah yang sudah turun temurun dilakukan masyarakat Desa Lantan, mereka sepenuhnya melakukan perjanjian kerjasama secara lisan atau dengan mengandalkan rasa saling percaya saja, tdan tidak ada satupun yang melakukan perjanjian dengan secara tertulis.

Bentuk perjanjian kerjasama penggarapan sawah yang dilakukan masyarakat Desa Lantan yaitu dilakukan secara lisan atau ucapan, maka peneliti akan gambarkan dari hasil wawancara peneliti bersama dengan Bapak Adis selaku Kepala Dusun Lantan Duren sekaligus sebagai pemilik lahan juga mengenai isi perjanjian dalam kerja sama penggarapan sawah yang paling sering digunakan adalah:

61 Bapak Nuriman, Penggarap, (Wawancara), 15 april 2022

42

Demen wah terjadi kesepakatan kerje same secare ucapan garep bangket no, epen bangket harusn sediean bangket dalem keadaan kosong ndkn tetaletan ape-ape, sedengkan modal, binek, rabok, alat ato modal selapukn leman petani penggarep. Demen wah perjanjian no tepiak epen bangket ndkn bau milu-miluan ja talet ape sak melekn, sengak wah jari hak petani”.62

Artinya: Ketika terjadi kesepakatan secara lisan atau ucapan untuk melakukan kerja sama penggarapan sawah, Pemilik lahan hanya menyediakan lahan pertanian dalam keadaan kosong tidak ditanami apa pun, sedangkan modal, benih, pupuk, alat dan lainnya berasal dari penggarap atau petani. Setelah perjanjian kerjasama di buat pemilik sawah tidak boleh ikut campur lagi menanam apapun yang dia mau disana walaupun lahan itu miliknya, karena sepenuhnya sudah menjadi hak petani penggarap.

Sama halnya dengan wawancara yang dilakukan bersama ibuk Rafi’ah juga selaku penggarap yang memberikan keterangan bahwa:

Lamun lek Dese Lantan ne bentuk perjanjian kerje same leman laek sampe nane dekn wah berubah sampe nane, ya jari-jari sik ucapan doang wah ndkn perlu kadu catetan.

Demen wah epen bangket kance petani sampean niat mele kerje same, terus sepakatn nah leman to leman berlaku kerje same no, ndkn perlu tetulis sengakn sak wah saling percaye”.

Artinya: kalau di Desa Lantan itu bentuk perjanjian kerja sama dari dulu hingga sekarang masih sama sampai saat ini, yaitu dengan melakukan perjanjian kerjasama secara lisan saja, tidak di lakukan secara tertulis. Ketika pemilik lahan pertanian kance petani sudah utarain niat untuk kerja sama, maka terjadi kesepakatan, oleh karena itu dari sana

62 Bapak Adis, Pemilik Lahan, (Wawancara), 15 mei 2022

43

lah mulai berlaku kerja sama tersebut, tidak perlu di tulis soalnya sudah saling percaya.63

Isi perjanjian kerja sama penggarapan sawah di atas, masyarakat Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara dalam melakukan perjanjian kerja sama dengan cara perjanjian tidak tertulis, melainkan melakukan perjanjian kerjasama secara lisan yang dilandasi dengan rasa saling percaya. Sehingga dengan begitu mereka tidak mengetahui hak dan kewajiban masing-masing pihak baik pihak pemilik lahan maupun petani penggarap. Setelah perjanjian kerjasama itu telah di sepakati oleh kedua belah pihak maka proses kerjasama dalam penggarapan sawah tersebut mulai berlaku.

3. Negosiasi Perjanjian a. Hak dan kewajiban

Dalam melakukan perjanjian kerja sama penggarapan sawah kedua belah pihak baik dari pihak penggarap maupun pemilik mempunyai hak dan kewajiban masing-masing. Dimana pemilik lahan memiliki hak dan kewajiban dalam menyediakan lahan untuk di garap, sedangkan penggarap memiliki hak dan kewajiban dalam menggarap lahan tersebut, penggrapa berhak menentukan sendiri tanaman apa yang akan ditanam, penggarap juga memiliki kewajiban untuk merawat dan memlihara lahan dan tanaman tersebut sampai kerjasama berakhir. Seperti hasil wawancara peneliti bersama pemilik lahan dan penggarap:

Wawancara yang peneliti juga lakukan bersama ibuk Muslehatun selaku pemilik lahan:

aku sak jari epen bangket berhak pilek sai sak melekh saduk yak gawekank bangketk, berhak tentuan waktun sampe piran yak berlansung kerje same ne, dait aku sak epen bangket berkewajibank yak serahan bangketk sepenuhnya jok penggarep sengak wah pade sepakat yak kerje same”.

