KONDISI DAERAH
Nomor 30 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pekalongan Tahun 2009–2029
3. Pangan
Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan Tahun 2024 | GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 107
Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan Tahun 2024 | GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 108
Tabel 2.89 Skor PPH Kota Pekalongan Tahun 2017 – 2021 Tahun Skor PPH Kota Pekalongan
2017 89,71
2018 90,42
2019 91,31
2020 92,01
2021 87,10
Sumber : Dinperpa Kota Pekalongan, 2022
Upaya yang terus dilakukan untuk meningkatkan skor Pola Pangan Harapan antara lain dengan : penyediaan dan penyaluran pangan pokok dan pangan lainnya;
penyediaan cadangan pangan daerah; penyusunan, pemutakhiran dan analisis peta ketahanan dan kerentanan pangan; meningkatkan ketersediaan pangan segar dan pelaksanaan kegiatan pengawasan keamanan pangan segar.
Berdasarkan pengelompokan menurut jenis bahan pangan, secara umum dikelompokkan menjadi 9 (Sembilan) jenis kelompok pangan. Pada tabel 2.90.
disajikan capaian kelompok konsumsi pangan di Kota Pekalongan Tahun 2017-2021, menunjukkan bahwa konsumsi beras di Kota Pekalongan mengalami peningkatan tiap tahunnya, walaupun mengalami penurunan pada tahun 2018, yaitu 98,8 kg per kapita/tahun dari tahun 2017 sebesar 107,0 kg per kapita/tahun. Kelompok pangan yang juga dapat dikatakan cukup tinggi dalam konsumsi disbanding yang lain adalah sayur dan buah yaitu 64,6 kg per kapita/tahun. Walaupun tiap tahunnya mengalami fluktuasi naik turun. Konsumsi kelompok pangan selanjutnya adalah kelompok lain- lain yang mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2019 (2,3 kg per kapita/tahun) menjadi 44,1 kg per kapita/tahun pada tahun 2020 dan menurun kembali pada tahun 2021 menjadi 37,9 kg per kapita/tahun. Konsumsi pangan hewani berada di urutan selanjutnya (35 kg/kapita/tahun tahun 2021) diikuti dengan umbi-umbian, gula, kacang-kacangan, minyak dan lemak, serta buah/biji berminyak. Selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.90 berikut.
Tabel 2.90 Capaian Konsumsi Kelompok Pangan di Kota Pekalongan Tahun 2017 – 2021 Capaian Konsumsi
Kelompok Pangan Satuan 2017 2018 2019 2020 2021 Padi-padian Kg/Kap/th 107,0 98,8 102,0 108,7 114,0
Umbi-umbian Kg/Kap/th 16,5 16,5 18,8 7,9 12,4
Pangan Hewani Kg/Kap/th 40,2 47,0 45,0 36,8 35,0
Minyak dan Lemak Kg/Kap/th 12,2 11,8 5,7 6,6 6,7 Buah/biji berminyak Kg/Kap/th 2,6 2,8 2,3 0,8 0,8 Kacang-kacangan Kg/Kap/th 19,0 18,0 23,5 8,4 7,7
Gula Kg/Kap/th 10,0 9,5 5,9 7,7 8,1
Sayur & Buah Kg/Kap/th 74,1 73,8 82,2 70,0 64,6
lain-lain Kg/Kap/th 1,3 1,4 2,3 44,1 37,9
Sumber : Dinperpa Kota Pekalongan, 2022
Dari segi konsumsi energi yang diukur dari kilo kalori (kkal) per kapita/tahun.
Konsumsi beras selalu menempati posisi pertama dan secara umum selalu meningkat tiap tahunnya, dengan jumlah 1.251,5 kkal/kapita/tahun pada tahun 2020 dan meningkat menjadi 1.275,9 kkal/kapita/tahun pada tahun 2021. Urutan berikutnya
Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan Tahun 2024 | GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 109
adalah kelopok pangan hewani, yang pada tahun 2021 menurun menjadi 258,9 kkal/kapita/tahun dari tahun 2020 sebesar 272, 5 kkal/kapita/tahun . Selanjutnya urutan kelompok pangan selalu berubah jenisnya. Pada tahun 2021, setelah padi- padian dan pangan hewani, kelompok pangan selanjutnya adalah minyak dan lemak (164,5 kkal/kapita/tahun), sayur dan buah (87,5 kkal/kapita/tahun) dan kelompok pangan lainnya. Selengkapnya disajikan dalam Tabel 2.91 berikut.
