PASAR BARANG DAN PASAR UANG
ALAM penjelasan mengenai pendekatan dasar dalam ekonomi makro (gambar 1.1), telah ditunjukkan adanya dua pasar, yaitu pasar barang (disebut juga sektor ril) dan pasar uang (sektor moneter). Sejalan dengan itu, upaya untuk mempengaruhi pendapatan nasional pada dasarnya terdiri dari dua kebijakan, yaitu kebijakan fiskal (intervensi melalui pasar barang) dan kebijakan moneter (intervensi melalui pasar uang). Kebijakan fiskal merupakan wilayah pemerintah melalui belanja pemerintah (G naik atau turun) dan atau melalui penarikan pajak (yang akan mempengaruhi/merubah C), karena C = a + b Yd dan Yd = (Y – T) sehingga menaikkan T akan mengakibatkan C turun.
Kebijakan ekonomi makro dapat dijelaskan dengan bantuan model IS-LM dan untuk jangka panjang model AD-AS (permintaan agregat dan penawaran agregat). Dalam model IS- LM, IS (investasi dan tabungan) menggambarkan keseimbangan di pasar barang dan LM (likuiditas dan uang) menggambarkan keseimbangan di pasar uang. Langkah-langkah dalam penggunaan model IS-LM disajikan pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Langkah-langkah Dalam Analisa Model IS-LM
D
5.1. Kurva IS: Kesetimbangan di Pasar Barang
Kurva IS diturunkan dari model keseimbangan tiga sektor.
Kurva IS menggambarkan keadaan keseimbangan di pasar barang pada berbagai suku bunga dan pendapatan nasional. Investasi dan suku bunga memiliki hubungan yang berbanding terbalik: kalau suku bungan (r) naik, maka investasi (I) akan turun dan sebaliknya, jika suku bunga turun maka investasi akan naik.
Selanjutnya, perubahan investasi akan menimbulkan perubahan dalam pengeluaran agregat (AE) sehingga keseimbangan pendapatan nasional juga akan berubah.
Dalam pembentukan kurva IS, yang diperhatikan hanyalah perubahan keseimbangan perekonomian yang diakibatkan oleh perubahan suku bunga. Proses pembentukan kurva IS ditunjukkan oleh gambar 5.2.:
▪ Situasi awal pengeluaran agregat ditunjukkan oleh garis AE0, dimana keseimbangan tercapai di titik E0, pada tingkat pendapatan Y0.
▪ Jika suku bunga turun, I akan meningkat dari I menjadi I1
dengan kenaikan sebesar Δ I. Sebagai akibatnya pengeluaran agregat bergeser dari AE0 = C + I + G ke AE1 = C + I1 + G.
▪ Keseimbangan pendapatan nasional yang baru tercapai di E1
pada tingkat pendapatan nasional Y1.
▪ Kurva IS menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga dan pendapatan nasional: E0 (r0, Y0) dan E1 (r1, Y1). Garis yang menghubungkan E0 dan E1 disebut sebagai kurva IS, yaitu kurva yang menggambarkan keadaan kesetimbangan di pasar barang pada berbagai tingkat suku bunga dan pendapatan nasional.
Gambar 5.2. Pembentukan Kurva IS
Kurva IS merupakan kurva keseimbangan karena dibentuk dari keseimbangan pendapatan nasional (AE = Y) pada perekonomian tiga sektor. Bahwa titik E merupakan titik keseimbangan dijelaskan oleh gambar 5.3. Pada titik A perekonomian tidak berada dalam keseimbangan karena pengeluaran agregat berada dibawah pendapatan/produksi nasional. Dalam situasi seperti itu produksi akan terus meningkat hingga terhenti pada titik E. Ilustrasi sederhana dapat pedagang bakso sebagai contoh. Seorang pedagang bakso menyediakan 50 porsi bakso (Y) tetapi dalam tempo dua jam, dagangannya habis terjual. Keesokan harinya dia menambah produksi menjadi 60 porsi dan habis terjual dalam 3 jam. Dia lalu menambah baksonya menjadi 75 porsi dan baru habis terjual setelah 5 jam. 75 porsi bakso menjadi jumlah produksi yang akan habis terjual.
