• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

2. Nelayan

a. Pengertian Nelayan

Nelayan ialah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum, nelayan ialah orang yang secara aktif melakukan penangkapan ikan di perairan umum (Departemen kelautan dan perikanan 2002).

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan ada beberapa klasifikasi nelayan diaantaranya yaitu : 1. Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.

2. Nelayan kecil

14

Nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 Gross Ton (GT).

Dilihat dari segi kepemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut: (Mulyadi, 2013).

1. Nelayan Juragan yaitu :

a. Nelayan juragan darat adalah nelayan yang memiliki kapal dan alat tangkap yang dioperasikan oleh orang lain.

b. Nelayan juragan laut adalah nelayan yang memimping pelayaran dan kegiatan penangkapan ikan.

2. Nelayan Buruh/ABK

Adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain.

3. Nelayan Perorangan

Adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.

Berdasarkan pendapatannya, nelayan dibagi menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut: (Arifin, 2010)

1. Nelayan Tetap/Nelayan Penuh

Yaitu nelayan yang pendapatan seluruhnya berasal dari perikanan.

2. Nelayan Sambil Utama

Yaitu nelayan yang sebagian besar pendapatannya berasal dari perikanan.

3. Nelayan Sambilan Tambahan

Yaitu nelayan yang sebagian kecil pendapatannya berasal dari perikanan.

4. Nelayan Musiman

Yaitu orang yang dalam musim-musim tertentu saja aktif nelayan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa nelayan adalah orang yang kehidupannya bergantung langsung dengan hasil yang ada dilaut dan aktif dalam melakukan penangkapan ikan.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Tangkapan Nelayan 1. Hasil Tangkapan Ikan Laut

Yang dimaksud dalam perikanan ialah suatu aktivitas yang dimana berhubungan langsung dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungan, yakni dari pro- produksi pengeloaannya sampai pemasaran yang dilakukan dalam suatu sistem dalam perikanan.

2. Alat-Alat Tangkapan Ikan

Alat-alat yang dipakai dalam tangkapan ikan disini ialah suatu faktor pokok yang penting. Dan dalam jenis alat tangkap disini ialah alat tangkap yang jenis ukurangnya yang beragam maupun berbeda. Para nelayan yang menggunakan alat tangkap yang berbeda dan akan mempengaruhi jumlah tangkap yang di dapat, hal ini disebabkan oleh kondisi yang disesuaikan oleh musim, sehingga akan meningkatkan hasil tangkapan yang produktif.

Pada setiap alat tangkap yang digunakan oleh para nelayan memiliki kapasitas yang berbeda-beda disetiap kedalaman lau,

16

sehingga alat penangkap dapat dibedakan menurut jenis kapasitas hasil tangkapan.

3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja ialah seorang yang mampu bekerja tanpa adanya hubungan kerja baik dari dalam maupun dari luar agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi untuk dapat menghasilkan barabg atau jasa. Pengertian lain dari tenaga kerja ialah faktor produksi yang menjadi penentu dalam penggerak dari faktor input yang lainnya, dan tanpan adanya produksi, faktor lain tidak akan berarti, artinya tenaga kerja bagi nelayan merupakan yang mengoperasionalkan alat tangkap yang digunakan sehingga tenaga kerja menjadi asset utama para nelayan, khususnya nelayan tradisional hanya memiliki keterampilan, pengalaman serta kretifitas yang relative masih rendah.

4. Lama Melaut

Dalam lama melaut dapat diidentifikasikan bahwa semakin banyaknya waktu yang kita gunakan maka belum tentu hasil tangkapan yang kita peroleh akan banyak. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ketersedian ikan yang ada di laut semakin sedikit atau dapat dikatakan over fishing. Sehingga dalam hal ini walaupun lama waktu melaut yang digunakan belum tentu hasil tangkapan banyak (Ari Wahyu Prasetyo:2011).

c. Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan/Upah Nelayan 1. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya berkelanjutan untuk menghasilkan suatu produk maupun melaksanakan kegiatan bisnis lainnya atau sistem kerja. Biaya operasional berkaitan dengan pengeluaran modal untuk kegiatan produksi atau pelaksanaan kegiatan tertentu.

