KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TEKNOLOGI TERPADU POLITEKNIK NEGERI PADANG. Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil untuk menyelesaikan studi S1 Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut membantu proses penyusunan laporan kerja praktek ini. Pihak-pihak tersebut diantaranya :
1. Bapak Ridho Aidil Fitrah, S.T,M.T yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan kerja praktek, sekaligus selaku koordinator kerja praktek.
2. PT. Nindya Beton selaku kontraktor pelaksana proyek, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk dapat melakukan kerja praktek selama 25 hari kerja.
3. Rekan-rekan sekelompok kerja praktek yang telah bekerja sama selama pelaksanaan kerja praktek.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari seluruh pihak. Semoga laporan kerja praktek ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca.
Padang, Agustus 2024
Luthfi Dyrga Fadholi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR GAMBAR ... vi BAB I – PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Kerja Praktek ... I-1 1.2. Objek Kerja Praktek ... I-3 1.2.1. Data Umum Proyek ... I-3 1.2.2. Pekerjaan yang Sedang Berlangsung ... I-4 1.3. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek... I-4 1.4. Lingkup Kerja Praktek ... I-4 1.5. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek ... I-5 1.6. Sistematika Pembahasan dan Penyajian Laporan... I-5 BAB II – TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1 Manajemen Proyek ... II-1 2.1.1 Proyek Pemerintah ... II-2 2.1.2 Proyek Swasta ... II-2 2.2 Pengadaan Pemberi Jasa ... II-3 2.2.1 Ketentuan Umum ... II-3 2.2.2 Prakualifikasi dan Pascakualifikasi ... II-4 2.2.3 Tender ... II-5 2.3 Perencanaan ... II-7 2.3.1 Proses Perencanaan ... II-7 2.3.2 Standar dan Peraturan yang Dijadikan Sebagai Landasan
Perencanaan ... II-8
2.3.3 Proses Perencanaan Struktur ... II-8 2.3.4 Dokumen Hasil Perencanaan ... II-11 2.4 Pengadaan Kontraktor ... II-12 2.4.1 Metoda Pengadaan Kontraktor ... II-12 2.4.2 Proses dan Tata Cara Pengadaan Kontraktor ... II-14 2.5 Dokumen Kontrak ... II-16 2.5.1 Pembahasan Umum tentang Dokumen Kontrak ... II-16 2.5.2 Jenis-jenis Kontrak Proyek Pemerintah ... II-19 2.5.3 Dokumen Pelaksanaan, Dokumen Administrasi, Sitem Pembayaran, dan Jaminan-jaminan Proyek Konstruksi ... II-20 2.6 Organisasi Pengelolaan Proyek ... II-22 2.6.1 Organisasi dan Personil ... II-22 2.6.2 Struktur Organisasi, Tugas, dan Tanggung Jawab Menurut Literatur
... II-26 2.6.3 Organisasi Matriks ... II-29 2.7 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan ... II-30 2.7.1 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan / Konstruksi ... II-30 2.7.2 Peralatan Pendukung ... II-30 2.8 Standar dan Peraturan ... II-31
2.8.1 Standar yang Digunakan dalam Perencanaan/Pelaksanaan
Konstruksi ... II-31 2.8.2 Peraturan yang Harus Dipatuhi dalam Pelaksanaan Konstruksi . II-31 BAB III – TAHAPAN PELAKSANAAN PROYEK... III-1 3.1 Proses Perencanaan dan Dokumen Proyek... III-1 3.1.1 Gambar Perencanaan ... III-2 3.1.2 Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ... III-14 3.2 Proses Seleksi dan Penunjukan Kontraktor ... III-14
3.2.1 Metode Pengadaan Kontraktor ... III-15 3.2.2 Proses dan Landasan Pengadaan Kontraktor ... III-17 3.3 Organisasi dan Personil Proyek ... III-19 3.3.1 Hubungan Kerja Antar Personil ... III-19 3.3.2 Struktur Organisasi... III-22 3.3.3 Sistem Pelaporan Proyek... III-30 3.4 Metode Pelaksanaan dan Peralatan ... III-30 3.4.1 Peralatan yang Digunakan dalam Proyek ... III-31 3.4.2 Material yang Digunakan dalam Proyek ... III-45 3.4.3 Metode Pelaksanaan Proyek ... III-48 3.5 Administrasi Proyek ... III-73 3.5.1 Dokumen Kontrak ... III-73 3.5.2 Tata Cara Perhitungan Kuantitas/Volume Pekerjaan (Opname) III-73 3.5.3 Tata Cara Pengajuan Permohonan dan Pengambilan Pembayaran (Termyn)... III-74 3.5.4 Tata Cara Change Order dan Adendum Kontrak ... III-75 3.5.5 Tata Cara Penyerahan Hasil Pekerjaan (Hand Over) ... III-77 3.6 Pengendalian dan Pengawasan Mutu ... III-78 3.6.1 Dokumen Proses Pengendalian Mutu ... III-78 3.6.2 Tata Cara Pengawasan Mutu pada Proyek ... III-78 3.6.3 Prosedur Pengujian Mutu ... III-79 3.7 Pengendalian Biaya dan Jadwal ... III-82 3.7.1 Daftar Bobot dan Time Schedule... III-82 3.7.2 Schedule Pengadaan Material ... III-84 3.7.3 Metode dan Alat Pengendalian ... III-85 3.7.4 Status Proyek ... III-85
3.7.5 Tindakan untuk Koreksi Keterlambatan ... III-86 BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN... IV-1 4.1 Organisasi Perusahaan ... IV-1 4.2 Proses Pengadaan Jasa ... IV-3 4.3 Proses Perencanaan dan Dokumen ... IV-5 4.4 Proses Seleksi dan Penunjukan Kontraktor ... IV-6 4.5 Dokumen Kontrak ... IV-9 4.6 Organisasi Penanganan Pekerjaan ... IV-10 4.7 Metode Penanganan Pekerjaan ... IV-12 4.8 Penerapan Standar dan Peraturan ... IV-14 BAB V – TUGAS KHUSUS ... V-1 5.1 Tujuan Tugas Khusus ... V-1 5.2 Landasan Teori ... V-1 5.2.1 Pengertian Produktivitas ... V-1 5.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Berat ... V-2 5.3 Pengerjaan Tugas Khusus... V-3 5.3.1 Pekerjaan Struktur Lantai 1 ... V-3 BAB VI – KESIMPULAN DAN SARAN... VI-1 6.1 Kesimpulan ... VI-1 6.2 Saran ... VI-2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Organisasi Matriks ... II-29 Gambar 3. 1 Lokasi Proyek di Universitas Andalas ... III-1 Gambar 3. 2 Lokasi Proyek ... III-1 Gambar 3. 3 Site Plan Proyek ... III-2 Gambar 3. 4 Denah Basement Laboratorium ... III-3 Gambar 3. 5 Denah Lantai 1 Laboratorium ... III-3 Gambar 3. 6 Denah Lantai 2 Laboratorium ... III-4 Gambar 3. 7 Denah Lantai 3 Laboratorium ... III-4 Gambar 3. 8 Denah Lantai 4 Laboratorium ... III-4 Gambar 3. 9 Denah Lantai 5 (Rooftop) Laboratorium ... III-5 Gambar 3. 10 Tampak Depan Laboratorium ... III-5 Gambar 3. 11 Tampak Kanan Laboratorium ... III-6 Gambar 3. 12 Tampak Kiri Laboratorium ... III-6 Gambar 3. 13 Tampak Belakang Laboratorium ... III-6 Gambar 3. 