• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Struktur Lantai 1

Dalam dokumen LAPORAN KP FINAL PALING FIX-4-257 (Halaman 152-200)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

LANTAI 1 DAN ATAP BAJA

5.3 Pengerjaan Tugas Khusus

5.3.1 Pekerjaan Struktur Lantai 1

1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Lantai 1 A. Pekerjaan Kolom

a. Pekerjaan Pembesian Kolom

Prosedur pekerjaan pembesian kolom:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Potong tulangan utama, tulangan sengkang, dan tulangan pengikat menggunakan Bar Cutting sesuai dengan Shop Drawing

3. Bengkokkan tulangan sengkang dan tulangan pengikat menggunakan Bar Bender

4. Susun tulangan utama, tulangan sengkang, dan tulangan pengikat dengan jarak sesuai dengan Shop Drawing. Tulangan sengkang disusun dengan spasi 150 mm, dan 100 mm.

5. Penambahan tulangan ekstra sebagai pengkaku agar tulangan tidak bergeser ketika diangkat dan tetap pada posisinya ketika dilakukan pengecoran

6. Tulangan di rakit secara ex situ (tidak langsung di lokasi rencana kolom) lalu di angkut menggunakan tower crane untuk proses

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-4

pemasangan tulangan di titik yang telah ditentukan berdasarkan shop drawing.

b. Pekerjaan Bekisting Kolom

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Melakukan marking oleh surveyor untuk memberikan tanda atau acuan pada saat akan memasang bekisting. Tujuan marking agar bekisting yang dipasang pas dan tepat pada titik yang direncanakan sesuai shop drawing.

3. Bekisting kolom di angkat menggunakan tower crane ke titik rencana.

4. Surveyor memeriksa dan memastikan kembali posisi bekisting apakah sudah pas dan tepat.

5. Pemasangan bekisting . Bekisting di ikat satu sama lain dengan sambungan yang kuat .

6. Memasang elemen perkuatan tambahan sepeti kayu penahan di luar panel bekisting.

c. Pekerjaan Pengecoran Kolom

Prosedur pekerjaan pengecoran kolom:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Lakukan slump test untuk menguji workability dari beton. Pada proyek ini diambil rentang keruntuhan yakni 12 – 14 cm. Dengan sampel uji 2-3 per truck

3. Beton dari Mixer Truck dimasukkan ke dalam concrete bucket 4. Beton dalam concrete bucket selanjutnya di angkut

menggunakan tower crane ke titik kolom yang akan dilakukan pengecoran.

5. Beton ready mix di dalam concrete bucket selanjutnya dimasukkan ke dalam kolom menggunakan tremie dan digunakan vibrator ke dalam kolom yang sedang di cor agar campuran beton dapat menyebar secara merata dan cepat.

Laporan Kerja Praktek V-5 B. Pekerjaan Balok

a. Pekerjaan Pembesian Balok

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Potong tulangan utama dan tulangan sengkang menggunakan Bar Cutting sesuai dengan Shop Drawing

3. Bengkokkan tulangan sengkang dan tulangan pengikat menggunakan Bar Bender

4. Susun tulangan utama, tulangan sengkang, dan tulangan pengikat dengan jarak sesuai dengan Shop Drawing. Tulangan sengkang disusun dengan spasi 150 mm, dan 100 mm.

5. Tulangan di rakit secara in situ (langsung di lokasi titik rencana balok) yang telah ditentukan berdasarkan shop drawing.

6. Untuk mengikat antar tulangan digunakan kawat bendrat berukuran diameter 1 mm dan dibuat berlapis lapis sesuai kebutuhan perkuatan.

b. Pekerjaan Bekisting Balok

Prosedur pekerjaan pemasangan bekisting balok:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan, yakni scaffolding set, kayu ukuran 5/7, dan plywood 12 mm.

2. Pemasangan scaffolding di bawah balok yang akan di rencanakan. Jumlah scaffolding yang akan digunakan menyesuaikan dengan bentang balok yang akan di topang.

3. Pemasangan kayu penyangga di atas scaffolding dilanjutkan pemasangan bodeman menggunakan plywood

4. Bekisting balok di kerjakan langsung di titik rencana sesuai shop drawing.

c. Pekerjaan Pengecoran Balok

Prosedur pekerjaan pengecoran balok:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

Lakukan slump test untuk menguji workability dari beton.