2. Hasil tangkapan

Hasil tangkapan ikan sangat berpengaruh pada pendapatan nelayan itu sendiri jika jumlah tangkapan nelayan besar maka pendapatannya yang didapat tersebut juga akan besar dan jika tangkapan sedikit maka sedikit pula pedapatan nelayan yang akan diperoleh.

3. Harga Ikan

Harga ikan adalah suatu nilai tukar ikan yang berupa uang. Jika harga ikan ikan naik maka, pendapatan yang diterima oleh para nelayan juga akan naik dan apabila harga ikan turun maka, pendapatan nelayan juga akan turun.

4. Pengalaman

Pengalaman, faktor ini secara teoritis, tidak ada yang membahas bahwa pengalaman merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan para nelayan dalam melakukan penangkapan.

Namun, dalam aktivitas bernelayan yang semakin berpengalaman akan mempunyai skill. Skill nelayan dalam menangkap ikan bisa meningkatkan pendapatan atau keuntungannya.

18

B. Tinjauan Empiris

Table 2.2 Penelitian Terdahulu No. Nama

Peneliti dan Tahun

Penelitian

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Yang Digunakan

Hasil Penelitian

1. Elma Thena (2020)

Sistem pengupahan anak buah kapal (ABK) penengkap ikan di CV. Karya Mandiri Kecamatan Karimun

Kepulauan Riau Persfektif ekonomi Islam

Kualitatif Sistem

penetapan upah anak buah kapal ditemui belum sesuai dengan prinsip ekonomi islam, yaitu upah diberikan

sebelum keringat kering dan upah diberikan secara adil belum sepenuhnya terlaksana.

2. Tuti Dayanti Ritonga

Analisis Sistem Pengupahan Buruh Harian

Kualitatif Sistem pengupahan buruh harian

(2020) Lepas Pada Usaha Karet Di Desa Padang Malakka Kecamatan Dolok Sigompulon Ditinjau Menurut Ekonomi Islam

lepas pada usaha karet di Desa Padang Malakka Kecamatan Dolok Sigompulon, sistem pengupahan sesuai beban yang diberikan dengan

tanggapan 30%

atau 100%, dan adanya bonus 16 orang atau 53%.

Namun, yang masih kurang memenuhi untuk kebutuhan hidup sebanyak 10 orang atau 33%, dan upah

dibayarkan kurang tepat waktu sebanyak 16 orang atau

20

53%.

3. Ahmad Ghozali Syafi’I (2020)

Analisis Sistem Bagi Hasil Pada Masyarakat Nelayan Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan

Kualitatif Sistem perjanjian antara toke dengan nelayan di Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan yaitu dengan menggunakan sistem bagi hasil yang perjajian tersebut sudah dilakukan secara turun temurun yaitu dengan menggunakan cara lisan dan saling percaya satu sama lain 4. Rezki

Hamdani Tanjung (2019)

Sistem Bagi Hasil Usaha Alat Tangkap Purse Seine Di Pelabuhan

Kualitatif Sistem bagi hasil usaha purse siene dapat disimpulkan bahwa usaha

Peikanan Sumatera (PPS) Belawan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

purse siene yang ditemukn di PPS Belawan

menggunakan sistem bagi hasil lokal yaitu setelah dikurangi biaya produksi, 67,9%

untuk nelayan pemilik dan 32,1% untuk nelayan buruh menggunakan purse siene.

5. Aris Syaifullah Bahri (2019)

Analisis Sistem Pengupahan Pada UMKM Dalam Peningkatan Kesejahteraan Buruh Persfektif Ekonomi Islam.

(Studi Kasus Pada UD Sukri Dana Abadi

Kualitatif Sistem upah yang berlaku sudah sesuai dengan ekonomi Islam yakni

berdasarkan upah sepadan.