14 Potongan A-A’ ... III-7 Gambar 3. 15 Potongan B-B’ ... III-7 Gambar 3. 16 Potongan C-C’ ... III-8 Gambar 3. 17 Rencana Kolom Utama Basement ... III-8 Gambar 3. 18 Rencana Sloof dan Pelat Lantai Basement ... III-9 Gambar 3. 19 Rencana Kolom Utama Lantai 1 ... III-9 Gambar 3. 20 Rencana Balok dan Pelat Lantai 1... III-9 Gambar 3. 21 Rencana Kolom Utama Lantai 2 ... III-10 Gambar 3. 22 Rencana Balok dan Pelat Lantai 2... III-10 Gambar 3. 23 Rencana Kolom Utama Lantai 3 ... III-10 Gambar 3. 24 Rencana Balok dan Pelat Lantai 3... III-11 Gambar 3. 25 Rencana Kolom Utama Lantai 4 ... III-11 Gambar 3. 26 Rencana Balok dan Pelat Lantai 4... III-11 Gambar 3. 27 Rencana Kolom Utama Lantai 5 ... III-12 Gambar 3. 28 Rencana Balok dan Pelat Lantai 5... III-12 Gambar 3. 29 Denah Rencana Instalasi Stop Kontak dan Panel Lantai 1 ... III-13 Gambar 3. 30 Denah Rencana Instalasi Hydrant Lantai 1 ... III-13
Gambar 3. 31 Denah Rencana Instalasi Air Kotor Lantai 1 ... III-13 Gambar 3. 32 Pengumuman Proses Pelaksanaan Tender ... III-14 Gambar 3. 33 Pengumuman Pemenang Tender ... III-15 Gambar 3. 34 Pengumuman Pemenang Berkontrak ... III-15 Gambar 3. 35 Informasi Tender ... III-16 Gambar 3. 36 Perpres No.12 Tahun 2021 ... III-18 Gambar 3. 37 Tahapan Proses Tender ... III-18 Gambar 3. 38 Hubungan Kerja Pengelola Proyek ... III-19 Gambar 3. 39 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang ... III-24 Gambar 3. 40 Concrete Mixer Truck ... III-32 Gambar 3. 41 Dump Truck ... III-32 Gambar 3. 42 Tower Crane ... III-33 Gambar 3. 43 Excavator KOBELCO SK 200... III-34 Gambar 3. 44 Excavator CAT 304E ... III-34 Gambar 3. 45 Excavator CAT 320D ... III-34 Gambar 3. 46 Waterpass ... III-35 Gambar 3. 47 Total Station ... III-36 Gambar 3. 48 Scaffolding Set ... III-37 Gambar 3. 49 Bar Cutter ... III-37 Gambar 3. 50 Bar Bender ... III-38 Gambar 3. 51 Bucket Mixer ... III-39 Gambar 3. 52 Vibrator ... III-39 Gambar 3. 53 Cutting Wheel ... III-40 Gambar 3. 54 Stamper... III-40 Gambar 3. 55 Concrete Pump ... III-41 Gambar 3. 56 Hydraulic Breaker ... III-42 Gambar 3. 57 Concrete Mixer ... III-42 Gambar 3. 58 Generator Set ... III-43 Gambar 3. 59 Besi Tulangan ... III-45 Gambar 3. 60 Beton Ready Mix ... III-46 Gambar 3. 61 Semen ... III-46
Gambar 3. 62 Kawat Bendrat ... III-47 Gambar 3. 63 Kayu dan Plywood ... III-47 Gambar 3.64 Sika Bond... III-48 Gambar 3. 65 Integral Waterproofing ... III-48 Gambar 3. 66 Pembesian Kolom ... III-51 Gambar 3. 67 Bekisting Kolom ... III-52 Gambar 3. 68 Pengecoran Kolom ... III-53 Gambar 3. 69 Pembongkaran Bekisting Kolom ... III-54 Gambar 3. 70 Pembesian Balok ... III-55 Gambar 3. 71 Bekisting Balok ... III-56 Gambar 3. 72 Pengecoran Balok ... III-57 Gambar 3. 73 Bekisting Pelat Lantai ... III-58 Gambar 3. 74 Pembesian Pelat Lantai ... III-59 Gambar 3. 75 Pengecoran Pelat Lantai ... III-60 Gambar 3. 76 Pemasangan Angkur ... III-61 Gambar 3. 77 Pekerjaan Pemasangan Kolom HWF ... III-62 Gambar 3. 78 Pekerjaan Pemasangan Balok IWF ... III-63 Gambar 3. 79 Pekerjaan Pembesian Core Wall ... III-64 Gambar 3. 80 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Corewall ... III-65 Gambar 3. 81 Pekerjaan Pengecoran Core wall... III-66 Gambar 3. 82 Pekerjaan Pemasangan Bekisting Tangga ... III-67 Gambar 3. 83 Pekerjaan Pembesian Tangga ... III-68 Gambar 3. 84 Pekerjaan Pengecoran Tangga ... III-69 Gambar 3. 85 Pekerjaan Pengecoran Lantai Kerja ... III-70 Gambar 3. 86 Pekerjaan Pembesian Plat dan Badan DPT ... III-71 Gambar 3. 87 Pekerjaan Pemasangan Bekisting DPT ... III-72 Gambar 3. 88 Slump Test ... III-80 Gambar 3. 89 Sampel Beton pada Cetakan (moulding) ... III-81 Gambar 3. 90 Curing Sampel Beton pada Waterbath... III-81 Gambar 3. 91 Pengujian Kuat Tekan Beton... III-81 Gambar 3. 92 Time Schedule Adendum 2 ... III-82
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Kerja Praktek
Politeknik Negeri Padang, merupakan salah satu kampus yang terus berkembang saat ini, hal ini dapat dilihat dari pembangunan pembangunan yang terus dilakukan, baik di bidang pendidikan maupun infrastruktur.
Pembangunan ini didasari oleh semangat pembangunan melalui program pembangunan sumber daya manusia unggul yang menjadi program unggulan pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal ini dibuktikan dengan dilanjutkannya pembangunan Gedung Laboratorium dan Bengkel Elektro PNP pada tahun 2019 yang sempat terhenti sejak tahun 2016.
Pembangunan infrastruktur di PNP terus dilakukan. Pada tahun 2024, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menginisiasi pembangunan Gedung Laboratorium Terpadu di Politeknik Negeri Padang. Pembangunan gedung ini bertujuan untuk menunjang dan meningkatkan fasilitas pendidikan dalam aktivitas kemahasiswaan di PNP, modernisasi peralatan pembelajaran dan penelitian, serta peningkatan efektivitas dan keberlanjutan sarana prasarana. Gedung laboratorium terpadu ini akan menjadi pusat laboratorium dari berbagai jurusan yang ada di PNP dan dapat juga menjadi pusat aktivitas kemahasiswaan dalam proses pemajuan pendidikan di PNP. Sumber Pendaanaan proyek pembangunan gedung ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024. Berdasarkan hasil tender, PT. Nindya Beton menjadi pemenang dan akan menjadi kontraktor dalam pembangunan proyek tersebut dengan nilai anggaran sekitar 44 miliar rupiah. Berdasarkan proyek yang sedang berjalan di PNP saat ini, penulis berkeinginan untuk mengetahui proses pembangunan proyek secara langsung. Hal ini dapat didukung dengan adanya program Kerja Praktek yang mengizinkan mahasiswa untuk turun langsung ke lapangan
Laporan Kerja Praktek I-2 Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah di Semester 7 dalam silabus Pendidikan Departemen Teknik Sipil dan merupakan salah satu kegiatan yang penting bagi mahasiswa. Melalui kerja praktek, mahasiswa dapat memperoleh pengalaman nyata dalam dunia kerja, meningkatkan keterampilan teknis, serta mengembangkan soft skills yang diperlukan dalam dunia kerja.