Sebaliknya, titik B menunjukkan ketidakseimbangan karena pendapatan/produksi nasional lebih besar dari pengeluaran agregat. Melanjutkan contoh pedagang bakso, pada hari pertama berjualan dia menyediakan 100 porsi, tetapi hanya terjual 75 porsi.
Keesokan harinya dia mengurangi produksi menjadi 90 dan yang terjual hanya 75 porsi. Pada hari ketiga produksi dikurangi menjadi 80 porsi dan terjual 75 porsi. Selanjutnya pedagang ini mempersiapkan dagangan sebanyak 75 porsi. Dengan demikian, setiap titik di sebelah kiri E adalah titik pengeluaran agregat lebih tinggi dari produksi nasional (AE > Y pada tingkat suku bungan tetap r0) dan oleh karena itu kegiatan ekonomi akan meningkat dan hal ini akan mendorong peningkatan pendapatan nasional dari Y1 ke Y0. Setiap titik disebelah kanan E (AE < Y pada tingkat suku bunga tetap) menggambarkan situasi produksi nasional lebih tinggi dari pengeluaran agregat dan karena itu kegiatan ekonomi akan lesu ditandai dengan penurunan produksi, yang mendorong penurunan pendapatan nasional dari Y2 ke Y0. Dengan demikian titik E adalah titik keseimbangan dan karena itu garis yang dibentuk dari titik E merupakan kumpulan titik-titik yang seimbang.
Gambar 5.3. Penyesuaian Dari Ketidakseimbangan Menuju Keseimbangan Pasar Barang
5.2. Kurva LM: Keseimbangan Pasar Uang
Dalam jangka pendek, penawaran uang (MS) dapat dianggap tetap. Sementara pemintaan uang dipengaruhi oleh pengeluaran agregat (AE). Apabila pengeluaran agregat meningkat, maka permintaan uang (MD) akan meningkat. Dalam keadaan penawaran uang yang tetap, peningkatan permintaan uang akan menaikkan suku bunga (gambar 5.4).
Kenaikan AE akan meningkatkan MD dan selanjutnya meningkatkan suku bunga (r). Disisi lain, kenaikan AE akan meningkatkan pendapatan nasional (Y). Dengan demikian, semakin tinggi Y maka r (suku bunga) akan semakin tinggi. Kurva LM dibentuk berdasarkan perubahan-perubahan keseimbangan di pasar uang yang diakibatkan oleh perubahan dalam permintaan uang. Proses pembentukan garis LM ditunjukkan gambar 5.4.
Gambar 5.4. Pembentukan Kurva LM
Proses pada gambar 5.4 diuraikan sebagai berikut:
▪ Kenaikan pendapatan dari Y0 ke Y1 meningkatkan permintaan uang dari M0D ke M1D.
▪ Karena penawaran uang konstan (MS), maka kenaikan pendapatan nasional yang menggeser permintaan uang menghasilkan perubahan keseimbangan di pasar uang dari E0
dengan tingkat bunga r0, menjadi E1 dengan tingkat bunga r1.
▪ Titik keseimbangan di pasar uang E0 (Y0, r0) digambarkan oleh titik A pada kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dan pendapatan nasional. Garis yang menghubungkan titik-titik ini disebut kurva LM.
Secara umum, permintaan uang tergantung pada suku bunga. Kalau suku bunga tinggi, masyarakat akan mengurangi memegang uang, dengan kata lain kenaikan suku bunga akan menurunkan permintaan terhadap uang, sebaliknya kalau suku bunga rendah maka masyarakat akan memilih memegang uang, yang berarti permintaan uang tinggi. Kurva LM merupakan kurva kesetimbangan di pasar uang karena berupa kumpulan dari titik- titik keseimbangan sebagaimana dapat dilihat pada gambar 5.5.
Gambar 5.5. Penyesuaian Dari Ketidakseimbangan Menuju Keseimbangan Pasar Uang
Pada titik A, penawaran uang lebih tinggi dari permintaannya sehingga suku bunga akan turun menuju titik keseimbangan E melalui peningkatan permintaan uang.
Sebaliknya pada titik B, permintaan uang lebih tinggi dari penawarannya sehingga suku bunga naik menuju keseimbangan di titik E melalui penurunan permintaan uang. Dengan demikian setiap ketidakseimbangan akan mengakibatkan pergerakan dalam suku bunga menuju kesetimbangan melalui perubahan permintaan uang sehingga MS = MD.