• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syarat-Syarat Pelaksanaan

Dalam dokumen RKS LENGKAP PEMKOT thun 2017 (Halaman 65-71)

5.2 PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG DROP HAMMER

5.2.5 Syarat-Syarat Pelaksanaan

5.2.5.1 Pembuatan Tiang pancang beton Pracetak 5.2.5.1.1 Pengecoran

Untuk semua pekerjaan pcngecoran, bahan-bahannya harus dilaksanakan sesuai dengan SK SNI T-15-1991-03. Bila diperlukan direksi lapangan dapat mensyaratkan diterapkannya standard-standard intenasional yang berlaku untuk hal ini.

Pengecoran harus dilakukan secara menerus untuk setiap tiang tanpa sambungan pengecoran. Tiang pancang yang telah selesai dicor harus bebas dari kantung kerikil, keropos atau cacat yang lain, dan benar-benar lurus dan mempunyai bentuk sesuai bekisting yang telah ditentukan.

Bekisting harus lurus dan terbuat dari baja atau kayu lapis. Semua sudut harus diberi pinggul. Bekisting harus kedap air dan tidak boleh dibongkar sekurangnya sampai 24 jam setelah beton dicor.

Bila dianggap perlu, Direksi Lapangan dapat melakukan peninjauan berkala ke pabrik pembuatan tiang untuk pengecekan proses produksi tiang.

5.2.5.1.2 Pemeliharaan

Segera setelah bekisting dibongkar, tiang pancang harus dipelihara menggunakan metoda penyiraman air. Dengan menggunakan metoda ini seluruh permukaan beton harus dihindari dari sinar matahari dan dijaga agar tetap basah.

5.2.5.1.3 Pemindahan, Mobilisasi dan Pemancangan

Tiang pancang tidak boleh dipindahkan sampai hasil test silinder menunjukkan bahwa kuat tekan telah mencapai 80% dari kuat tekan rencana beton umur 28 hari, dan tidak boleh dimobilisasi atau dipancang sampai hasil test silinder menunjukkan bahwa kuat tekan telah

mcncapai kuat tekan rencana beton umur 28 hari, kecuali jika Kontraktor dapat membuktikan dengan perhitungan maupun test fisik bahwa tiang cukup kuat dan tidak timbul cacat-cacat retak.

Ketika tiang pancang diangkat atau dipindahkan tiang tersebut harus didukung pada titik- titik seperti ditunjukkan pada gambar atau jika tidak ditunjukkan, tiang tersebut harus didukung pada titik-titik berjarak 1/4 kali panjang tiang dari kedua ujung tiang.

Semua tiang pancang beton pratekan pracetak harus disimpan di atas dan tidak menempel pada tanah, juga setiap lapis saling dipisahkan satu sama lainnya dengan balok- balok kayu berukuran dan berkekuatan cukup. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 1 lapis.

Peralatan untuk mengangkat, memindahkan, atau memiringkan tiang harus diajukan terlebih dahulu oleh Kontraktor dan disetujui oleh perencana/direksi lapangan.

5.2.5.2 Pemancangan

5.2.5.2.1 Pemasangan Patok dan Penyimpanan Pemancangan

Seluruh tiang pancang harus dipancang pada posisi seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau berdasarkan perintah Direksi Lapangan.

Kontraktor bertanggung jawab terhadap pemasangan patok untuk menetapkan kedudukan tiang pancang yang perlu disetujui direksi lapangan sebelum dimulainya pemancangan. Persctujuan tidak berarti mengambil alih sebagian atau seluruh tanggung jawab kedudukan tiang pancang.

Kedudukan/posisi dari tiap-tiap tiang pancang harus ditandai dengan patok bergaris tengah 8 mm dengan panjang 450 mm yang ditancapkan pada tanah. Pada bagian atas palok sepanjang 150 mm harus dicat dengan warna yang mudah terlihat (mencolok).

Pada waktu pemancangan, setiap bagian liang yang dipancang harus benar-benar dalam keadaan vertikal, dan pada akhir pemancangan setiap bagian, posisi kepala tiang harus diperiksa terhadap toleransi posisi.

Toleransi penyimpangan yang diijinkan adalah 10 mm setiap meter; panjang tiang dihitung terhadap garis vertikal (1%). Maksimum penyimpangan yang terjadi pada kepala tiang dalarn semua arah tidak boleh lebih dari 5 cm dari lokasi yang ditunjukkan pada gambar atan disyaratkan oleh perencana dan/atau Direksi Lapangan.

