• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN PONDASI BORED PILE

Dalam dokumen RKS LENGKAP PEMKOT thun 2017 (Halaman 71-74)

Sernua kerusakan tiang yang terjadi, baik akibat mctoda pcmancangan yang salah, tiang dipancang diluar posisinya atau yang ditentukan pada gambar atau Perencana harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.

Kontraktor harus mengajukan cara perbaikan terlebih dahulu (disertai dengan analisa teknis) kepada Perencana guna mendapatkan persetujuan. Apabila cara perbaikan yang diajukan oleh Kontraktor dinilai kurang memadai, maka Kontraktor harus melakukan perbaikkan sesuai petunjuk Perencana.

Tiang pancang bcton dianggap cacat/rusak jika terlihal retak-retak sekeliling tiang, atau cacat yang lain yang ditentukan oleli Perencana/Direksi Lapangan yang dapat mempengaruhi kekuatan atau umur tiang.

Tiang pancang yang bengkok atau melengkung tidak boleh dipancang.

5.2.5.2.11 Pekerjaan Tambah Kurang

Bila terjadi perubahan persyaratan teknis dan atau pcnambahan tiang pada tempat-tempat tertentu, karena keadaan seternpat yang diluar dugaan, dan diluar gambar dan persyaralan teknis khusus yang tercantum dalam perjanjian pemborongan, maka akan ada perubahan pekerjaan tambah atau kurang yang akan disesuaikan dengan kenyataan dalam pelaksanaan dan perhitungan berdasarkan harga satuan dalam perjanjian pemborongan. Semua perubahan kerja harus atas perintah tertulis dari pihak pengawas.

5.2.6 Pengujian Pekerjaan

 Sedangkan untuk ukuran diameter > 40 cm atau lebih dalam dari 10m menggunakan bor mesin dengan sistem wash boring atau sistem lain yang disetujui oleh direksi pengawas.

2. Penulangan

Penulangan utama adalah Ulir dan sengkang adalah Polos. Jumlah tulangan terdapat pada gambar Tender.

Sebagai lampiran penawaran Kontraktor harus memberikan spesifikasi tiang yang akan diusulkan (termasuk detail sambungan, tulangan, ) kecuali jika ditentukan didalam paket tender.

3. Baja

Baja tulangan harus mempunyai kekuatan tarik leleh minimum sebesar:

– Baja Ulir BJTD 40 – Baja Polos BJTP 24 5.3.3 Pengujian Bahan

Semua biaya untuk pengujian mutu bahan, baik test silinder beton maupun test tarik baja menjadi tanggung jawab Kontraktor.

5.3.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan

5.3.4.1 Metode Pelaksanaan pembuatan lubang pondasi bore piled.

1. Pekerjaan Persiapan

Persiapan lahan untuk merakit dan mendirikan mesin bor pada titik yang akan di bor Pembuatan sumur air bila di dekat lokasi tersebut tidak terdapat air (untuk pengeboran dengan sistem wash boring).Pengadaan bak sirkulasi (untuk pengeboran dengan sistem wash boring).Pengadaan material Perakitan baja tulangan.

2. Pekerjaan Pengeboran

Pengeboran dengan sistem dry drilling : tanah dibor dengan menggunakan mata bor spiral dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang- ulang sampai kedalaman yang ditentukan.

Pengeboran dengan sistem wash boring : tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa sentrifugal 3’’. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.

Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap berlangsung terus sampai cutting atau serpihan tanah betul-betul terangkat seluruhnya.

Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor.Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang bor diharapkan hasil pengecoran akan baik hasilnya

5.3.4.2 Prosedur Pengecoran Pada Bored Piled

Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor pada pengecoran awal, digunakan kantong plastik yang telah diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton yang digantung di bagian dalam lubang tremi.

1. Setelah tenaga cor siap, beton ditampung di dalam corong cor dan ditahan oleh bola- bola beton pada kantong plastik. Setelah cukup penuh, bola kantong plastik dilepas sehingga terdorong beton yang ada di dalam lubang tremi. Selanjutnya penuangan beton dilakukan dengan cepat sehingga cukup untuk mendorong air lumpur bor yang ada di dalam lubang tremi. Slump adukan beton untuk bored pile tidak boleh terlalu rendah (minimal 16 cm) sehingga mudah mengalir dan mendorong lumpur yang ada di dalam lubang bor.