Namun upah yang diberikan masih belum memenuhi

22

Cabang Badadan Ponorogo.

keadilan internal dan eksternal pabrik

berlandaskan asas keadilan, kelayakan dan kewajaran.

6. Nur Qiswah (2019)

Sistem Upah Buruh Pabrik Gabah

Perspektif Etika Bisnis Islam (Studi Di Biranti Kab.Sidrap).

Kualitatif Sistem

pemberian upah diberikan sesuai jenis

pekerjaannya dan tingkat kesulitan pekerjaannya, upah akan diberikan lebih tinggi jika jenis pekerjaannya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, begitupun sebaliknya.

7. Henna Magfiroh (2018)

Analisis Sistem Pembayaran Upah Pada

Kualitatif Sistem pembayaran upah pada

Penggilingan Ditinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Jorong VI Rumboi

Kenagirian Koto Rajo

Kecamatan Rao

penggilingan padi di Jorong VI Rumboi

Kenagarian Koto Rajo Kecamatan Rao belum sepenuhnya sesuai dengan ekonomi lslam.

Hal tersebut dapat dilihat dari segi penetapan upah yang tidak adanya kepastian dan kejelasan dari pemilik mesin atau pemberi jasa kepada pengguna jasa, dan dalam penetapan upah tidak adanya kesepakatan antara pemilik mesin dan pengguna jasa.

24

Berdasarkan temuan peneliti hal tersebut dapat dilihat dari segi akad yang belum memenuhi asas- asas dalam perakad yaitu asas amanah (kejujuran), keadilan dan keseimbangan prestasi.

Meskipun dalam transaksi ada ijab qabul yang sah.

8. Seli Susilawati (2018)

Analisi Prosedur Pembayaran Gaji dan Upah di PT.UBK

Kualitatif Prosedur

pembayaran gaji dan upah di PT.UBK sudah terstuktur dengan baik, dengan melihat bahwa gaji dan upah karyawan sudah

dihitung

berdasarkan jam kerja karyawan tersebut ditambah uang lembur, uang tungjangan, uang masa kerja, serta potongan- potongan yang berlaku.

9. Retno Widihastuti dan

Lathifatul Rosyidah (2018)

Sistem Bagi Hasil Pada Usaha Perikanan Tangkap Di Kepulauan Aru

Kualitatif Sistem bagi hasil yang lebih besar diterima pemilik atau 50% masih menjadi keputusa yang

memberatkan awak kapal lainnya, terutama ABK. Karen 50%

sisa hasil masih dibagi dengan nahkoda dan jumlah ABK yang bekerja.

26

10. Trischa Relanda Putra (2017)

Analisis Sistem Upah Bagi Hasil Anak Buah Kapal Pada Perahu

Penangkap Ikan Di Kabupaten Lamongan.

Kualitatif Prosentase pembagian upah melalui sistem bagi hasil yang diterima ABK

≥40% dari total pendapatan bersih, namun pendapatan ABK masih dibawah UMK Kabupaten Lamongan.

C. Kerangka Konsep

Berikut kerangka pikir dari penelitian mengenai Analisis Sistem Upah Anak Buah Kapal Pada Perahu Nelayan Di Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hukum Positif

UUD 1945 Pasal 27 ayat 2

Nelayan Di Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten

Bulukumba

Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan

1. Biaya

Operasional 2. Hasil

Tangkapan 3. Harga Ikan

Pengelompokan Pembagian Hasil Melaut

1. Bagian untuk Juragan Darat

2. Bagian untuk juragan laut / Juru Mudi

3. Bagian untuk nelayan/ABK

Penghasilan Nelayan

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk mencari, menganalisis dan mengelola dari peristiwa langsung dilapangan dengan memahami enteraksi sosial dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Menurut Sugiyono (2017:213) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada Filsafat, yang digunakan untuk meneliti pada kondisi ilmiah (eksperiman) dimana peneliti sebagai instrument, teknik pengumpulan data dan di analisis yang bersifat kualitatif lebih menekan pada makna. Metodelogi penelitian kualitatif bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan fenomene atau objek penelitian melalui aktivitas sosial, sikap dan persepsi secara individu atau kelompok.