Kerja praktek yang akan dilaksanan selama 25 hari ini menjadi ajang mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dan wawasan serta pengaplikasian ilmu teoritis yang telah di dapatkan di bangku perkuliahan.
Selain itu, mahasiswa juga dapat turun langsung dalam berperan aktif membantu menyelesaikan permasalahan yang ada selama pelaksanaan proyek yang akhirnya akan meningkatkan kemampuan mahasiswa serta membentuk profesionalisme. Kerja praktek membantu mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan ilmu Teknik Sipil secara langsung, mengembangkan keterampilan teknis seperti perencanaan bangunan, pengawasan konstruksi, serta dapat melatih komunikasi dan kerja sama tim.
Kerja Praktek yang penulis laksanakan pada Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang menjadi pengalaman yang sangat berharga. Melalui kerja praktek ini, penulis dapat belajar mengenai berbagai aspek dalam pengelolaan proyek konstruksi.
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini penulis dapat mengamati pekerjaan struktur dan pekerjaan arsitektur. Dengan beragamnya jenis pekerjaan yang ada di Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang menjadi alasan penulis melaksanakan Kerja Praktek pada proyek ini.
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek I-3
1.2. Objek Kerja Praktek 1.2.1. Data Umum Proyek
Objek kerja praktek penulis yaitu proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang.
Gambar 1. 1 Denah Lokasi Universitas Andalas
Gambar 1. 2 Denah Lokasi Proyek
Laporan Kerja Praktek I-4 Data-data Umum :
Nama Proyek :Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang Lokasi Proyek : Komplek Kampus Politeknik Negeri Padang Pemilik : Politeknik Negeri Padang
Nomor Kontrak : 059/PL.9.23.3/SP/2024
Sumber Dana : APBN 2024
Konsultan Perencana : CV. C E C A C Kontraktor : PT. Nindya Beton
Manajemen Konstruksi : PT. Harawana Consultant Jenis Kontrak : Harga Satuan (Unit Price) Nilai Kontrak : Rp43.705.383.004,- Tahun Anggaran : 2024
Waktu Pelaksanaan : 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender 1.2.2. Pekerjaan yang Sedang Berlangsung
Saat melakukan observasi lapangan pada proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang, secara keseluruhan progres pembangunan sudah mencapai 33%, dimana pada proyek sedang dilakukan pengerjaan struktur atas, yaitu pembesian pada kolom dan balok lantai 1.
1.3. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan secara baik dan benar di lapangan dan mengetahui berbagai macam permasalahan yang ada di lapangan berikut dengan cara penyelesaiannya serta meningkatkan skill dan profesionalisme kinerja.
1.4. Lingkup Kerja Praktek
Kegiatan-kegiatan kerja praktek yang dilaksanakan antara lain :
a. Melaksanakan observasi lapangan dan mengamati secara langsung pekerjaan konstruksi yang dilakukan di lapangan.
b. Mengamati dan mempelajari metode pelaksanaan dari beberapa item pekerjaan pada proyek.
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek I-5
c. Melakukan pencatatan progres dan kendala yang dihadapi saat berada di proyek.
1.5. Metode Pelaksanaan Kerja Praktek
Mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung ke proyek selama 25 hari kerja dan membuat laporan harian selama rentang waktu tersebut.
Pelaksanaan kerja praktek diawali dengan observasi lapangan serta berkonsultasi kepada engineer yang ada di proyek untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai pelaksanaan proyek. Seluruh informasi yang didapatkan selama berada di proyek akan disusun dalam bentuk laporan kerja praktek.
1.6. Sistematika Pembahasan dan Penyajian Laporan
Laporan kerja praktek disusun dengan mengacu kepada buku pedoman kerja praktek yang diterbitkan oleh Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas tahun 2024. Pada kerja praktek ini, penulis dibimbing oleh dosen pembimbing kerja praktek, yaitu Bapak Ir. Ridho Aidil Fitrah S.T., M.T. Berikut ini sistematika penulisan laporan kerja praktek :
• Lembar Pengesahan
• Administrasi Kerja Praktek
• Kata Pengantar
• Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Daftar Tabel
BAB I – PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang menjadi latar belakang dalam pelaksanaan kerja praktek, sasaran pelaksanaan kerja praktek, ketentuan objek kerja praktek, ketentuan pelaksanaan kerja praktek, metode pelaksanaan proyek, pemahaman serta output yang harus didapatkan oleh mahasiswa selama melaksanakan kerja praktek.
BAB II – LANDASAN TEORI
Bab ini secara umum membahas dasar-dasar teori, peraturan, dan juga standar yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Laporan Kerja Praktek I-6 BAB III – TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Bab ini membahas mengenai pelaksanaan konstruksi yang diamati selama pelaksanaan kerja praktek.
BAB IV – PEMBAHASAN
Bab ini berisi perbandingan antara peraturan dan standar yang ada dengan pelaksanaan konstruksi yang diamati selama pelaksanaan kerja praktek.
BAB V – TUGAS KHUSUS
Bab ini berisi tugas khusus yang diberikan oleh Pembimbing Lapangan atau Pembimbing Kerja Praktek jika Pembimbing Lapangan tidak memberikan tugas khusus.
BAB VI – KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi ringkasan pembasahan perencanaan dan pelaksanaan proyek yang mencakup hal-hal penting dalam pelaksanaan proyek dan beberapa hal yang memerlukan catatan khusus.
LAMPIRAN
Bagian lampiran terdiri dari data-data yang diperoleh dari proyek, mencakup dokumen kontrak dan lampirannya, struktur organisasi proyek, data teknis, hasil uji laboratorium, gambar kerja (Detail Engineering Drawing), laporan kemajuan pekerjaan, time schedule, dan kurva S
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu (Ervianto, 2005).
Manajemen merupakan proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan (Soeharto, 2001). Proyek merupakan suatu usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan produk atau layanan yang unik (Schwalbe, 2006).
Manajemen proyek merupakan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu (Budi Santosa, 2003).
Adapun fungsi dari manajemen proyek yaitu :
1. Fungsi perencanaan (Planning) Fungsi ini bertujuan dalam pengambilan keputusan yang mengelola data dan informasi yang dipilih untuk dilakukan di masa mendatang, seperti menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek, dan lain-lain.
2. Fungsi Organisasi (Organizing) Fungsi organisasi bertujuan untuk mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang memiliki aktivitas masing-masing dan saling berhubungan, dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi, seperti menyusun lingkup aktivitas.
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating) Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk menyelaraskan seluruh pelaku organisasi terkait dalam melaksanakan kegiatan/ proyek, seperti pengarahan tugas serta motivasi, dan lain-lain.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling) Fungsi pengendalian bertujuan untuk
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-2
mengukur kualitas penampilan dan penganalisisan serta pengevaluasian kegiatan, seperti memberikan saran-saran perbaikan, dan lain-lain.
2.1.1 Proyek Pemerintah
Proyek pemerintah adalah proyek konstruksi dimana pemerintah bertindak sebagai owner. Proyek pemerintah biasanya merupakan proyek infrastruktur dan fasilitas umum lainnya seperti proyek jembatan, gedung pemerintahan, dan jalan raya.
2.1.2 Proyek Swasta
Proyek swasta adalah adalah proyek konstruksi dimana owner nya adalah seorang / instansi yang bersifat non pemerintah. Proyek swasta berdasarkan prestasi dan berita, dan pembayarannya berdasarkan kesepakatan. Contoh dari proyek swasta yaitu proyek pembangunan mall dan kantor perusahaan swasta.