Pada proyek ini diambil rentang keruntuhan yakni 12 – 14 cm.

Dengan sampel uji 2-3 per truck

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-6

2. Beton dari Mixer Truck dimasukkan ke dalam backend kit 3. Beton selanjutnya di pompa ke lokasi yang akan di cor

menggunakan concrete pump

4. Selanjutnya digunakan vibrator ke dalam balok dan pelat yang sedang di cor agar campuran beton dapat menyebar secara merata dan cepat.

C. Pekerjaan Core Wall

a. Pekerjaan Pembesian core wall

Prosedur pekerjaan pembesian core wall:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Potong tulangan utama dan tulangan sengkang menggunakan Bar Cutting sesuai dengan Shop Drawing

3. Bengkokkan tulangan menggunakan Bar Bender sesuai kebutuhan untuk penguat di area sudut dan bukaan core wall.

4. Pasang besi baja ulir diameter 19 mm dengan jarak antar besi 150 mm untuk area utama core wall

5. Pasang besi baja ulir diameter 16 mm dengan jarak antar besi 100 mm di area bukaan core wall. Pastikan pemasangan besi di sekitar bukaan diperkuat sesuai detail di gambar kerja

6. Ikat sambungan antar tulangan menggunakan kawat bendrat diamter 1 mm beberapa lapis sesuai kebutuhan perkuatan.

b. Pekerjaan Bekisting Core Wall

Prosedur pekerjaan bekisting core wall:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan, yakni papan plywood dengan ketebalan 12 mm, palu, paku, waterpass, meteran, dan benang ukur.

2. Melakukan perakitan bekisting secara ex situ (tidak langsung di lokasi titik pengerjaan). Bekisting dibuat menggunakan plywood dan kayu penyangga dengan dimensi 2,8 m x 2,5 m

3. Pengangkatan bekisting yang telah dirakit, ke lokasi pemasangan core wall dengan menggunakan tower crane.

Laporan Kerja Praktek V-7 4. Gunakan waterpass untuk memastikan posisi panel bekisting

tegak lurus dan sesuai tempat.

5. Pemasangan bekisting . Bekisting di ikat satu sama lain dengan sambungan yang kuat .

6. Memasang elemen perkuatan tambahan sepeti kayu penahan di luar panel bekisting.

c. Pekerjaan Pengecoran Core Wall

Prosedur pekerjaan pengecoran core wall:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Lakukan slump test untuk menguji workability dari beton. Pada proyek ini diambil rentang keruntuhan yakni 12 – 14 cm. Dengan sampel uji 2-3 per truck

3. Beton dari Mixer Truck dimasukkan ke dalam concrete bucket 4. Beton dalam concrete bucket selanjutnya di angkut

menggunakan tower crane ke titik kolom yang akan dilakukan pengecoran.

5. Beton ready mix di dalam concrete bucket selanjutnya dimasukkan ke dalam kolom menggunakan tremie dan digunakan vibrator ke dalam kolom yang sedang di cor agar campuran beton dapat menyebar secara merata dan cepat.

D. Pekerjaan Plat Lantai 1

a. Pekerjaan Pembesian Plat Lantai

Prosedur pekerjaan pembesian plat lantai:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Potong tulangan menggunakan Bar Cutting sesuai dengan Shop Drawing

3. Susun tulangan (besi diameter 13 mm) dua lapis, dan dipasang tegak lurus antar lapisannya

4. Tulangan di rakit secara in situ (langsung di lokasi titik rencana balok) yang telah ditentukan berdasarkan shop drawing.

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-8

5. Untuk mengikat antar tulangan digunakan kawat bendrat berukuran diameter 1 mm dan dibuat berlapis lapis sesuai kebutuhan perkuatan.

b. Pekerjaan Bekisting Plat Lantai

Prosedur pekerjaan bekisting plat lantai:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan, yakni scaffolding set, kayu ukuran 5/7, dan plywood 12 mm.

2. Pemasangan scaffolding di bawah plat yang akan di rencanakan.

Jumlah scaffolding yang akan digunakan menyesuaikan dengan bentang plat yang akan di topang.