B. Fokus Penelitian

Pembatasan pada penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, dan reabilitas masalah yang akan dipecahkan (Sugiyono,2015:207). Penelitian ini berfokus pada sistem upah anak buah kapal pada perahu nelayan yang diterapkan di Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya sebuah penelitian. Dalam penelitian kualitatif, lokasi penelitian merupakan hal

yang sangat penting karena lokasi penelitian merupakan objek dan tujuan untuk mempermudah penelitian. Dalam penelitian ini langsung mewawancarai informan dan mengiterpretasikan data baik hasil wawancara informan maupun data pendukung lainnya. Adapun yang menjadi informan yakni para nelayan di Kelurahan Tanuntung, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 17 maret s/d 17 mei 2022 dalam kurung waktu dua bulan.

D. Jenis Dan Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Menurut Sugiyono (2018:456). Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Peneliti menggunakan hasil wawancara yang didapatkan dari informan mengenai topik peneliti sebagai data primer. Subjek dalam penelitian ini yaitu para nelayan yang bertempat tinggal di Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

2. Sumber Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018:456). Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberi data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah sesuai dengan

30

Undang-Undang Ketenagakerjaan, buku, jurnal, artikel yang berkaitan dengan topik penelitian mengenai sistem pengendalian internal atas sistem dan prosedur penggajian dalam usaha mendukung efesiensi biaya tenaga kerja.

E. Informan Penelitian

Pengertian informan penelitian adalah narasumber yang merujuk pada seseorang yang paham terkait dengan objek penelitian serta mampu memberikan penjabaran tentang penelitian yang diangkat (Sugiyono 2018:87). Dan yang akan menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah seseorang yang telah berprofesi/bekerja sebagai nelayan dalam kurung waktu minimal 5 tahun dan bertempat tinggal di Kelurahan Tanuntung. Berikut data informan penelitian untuk ABK kapal nelayan di Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba:

Tabel 3.1

Data Informan Penelitian No. Nama Inisial Profesi Nelayan

(Tahun)

Keterangan 1. Muh. Ramli MR 17 Tahun Juragan Darat

2. Sudirman SDR 13 Tahun Jurgan Laut

3. Hermansa HM 13 Tahun ABK

(Pakkaca/Penyelam) 4. Sultan

Baco

SB 10 Tahun ABK (Penarik Jaring)

5. Sabri S 6 Tahun ABK (Penarik Jaring)

F. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Mukhtar (2013:100). Metode Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung secara sistemtisa terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki. Observasi yang penulis gunakan adalah observasi non partisipan. Observasi non partisipan adalah observasi dimana peneliti (observer) tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan dan diobservasi.

2. Wawancara

Mukhtar (2013:100). Wawancara yaitu komunikasi atau pembicaraan dua arah yang dilakukan oleh peneliti atau responden untuk menggali informasi yang relevan dan mendalam (in-depth interview) dilakukan melalui sejumlah pertemuan dengan informan di dalamnya berlangsung proses Tanya jawab dengan menggunakan instrument wawancara. Berikut daftar pertayaan wawancara untuk juragan dan ABK kapal nelayan di Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba:

Tabel 3.2

Daftar Pedoman Wawancara

No. Rumusan Masalah Untuk Juragan

1.1 Bagaimana sistem pembagian upah yang anda lakukan?

1.2 Bagaimana mekanisme atau perhituangan yang diterapkan dalam pengupahan ini?

1.3 Kapan waktu dalam melakukan pengupahan?

1.4 Apa yang menyebabkan sehingga pendapatan anda dan ABK dapat meningkat dan menurung?

1.5 Apakah selama ini ada keluhan dari ABK terkait sistem pengupahan yang anda terapkan?

1.6 Apakah ada sistem perjajian atau kontak kerja antara juragan

32

dan anak buah kapal (ABK)?