Kontraktor harus menanggung biaya semua pekerjaan tambah yang menurut direksi lapangan perlu dilakukan karena adanya tiang yang dipancang pada posisi diluar toleransi terscbut diatas.

Kontraktor harus menyediakan alat theodolit/alat-alat optis lainnya yang mernungkinkan direksi lapangan untnk memeriksa tegak/vertikalnya tiang.

5.2.5.2.2 Kebisingan

Kontraktor harus menanyakan pada pemilik proyek ataupun otorita setempat untuk menguji apakah metode kerja yang diusulkan dapat diterima. Kontraktor harus meminta penjelasan dari otorita setempat, tentang :

a. Jenis peralatan yang boleh/tidak boleh dipakai.

b. Jam-jam kerja yang diijinkan.

c. Tingkat kebisingan maksimum yang boleh ditimbulkan dari site.

d. Batasan waktu memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut.

Apabila Kontraktor akan bekcrja diluar jam kerja normal, maka Kontraktor harus terlebih dahulu mcmbcritahu kcpada Direksi Lapangan unluk mcndapalkan persetujuan.

5.2.5.2.3 Palu Pancang

Tiang dipancang menggunakan palu pancang diesel dengan spesifikasi sebagai berikut:

- Hydraulic hammer type K35 (untuk tiang 400x400) - Mass of ram : 7200 kg sampai 9000 kg

Palu harus dapat memberikan energi yang cukup sesuai spesifikasi, dan harus diperbaiki dahulu jika menunjukkan performance yang kurang.

Tiang pancang harus ditahan dan di support sedemikian rupa sehingga lurus dan diarahkan oleh pengarah selama pemancangan.

Pengarah palu pancang harus dibuat sedemikian rupa sehingga palu pancang tidak bergerak pada saat dilaksanakan pemancangan.

5.2.5.2.4 Pelaksanaan Pemancangan

Tiang dapat dipancang apabila hasil test silinder menunjukkan bahwa kuat tekan beton telah mencapai kuat tekan rencana beton umur 28 hari atau kekuatan karakteristik telah mencapai 100 %.

Pemancangan tidak dapat dilakukan tanpa kehadiran dan persetujuaan dan Direksi.

Semua pemancangan harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman yang direncanakan/tanah keras (bearing layer), dan disyaratkan untuk melaksanakan pemancangan satu titik tiang secara terus menerus tanpa terputus, serta mencapai final set yang ditentukan perencana.

Bila terjadi hambatan dibawah tanah pada saat pemancangan dilakukkan, maka Konlraktor harus berusaha untuk menembusnya dan bila telah dilakukan pemukulan hingga mencapai jumlah pukulan maksimum 1400 pukulan, usaha tersebut tetap gagal maka Kontraktor boleh menghentikan pemancangan pada lokasi tersebut dan melanjutkan pemancangan tiang berikutnya.

Direksi lapangan harus segera diberitahu tentang hambatan tersebut serta usaha- usaha/tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut.

Selanjutnya Direksi Lapangan setelah berkonsultasi dengan Perencana akan memutuskan apakah tiang tersebut masih dapat diterima atau tidak.

Posisi tiang pancang harus selalu dicek kelurusannya dengan cara dilot atau dengan alat theodolit (jika diperlukan), dicek dari dua sisi yang saling tegak lurus secara terus menerus selama pemancangan.

Jika dalam pengamatan terlihat tiang mulai miring, maka pemancangan harus segera dihentikan dan tiang harus diusahakan lurus kembali tanpa merusak tiang. Untuk mencegah rusaknya kepala tiang akibat pukulan-pukulan palu (impact), maka harus digunakan bantalan (cushion) minimal tebal 5 cm. Bantalan tersebut harus diperiksa dan diganti secara periodik.

Semua tiang tanpa kecuali, pada final sets harus dilaksanakan calendering. Calendering harus dilakukan pada proses pemancangan pertama. Calendering yang diambil dari pemancangan kedua/pcmancangan ulang setelah 24 jam sejak pemancangan pertama dianggap tidak mewakili kriteria final set yang disyaratkan. Pengukuran set harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi Lapangan.