3. Pemasangan kayu penyangga di atas scaffolding dilanjutkan pemasangan bodeman menggunakan plywood

4. Bekisting plat lantai di kerjakan langsung di titik rencana sesuai shop drawing.

c. Pekerjaan Pengecoran Plat Lantai

Prosedur pekerjaan pengecoran plat lantai:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Lakukan slump test untuk menguji workability dari beton. Pada proyek ini diambil rentang keruntuhan yakni 12 – 14 cm. Dengan sampel uji 2-3 per truck

3. Beton dari Mixer Truck dimasukkan ke dalam backend kit 4. Beton selanjutnya di pompa ke lokasi yang akan di cor

menggunakan concrete pump

5. Selanjutnya digunakan vibrator ke dalam balok dan pelat yang sedang di cor agar campuran beton dapat menyebar secara merata dan cepat.

E. Pekerjaan Tangga

a. Pekerjaan Pembesian Tangga

Prosedur pekerjaan pembesian tangga:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Potong tulangan menggunakan Bar Cutting sesuai dengan dimensi rencana pada Shop Drawing

Laporan Kerja Praktek V-9 3. Bengkokkan tulangan menggunakan Bar Bender sesuai

kebutuhan untuk penguat di area sudut dan bukaan core wall.

4. Pemasangan tulangan pelat. Dengan cara, pasang besi baja ulir diameter 16 mm dalam arah vertikal sepanjang bekisting pelat dan besi baja ulir diameter 13 di arah horizontal.

5. Pemasangan tulangan bordes. Dengan cara, pasang besi baja ulir diameter 16 mm dalam arah vertikal sepanjang bekisting pelat dan besi baja ulir diameter 13 di arah horizontal.

6. Pemasangan tulangan anak tangga. Dengan cara, pasang besi baja ulir diameter 10 mm di sepanjang arah lebar anak tangga.

Ikat tulangan anak tangga ke tulangan pelat menggunakan kawat bendrat dan pastikan terikat kuat.

7. Ikat sambungan antar tulangan menggunakan kawat bendrat diameter 1 mm beberapa lapis sesuai kebutuhan perkuatan.

b. Pekerjaan Bekisting Tangga

Prosedur pekerjaan bekisting tangga:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan, yakni scaffolding set, kayu ukuran 5/7, plywood 12 mm, paku, palu, gergaji, dll.

2. Pemasangan scaffolding di bawah perencanaan bordes yang akan di rencanakan. Jumlah scaffolding yang akan digunakan menyesuaikan dengan bentang bordes yang akan di topang.

3. Pasang kayu penyangga di atas scaffolding sebagai dasar untuk bekisting bordes, lalu pasang plywood dengan tebal 12 mm sesuai dimensi bordes yang direncanakan

4. Pasang kayu penyangga pada sisi kemiringan tangga untuk perencanaan bekisting plat tangga

5. Pemasangan bekisting plat tangga arah lantai atas dan arah lantai bawah dari bordes. Pastikan sambungan antara bekisting bordes dan plat tangga terpasang dengan kokoh dan sesuai dengan shop drawing.

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-10

6. Pengolesan minyak bekisting pada permukaan plywood untuk mempermudah pembongkaran setelah pengecoran.

7. Bekisting balok di kerjakan langsung di titik rencana sesuai shop drawing.

c. Pekerjaan Pengecoran Tangga

Prosedur pekerjaan pengecoran tangga:

1. Persiapkan material dan alat bantu yang digunakan

2. Lakukan slump test untuk menguji workability dari beton. Pada proyek ini diambil rentang keruntuhan yakni 12 – 14 cm. Dengan sampel uji 2-3 per truck

3. Beton dari Mixer Truck dimasukkan ke dalam concrete bucket 4. Beton dalam concrete bucket selanjutnya di angkut

menggunakan tower crane ke titik kolom yang akan dilakukan pengecoran.

5. Beton ready mix di dalam concrete bucket selanjutnya dimasukkan ke dalam kolom menggunakan tremie dan digunakan vibrator ke dalam kolom yang sedang di cor agar campuran beton dapat menyebar secara merata dan cepat.