Tabel 2.1 Perbedaan Dasar Proyek Pemerintah dan Swasta
Instansi Pemerintah Swasta
Tujuan Melindungi Kesehatan, kehidupan dan hak milik, menyediakan jasa (tanpa laba), menyediakan pekerjaan
Menyediakan barang dan atau jasa demi laba, maksimalkan
keuntungan atau minimalkan biaya Sumber dana Pajak, pinjaman swasta Investor swasta atau
pemberi pinjaman Metode
pembiayaan
Pembayaran pajak langsung, pinjaman tanpa bunga, pinjaman bunga rendah, obligasi self liquidating, subsidi tak langsung, jaminan terhadap hutang swasta
Kepemilikan pribadi, kemitraan, korporasi
Manfaat ganda Umum Sedang
Umur proyek Umumnya relatif Panjang (20-60 tahun)
Umumnya relatif pendek (5-20 tahun) Hubungan
pemasok modal dengan proyek
Tidak langsung atau tidak ada
Langsung
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-3
Sifat ‘manfaat’ Seringkali bukan keuangan, sulit dikualifikasi, sulit diukur dengan uang
Keuangan atau mudah diukur dengan uang
Penerima manfaat proyek
Masyarakat umum Terutama entitas yang menjalankan proyek Konflik manfaat Cukup sering Sedang
Konflik kepentingan
Sangat sering Sedang Ukuran efisiensi Sangat sulit, tidak ada
perbandingan langsung dengan royek-proyek swasta
Tingkat pengembalian atas modal
2.2 Pengadaan Pemberi Jasa 2.2.1 Ketentuan Umum
Sesuai dengan Peraturan Presiden No.12 tahun 2021. Pemilihan Penyedia Jasa terdiri atas:
1. Tender / Seleksi
Proses seleksi dilaksanakan jika nilai jasa paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Proses pemilihan berdasarkan pepres No 12 Tahun 2021 pelaksanaan pemilihan melalui:
a. Pelaksanaan kualifikasi
b. Pengumuman dan/atau undangan
c. Pendaftaran dan pengambilan dokumen pilihan d. Pemberian penjelasan
e. Penyampaian dokumen penawaran f. Penetapan dan pengumuman lelang g. Sanggah
2. Pengadaan Langsung/ Tender Cepat
Proses seleksi dilaksanakan jika nilai jasa bernilai sampai dengan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Proses pemilihan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Peserta telah terkualifikasi dalam sistem informasi kinerja penyedia
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-4
b. Peserta hanya memasukkan penawaran harga
c. Evaluasi penawaran harga dilakukan melalui aplikasi
d. Penetapan pemenang berdasarkan harga penawaran terendah 3. Penunjukkan Langsung
Penunjukan langsung jika jasa konsultan dalam keadaan tertentu, yaitu:
a. Jasa konsultasi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pelaku usaha yang mampu
b. Jasa konsultasi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin pemegang hak cipta
c. Jasa konsultasi di bidang hukum meliputi konsultan hukum/advokasi atau pengadilan arbiter yang tidak direncanakan sebelumnya, untuk menghadapi gugatan dan/atau tuntutan hukum dari pihak tertentu, yang sifat pelaksanaan pekerjaan dan/atau pembelaannya harus segera dan tidak dapat ditunda
d. Permintaan berulang (repeat order) untuk penyedia jasa konsultasi yang sama
e. Jasa konsultasi yang setelah dilakukan seleksi ulang mengalami kegagalan
f. Pemilihan penyedia untuk melanjutkan jasa konsultasi dalam hal terjadi pemutusan kontrak
g. Jasa konsultasi yang bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
h. Jasa ahli Dewan Sengketa Konstruksi 2.2.2 Prakualifikasi dan Pascakualifikasi
Untuk memastikan setiap perusahaan memenuhi persyaratan, perlu dilakukan penilaian terhadap kualifikasi atas kompetensi dari masing- masing perusahaan. Metode penilaian terhadap kualifikasi terdiri atas 2 metode, yaitu:
1. Prakualifikasi
Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu dari penyedia
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-5
barang/jasa sebelum memasukan penawaran. Sehingga hanya perusahaan yang memenuhi kualifikasi yang dapat memasukan penawaran.
Prakualifikasi dilaksanakan pada pelaksanaan pemilihan sebagai berikut:
1) Tender barang/pekerjaan konstruksi / jasa lainnya untuk pengadaan yang bersifat kompleks
2) Seleksi jasa konsultasi badan usaha
3) Penunjukan langsung pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa konsultansi badan usaha/ jasa konsultansi perorangan/ jasa lainnya.
Kualifikasi pada prakualifikasi dilakukan sebelum pemasukan penawaran dengan menggunakan metode:
1) Sistem gugur untuk penyedia barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya
2) Sistem pembobotan dengan ambang batas untuk penyedia jasa konsultansi
Hasil prakualifikasi menghasilkan:
1) Daftar peserta tender barang/ pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya 2) Daftar pendek peserta seleksi jasa konstruksi
2. Pascakualifikasi
Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan terhadap perusahaan setelah pemasukan dokumen penawaran.
Pascakualifikasi dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:
1) Pemilihan penyedia melalui Pelelangan Umum kecuali untuk pekerjaan kompleks
2) Pemilihan penyedia yang menggunakan Pelelangan Sederhana 2.2.3 Tender
Berdasarkan Peraturan Presiden No.12 Tahun 2021, tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainya. Tender atau lelang merupakan proses awal dari kegiatan konstruksi, dimana tender merupakan suatu sistem kompetisi untuk
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-6
mengadakan atau memilih kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan, dan memilih konsultan sebagai owner di dalam proyek, dengan mengajukan penawaran tertulis tentang besarnya biaya dan batas waktu yang dibutuhkan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu Tender Barang dan Jasa adalah Pengguna Anggaran (PA), Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pengadaan (PP), Pokja Pemilihan, Agen Pengadaan, Penyelenggara Swakelola, dan Penyedia Barang/Jasa Pemerintah.
Jenis-jenis tender yaitu:
1. Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang atau penyedia konstruksi atau jasa lainya secara terbuka untuk umum, bagi peserta yang memenuhi syarat/kriteria/kualifikasi dibidangnya, elelangan ini diumumkan secara luas melalui media massa, cetak dan sebagainya.
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan untuk pekerjaan tertentu, diikuti oleh minimal 5 peserta lelang. Syarat peserta lelang yang dapat mengikuti sudah terdaftar dalam peserta lelang dimana dalam daftar peserta lelang akan diseleksi siapa yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan.
3. Pemilihan Langsung/ Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung adalah metode membandingkan dan melakukan negosiasi dari tiga penawaran dari peserta lelang yang ditunjuk baik teknis maupun harganya, peserta lelang biasanya sudah terdaftar dalam peserta yang mampu melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang usahanya.
4. Pengadaan Langsung
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-7
Pengadaan langsung adalah metode pemilihan penyedia barang atau jasa langsung kepada penyedia barang atau jasa tanpa melalui pelelangan/seleksi/penunjukan langsung.
2.3 Perencanaan
Perencanaan (planning) merupakan tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data dan informasi ataupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang. Perencanaan proyek adalah celah pertama pada langkah-langkah, sumber daya, dana dan jadwal yang diinginkan untuk menyelesaikan proyek. Perencanaan adalah tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran, sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif untuk diimplementasikan.