63 Ibuk Rafi’ah, petani penggarap, (wawancara), 15 mei 2022

44

Artinya: saya sebagai pemilik lahan sawah berhak memilih siapapun yang saya percaya untuk mengurus sawah saya, dan saya berhak juga menentukan waktu sampai kapan kerja sama ini akan berlangsung. Dan saya sebagai pemilik lahan juga berkewajiban untuk menyerahkan lahan pertanian saya kepada penggarap dalam keadaan kosong karena kita sudah sepakat melakukan kerja sama. 64

Wawancara yang peneliti juga lakukan bersama Bapak Solihin selaku pemilik lahan:

walaupun aku sak jari petani penggarep, laguk berhak jak talet apepun sak melekh taletan, yakh taletan kacang, jagung, pade, terong aceh pun baun sengak ite bedoe hak masing-masing. Dait endah aku sak jari petani berkewajibank yak peliharak taletan ape sak bukh talet no mulai leman, yak peraik, yak rabok dait jagak aden sak ndk gagal panen”.

Artinya: Walaupun saya sebagai petani penggarap, tetapi saya berhak menanam tanaman apapun yang saya mau, mau saya tanamin kacang-kacangan, jagung, padi, bahkan tomat sekalipun tidak masalah karena kita punya hak masing-masing. Dan saya sebagai petani juga mempunyai kewajiban memlihara tanaman yang saya tanam itu mulai dari menjaga pengairannya, memberinya pupuk, dan menjaga tanaman itu agar tetap sehat supaya tidak gagal panen.65

b. Kurun waktu

Perjanjian kerjasama yang dilakukan di Desa Lantan, mereka lebih sering menggunakan sistem perhitungan waktu masa kerjasama dalam penggarapan

64 Ibuk Muslehatun, Pemilik Lahan, (Wawancara), 14 Mei 2022

65 Bapak Solihin, penggarap, (Wawancara), 14 Mei 2022

45

sawah dengan sistem apabila panen pertama berhasil dan membuahkan hasil bagi kedua pelah pihak maka waktu kerjasama dalam penggarapan sawah akan di perpanjang. Namun apabila mengalami kerugian maka perjanjian kerjasama akan di akhiri setelah satu kali panen saja.

Di mana hasil wawancara bersama ibuk mega selaku pemilik tanah:

sikh suruk gawek bae juluk bangket tie, masalah waktu baun teurus mudian misal lemak setelah panen mauk untung lek hasil panen make kerje same ne jakh lanjutan, nah sebalikn lamun hasil panen rugi jak jakh cukupan wah sampe sekali panen.

Artinya: saya menyuruhnya untuk menggarap lahan sawah saya aja dulu, masalah rentan waktu atau batas waktu itu masalah belakang apabila nanti dalam kerjasama ini saya atau penggarap mendapatkan keuntungan maka waktu akan saya perpanjang agar penggarap bisa mengolah lahan saya, dan sebaliknya apabila hasil panen mendapat kerugian saya akan cukupkan kerjasama ini sampai satu kali panen saja.66

Wawancara juga yang peneliti lakukan bersama pak jum selaku petani penggarap:

lamun aku jak yakh turut dait dengah ape sak unin epen bangket doang, setujukh ape sak unin selamen dek rugiankh”.

Artinya: kalok saya hanya mendengarkan apa yg menjadi usulan dari pemilik tanah saja, dan saya menyetujui setiap perkataan pemilik lahan masalah

66 Ibuk Mega, pemilik lahan, (wawancara), Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara,14 mei 2022

46

kurun waktu yang di berikan selama itu tidak mendesak saya juga.67

Pemilik lahan dan penggarap memiliki hak dan kewajiban masing-masing dalam melakukan kerja sama bagi hasil yang harus mereka penuhi, salah satunya adalah dimana penggarap dan pemilik lahan berhak menentukan sistem bagi hasil yang akan mereka gunakan, pemilik lahan berhak melanjutkan kerjasama ataupun memutuskan kerjasama tersebut tergantung hasil yang di dapatkan pada saat panen dan pemilik lahan berkewajiban membayar pajak atas tanahnya, penggarap juga berhak menanam tanaman apapun karena lahan sudah diserahkan dalam keadaan kosong oleh pemilik tanah dan penggarap berkewajiban untuk merawat, mengairi, memberikan pupuk untuk tanaman yang ditanam. Jadi, dengan kata lain masing-masing sudah memiliki hak dan kewajiban dalam melakukan kerjasama bagi hasil.

c. Bagi hasil

Sistem bagi hasil yang digunakan di Desa Lantan dengan sama-sama mendapatkan 50% baik untuk penggarap maupun pemilik lahan. Karena mereka menganggap bagi hasil seperti itulah yang paling adil dalam melakukan kerjasama penggarapan sawah.