Laporan Kerja Praktek V-11 2. Perhitungan Produktivitas alat Berat

A. Pekerjaan Kolom

a. Pekerjaan Pembesian Rekapitulasi Spesifikasi

1. Alat yang digunakan : Tower crane, bar bender, bar cutter

2. Kecepatan tower crane : 50 m/menit (berdasarkan spesifikasi alat)

3. Efisiensi alat : 0,9 (asumsi kinerja alat 90%) 4. Kapasitas angkut pembesian : 3100 kg (maks)

5. Berat pembesian kolom : ±650 kg 6. Waktu operasional alat per hari : 8 jam

Perhitungan Produktivitas Tower Crane Waktu Siklus (Cycle Time) :

Waktu persiapan pengangkatan : 2 menit

Waktu angkat : 0,8 menit

Tinggi Angkat

Kecepatan Angkat= 40

50= 0,8 menit

Waktu horizontal : 0,4 menit

Perkiraan waktu gerakan horizontal dari pangkal JIB ke posisi maksimum (40 m) atau rata rata 20 m. Kecepatan horizontal adalah 50 m/menit.

Jarak geser

Kecepatan geser= 20m

50m/menit = 0,4 menit

Waktu turun : 0,8 menit

Waktu kembali ke posisi semula : 2 menit

Waktu total pembesian satu siklus : 45 menit (berdasarkan observasi)

Proses Waktu (menit)

Transportasi ke titik pemasangan 5-10

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-12

Posisi dan penempatan kolom 5-10

Penyambungan tulangan 10-15

Pengecekan dan penguatan 5-10

Total waktu per kolom 35-45

Volume pekerjaan kolom lantai 1 : 22552.10 kg Banyak siklus pembesian kolom : 35 siklus

Volume pembesian

kapasitas angkut = 22552.10

650 = 35 siklus Waktu total pembesian : 1575 menit

waktu total pembesian 1 siklus x banyak siklus 45 menit x 35 = 1575 menit

Produktivitas pembesian kolom : Volume pembesian

waktu total pembesianX efisiensi alat = 22552.10 1575 x 0,9 = 12,887 kg/menit

= 773.215 kg/jam

Jadi produktivitas pembesian kolom struktur lantai 1 menggunakan tower crane adalah 773.215 kg/jam.

Perhitungan Produktivitas Bar Cutter

Waktu memotong 1 batang tulangan : 8 detik / 0,00222 jam (berdasarkan observasi)

Panjang tulangan satu batang : 12 meter

Efisiensi kerja (90%) : 0,9 (asumsi kinerja alat 90%) Produktivitas Teoritis Bar Cutter :

Panjang tulangan

waktu potong X efisiensi alat = 12

0,00222x 0,9 = 4864,864 m/jam

Jadi produktivitas teoritis bar cutter adalah 4864,864 m/jam.

Produktivitas Efektif bar cutter :

Laporan Kerja Praktek V-13 Produktivitas efektif adalah estimasi produktivitas di lapangan yang mencakup berbagai faktor pengurangan efisiensi kerja, seperti:

i. Waktu persiapan alat dan bahan:

Operator perlu waktu untuk mengatur posisi alat, memeriksa panjang batang tulangan, dan memastikan potongan sesuai kebutuhan.

ii. Waktu idle atau jeda kerja:

Operator tidak bekerja secara terus-menerus selama 1 jam penuh. Ada waktu istirahat, pergantian batang tulangan, atau menunggu material.

iii. Efisiensi operator:

Kecepatan operator dipengaruhi oleh tingkat pengalaman, kondisi fisik, dan beban kerja.

iv. Gangguan lapangan:

Contohnya, pengaturan tulangan di area kerja, keterbatasan ruang gerak, atau kendala koordinasi antar tim.

Menghitung Efisiensi lapangan :

Rata-rata efisiensi kerja lapangan untuk alat berat (termasuk bar cutter) biasanya sekitar 10%-15% dari produktivitas teoretis karena faktor di atas.

Untuk menghitung efisiensi kerja, memerlukan : a. Waktu kerja total (T_total):

Jumlah waktu kerja efektif dalam sehari (biasanya 8 jam atau 480 menit).

b. Waktu kerja produktif (T_produktif):

Waktu yang benar-benar digunakan untuk operasi alat berat, seperti memotong atau membengkokkan tulangan tanpa jeda.

c. Waktu tidak produktif (T_tidak_produktif):

Waktu yang dihabiskan untuk aktivitas lain, seperti:

Mengatur posisi alat, menunggu material, memindahkan tulangan, istirahat atau gangguan teknis

d. Produktivitas teoretis alat (P_teoretis):

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-14

Jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kondisi ideal (tanpa gangguan).