Tabel 2.91 Konsumsi Energi Per Kapita/tahun di Kota Pekalongan Tahun 2017 – 2021 Capaian Konsumsi
Kelompok Pangan Satuan 2017 2018 2019 2020 2021 Padi-padian Kkal/Kg/Kap/th 1.055,0 974,9 1.006,1 1251,5 1275,9 Umbi-umbian Kkal/Kg/Kap/th 49,5 49,6 56,3 24,7 39,8 Pangan Hewani Kkal/Kg/Kap/th 228,1 266,7 255,4 272,5 258,9 Minyak dan Lemak Kkal/Kg/Kap/th 289,8 280,1 136,8 160,7 164,5 Buah/biji berminyak Kkal/Kg/Kap/th 45,3 49,1 40,6 12,7 12,7 Kacang-kacangan Kkal/Kg/Kap/th 172,1 163,4 213,2 53,8 49,5
Gula Kkal/Kg/Kap/th 99,8 94,7 58,7 77,5 81,6
Sayur dan Buah Kkal/Kg/Kap/th 105,3 104,9 116,8 97,3 87,5
Lain-lain Kkal/Kg/Kap/th 10,3 11,1 18,5 56,1 50,0
Sumber : Dinperpa Kota Pekalongan, 2022
Secara umum, selama lima tahun terakhir, PPH Kota Pekalongan cenderung menurun. Capaian konsumsi kelompok pangan karbohidrat cenderung meningkat, sementara kelompok pangan yang lain cenderung menurun. Hal ini harus menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan, sebagai hal yang harus diwaspadai bersama.
Pola pangan harapan adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi tiap kelompok pangan dari suatu pola ketersediaan dan konsumsi pangan. Pola pangan harapan ini dapat dipahami sebagai komposisi keseimbangan pangan dan kecukupan gizi yang dijadikan sebuah angka penilaian sebuah daya serap komponen-komponen makanan di suatu wilayah sudah mencukupi atau belum.
Pola pangan harapan ini harus memenuhi dalam segi kuantitas, kualitas, keragamannya serta memperhatikan aspek sosial budaya, daya terima masyarakat, ekonomi, agama, citarasa, daya cerna, kecukupan gizi dan keseimbangan gizi.
Setiap individu membutuhkan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Energi tersebut bisa kita dapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Setiap produk pangan memiliki berbagai komponen gizi yang terkandung di dalamnya. Komponen gizi tersebut dibutuhkan oleh tubuh setiap individu dalam jumlah tertentu. Karena kebutuhan tubuh setiap individu akan komponen gizi berbeda, maka sekarang kita mengenal istilah Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Pangan beragam dan bergizi artinya terdapat lebih dari satu macam jenis pangan dalam piring sekali makan sehingga dapat memenuhi komponen gizi secara lengkap. Seimbang artinya pangan mengandung komponen- komponen yang cukup secara kuantitas, cukup secara kualitas, dan mengandung berbagai zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral) yang diperlukan tubuh. Terakhir, komponen yang tidak kalah penting dari produk pangan adalah aspek keamanannya. Suatu produk pangan yang aman harus bebas dari cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi. Keamanan dari setiap makanan yang dikonsumsi perlu diperhatikan agar terhindar dari dampak negatif yang mungkin ditimbulkan suatu
Rancangan Awal RKPD Kota Pekalongan Tahun 2024 | GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 110
produk pangan. Konsep Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman juga memiliki kelebihan yakni implementasinya dapat memanfaatkan potensi produk pangan yang dihasilkan oleh daerah. Misalnya jika suatu daerah merupakan sentra penghasil jagung, maka jagung tersebut dapat menggantikan beras sebagai bahan pangan sumber karbohidrat.
Kota Pekalongan sangat segera membutuhkan pangan B2SA bagi seluruh masyarakatnya. Hal ini didasarkan fakta bahwa stunting, AKI, AKB dan AKABA merupakan wujud dari permasalahan kesehatan, di samping permasalahan kesehatan lainnya. Dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa asupan makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan dan konsumsi terhadap pangan B2SA sangat mendesak dibutuhkan Kota Pekalongan, terutama untuk mewujudkan generasi Kota Pekalongan yang lebih unggul di masa mendatang. Upaya untuk membumikan penyediaan dan konsumsi pangan B2SA, adalah dengan mendorong upaya penganekaragaman konsumsi pangan dengan cepat melalui basis kearifan lokal serta kerja sama terintegrasi seluruh pemangku kepentingan. Kampanye pentingnya pangan B2SA harus terus dilakukan agar masyarakat semakin memahami bahwa pangan B2SA sangat dibutuhkan bagi kesehatan masyarakat, termasuk janin di dalam kandungan, agar terwujud generasi masa depan yang lebih sehat dan unggul.
Strategi agar skor pola pangan harapan (PPH) dapat mengalami kenaikan di tengah pandemi seperti ini ialah kemudahan masyarakat mengakses pangan yang tersedia beragam. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan seluruh pemangku kepentingan agar kondisi tersebut dapat diwujudkan.