No. Rumusan masalah untuk ABK

2.1 Bagaimana sistem pembagian upah yang dilakukan juragan?

2.2 Bagaimana mekanisme atau perhituangan yang diterapkan dalam pengupahan ini?

2.3 Kapan waktu dalam melakukan pengupahan?

2.4 Apa yang menyebabkan sehingga pendapatan anda dan ABK lainnya dapat meningkat dan menurung?

2.5 Apakah selama ini ada keluhan dari ABK terkait sistem pengupahan yang juragan terapkan?

2.6 Apakah ada sistem perjajian atau kontak kerja antara juragan dan anak buah kapal (ABK)?

3. Studi Dokumentasi

Mukhtar (2013:101). Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumentasi diperlukan seperangkat alat atau instrument.

Dalam penelitian ini penulis mendokumentasikan dengan cara mengumpulkan data tentang perilaku dan aktivitas para nelayan.

Dokumentasi berguna mengetahui data-data yang berkaitan dengan keberhasilan penelitian “Analisis sitem upah anak buah kapal pada perahu penengkap ikan di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba”.

G. Metode Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2018:482) adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam ketegori, menjabarkan kedalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam

melakukan data analisi mengacu pada beberapa tahapan yang dijelaskan oleh Miles dan Huberman dalam (Sugiyono 2018:246) yang diteliti beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2018:247) Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan topic penelitian, mencari tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

Dalam mereduksi data akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai dan telah ditentukan sebelumnya. Reduksi data juga merupakan suatu proses berfikir kritis yang memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif, Menurut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono 2018:149) penyajian data akan mempermudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Data yang diperoleh dari wawancara yang mendalam dikumpulkan untuk kemudian diambil kesimpulannya sehingga bisa disajikan dalam bentuk teks deskriftif.

3. Menarik Kesimpulan

Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018:252) kesimpulan

34

dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupah deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PAMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Geografis dan Monografi

Kabupaten Bulukumba terletak di bagian selatan daratan Sulawesi dan berjarak kurang lebih 153 kilometer dari ibu kota Sulawesi Selatan terletak antara 05020’-05040’ LS dan 119058’- 120028’ BT. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng. Luas wilayah Kabupaten Bulukumba secara keseluruhan sekitar 1.154,7 km2 atau sekitar 2,5 persen dari wilayah Sulawesi-Selatan yang meliputi 10 kecamatan dan terbagi dalam 27 Kelurahan dan 109 Desa.

Kelurahan Tanuntung merupakan salah satu dari 8 (delapan) Desa/Kelurahan yang ada di Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Kelurahan Tanuntung terdiri atas 5 (lima) Lingkungan yaitu Lingkungan Tanuntung, Lingkungan Duriang, Lingkungan Alorang, Linkungan Banyoro dan Lingkungan Bontobana. Kelurahan Tanuntung adalah pusat Pemerintahan Kecamatan Herlang.

Luas wilayah Kelurahan Tanuntung sekitar 1.063 m2. Sebagai pusat Pemerintahan Kecamatan Herlang sebagian besar lahan di Kelurahan Tanuntung dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, dan areal kantor Pemerintahan Daerah. Ada juga sebagian kecil

36

masyarakat yang berprofesi sebagai Nelayan dan petani, namun luas penggunaan lahan tak begitu signifikan, hanya disekitaran rumah saja.

Secara umum keadaan tofografi Kelurahan Tanuntung adalah daerah daratan rendah dan daerah perbukitan. Wilayah Lingkungan Banyoro, Lingkungan Duriang dan Lingkungan Alorang berada di daerah pinggir laut dan sebagian berada di daerah perbukitan dan khusus Lingkungan Tanuntung dan Lingkungan Botobana berada pada daerah ketinggian (perbukitan).