Rumus efisiensi kerja :

Efisiensi Kerja (%) = T_produktif

T_total x 100

Contoh perhitungan :

Total waktu kerja = 8 jam (480 menit)

Waktu produktif = 1 jam 12 menit (72 menit) Waktu tidak produktif = 408 menit

Efisiensi Kerja (%) = 72

480x 100

= 15 %

Menghitung Produktivitas Efektif :

Produktivitas efektif = Produktivitas Teoritis x Efisiensi kerja

= 4864,864 m/jam x 15%

=729.729 m/jam ≈ 730 m/jam

Konversi Produktivitas :

Pada proyek, volume pekerjaan pembesian yang diketahui adalah dalam satuan kg. Maka untuk mengetahui produktivitas alat berdasarkan volume yang diketahui, kita dapat mengkonversi satuan produktivitas tersebut dari m/jam menjadi kg/jam

a. Mencari berat baja tulangan w = π x (𝑑

2)

2

x ρ dengan :

d = diameter tulangan (0,019 m) 𝜌 = berat jenis baja (7850 kg/𝑚3)

w = π x (0,019 2 )

2

x 7850 w = π x (0,0095)2x 7850

Laporan Kerja Praktek V-15 w = 2,22 kg/m

b. Konversi satuan Produktivitas (kg

jam) = Produktivitas ( m

jam) 𝑥 𝑤

= 730 m/jam x 2,22 kg/m

= 1620,6 kg/jam

Jadi produktivitas pembesian kolom struktur lantai 1 menggunakan bar cutter adalah 1620,6 kg/jam.

Perhitungan Produktivitas Bar Bender

Waktu memotong 1 batang tulangan : 10 detik (0,00278 jam) (berdasarkan observasi)

Panjang tulangan satu batang : 12 meter

Efisiensi kerja (90%) : 0,9 (asumsi kinerja alat 90%) Produktivitas Teoritis Bar Cutter :

Panjang tulangan

waktu potong X efisiensi alat = 12

0,00278x 0,9 = 3884,892 m/jam

Jadi produktivitas teoritis bar bender adalah 3884,892 m/jam.

Produktivitas Efektif bar cutter :

Produktivitas efektif adalah estimasi produktivitas di lapangan yang mencakup berbagai faktor pengurangan efisiensi kerja, seperti:

i. Waktu persiapan alat dan bahan:

Operator perlu waktu untuk mengatur posisi alat, memeriksa panjang batang tulangan, dan memastikan potongan sesuai kebutuhan.

ii. Waktu idle atau jeda kerja:

Operator tidak bekerja secara terus-menerus selama 1 jam penuh. Ada waktu istirahat, pergantian batang tulangan, atau menunggu material.

iii. Efisiensi operator:

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-16

Kecepatan operator dipengaruhi oleh tingkat pengalaman, kondisi fisik, dan beban kerja.

iv. Gangguan lapangan:

Contohnya, pengaturan tulangan di area kerja, keterbatasan ruang gerak, atau kendala koordinasi antar tim.

Menghitung Efisiensi lapangan :

Rata-rata efisiensi kerja lapangan untuk alat berat (termasuk bar cutter) biasanya sekitar 10%-15% dari produktivitas teoretis karena faktor di atas.

Untuk menghitung efisiensi kerja, memerlukan : a. Waktu kerja total (T_total):

Jumlah waktu kerja efektif dalam sehari (biasanya 8 jam atau 480 menit).

b. Waktu kerja produktif (T_produktif):

Waktu yang benar-benar digunakan untuk operasi alat berat, seperti memotong atau membengkokkan tulangan tanpa jeda.

c. Waktu tidak produktif (T_tidak_produktif):

Waktu yang dihabiskan untuk aktivitas lain, seperti:

Mengatur posisi alat, menunggu material, memindahkan tulangan, istirahat atau gangguan teknis

d. Produktivitas teoretis alat (P_teoretis):

Jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kondisi ideal (tanpa gangguan).