Final set per 10 pukulan terakhir maximum 1 cm dengan tinggi jatuh palu minimum 1,8 m.

Untuk mcndapatkan final set yang lebih akurat maka Kontraktor diminta secara acak menggunakan theodolite untuk pengukuran 10 pukulan terakhir.

5.2.5.2.5 Urutan Pemancangan

Satu minggu sebelum pemancangan tiang yang manapun, Kontraktor harus menyerahkan informasi-informasi guna mendapat persetujuan direksi lapangan. Informasi-informasi tersebut :

1. Panjang tiang pancang

2. Encrgi hammer (alat pcmukul) 3. Massa hammer (alat pemukul)

4. Karakteristik teknis lengkap tcntang pemukul yang dipakai.

Kontraktor harus menyerahkan usulan urutan pemancangan untuk mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan sebelum ada tiang yang dipancangkan. Urutan tersebut harus disusun sedemikian rupa untuk menghindari terangkatnya kembali ("up lifting") tiang pancang.

Bila tiang dipancangkan pada tanah yang lunak sampai ke lapisan keras pendukung untuk mcmperoleh pcnumpuan ujung yang kuat ("hard end bearing") maka ketinggian dari semua tiang pancang yang berdekatan harus diperiksa apakah terjadi pengangkatan.

Bilamana diperlukan oleh Direksi Lapangan, maka Kontraktor harus menyediakan alat optic / alat-alat ukur yang memungkinkan Direksi Lapangan melakukan pengecekan tiang tersebut.

Bila ada tiang pancang yang mengalami pengangkatan lebih besar atau sama dengan 30 mm, maka harus scgera dilaporkan pada Direksi Lapangan.

Selanjutnya, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan semua usaha untuk memancang kembali tiang-tiang pancang yang terangkat tersebut dalam waktu 3-4 hari.

Semua pemeriksaan dan pengujian alat yang disyaratkan oleh peraturan harus benar-benar dituruti.

Kerusakan kecil pada peralatan harus diperbaiki didalam lokasi/site bilamana mungkin.

Bila terpaksa dilakukan pemindahan peralatan guna perbaikan kerusakan, maka Kontraktor harus dapat membawa peralatan penggantinya ke lokasi/site sebelum yang rusak dibawa pergi.

5.2.5.2.6 Pemeriksaan dan Pencatatan

Semua tiang tanpa kecuali harus disertai pencatatan pemancangan dari awal sampai akhir ("piling records").

Sebelum dilakukan pemancangan tiang beton pracetak harus diteliti hal-hal sebagai berikut:

a. Kedataran dan stabilitas mesin

b. Kekuatan dan keamanan tiang pancang beton pracelak c. Ukuran tiang pancang

d. Panjang yang tepat dari tiang pancang e. Keutuhan bentuk

f. Keadaan dari topi ("helmet")

g. Alat pemukul (hammer) harus segaris dengan sumbu tiang pancang.

Catatan lengkap tentang pemancangan harus diambil pada tiap-tiap pemancangan.

Kontraktor wajib segera memberitahu Direksi Lapangan bilamana dijumpai pencatatan pemancangan yang sangat berbeda dengan tiang-tiang lainnya. Bilamana perlu Direksi Lapangan dapat meminta diadakannya pemancangan ulang.

Sesudah selesainya satu hari pemancangan, maka lembaran catatan harus diserahkan pada direksi lapangan bersama duplikatnya. Catatan tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Lembaran ringkasan : 1. Tanggal

2. Jumlah tiang yang dipancangkan

3. Nomor referensi dan tiang-tiang yang dipancangkan.

4. Panjang total dari semua tiang yang dipancangkan.

5. Jenis alat pemukul (hammer) dan massanya.

b. Lembaran untuk tiap-tiap tiang pancang :

1. Nomor referensi lokasi tiang pancang sesuai dengan pancang dan nomor produksi tiang pancang.

2. Ketinggian muka tanah dan ketinggian kerjanya (bila ternyata berbeda).

3. Panjang tiang pancang dari ketinggiankerja.

4. Perincian tcntang adanya hambatan dan waktu yang dibutuhkan untuk menembusnya.

5. Perincian penundaan waktu dan alasannya.

6. Grafik final set tiang pancang pada saat awal dan juga sesudah pemukulan kembali jika adanya pcngangkatan minimum 3 kali penggambaran setiap kali pengambilan final set.