Batas wilayah Kelurahan Tanuntung - Sebelah Timur : Teluk Bone - Sebelah Utara : Desa Gunturu

- Sebelah Barat : Desa Singa dan Desa Borong - Sebelah Selatan : Kelurahan Bontokamase

Berikut gambar terlampir peta administrasi Kelurahan Tanuntung dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.1

Peta Administrasi Kelurahan Tanuntung

2. Kondisi Kependudukan

Berdasarkan data arsip di Kelurahan tanuntung, Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba terdiri atas 1.682 KK dengan total jumlah jiwa 4.656 jiwa. Berikut perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan.

Tabel 4.1

Keadaan Penduduk Kelurahan Tanuntung tahun 2022

Laki-laki Perempuan Total

2.364 Jiwa 2.292 Jiwa 4.656 Jiwa

Sumber : Dok.Arsip Kantor Kelurahan Tanuntung Tahun 2022.

Tingkat kesejateraan Masyarakat Kelurahan Tanuntung. Berikut perbandingan jumlah KK Sejahtera dan prasejahtera di Kelurahan Tanuntung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Tingkat Kesejahteraan Penduduk Kel.Tanuntung

Pra Sejahtera Sejatera Total

600 KK 585 KK 1.185 KK

Sumber : Dok.Arsip Kantor Kelurahan Tanuntung Tahun 2022.

Kelurahan Tanuntung adalah pusat Kecamatan Herlang, sebagian besar penduduk di Kelurahan Tanuntung bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kelurahan Tanuntung juga merupakan kota jasa dan perdagangan sehingga sektor juga ini menjadi tumpuan hidup sebagian penduduknya hanya sebagian kecil yang berprofesi sebagai nelayan.

Berikut perbandingan persentase jenis mata pencaharian penduduk Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

38

Tabel 4.3

Persentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kelurahan Tanuntung

Mata Pencaharian Persentase

Petani 25%

Nelayan 5%

Peternak 5%

Wiraswasta 20%

PNS 35%

Karyawan 1%

Pengrajin 9%

Sumber : Dok.Arsip Kantor Kelurahan Tanuntung Tahun 2022.

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk di Kelurahan Tanuntung, diantaranya bekerja sebagai Petani sebesar 25%, Nelayan sebesar 5%, Peternak sebesar 5%, Wiraswasta sebesar 20%, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 35%, Karyawan sebesar 1%, Pengrajin 9%. Pada tabel tersebut jumlah persentase paling tinggi adalah PNS yaitu 35% dan yang paling rendah adalah Karyawan yaitu 1%.

Sarana dan pra sarana kelurahan Tabel 4.4 Sarana Umum

Sarana Jumlah

Pasar 2 Buah

Pelabuhan - Buah

Terminal - Buah

TPI - Buah

Sumber : Dok.Arsip Kantor Kelurahan Tanuntung Tahun 2022.

Tabel 4.5 Sarana Pendidikan

Sarana Jumlah

TK 4 Buah

SD/MIS 6 Buah

SMP/M.Ts 2 Buah

SMA/MAN 1 Buah

Sumber : Dok.Arsip Kantor Kelurahan Tanuntung Tahun 2022.

B. Deskripsi Narasumber

Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 5 orang, yang terdiri dari Juragan, dan Anak Buah Kapal di Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Dapat dilihat dari tabel 4.6.

Tabel 4.6 Identitas Responden N

o

Nama Usia Pendidikan Terakhir

Lama Melaut (Tahun)

Keterangan

1 .

Muh. Ramli 43 Thn

SMA 17

Tahun

Juragan Darat (Pemilik kapal) 2

.

Sudirman 32 Thn

SMA 13

Tahun

Juragan Laut (Juru mudi) 3

.

Hermansa 42 Thn

SMP 13

Tahun

ABK (Pakkaca/

Penyelam) 4

.

Sultan Baco 56 Thn

SD 10

Tahun

ABK (Penarik Jaring) 5

.

Sabri 22

Thn

SMA 6 Tahun ABK (Penarik Jaring) Sumber: Data Primer Tahun 2022

C. Hasil Penelitian

a. Sistem Pembagian Upah

Masyarakat nelayan di Kelurahan Tanuntung Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba memiliki keunikan mengenai masalah upah

Dokumen terkait