Rumus efisiensi kerja :

Efisiensi Kerja (%) = T_produktif

T_total x 100

Contoh perhitungan :

Total waktu kerja = 8 jam (480 menit)

Waktu produktif = 1 jam 12 menit (72 menit) Waktu tidak produktif = 408 menit

Efisiensi Kerja (%) = 72

480x 100

Laporan Kerja Praktek V-17

= 15 %

Menghitung Produktivitas Efektif :

Produktivitas efektif = Produktivitas Teoritis x Efisiensi kerja

= 3884.892 m/jam x 15 %

=582,734 m/jam ≈ 583 m/jam

Konversi Produktivitas :

Pada proyek, volume pekerjaan pembesian yang diketahui adalah dalam satuan kg. Maka untuk mengetahui produktivitas alat berdasarkan voulme yang diketaui, kita dapat mengkonversi satuan produktivitas tersebut dari m/jam menjadi kg/jam

a. Mencari berat baja tulangan w = π x (𝑑

2)

2

x ρ dengan :

d = diameter tulangan (0,019 m) 𝜌 = berat jenis baja (7850 kg/𝑚3)

w = π x (0,019 2 )

2

x 7850

w = π x (0,0095)2x 7850 w = 2,22 kg/m

b. Konversi satuan Produktivitas (kg

jam) = Produktivitas ( m

jam) 𝑥 𝑤

= 583 m/jam x 2,22 kg/m

= 1294,26 kg/jam

Jadi produktivitas pembesian kolom struktur lantai 1 menggunakan bar bender adalah 1294,26 kg/jam.

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-18

b. Pekerjaan Bekisting Rekapitulasi Spesifikasi

1. Alat yang digunakan : Tower crane, Cutting Wheel 2. Kecepatan tower crane : 50 m/menit

3. Efisiensi alat : 0,9 (asumsi kinerja alat 90%) 4. Kapasitas angkut : 3100 kg (maks)

5. Luas bekisting setiap pengangkutan : 16,50 m2 6. Kecepatan pemotongan cutting wheel : 1 m2/menit 7. Waktu operasional alat per hari : 8 jam

Perhitungan Produktivitas Tower Crane Waktu Siklus (Cycle Time) :

Waktu persiapan pengangkatan : 2 menit

Waktu angkat : 0,8 menit

Tinggi Angkat

Kecepatan Angkat= 40 m

50 m/menit= 0,8 menit

Waktu horizontal : 0,4 menit

Perkiraan waktu gerakan horizontal dari pangkal JIB ke posisi maksimum (40 m) atau rata rata 20 m. Kecepatan horizontal adalah 50 m/menit.

Jarak geser

Kecepatan geser=20

50= 0,4 menit

Waktu turun : 0,8 menit

Waktu kembali ke posisi semula : 2 menit

Waktu total pemasangan bekisting : 50 menit (berdasarkan observasi)

Proses Waktu (menit)

Transportasi ke titik pemasangan 5-10 Posisi dan pemasangan bekisting 5-10

Penyesuaian dan pengecekan 10-15

Pemasangan penguatan bekisting 10-15

Laporan Kerja Praktek V-19

Total waktu per kolom 30-50

Volume pekerjaan kolom lantai 1 : 576.64 m2 Banyak siklus pembesian kolom : 35 siklus

Volume bekisting

kapasitas angkut = 576.64 m2

16.50 m2 = 35 siklus Waktu total pekerjaan : 1750 menit

waktu total pekerjaan bekisting 1 siklus x banyak siklus 50 menit x 35 = 1750 menit

Produktivitas pembesian kolom : Volume pembesian

waktu total pembesianX efisiensi alat = 576.64 m2 1750 menitx 0,9 = 0,297 m2/menit

= 17,793 m2/jam

Jadi produktivitas pekerjaan bekisting kolom struktur lantai 1 menggunakan tower crane adalah 17,793 m2/jam.

Perhitungan Produktivitas Cutting Wheel Waktu memotong 1 m2 plywood : 1 menit Luas total bekisting : 576.64 m2

Efisiensi kerja (90%) : 0,9 (asumsi kinerja alat 90%)

Menghitung waktu pemotongan : :

Kecepatan ideal pemotongan menggunakan cutting wheel adalah 1m2/menit jika luas total bekisting adalah 576.64 m2 maka dibutuhkan waktu selama 576.64 menit

Produktivitas Teoritis Cutting Wheel : Luas bekisting

waktu potong X efisiensi alat = 576.64 m2

576.64 menitx 0,9 = 0,9 m2/menit = 54 m2/jam

Jadi produktivitas teoritis cutting wheel adalah 54 m2/jam.