(Dimyati, 2014)
2.3.1 Proses Perencanaan
Tahap-tahap perencanaan proyek meliputi:
1. Penentuan tujuan dan kebutuhan proyek. Dalam hal ini ditargetkan hasil akhir proyek, waktu, biaya, dan performasinya
2. Penentuan sasaran. Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya 3. Organisasi proyek dirancang untuk menentukan departemen yang ada,
subkontraktor yang diperlukan dan manajer-manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pekerjaan yang ada
4. Membuat jadwal untuk setiap aktivitas pekerjaan yang berisi waktu tiap aktivitas dan milestone
5. Mempersiapkan rencana anggaran dan sumberdaya yang dibutuhkan 6. Estimasi waktu, biaya, dan performa proyek
Tahap perencanaan tersebut adalah rangkaian proses yang dilakukan sesuai urutannya.
Dalam perencanaan suatu proyek konstruksi perlu dipertimbangkan syarat-syarat sebagai berikut: (Imam Soeharto, 1997)
a. Syarat Fungsional
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-8
Syarat ini bertujuan untuk mendapatkan fungsi dan kegunaan tata letak ruang yang sesuai agar bangunan yang direncanakan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
b. Syarat Struktural
Syarat ini bertujuan mewujudkan bangunan yang aman bagi pemakai dan lingkungan sekitar. Syarat structural meliputi kekakuan, kekuatan, dan kestabilan.
c. Syarat Estetika
Untuk menciptakan kenyamanan dan keindahan bagi para pemakai, maka harus dipertimbangkan aspek seni estetika, arsitektur, ekologi, sosial, budaya, sejarah, tradisi, dan ekonomi. Selain itu, dalam perencanaan harus diperhatikan juga prospek pembangunan di masa yang akan datang sehingga nantinya tidak akan membutuhkan banyak perubahan akibat perkembangan fungsi bangunan.
2.3.2 Standar dan Peraturan yang Dijadikan Sebagai Landasan Perencanaan
Pada perencanaan suatu proyek diperlukan perhitungan dan perencanaan struktur konstruksi serta semua pekerjaan yang dilaksanakan berpedoman pada SNI, dan Peraturan Indonesia lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan konstruksi yaitu antara lain:
1. Peraturan Presiden No. 12 tahun 2021 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.
3. SNI 1726:2019 Ketahanan Gempa untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Non Gedung.
4. SNI 1727:2013 Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
5. SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Banguna Gedung.
2.3.3 Proses Perencanaan Struktur a. Struktur Bawah
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-9
Struktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang berada di bawah permukaan tanah yang berfungsi untuk menahan beban dari struktur atas dan memindahkannya kedalam tanah keras. Struktur bawah meliputi dudukan beton (pile cap) dan pondasi.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk merencanakan struktur bawah bangunan adalah:
1. Penelitian Tanah
Penelitian tanah adalah hal yang pertama dilakukan untk perencanaan suatu bangunan. Kondisi tanah sangat menentukan peran pondasi agar optimal menerima beban. Pekerjaan penelitian tanah ini seperti penyondiran (sondir), boring, dan sejenisnya.
2. Pemilihan Jenis Pondasi
Pondasi merupakan pekerjaan utama yang dilakukan dalam suatu pembangunan. Yang mana dibedakan menjadi pondasi dangkal dan pondasi dalam. Biasanya pondasi dangkal digunakan untuk tanah yang kedalaman tanah kerasnya < 4 m, sedangkan untuk pondasi dalam merupakan pondasi yang kedalaman tanah kerasnya berada pada kedalaman > 4 m. Semua konstruksi yang bertumpu pada tanah harus didukung oeh pondasi. Pondasi merupakan struktur paling bawah bangunan yang berfungsi menyalurkan beban ke tanah, dan juga untuk menghindari penurunan tidak merata (differential settlement) pada sistem strukturnya. Jenis pondasi yang dipakai pada proyek ini adalah pondasi batu kali, sumuran dan telapak.
3. Analisis Pembebanan
Analisis pembebanan dilakukan dengan memperhatikan segala beban yang bekerja yang dapat mempengaruhi desain struktur pondasi. Beban tersebut meliputi beban tanah aktif dan beban tanah pasif. Beban tanah aktif dan beban tanah pasif sangat diperlukan data-data tanah yang didapat dari penyelidikan tanah di lapangan pengujian di laboratorium.
4. Desain Penampang
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-10
Penampang pondasi didesain agar dapat menahan beban yang diterimanya yang merupakan hasil analisis pada tahapan Analisa pembebanan
b. Struktur Atas
Perencanaan struktur atas meliputi perencanaan dan perhitungan beton bertulang pada kolom, balok, dan pelat. Langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan sebagai berikut:
1. Preliminary Design
Preliminary Design adalah tahap desain awal yang dilakukan untuk merencanakan dimensi penampang kolom, balok, dan pelat dengan menggunakan asumsi-asumsi dan berdasarkan pada Standar Nasional Indonesia (SNI).
2. Analisis Pembebanan
Jenis beban yang bekerja pada struktur tergantung pada jenis struktur yang akan dibangun. Setiap jenis beban akan direduksi dengan sebuah faktor dan kemudian dikombinasikan dengan jenis beban lainnya. Hal terpenting adalah pemisahan antara beban yang bersifat statis dan dinamis.
a. Beban Statis
Merupakan jenis beban yang tidak memiliki perubahan intensitas terhadap waktu secara signifikan.
1) Beban mati (dead load), beban yang berasal dari berat bangunan dan beban yang bekerja akibat gaya gravitasi yang bekerja pada posisinya secara terus-menerus dengan arah bumi.
2) Beban hidup (live load), beban yang diakibatkan oleh pengguna bangunan tersebut.
b. Beban Dinamis
Merupakan beban dengan variasi perubahan intensitas terhadap waktu secara cepat. Jenis-jenis beban dinamis diantaranya beban gempa dan beban tsunami.
3. Analisis Struktur
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-11
Analisis struktur dilakukan degan memodelkan struktur menggunakan software ETABS. Dengan memasukkan semua beban yang telah dihitung pada analisis pembebanan pada model yang telah dibuat, selanjutnya program menganalisa gaya dalam yang terjadi.
4. Desain Penampang
Berdasarkan hasil analisis struktur, desain penampang struktur atas direncanakan dengan berpedoman kepada standar dan peraturan yang berlaku.
2.3.4 Dokumen Hasil Perencanaan
Hasil perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana menghasilkan dokumen-dokumen yang menjadi acuan pelaksanaan seperti:
1. Gambar Rencana Teknik
Gambar rencana adalah gambar yang berisikan rencana teknis bangunan dari lingkup umum hingga mendetail. Untuk menyeleksi kontraktor (dalam hal ini penyedia pekerjaan konstruksi) maka dokumen ini digunakan dalam menilai aspek teknis yang ditawarkan calon kontraktor untuk dilakukan penyesuaian. Sedangkan selama pelaksanaan konstruksi dokumen ini dijadikan sebagai acuan kontraktor dan hal-hal yang tidak jelas ditanyakan kepada konsultan pengawas
2. Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perkiraan biaya yang digunakan untuk melaksanakan sebuah proyek. Perhitungan rencana anggaran biaya ini bertujuan untuk mengetahui jumlah biaya yang dibutuhkan, mengontrol pengeluaran per item pekerjaan, mencegah adanya keterlambatan atau pemberhentian pekerjaan, dan meminimalisir pemborosan biaya yang mungkin terjadi saat proyek terlaksana.
3. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) adalah dokumen yang berIsikan nama proyek berikut penjelasaannya berupa jenis, besar, dan lokasinya, serta tata cara pelaksnaan, syarat-syarat pekerjaan, syarat mutu pekerjaan dan keterangan – keterangan lain yang hanya dapat dijelaskan dalam bentuk tulisan. RKS basanya diberikan bersamaa dengan gambar yang
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-12
semuanya menjelaskan mengenai proyek yang akan dilaksanakan. Untuk menyeleksi kontraktor maka dokumen ini digunakan sebagai penilaian apakah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan rencana kerja yang jelas sesuai dokumen sedangkan selama pelaksanaan konstruksi, kontraktor harus melaksanakan sesuai rencana kerja dan kesepakatan- kesepakatan yang disetujui oleh owner dan kontraktor (penyedia) sesuai persyaratan
2.4 Pengadaan Kontraktor
Kontraktor adalah perorangan atau badan hukum yang dikontrak atau disewa oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak yang telah disepakati dan sesuai dengan keahliannya.
Kontraktor adalah pihak yang melaksanakan atau bertanggungjawab atas implementasi fisik proyek dalam sebuah proyek konstruksi. Dalam melaksanakan pekerjaannya kontraktor dapat memberikan beberapa paket pekerjaan kepada subkontraktor, tetapi tetap bertanggungjawab penuh kepada pemilik proyek atas pekerjaan yang ditangani oleh subkontraktor. Segala kerja pembinaan yang dijalankan adalah menjadi tanggung jawab kontraktor dan kontraktor akan mendapat balasan atau keuntungan yang berbentuk bayaran dari pihak majikan atau pengguna. Bayaran yang dikenakan ini adalah sebagai bayaran terhadap hasil kerja kontraktor. Kontraktor ditentukan dengan persetujuan kedua pihak yang terlibat yaitu pihak kontraktor dan pihak owner.
Proses pengadaan kontraktor adalah serangkaian kegiatan yang dimulai dari identifikasi kebutuhan jasa kontraktor oleh pemilik, mempersiapkan paket pelelangan, melakukan proses pelelangan, sampai ditandatanganinya kontrak untuk menangani implementasi fisik proyek.
2.4.1 Metoda Pengadaan Kontraktor
Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2021, Pemilihan Penyedia Jasa terdiri atas:
1. E-Purchasing
Pembelian secara Elektronik yang selanjutnya disebut E-purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog elektronik.
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-13
Dilaksanakan untuk pengadaan barang dan jasa yang sudah tercantum dalam katalog elektronik.
2. Pengadaan Langsung
Pengadaan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
3. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung sebagaimana dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dalam keadaan tertentu.
Kriteria Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk keadaan tertentu tersebut meliputi:
a. Penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak untuk menindaklanjuti komitmen internasional yang dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden.
b. Barang/jasa yang bersifat rahasia untuk kepentingan Negara meliputi intelijen, perlindungan saksi, pengamanan Presiden dan Wakil Presiden, Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden beserta keluarganya serta tamu negara setingkat kepala negara/ kepala pemerintahan, atau barang/jasa lain bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Pekerjaan Konstruksi bangunan yang merupakan satu kesatuan sistem konstruksi dan satu kesatuan tanggung jawab atas risiko kegagalan bangunan yang secara keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan sebelumnya.
d. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang hanya dapat disediakan oleh 1 (satu) Pelaku Usaha yang mampu.
e. Pengadaan dan penyaluran benih unggul yang meliputi benih padi, jagung, dan kedelai, serta pupuk yang meliputi Urea, NPK, dan ZA kepada petani dalam rangka menjamin ketersediaan benih dan pupuk secara tepat dan cepat untuk pelaksanaan peningkatan ketahanan pangan.
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-14
f. Pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum di lingkungan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang dilaksanakan oleh pengembang yang bersangkutan.
g. Barang/ Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifik dan hanya dapat dilaksanakan oleh pemegang hak paten, atau pihak yang telah mendapat izin dari pemegang hak paten, atau pihak yang menjadi pemenang tender untuk mendapatkan izin dari pemerintah.
h. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang setelah dilakukan Tender ulang mengalami kegagalan.
i. Pemilihan penyediaan untuk melanjutkan pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainya dalam hal terjadi pemutusan kontrak.
4. Tender Cepat
Tender cepat merupakan metode pemilihan yang dilaksanakan dalam hal Pelaku Usaha telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia untuk pengadaan yang :
a. Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara rinci.
b. Pelaku Usaha telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia.
c. Dapat menyebutkan merek.
5. Tender
Tender dilaksanakan apabila dalam pemilihan penyedia tidak dapat menggunakan metode E-purchasing, pengadaan langsung, penunjukan langsung, ataupun tender cepat.
2.4.2 Proses dan Tata Cara Pengadaan Kontraktor
Menurut Perpres Nomor 12 tahun 2021 dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah proses dan tata cara pengadaan kontraktor adalah sebagai berikut :
1. E-Purchasing
a. PPK/Pejabat Pengadaan melakukan pemesanan barang/jasa pada katalog elektronik;
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-15
b. Calon Penyedia menanggapi pesanan dari PPK/Pejabat Pengadaan;
c. PPK/Pejabat Pengadaan dan calon Penyedia dapat melakukan negosiasi teknis dan harga, kecuali untuk barang/jasa yang tidak dapat dinegosiasikan. Negosiasi harga dilakukan terhadap harga satuan barang/jasa dengan mempertimbangkan kuantitas barang/jasa yang diadakan, ongkos kirim (apabila ada), biaya instalasi/training (apabila diperlukan);
d. PPK/Pejabat Pengadaan dan calon Penyedia menyetujui/ menyepakati pembelian barang/jasa, calon Penyedia menunjuk Distributor/Pelaksana Pekerjaan;
e. Penerbitan Surat Pesanan. Untuk pengadaan barang/jasa tertentu yang membutuhkan pengaturan Kontrak yang lebih rinci atau diperlukan/dipersyaratkan secara administratif dalam proses pembayaran maka Surat Pesanan dapat ditindaklanjuti dengan Surat Perintah Kerja atauSurat Perjanjian
2. Pemilihan penyedia barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya untuk bukan penanganan darurat dengan metode pengadaan langsung meliputi tahapan sebagai berikut: a. Pembelian/pembayaran langsung kepada Penyedia untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya yang menggunakan bukti pembelian atau kuitansi; atau b. Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada Pelaku Usaha untuk pengadaan langsung yang menggunakan SPK.
3. Pemilihan penyedia barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya untuk bukan penanganan darurat dengan metode penunjukan langsung meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Undangan kepada peserta terpilih dilampiri Dokumen Pengadaan;
b. Pemasukan Dokumen Kualifikasi;
c. Evaluasi kualifikasi;
d. Pemberian penjelasan;
e. Pemasukan Dokumen Penawaran;
f. Evaluasi penawaran serta klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga;
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-16
g. Penetapan pemenang;
h. Pengumuman pemenang; dan
i. Penunjukan penyedia barang atau jasa.
4. Pemilihan penyedia barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya untuk bukan penanganan darurat dengan metode tender meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Kualifikasi;
b. Pengumuman dan/atau Undangan;
c. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan d. Pemberian Penjelasan;
e. Penyampaian Dokumen Penawaran;
f. Evaluasi Dokumen Penawaran;
g. Penetapan dan Pengumuman Pemenang;
h. Sanggah.
