• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panjang bentang berurutan yang diukur dari pusat ke pusat tumpuan dalam

34 12 klu

PASAL 8 PELAT DUA ARAH

R.8.10.1.1 Metode desain langsung dikembangkan dari pertimbangan prosedur

8.10.2.2 Panjang bentang berurutan yang diukur dari pusat ke pusat tumpuan dalam

masing-masing arah harus tidak boleh berbeda lebih dari sepertiga bentang terpanjang.

R8.10.2.2 Batasan ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya momen negatif yang melampaui titik di mana tulangan momen negatif dihentikan, seperti yang dinyatakan dalam Gambar 8.7.4.1.3a.

8.10.2.3 Panel harus berbentuk persegi, dengan rasio dimensi terpanjang terhadap dimensi terpendek yang diukur dari pusat ke pusat tumpuan, tidak melebihi 2.

R8.10.2.3 Jika rasio dari dua bentang (bentang panjang/bentang pendek) suatu panel melebihi 2, pelat menahan momen yang terjadi pada bentang yang lebih pendek, sehingga dapat dikategorikan sebagai pelat satu arah.

8.10.2.4 Posisi kolom boleh menyimpang tidak lebih dari 10 % dari bentang dari arah pergeseran masing-masing sumbu di antara titik pusat kolom yang berurutan.

R8.10.2.4 Posisi kolom dapat bergeser dalam batas-batas tertentu. Batas atas dari pergeseran total kumulatif dapat mencapai 20 % dari bentangnya.

0,89h 0,93h h

h h h

h

standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan,Sain,Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2019 165 dari 695

8.10.2.5 Semua beban yang diperhitungkan hanya akibat beban gravitasi dan terdistribusi merata di seluruh panel.

R8.10.2.5 Metode desain langsung didasarkan pada pengujian (Jirsa et al.

1969) untuk beban gravitasi terdistribusi merata dan hasil reaksi kolom ditentukan oleh perilaku statik. Beban lateral, seperti angin atau yang disebabkan oleh gempa bumi, memerlukan analisis rangka. Pondasi rakit tipe terbalik (Inverted foundation mats) didesain sebagai pelat dua arah (13.3.4) termasuk beban kolom. Oleh karena itu, walaupun gaya reaksi tanah dianggap seragam, analisis rangka tetap dilakukan.

8.10.2.6 Beban hidup tak terfaktor tidak boleh melebihi dua kali beban mati tak terfaktor.

R8.10.2.6 Pada kebanyakan sistem pelat, rasio beban hidup terhadap beban mati akan kurang dari 2 dan tidak diperlukan untuk memeriksa pengaruh dari pola pembebanan.

8.10.2.7 Untuk panel dengan balok di antara tumpuan pada semua sisinya, Pers.

(8.10.2.7a) harus dipenuhi untuk balok dalam dua arah tegak lurus.

0,2 2 5,0

1 2

2 2

1

 

f

f (8.10.2.7a) dimana αf1 dan αf2 dihitung dengan:

I E

I E

s cs

b cb f

(8.10.2.7b)

R8.10.2.7 Distribusi elastis dari momen akan berbeda cukup besar dari yang diasumsikan pada metode desain langsung kecuali syarat kekakuan terpenuhi.

8.10.3 Momen statis terfaktor total untuk suatu bentang

R8.10.3 Momen statis terfaktor total untuk suatu bentang

8.10.3.1 Momen statis terfaktor total Mo untuk suatu bentang harus ditentukan pada suatu jalur yang dibatasi secara lateral oleh garis pusat panel pada setiap sisi garis pusat tumpuan.

8.10.3.2 Jumlah absolut momen terfaktor positif dan negatif rata-rata Mu dalam setiap arah tidak boleh kurang dari:

8

2 2

n u o

Mq (8.10.3.2)

R8.10.3.2 Pers. (8.10.3.2) mengikuti langsung penurunan (Nichols 1914) dengan asumsi penyederhanaan bahwa reaksi terkonsentrasi sepanjang muka tumpuan yang tegak lurus terhadap bentang yang ditinjau. Secara umum, perlu dihitung momen statis untuk dua panel yang bersebelahan masing-masing setengah bentang mencakup lajur kolom dengan lajur tengah kolom sepanjang sisinya.

standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan,Sain,Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2019 166 dari 695

8.10.3.2.1 Pada Pers. (8.10.3.2), n adalah jarak bentang bersih dalam arah momen-momen yang diperhitungkan, harus menerus dari muka ke muka kolom, kepala kolom, bracket, atau dinding, tidak boleh kurang dari 0,651.

8.10.3.2.2 Pada Pers. (8.10.3.2), jika bentang transversal panel pada masing- masing garis pusat tumpuan bervariasi, 2 harus diambil sebagai rata-rata dari bentang transversal yang bersebelahan.