Produktivitas Efektif Cutting Wheel :

Produktivitas efektif adalah estimasi produktivitas di lapangan yang mencakup berbagai faktor pengurangan efisiensi kerja, seperti:

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-20

i. Waktu persiapan alat dan bahan:

Operator perlu waktu untuk mengatur posisi alat, memeriksa panjang batang tulangan, dan memastikan potongan sesuai kebutuhan.

ii. Waktu idle atau jeda kerja:

Operator tidak bekerja secara terus-menerus selama 1 jam penuh. Ada waktu istirahat, pergantian batang tulangan, atau menunggu material.

iii. Efisiensi operator:

Kecepatan operator dipengaruhi oleh tingkat pengalaman, kondisi fisik, dan beban kerja.

iv. Gangguan lapangan:

Contohnya, pengaturan tulangan di area kerja, keterbatasan ruang gerak, atau kendala koordinasi antar tim.

Menghitung Efisiensi lapangan :

Rata-rata efisiensi kerja lapangan untuk alat berat (termasuk cutting wheel) biasanya sekitar 45%-50% dari produktivitas teoretis karena faktor di atas.

Untuk menghitung efisiensi kerja, memerlukan : a. Waktu kerja total (T_total):

Jumlah waktu kerja efektif dalam sehari (biasanya 8 jam atau 480 menit).

b. Waktu kerja produktif (T_produktif):

Waktu yang benar-benar digunakan untuk operasi alat berat, seperti memotong atau membengkokkan tulangan tanpa jeda.

c. Waktu tidak produktif (T_tidak_produktif):

Waktu yang dihabiskan untuk aktivitas lain, seperti:

Mengatur posisi alat, menunggu material, memindahkan tulangan, istirahat atau gangguan teknis

d. Produktivitas teoretis alat (P_teoretis):

Jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kondisi ideal (tanpa gangguan).

Laporan Kerja Praktek V-21

Rumus efisiensi kerja :

Efisiensi Kerja (%) = T_produktif

T_total x 100 Contoh perhitungan :

Satu orang pekerja dapat menghabiskan waktu 4 jam untuk pemotongan efektif dari total waktu kerja 8 jam

Efisiensi Kerja (%) = 4

8x 100 = 50 %

Menghitung Produktivitas Efektif :

Produktivitas efektif = Produktivitas Teoritis x Efisiensi kerja

= 0,9 m2/jam x 50 %

=0,45 m2/menit = 27 m2/jam.

Jadi produktivitas pekerjaan bekisting kolom struktur lantai 1 menggunakan cutting wheel adalah 27 m2/jam.

c. Pekerjaan Pengecoran Rekapitulasi Spesifikasi

1. Alat yang digunakan : Tower crane, concrete bucket

2. Kecepatan tower crane : 50 m/menit (berdasarkan spesifikasi alat)

3. Efisiensi alat : 0,9 (asumsi kinerja alat 90%) 4. Kapasitas angkut tower crane : 3100 kg (maks)

5. Volume concrete bucket : 0,7 m3 6. Waktu operasional alat per hari : 8 jam

Perhitungan Produktivitas Tower Crane Waktu Siklus (Cycle Time) :

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek V-22

Waktu memasukkan beton ke bucket : 2 menit

Waktu angkat : 0,8 menit

Tinggi Angkat

Kecepatan Angkat= 40

50= 0,8 menit

Waktu horizontal : 0,4 menit

Perkiraan waktu gerakan horizontal dari pangkal JIB ke posisi maksimum (40 m) atau rata rata 20 m. Kecepatan horizontal adalah 50 m/menit.

Jarak geser

Kecepatan geser=20

50= 0,4 menit

Waktu turun : 0,8 menit

Waktu pengecoran kolom : 5 menit Waktu kembali ke posisi semula : 2 menit Waktu total pengecoran satu siklus : 11 menit Volume pekerjaan kolom lantai 1 : 115,33 m3 Banyak siklus pengecoran kolom : 165 siklus

Volume pengecoran

kapasitas bucket =115,33

0,7 = 165 siklus

Waktu total pengecoran : 1815 menit

waktu total pengecoran 1 siklus x banyak siklus 11 menit x 165 = 1815 menit

Produktivitas pengecoran kolom : Volume pengecoran

waktu total pengecoranX efisiensi alat = 115,33 1815 x 0,9

= 0,057 m3/menit = 3,431 m3/jam

Jadi produktivitas pengecoran kolom struktur lantai 1 menggunakan tower crane adalah 3,431 m3/jam.

Dalam dokumen LAPORAN KP FINAL PALING FIX-4-257 (Halaman 152-200)