5. Pemilihan penyedia barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya untuk bukan penanganan darurat dengan metode tender cepat meliputi tahapan sebagai berikut :
a. Peserta telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja Penyedia;
b. Peserta hanya memasukkan penawaran harga;
c. Evaluasi penawaran harga dilakukan melalui aplikasi;
d. Penetapan pemenang berdasarkan penawaran terendah 2.5 Dokumen Kontrak
2.5.1 Pembahasan Umum tentang Dokumen Kontrak
Dokumen kontrak adalah dokumen-dokumen yang mengatur hubungan hukum antara Pejabat Pembuat Komitmen (Pengguna Jasa) dengan Penyedia barang/jasa untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Dokumen kontrak secara umum bersumber dari dokumen lelang, semua dokumen lelang yang masih berlaku hingga akhir kontrak menjadi bagian dari dokumen kontrak.
Dokumen kontrak terdiri dari:
1. Surat Perjanjian (legal/formal agreement), yang ditandatangani oleh kedua belah pihak untuk mengesahkan dan menguatkan keinginan
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-17
mereka secara timbal balik dalam membuat kontrak diantara mereka sebagaimana ditetapkan oleh semua dokumen di atas.
2. Surat Penawaran (tender-bidding proposal), yang diajukan dan ditandatangani oleh kontraktor, merupakan penawaran finansial dari kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian-uraian di atas.
3. Syarat-syarat umum kontrak (general condition of contract), yang menetapkan fungsi, tanggung jawab dan wewenang dari owner, kontraktor serta tenaga ahli (engineer) yang meliputi beberapa hal, seperti metode pembayaran, asuransi, tanggung jawab tiap pihak yang terlibat pada kontrak dan lain-lain.
4. Daftar kuantitas pekerjaan (bill of quantities), yang memberikan ukuran kuantitas atau jumlah dari setiap jenis pekerjaan atau operasi pelaksanaan. Kuantitas tersebut dibuat berdasarkan hitungan-hitungan, gambar-gambar atau taksiran-taksiran.
5. Spesifikasi (spesification),yaitu uraian yang melukiskan dengan kata- kata tentang pekerjaan yang harus dibangun, kualitas material, mutu/cara pengerjaan yang harus diterapkan, metode pengujian dan lain-lain.
6. Gambar-gambar kontrak (contract drawing),yang menunjukan detail pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta dimensi dan susunannya.
7. Berita acara penjelasan (letter of explanation, classification, and aanwijzing), yang disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak sebagai penegasan dari maksud yang telah disampaikan.
8. Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, berita acara hasil pelelangan, beritaacara penjelasan dokumen pelelangan.
Fungsi Dokumen Kontrak dalam pelaksanaan proyek adalah:
a. Sebagai keterangan terhadap pekerjaan yang akan diborongkan.
b. Dokumen tersebut menjadi pegangan/pedoman (undang-undang) selama masa pelaksanaan.
c. Dokumen yang dapat digunakan sebagai bukti kebenaran dalam kasus proses perselisihan (arbitrase) atau bahkan dalam proses penyelesaianperselisihan di pengadilan
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-18
Berdasarkan Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 bagian-bagian dokumen kontrak yaitu:
1. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada).
2. Surat Perjanjian.
3. Surat Penawaran berikut Daftar Kuantitas dan Harga.
4. Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
5. Syarat-Syarat Umum Kontrak.
6. Spesifikasi Teknis.
7. Gambar-gambar.
Jenis-jenis kontrak konstruksi:
1. Harga Satuan
Merupakan kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan harga satuan yang tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat kontrak ditandatangani;
b. pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas realisasi volume pekerjaan;
c. nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan diselesaikan.
2. Lumsum
Merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia;
b. Berorientasi kepada keluaran; dan
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan kontrak.
3. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
Merupakan kontrak Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/jasa
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-19
Lainnya gabungan Lumsurm dan Harga Satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
4. Kontrak Payung
Kontrak Payung dapat berupa kontrak harga satuan dalam periode waktu tertentu untuk barang/jasa yang belum dapat ditentukan volume dan/atau waktu pengirimannya pada saat kontrak ditandatangani.
5. Putar Kunci
Merupakan suatu perjanjian nrengenai pembangunan suatu proyek dalam hal Penyedia setuju untuk membangun proyek tersebut secara lengkap sampai selesai termasuk pemasangan semua perlengkapannya sehingga proyek tersebut siap dioperasikan atau dihuni.
2.5.2 Jenis-jenis Kontrak Proyek Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Pasal 27, jenis jenis kontrak yaitu:
1. Jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Lainya : a. Lumsum
b. Harga Satuan
c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan d. Kontrak Payung
e. Cost Plus Fee.
2. Jenis Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi:
a. Lumsum b. Harga Satuan
c. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan d. Putar Kunci (Turnkey)
e. Cost Plus Fee.
3. Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi non-Konstruksi : a. Lumsum
b. Waktu Penugasan c. Kontrak Payung.
4. Jenis Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Konstruksi:
a. Lumsum
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-20
b. Waktu Penugasan
2.5.3 Dokumen Pelaksanaan, Dokumen Administrasi, Sitem Pembayaran, dan Jaminan-jaminan Proyek Konstruksi
Dokumen Pelaksanan yaitu dokumen pengadaan yang dibuat oleh ULP untuk melakukan proses pengadaan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Pasal 46, Dokumen Pemilihan, yaitu:
1. Dokumen kualifikasi, yang terdiri dari:
a. Lembar data kualifikasi.
b. Pakta integritas.
c. Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi.
d. Formulir isian kualifkasi.
e. Tata cara kualifikasi
2. Dokumen Tender/ Seleksi/ Penunjukan Langsung/ Pengadaan Langsung, yaitu:
a. Umum.
b. Pengumuman.
c. Instruksi kepada peserta.
d. Lembar data pemilihan.
e. Lembar kriteria evaluasi.
f. Rancangan kontrak.
g. Daftar kuantitas, Spesifikasi teknis, dan/ atau Gambar.
h. Bentuk dokumen penawaran.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 pasal 53, yaitu mengenai Pembayaran Prestasi Pekerjaan, Pembayaran prestasi pekerjaan diberikan kepada Penyedia setelah dikurangi angsuran pengembalian uang muka, retensi, dan denda. Adapun retensi yang dimaksud adalah sebesar 5%
(lima persen) yang digunakan sebagai Jaminan Pemeliharaan Pekerjaan Konstruksi atau Jaminan Pemeliharaan Jasa Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan. Dalam hal Penyedia menyerahkan sebagian pekerjaan kepada subkontraktor, permintaan pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada subkontraktor sesuai dengan realisasi pekerjaannya.
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-21
a. Pembayaran presetasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk:
Pembayaran bulanan.
b. Pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan/termin.
c. Pembayaran secara sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan. Pembayaran dapat dilakukan sebelum prestasi pekerjaan untuk Pengadaan Barang/ Jasa yang karena sifatnya dilakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang/ jasa diterima, setelah penyedia menyampaikan jaminan atas pembayaran yang akan dilakukan. Pembayaran juga dapat dilakukan untuk peralatan dan/ atau bahan yang belum terpasang yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang berada di lokasi pekerjaan dan telah dicantumkan dalam kontrak. Ketentuan mengenai pembayaran sebelum prestasi pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan peundang- undangan.
Adapun jaminan Pengadaan Barang/ Jasa menurut Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Pasal 30 , yang terdiri atas:
a. Jaminan penawaran, diberlakukan untuk nilai total HPS paling sedikit diatas Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Besarnya berkisar antara 1% hingga 3% darinilai total HPS. Sedangkan untuk pekerjaan Konstruksi terintegrasi, Jaminan Penawaran besarnay antara 1% hingga 3% dari nilai Pagu Anggaran.
b. Jaminan sanggah banding, besarnya 1% dari nilai total HPS, Untuk pekerjaan konstruksi terintegrasi, besarnya 1% dari nilai Pagu Anggaran.
c. Jaminan pelaksanaan, diberlakukan untuk kontrak Pengadaan Barang/
Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya dengan nilai paling sedikit diatas Rp.