8.10.3.2.3 Pada Pers. (8.10.3.2), jika bentang yang bersebelahan dan yang sejajar terhadap tepi pelat yang ditinjau, jarak dari tepi ke garis pusat panel dipakai untuk menggantikan 2.

8.10.4 Distribusi momen statis total terfaktor

R8.10.4 Distribusi momen statis total terfaktor

8.10.4.1 Pada bentang interior, Mo harus didistribusikan sebagai berikut: 0,65Mo ke momen negatif dan 0,35Mo ke momen positif.

8.10.4.2 Pada bentang ujung, Mo harus didistribusikan sesuai Tabel 8.10.4.2.

Tabel 8.10.4.2 – Koefisien distribusi untuk bentang ujung

Tepi eksterior

tak ter- kekang

Pelat dengan

balok antara semua tumpuan

Pelat tanpa balok antara

tumpuan interior

Tepi eksterior

ter- kekang

penuh Tanpa

balok tepi

Dengan balok

tepi Negatif

interior 0,75 0,70 0,70 0,70 0,65 Positif 0,63 0,57 0,52 0,50 0,35 Negatif

eksterior 0 0,16 0,26 0,30 0,65

R8.10.4.2 Koefisien momen untuk ujung bentang didasarkan pada kekakuan kolom ekuivalen dari Corley et al. (1961), Jirsa et al. (1963)dan Corley and Jirsa (1970). Koefisien untuk ujung bentang tak terkekang akan digunakan, misalnya, jika pelat hanya ditumpu secara sederhana pada dinding bata atau dinding beton.

Untuk ujung yang sepenuhnya terkekang akan berlaku jika pelat dibangun satu kesatuan dengan dinding beton yang memiliki kekakuan lentur yang besar dibandingkan dengan pelat memiliki rotasi pelat yang kecil terjadi pada sambungan pelat dan dinding.

Selain ujung bentang lain yang tak terkekang atau sepenuhnya terkekang, Koefisien dalam tabel dipilih untuk menjadi batasan atas untuk momen positif dan negatif interior. Hasilnya, momen negatif eksterior biasanya lebih dekat dengan batas bawah. Kekuatan momen negatif eksterior untuk kebanyakan sistem pelat ditentukan oleh tulangan minimum untuk kontrol retak. Koefisien di dalam tabel telah disesuaikan sehingga jumlah mutlak dari

standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan,Sain,Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2019 167 dari 695

momen positif dan rata-rata momen adalah sama dengan Mo.

Dalam peraturan ACI 1977, faktor distribusi didefinisikan sebagai fungsi dari rasio kekakuan tumpuan eksterior yang digunakan untuk memproporsikan momen statis total Mo di ujung bentang. Pendekatan ini dapat digunakan pada nilai-nilai yang sesuai dengan ketentuan ini.

8.10.4.3 Modifikasi momen positif dan momen negatif terfaktor diizinkan hingga 10 persen jika total momen statis terfaktor untuk panel, Mo, dalam arah yang ditinjau tidak kurang dari yang disyaratkan pada Pers. (8.10.3.2). Redistribusi momen seperti pada 6.6.5 tidak diizinkan.

R8.10.4.3 Ketentuan ini memperbolehkan pengurangan hingga 10 persen pada momen negatif atau positif terfaktor, dihitung sesuai 8.10.4, dengan syarat total momen statis untuk sebuah panel dengan arah yang ditinjau tidak kurang dari Mo sesuai Pers. (8.10.3.2). Hal ini dimaksudkan untuk membatasi perilaku inelastik dan redistribusi momen yang dapat terjadi pada pelat dianalisis dengan metode desain langsung.

Distribusi momen yang diizinkan oleh 6.6.5 tidak diizinkan digunakan bila nilai momen menggunakan metode pendekatan.

8.10.4.4 Penampang kritis untuk momen terfaktor negatif Mu harus berada pada muka tumpuan persegi.

8.10.4.5 Momen negatif Mu harus yang terbesar dari dua momen negatif interior Mu

yang dihitung dari bentang-bentang yang merangka pada tumpuan yang sama kecuali analisis dilakukan untuk mendistribusikan momen tidak seimbang sesuai dengan kekakuan elemen yang bersebelahan.

R8.10.4.5 Perbedaan momen dalam pelat pada kedua sisi kolom atau jenis tumpuan yang lain harus dimasukkan dalam desain tumpuan tersebut. Jika analisis dibuat untuk distribusi momen yang tidak seimbang, maka kekakuan lentur dapat diperoleh berdasarkan luas bruto penampang beton pada komponen yang terlibat.

8.10.4.6 Balok tepi atau bagian tepi pelat