• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Biaya dan Jadwal .1 Daftar Bobot dan Time Schedule

Dalam dokumen LAPORAN KP FINAL PALING FIX-4-257 (Halaman 129-135)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

B. Gambar Struktural

7) Pekerjaan Dinding Penahan Tanah (DPT)

3.7 Pengendalian Biaya dan Jadwal .1 Daftar Bobot dan Time Schedule

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek III-82 sampel, ukuran dan bentuk spesimen harus sesuai dengan ketentuan dalam standar, biasanya berbentuk silinder atau persegi panjang. Standar yang digunakan pada uji tarik baja merujuk pada SNI 2052:2017 klausul 8.3.3.1/SNI 8389:2017. Pada proyek ini uji tarik baja dilakukan di UPTD UNP.

3.7 Pengendalian Biaya dan Jadwal

Laporan Kerja Praktek III-83 pihak kontraktor mengajukan rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut pada owner. Kurva S ini yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan serta tolak ukur atau standar perencana dalam hal pengendalian waktu.

Terdapat dua jenis kurva S, yaitu kurva S rencana dan kurva S realisasi. Kurva S rencana merupakan hasil plot dari bobot pekerjaan yang akan dilaksanakan setiap minggunya, sedangkan kurva S realisasi merupakan hasil plot dari bobot pekerjaan yang telah terlaksana setiap minggunya.

Dari kurva S rencana dan kurva S realisasi, dapat dilihat apakah proyek dilaksanakan tepat waktu, lebih cepat atau terlambat. Jika kurva S realisasi berimpit dengan kurva S rencana, maka proyek dikatakan tepat waktu. Jika kurva S realisasi berada di atas kurva S rencana, maka proyek dikatakan lebih cepat. Dan jika kurva S realisasi berada di bawah kurva S rencana, maka proyek dikatakan terlambat.

Berdasarkan observasi yang dilakukan .Di awal masa kerja praktek, proyek sedang berjalan pada minggu ke-27 (9 - 15 September 2024) tepatnya tanggal 12 September 2024. Dimana progres proyek sedang berjalan pada pekerjaan pembesian kolom lantai 2, pekerjaan balok dan plat lantai 2 zona 2 dan pembesian dinding beton (corewall) lantai 2. Jika melihat pada kurva S rencana adendum 2, pada minggu 27, proyek seharusnya sedang mengerjakan pekerjaan basement yang di antaranya terdiri dari pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur, dan pekerjaan dinding, namun pada saat kerja praktek dimulai, semua pekerjaan tersebut telah selesai dilakukan. Hal ini menunjukkan progres pekerjaan pada minggu 27 cepat. Hal ini juga sesuai dengan keterangan yang terdapat pada kurva S dimana pada minggu 27, seharusnya progres pekerjaan proyek keseluruhan adalah 22% namun pada realisasinya progres proyek sudah memasuki 33%.

Pada akhir masa kerja praktek , proyek sudah berjalan sampai minggu ke-33 (21 - 27 Oktober 2024) dengan progres pekerjaan telah memasuki tahap arsitektur yaitu pekerjaan dinding lantai 2 dan plafon lantai 1. Dan untuk pekerjaan struktur sudah hampir selesai, dimana untuk kolom, pembalokkan, plat lantai dan dinding beton (shearwall dan corewall) telah

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek III-84 selesai. Untuk pekerjaan tangga telah sampai pada pekerjaan tangga lantai 3. Sedangkan pekerjaan pembuatan rumah genset baru memasuki tahap plat lantai dasar tepatnya pembesian plat dudukan genset. Jika melihat pada kurva S rencana adendum 2, pada minggu 33, proyek seharusnya telah selesai melakukan pekerjaan pemasangan pintu dan jendela lantai 1, namun pada realisasinya di lapangan, pada minggu 33 ini proyek belum melaksanakan pekerjaan tersebut. Selain itu, seharusnya proyek mulai memasuki pekerjaan dinding lantai 3, namun pada realisasinya proyek sedang mengerjakan pekerjaan dinding lantai 2. Hal ini menunjukkan terdapat pekerjaan pekerjaan yang tidak sesuai pengerjaannya dengan progres rencana pada kurva S. Jika dilakukan analisa sesuai dengan keterangan yang terdapat pada kurva S dimana pada minggu 33, seharusnya progres pekerjaan proyek keseluruhan adalah 57,93% namun pada realisasinya progres proyek masih di angka 53,21%. Sehingga di dapatkan kesimpulan bahwa pada minggu 33, proyek terlambat dengan progres keterlambatan sebesar 4%

3.7.2 Schedule Pengadaan Material

Jadwal untuk pengadaan material, alat, dan tenaga kerja direncanakan oleh kontraktor yang tertera dalam dokumen schedule material, sehingga pengadaan material dan alat sudah ditentukan waktu pelaksanaannya.

1. Pengadaan Material dan Peralatan

Pihak Kontraktor memiliki penjadwalan pengadaan material beserta penggunaan alat-alat yang disewa. Walaupun seluruh pengadaan kebutuhan ini ditangani oleh pihak kontraktor, pelaporan tetap harus dilakukan kepada owner dengan tujuan sebagai kontrol progres dari proyek. Pelaporan tersebut berupa keterangan persetujuan owner terhadap pengadaan material yang diajukan. Berdasarkan observasi yang dilakukan, menurut keterangan pihak logistik, pada proyek ini tidak terdapat schedule pengadaan material yang pasti. Pengadaan material dilakukan sesuai kebutuhan pekerjaan, namun biasanya pengadaan material dilakukan 1-2 kali dalam seminggu.