2. Pengecoran selanjutnya dilakukan secara kontinyu dan tidak terputus lebih dari 10 menit. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah keluar lubang.

3. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton biasanya beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, dilakukan hentakan hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu terbenam dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.

4. Pipa tremi dilepas setiap 2 meter dan dilakukan setelah pipa tremi naik ke permukaan lubang lebih dari 2 meter.

5. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan tanah (karena perhitungan adanya galian tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter di atas level rencana bagian atas bored pile (sampai beton pada rencana bagian atas tidak tercampur Lumpur lagi).

6. Pembersihan dan pemasangan kembali.

7. Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor berikutnya.

5.3.4.3 Pekerjaan Pondasi Strouse dengan pengecoran pada pemboran basah

1. Apabila lubang bor selesai dibuat dan tulangan sudah dimasukkan ke dalam Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan Kolom kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya sendiri.Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum balok lantai dibawahnya bekerja penuh.Pengikat cetakan harus dipasang dengan jarak tertentu dan ketepatannya untuk menahan cetakan selama pengecoran.Jangan memakai bahan pelepas dimana permukaan beton dijadwalkan untuk menerima penyelesaian khusus dan/atau pakailah penutup dimana dimungkinkan. Pekerjaan pengecoran pondasi Bor/straus pile dapat dilakukan dengan beberapa sistim diantaranya adalah lubang, maka pipa tremi harus dipasang sampai mencapai dasar lubang.

2. Dimana diameter tulangan spiral harus lebih kecil dari pada diameter lubang bored pile (± 10 cm) dan ujung bawah tulangan bored file sebaiknya tidak dibengkokkan (terutama untuk bored pile berdiameter < 35 cm), supaya tidak menghalangi pemasukan pipa tremi kedalam lubang.

3. Kemudian air bertekanan tinggi disemprotkan ke dalam lubang bor untuk menurunkan Viskositas lumpur (spooling). Spoling dilaksanakan selama ± 5 menit.

Pada ujung pipa tremi teratas dipasang corong, yaitu untuk memudahkan Freshconcrete dituang kedalam pipa tremi, setelah itu harus segera dilakukan pengecoran.

4. Sebelum fres concrete pertama dituang kedalam, pipa tremi dimasukkan kantong plastik yang diisi fres concrete.

5. Kantong plastik berisi fresh concrete akan mendorong air lumpur keluar dari pipa termi sehingga fresh concrete yang dituang tidak bercampur dengan lumpur

6. Strouse pile yang dipakai adalah Ф20cm panjang tiang strouse 3 m dari muka tanah asal. Lebih jelas lihat pada gambar. Disesuaikan pada gambar dan dokumen lainnya 7. Yang diperhatikan dalam pemboran basah adalah sebagai berikut :

- Pengecoran harus segera dilaksanakan agar memperkecil kemungkinan terjadinya longsor maupun pengendapan butiran tanah yang halus

- Bila memakai ready mix, maka tenggang waktu antar pemboran dengan pengecoran tidak boleh terlalu lama untuk menghindari kemungkinan keterlambatan datangnya ready mix.

5.3.4.4 Pekerjaan Pondasi Strouse dengan pengecoran pada pemboran kering

1. Bila tanah yang dibor sudah mencapai kedalaman yang direncanakan,maka pengecoran harus segera dilaksanakan.

2. Hal lain bertujuan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kelongsoran,terutama bila kondisi tanah relatif jelek, juga untuk menghindari masuknya tanah lepas kedalam lubang bor, sebab tanah lepas didasar lubang dapat memperbesar terjadinya diffrential setlemen dikemudian hari

3. Persyaratan tulang sama seperti pada sistem pemboran basah.

4. Sesudah tulangan dipasang, pipa tremi dimasukkan kedalam lubang bor, pipa tremidimasukkan kedalam lubang sampai mencapai dasarnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari agregat kasar dan halus terpisah (segregation) pada waktu pengecoran, akibat Fresh Concrete jatuh dari tempat yang relatif tinggi

5. Mix Design untuk beton sebaiknya dengan angka slump > 12 cm supaya fresh concrete tidak menyumbat pipa tremi.

5.4 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

Dalam dokumen RKS LENGKAP PEMKOT thun 2017 (Halaman 71-74)