• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek PPh Pasal 15

Dalam dokumen Tinjauan Umum dan Implementasi (Halaman 107-111)

C. Penghitungan PPh Pasal 21 Atas Bonus

8. PPh Final

8.3 Objek PPh Pasal 15

badan yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, yang mampu meiaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserah terimakan.

f. Tarif dan Dasar Pengenaan PPh Final :

g. Pengenaan PPh tersebut dilakukan melalui pemotongan oleh pemberi hasil, kecuali jika pemberi hasil tersebut merupakan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak ditunjuk sebagai pemotong pajak atau non subjek pajak.

perusahaan petayaran dalam negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang termasuk penyewaan kapat (charter) yang ditakukan dari:

pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan lain di Indonesia pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar Indonesia pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan di Indonesia pelabuhan di luar Indonesia ke pelabuhan lain di luar Indonesia

d. Penghasilan neto bagi Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri ditetapkan sebesar 4% dari peredaran bruto.

Besarnya Pajak Penghasilan atas penghasilan dari pengangkutan orang dan/atau barang bagi Wajib Pajak perusahaan pelayaran dalam negeri adalah sebesar 1.2%

(30% x 4%) dari peredaran bruto dan bersifat final.

8.3.2 Jasa Penerbangan Dalam Negeri

a. Wajib Pajak perusahaan penerbangan dalam negeri adalah perusahaan penerbangan yang bertempat kedudukan di Indonesia yang memperoleh penghasilan berdasarkan perjanjian charter.

b. Peredaran bruto bagi Wajib Pajak perusahaan penerbangan dalam negeri adalah semua imbatan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak berdasarkan perjanjian charter dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di tuar negeri.

c. Penghasilan neto bagi Wajib Pajak yang bergerak di jasa charter pesawat (penerbangan) ditetapkan sebesar 6% dari peredaran bruto.

Sedangkan besarnya besarnya PPh atas penghasilan dari pengangkutan orang dan/atau barang bagi Wajib Pajak tersebut adalah sebesar 1.8% dari peredaran bruto dan merupakan kredit pajak yang dapat diperhitungkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.

8.3.3 Jasa Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri

a. Wajib Pajak yang dikenakan Norma Penghitungan Khusus adalah Wajib pajak perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan yang bertempat kedudukan di luar negeri yang melakukan usaha meiatui Bentuk Usaha Tetap (BUT) di Indonesia.

b. Peredaran bruto Wajib Pajak pelayaran dan/atau penerbangan luar negeri adalah semua imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan luar negeri dari pengangkutan orang dan/atau barang yang dimuat dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain di Indonesia dan/atau dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di luar negeri.Dengan demikian, tidak termasuk penggantian atau imbalan yaog diterima atau diperoleh dari pengangkutan orang/barang dari pelabuhan di luar negeri ke pelabuhan di Indonesia.

c. Penghasilan neto bagi Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran dan/atau Penerbangan Luar Negeri ditetapkan sebesar 6% dari peredaran bruto. Sedangkan besarnya PPh yang wajib dilunasi adalah sebesar 2.64% dari peredaran bruto dan bersifat final.

8.3.4 Kantor Perwakilan Dagang Asing

a. Kantor Perwakilan dagang asing adalah kantor perwakilan dagang asing (representative office) di Indonesia yang dimiliki oleh Wajib Pajak luar negeri.

b. Nilai ekspor bruto adalah semua nilai pengganti atau imbalan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri yang mempunyai kantor perwakilan dagang di Indonesia dari penyerahan barang kepada orang pribadi atau badan yang berada atau bertempat kedudukan di Indonesia.

c. Penghasilan neto dari Wajib Pajak luar negeri yang mempunyai kantor perwakilan dagang di Indonesia ditetapkan sebesar 1% dari nilai ekspor bruto.

Pelunasan Pajak Penghasilan bagi Wajib Pajak tersebut adalah sebesar 0.44%

dari nilai ekspor bruto dan bersifat final

8.3.5 Jasa Maklon Internasional Mainan Anak—Anak

a. Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon (Contract Manufacturing)

internasiona adalah Wajib Pajak badan dalam negeri yang melakukan jasa pembuatan atau perakitan barang berupa produk mainan anak-anak, dengan bahan-bahan, spesifikasi, petunjuk ternis dan penentuan imbalan jasa dari pihak pemesan yang berkedudukan di luar negeri dan mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak.

b. Norma Penghitungan Khusus untuk menghitung penghasilan neto berupa imbalan jasa maklon internasional ditetapkan sebesar 7% dari jumlah seluruh biaya pembuatan atau perakitan barang tidak termasuk biaya pemakaian bahan baku (direct materials).

c. Pelunasan PPh atas imbalan jasa rnaklon internasional dikenakan Pajak Penghasilan dengan menerapkan tarif pajak tertinggi Pasal 17 ayat (1) huruf b Undang-undang Pajak Penghasilan dan bersifat final.

Sehingga pelunasan PPh terutang adalah 7% x 30% = 2.1% dikalikan biaya pembuatan di luar bahan baku.

8.3.6 Bangun Guna Serah(Built, Operate, and Transfer)

a. Bangun Guna Serah (Built Operate and Transfer) adalah bentuk perjanjian kerja sama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor. yang menyatakan bahwa pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah masa guna serah berakhir.

b. Bangun yang diserahkan oleh investor kepada pemegang hak atas tanah setelah masa perjanjian bangun guna serah berakhir adalah merupakan penghasilan bagi pemegang hak atas tanah dan terutang Pajak Penghasilan sebesar 5% dari jumlah bruto nilai yang tertinggi antara nilai pasar dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) PBB bangunan yang bersangkutan.

Pembayaran PPh tersebut bagi orang pribadi bersifat final dan bagi Wajib Pajak badan adalah merupakan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 yang dapat diperhitungkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan.

Dalam dokumen Tinjauan Umum dan Implementasi (Halaman 107-111)