7. Inklinasi tiang pancang.

8. "Piling history"; termasuk data kalendering yang Iengkap. Pencatatan jumlah pukulan dan penetrasi yang didapatkan harus dilakukan sepanjang tiang.

9. Catatan mengenai kelainan-kelainan yang terjadi.

5.2.5.2.7 Pemberian Tanda pada Tiang Pancang

Semua tiang pancang beton pracctak harus mempunyai nomor referensi, panjang dan lain lain yang diatur sebagai berikut :

 Setiap tiang pancang pada 2/3 bagian dari panjang tiang hams diberi (anda dengan interval 100 crn.

 Setiap tiang pancang pada 1/3 bagian sisanya harus diberi tanda dengan interval 50 cm.

5.2.5.2.8 Pemancangan Ulang (re-Drive)

Setelah semua pemancangan selesai dilaksanakan, semua posisi kepala tiang harus diperiksa, apakah terjadi pengangkatan tiang. Dan bila terjadi pengangkatan tiang lebih besar atau sama dengan 30 mm, rnaka tiang-tiang terscbut hams dipancang ulang. Semua biaya pemancangan ulang tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

5.2.5.2.9 Penyambungan Tiang

Penyambungan tiang pancang dapat dilakukan dengan persetujuan Direksi Lapangan.

Penyambungan tiang harus dengan menggunakan sistem las kuat penuh (butt welds) sesuai dengan sistem sambungan dari pabrik tiang/sistem sambungan yang telah disetujui Direksi dalam tender.

Apabila dalam kondisi tertentu diperlukan adanya sambungan khusus, maka Kontraktor harus mcngajukan sistem sambungan tersebut terlebih dahulu (dibuktikan kekuatannya dengan perhitungan dan dilampirkan refercnsi proyck yang pcrnah mcmakai sistem terscbut) kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus bertanggungjawab penuh atas kemampuan sambungan tersebut dan harus melaksanakan test-test sambungan apabila diperlukan. Semua biaya test-test sambungan tersebut menjadi tanggungjawab Kontraktor.

Lanjutan pemancangan tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan penyambungan selesai dikerjakan, diperiksa dan kemudian harus disetujui sccara tertulis dari Direksi Lapangan.

5.2.5.2.10 Tiang Pancang Cacat

Metoda pemancangan yang digunakan tidak boleh sampai menyebabkan kerusakan tiang pancang. Usaha mengembalikan tiang ke posisi yang benar dengan mcnggcrakan pengarah tidak diijinkan jika Direksi Lapangan menganggap pcrgeseran yang terjadi terlalu besar.

Sernua kerusakan tiang yang terjadi, baik akibat mctoda pcmancangan yang salah, tiang dipancang diluar posisinya atau yang ditentukan pada gambar atau Perencana harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.

Kontraktor harus mengajukan cara perbaikan terlebih dahulu (disertai dengan analisa teknis) kepada Perencana guna mendapatkan persetujuan. Apabila cara perbaikan yang diajukan oleh Kontraktor dinilai kurang memadai, maka Kontraktor harus melakukan perbaikkan sesuai petunjuk Perencana.

Tiang pancang bcton dianggap cacat/rusak jika terlihal retak-retak sekeliling tiang, atau cacat yang lain yang ditentukan oleli Perencana/Direksi Lapangan yang dapat mempengaruhi kekuatan atau umur tiang.

Tiang pancang yang bengkok atau melengkung tidak boleh dipancang.

5.2.5.2.11 Pekerjaan Tambah Kurang

Bila terjadi perubahan persyaratan teknis dan atau pcnambahan tiang pada tempat-tempat tertentu, karena keadaan seternpat yang diluar dugaan, dan diluar gambar dan persyaralan teknis khusus yang tercantum dalam perjanjian pemborongan, maka akan ada perubahan pekerjaan tambah atau kurang yang akan disesuaikan dengan kenyataan dalam pelaksanaan dan perhitungan berdasarkan harga satuan dalam perjanjian pemborongan. Semua perubahan kerja harus atas perintah tertulis dari pihak pengawas.

5.2.6 Pengujian Pekerjaan

Dalam dokumen RKS LENGKAP PEMKOT thun 2017 (Halaman 65-71)