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Namun tidak diperlukan dalam hal:
- Pengadaan Jasa Lainnya yang aset Penyedia sudah dikuasai oleh Pengguna
- Pengadaan Barang/ Jasa melalui E-Purchasing.
Besar nilai jaminan pelaksana, yaitu :
- Untuk nilai penawaran terkoreksi antara 80% sampai dengan 100%
dari nilai HPS, Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-22
- Untuk nilai penawaran terkoreksi di bawah 80% dari nilai HPS, Jaminan Pelaksanaan sebesar 5% dari nilai HPS. Jaminan Pelaksanaan berlaku sampai dengan serah terima pekerjaan Pengadaan Barang/
Jasa Lainnya atau serah terima pertama Pekerjaan Konstruksi.
d. Jaminan uang muka, diserahkan Penyedia kepada PPK senilai uang muka, dan dapat dikurangi secara proporsional sesuai dengan sisa uang muka yang diterima.
e. Jaminan pemeliharaan, diberlakukan untuk Pekerjaan Konstruksi atau Jasa Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan, dalam hal Penyedia menerima uang retensi pada serah terima pekerjaan pertama (Provisional Hand Over). Jaminan Pemelharaan dikembalikan 14 (empat belas) hari kerja setelah pemeliharaan selesai
2.6 Organisasi Pengelolaan Proyek
Sistem organisasi berfungsi untuk mengatur hubungan antara pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dengen menempatkannya pada keahlian masing-masing. Dalam melaksanakan kegiatan perwujudan pembangunan, masing-masing pihak sesuai posisinya berinteraksi satu sama lain sesuai hubungan kerja yang telah ditetapkan.
2.6.1 Organisasi dan Personil 1. Pemilik proyek (owner)
Owner adalah orang atau instansi yang mempunyai ide untuk membangun dan mewujudkan proyek menjadi kenyataan dan menyediakan dana yang dibutuhkan. Tugas dari pemilik proyek yaitu:
a. Menyediakan dana dan lahan untuk pembangunan proyek b. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai
pembangunan proyek
c. Mempunyai wewenang mutlak dalam menentukan dan mengangkat konsultan manajemen konstruksi, konsultan perencana dan kontraktor
d. Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan kontraktor pelaksana proyek
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-23
e. Bersama-sama konsultan manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, berhak memberi instruksi- instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak langsung (melalui konsultan manajemen konstruksi) f. Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran
yang harus diberikan kepada kontraktor pelaksana proyek g. Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak
menerima menolak perubahan-perubahan pekerjaan serta menambah pekerjaan dan pengurangan pekerjaan kepada kontraktor pelaksana proyek
h. Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar rencana, bila perlu mencabut tugas kontraktor pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu melaksanakan proyek
i. Meminta semua pertanggungjawaban pada semua unsur yang terkait sebelum masa pemeliharaan habis bila terjadi kerusakan j. Memelihara hubungan kerja secara profesional
k. Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya l. Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.
2. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana merupakan pihak yang ditunjuk owner untuk menuangkan ide-ide owner untuk dijadikan sebuah gambar kerja yang sesuai dengan keinginan owner, memenuhi syarat teknis serta sesuai dengan keuangan owner.Selain itu juga memberikan saran dan pertimbangan akan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan proyek tersebut. Perencana juga bertugas untuk memberikan jawaban dan penjelasan atas hal-hal yang kurang jelas terhadap gambar rencana dan rencana kerja dan syarat-syarat.
Perencana juga harus membuat gambar revisi bila terjadi perubahan- perubahan rencana dalam proyek. Pekerjaan perencanaan meliputi perencanaan arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, anggaran
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-24
biaya serta 10 memberikan saran yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan (Ervianto, 2005).
3. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang dipercaya owner untuk melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang dibuat oleh konsultan perencana. Dalam proyek kontraktor pelaksana melakukan koordinasi dengan pihak Manajemen Konstruksi dalam hal pengendalian biaya dan jadwal.
Kontraktor merupakan seseorang/sekelompok orang yang mempunyai pengetahuan dalam bidang pembinaan dan pekerjaan keahlian ataupun keduanya sekaligus. Kontraktor ini akan melaksanakan proyek pembinaan hingga selesai sebagaimana yang terkandung dalam dokumen kontrak. Kontraktor akan melaksanakan proses pembinaan ini dengan menggunakan tenaga kerja yang dimilikinya sendiri ataupun mengambil subkontraktor ataupun keduanya. Wewenang dan tanggung jawab dari kontraktor adalah:
a. Melaksanakan proyek sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pemilik, baik waktu maupun biaya.
b. Menyediakan tenaga kerja, tenaga ahli, peralatan dan material serta menunjuk direct kontraktor selama proyek berlangsung.
c. Menerima pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan.
d. Menyerahkan pekerjaan yang telah diselesaikan dan bertanggung jawab penuh dalam masa pemeliharaan
e. Mengawasi pekerjaan direct kontraktor dan bertanggung jawab atas hasil kerja direct kontraktor kepada owner
f. Bila diperlukan dapat melakukan perubahan gambar kerja dengan persetujuan manajemen konstruksi dan konsultan perencana
g. Membuat laporan hasil pekerjaan yang meliputi perkembangan pekerjaan, tenaga kerja, biaya, peralatan, material, serta masalah yang dihadapi dan penanggulangannya di dalam laporan harian
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-25
h. Memelihara keamanan dan kesehatan dan para pekerja serta memberikan jaminan keselamatan seperti asuransi kecelakaan dan keselamatan tenaga kerja
i. Melakukan tes material yang digunakan 4. Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas merupakan pihak yang membantu pemilik untuk melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan dan membuat laporan mengenai pekerjaan. Dalam pelaksanaan proyek ini konsultan pengawas yang ditunjuk oleh pemilik (owner) merupakan perwakilan dari pihak owner sendiri.
Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.
2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.
Konsultan pengawas juga memiliki wewenang sebagai berikut:
1. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.
2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.
Laporan Kerja Praktek
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas
Laporan Kerja Praktek II-26
3. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
4. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksanaan proyek.
5. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (Site Instruction).
6. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.
6. Manajemen Konstruksi
Manajemen Konstruksi adalah sebuah proses profesional yang melibatkan perencanaan, koordinasi, pengawasan, dan pengendalian berbagai aspek dalam proyek konstruksi untuk memastikan bahwa proyek tersebut selesai tepat waktu, sesuai anggaran, dan memenuhi standar kualitas yang diinginkan.
2.6.2 Struktur Organisasi, Tugas, dan Tanggung Jawab Menurut Literatur Sistem organisasi berfungsi untuk mengatur hubungan antara pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dengan menempatkannya pada keahlian masing-masing. Pada proyek konstruksi gedung ini dimulai dengan pemberian tugas oleh pemilik (owner) kepada pelaksana (kontraktor). Untuk mengawasi pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya, pemilik menunjuk pengawas (konsultan) sebagai perpanjangan tangan di lapangan.
Dalam suatu proyek rekayasa konstruksi pihak-pihak yang terkait dalam proyek tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus bekerja sama untuk menyelesaikan proyek tersebut. Pihak–pihak terkait dalam proyek yang harus diamati adalah:
1. Project Manager
Tugas dan tanggung jawabnya yaitu:
a. Merencanakan, menyusun, dan membuat struktur organisasi proyek sesuai dengan kebutuhan proyek.
b. Memimpin