Dimana peneliti juga melakukan wawancara dengan pemilik lahan dan peggarap mengenai sistem bagi hasilnya.

Wawancara yang dilakukan bersama Bapak Padli selaku pemilik lahan:

Bagik hasil mauk pade-pade setenge baik antare penggarep ataupun epen bangket, dait paling kereng tekadu lek Dese Lantan dait endah wah jari kebiasaan masarakat lek te”.

67 Pak Jum, penggarap, (wawancara), Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara, 10 mei 2022

47

Artinya: Bagi hasil sama-sama mendapatkan setengah atau 50%:50% antara pemilik dan petani, dan sistem bagi hasil ini paling sering digunakan dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat disini”.68 Sebagaimana wawancara yang peneliti lakukan juga bersama ibuk Sami selaku penggarap:

alesank mele kerjesame garep bangket no sengakn sak pembagian hasil no jak tebagik due doang antare aku kance epen bangket, sehingge ndkh merase terugian”.

Artinya: Alasan saya mau melakukan kerjasama dalam penggarapan sawah karena dalam pembagin hasilnya yang sama-sama mendapatkan setengah, sehingga saya sebagai penggarap tidak merasakan kerugian”.69

Mengunakan bagi hasil dengan mendapatkan bagian sama-sama 50%, sistem bagi hasil dibagi 2 ini sudah menjadi adat atau kebiasaan turun temurun dari nenek moyang dalam melakukan kerjasama penggarapan sawah di Desa Lantan. Oleh karena itu bagi hasil di Desa Lantan sering disebut nandu, karena sistem nandu adalah sistem yang paling adil menurut masyarakat setempat.

d. Risiko

Praktik kerjasama di Desa Lantan, jika muncul persoalan atanu masalah ketika dalam melakukan kerjasama bagi hasil penggarapan sawah berlangsung maka risiko ditanggung bersama baik dari pihak penggarap ataupun pemilik lahan. Tapi ada juga pemilik lahan yang tidak mau ikut menanggung risiko atau permasalahan pada saat gagal panen, intinya banyak pemilik lahan yang hanya ingin menerima keuntungan dari kerjasama tersebut. Seperti wawancara

68 Bapak H. Padli, pemilik lahan, (wawancara), 15 mei 2022

69 Ibuk sami, penggarap, wawancara, 08 mei 2022

48

yang peneliti lakukan dengan salah satu penggarap ibuk Saini selaku petani penggarap:

wahk kerje same garep bangket, nah pasn panen maukh lah hasil bersin leman hasil penjualan, pask itung-itung ternyate rugikh laguk sak epen bangket dekn mele milu rugi atau tanggung jawab kerugian no, jari cume aku doang sak tanggung kerugian”.

Artinya: saya pernah melakukan kerjasama bagi hasil dalam penggarapan sawah, pada saat panen dan mendapatkan hasil bersih dari hasil penjualan hasil pertanian ternyata setelah saya hitung-hitung saya mengalami kerugian namun pemilik sawah tidak mau ikut menanggung kerugian yang saya alami, jadi masalah seperti itu saya tanggung sendiri.70

Berbeda halnya dengan pendapat bapak Padli selaku pemilik lahan ketika saya melakukan wawancara yaitu:

Lamun aku jak sak jari epen bangket, demen penggarep mengalemi kerugian pasn panen, aku tetep milu bertanggung jawab adekn penggarep ndk kecewe kance ndkn kapok bekerje same kance aku.

Dait pasn pembagian hasil, tetep aku beng lebihan maukn penggarep sengak nie lelahn begawean kance luek sikn sugulan modal, sedengkan aku cume beng fasilitas doang taokn betaletan”.

Artinya: Kalau saya sebagai pemilik sawah, ketika penggarap mengalami kerugian pada saat panen, saya tetap ikut bertanggung jawab supaya penggarap tidak kecewa dan tidak kapok melakukan kerja sama dengan saya. Dan ketika pembagian hasil, tetap saya kasih lebih bagian penggarap soalnya dia capek dan banyak mengeluarkan modal,

70 Ibuk saini, penggarap, wawancara, 09 juni 2022

Dalam dokumen perlindungan hukum bagi para pihak dalam (Halaman 46-51)

Dokumen terkait