Laporan Kerja Praktek III-85 2. Pengadaan Tenaga Kerja

Pada Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu, para pekerja dibagi berdasarkan pekerjaannya yaitu, tukang besi, tukang kayu, tukang Pengecoran, dan lainnya. Tenaga kerja didatangkan sebelum proyek dimulai. Namun, terdapat beberapa tenaga kerja yang didatangkan pada saat pelaksanaan proyek. Pengadaan tenaga kerja yaitu melalui swakelola. Tenaga kerja direkrut melalui mandor yang ditunjuk oleh pihak kontraktor. Lalu mandor mencari pekerja yang dibutuhkan.

3. Pengadaan Peralatan

Pada Proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu ini peralatan yang digunakan ada yang merupakan milik perusahaan (milik pribadi) atau peralatan yang berupa sewa ke perusahaan lain. Peralatan yang merupakan milik pribadi proyek yakni, concrete bucket, concrete mixer, dan vibrator. Sedangkan peralatan yang di sewa yakni, tower crane, dump truck, excavator, concrete pump, concrete mixer truck,dan gen-set.

3.7.3 Metode dan Alat Pengendalian

Metode pelaksanaan pekerjaan dan rencana pengendalian mutu pekerjaan mengacu kepada dokumen spesifikasi teknis pekerjaan.

Konsultan pengawas berperan aktif untuk mengendalikan mutu pekerjaan dan memeriksa kesesuaian pekerjaan dengan spesifikasi teknis pekerjaan.

Salah satu bentuk upaya pengendalian biaya dan jadwal adalah dengan menggunakan kurva S.

3.7.4 Status Proyek

Status proyek berakitan dengan kurva S realisasi. Status proyek dapat diketahui terlambat atau lebih cepat dapat dilihat melalui kurva S realisasi dan deviasi pada kurva S. Selama 25 hari pelaksanaan kerja praktek, terdapat beberapa pekerjaan yang terlambat dan lebih cepat terlaksana dikarenakan adanya beberapa perubahan sesuai kondisi lapangan. Beberapa faktor yang menyebabkan pekerjaan terlambat seperti cuaca yang kurang mendukung, keterlambatan datangnya material, dan

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek III-86 beberapa perubahan gambar rencana yang menyesuaikan dengan permintaan owner. Pada proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu ini progres pekerjaan dinilai cepat pada minggu 27-32 pelaksanaan kerja praktek, namun mengalami keterlambatan sebesar 4% di minggu ke 33.

3.7.5 Tindakan untuk Koreksi Keterlambatan

Pada Proyek Pembangunan Gedung Labotarorium Terpadu Politeknik Negeri Padang Tindakan yang dilakukan oleh kontraktor dalam mengatasi keterlambatan pekerjaan adalah :

a. Menambah jam kerja atau lembur.

b. Melakukan pemesanan material yang lebih dekat agar waktu yang digunakan lebih efisien.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Organisasi Perusahaan

Dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu, terdapat beberapa pihak atau instansi yang terlibat dan bertanggung jawab hingga proyek ini selesai sesuai dengan perencanaan.

Pihak-pihak tersebut antara lain:

1) Pemilik (owner) : Kemendikbutristek 2) Konsultan Perencana : CV. C E C A C 3) Kontraktor : PT. Nindya Beton

4) Manajemen Konstruksi : PT. Harawana Consultant

Gambar 4. 1 Organisasi Perusahaan

Berdasarkan gambar di atas, Terdapat perbedaan antara garis garis yang menghubungkan antar pihak. Garis putus putus menunjukkan hubungan kontraktual, dan garis solid menunjukkan hubungan fungsional. Berdasarkan observasi di lapangan, salah satu hubungan fungsional yang terjadi adalah pada saat melakukan joint inspection. Pada saat JI dilakukan, akan melibatkan koordinasi antara kontraktor dan manajemen konstruksi sebagai pengawas.

Pihak kontraktor dan MK bersama sama melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk mengecek kesesuaian antara gambar rencana dan realisasi di lapangan. Pada saat inspeksi di lapangan, pernah terjadi perbedaan antara gambar dan realisasi, yakni pada bagian lift pit. Pihak MK meminta kontraktor

Laporan Kerja Praktek

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek IV-3

untuk merubah gambar rencana yang telah dibuat sebelumnya dan menyesuaikan kondisi di lapangan. Selain itu, hubungan koordinasi antara kontraktor dan MK dapat dilihat dari rapat mingguan yang di adakan satu kali dalam seminggu, rapat ini membahas terkait progres pekerjaan, kendala kendala teknis yang terdapat di lapangan, dan membahas terget kerja untuk minggu berikutnya.

Hubungan kontraktual antara pemilik dan kontraktor yakni dapat dilihat dari pelaporan mengenai jadwal pelaksanaan, progres pekerjaan, dan permintaan pembayaran. Ketika MK dan kontrakktor telah menyepakati progres pekerjaan realisasi di lapangan, maka selanjutnya kontraktor dapat membuat pelaporan untuk diajukan kepada owner terkait permintaan pembayaran berdasarkan progres pekerjaan yang telah dicapai. Kontraktor dan owner serta manajemen konstruksi akan melakukan rapat bersama membahas pelaporan tersebut.

Selama pelaksanaan kerja praktek,dapat disimpulkan bahwa hubungan kerja sama antara pihak-pihak yang terkait terjalin dengan baik. Seluruh kegiatan proyek yang dikerjakan oleh kontraktor selalu diawasi oleh manajemen konstruksi, sehingga koordinasi pada proyek ini terlaksana dengan baik, termasuk koordinasi dengan pemilik (owner), yaitu Kemendikbudristek.

Dalam dokumen LAPORAN KP FINAL PALING FIX-4-257 (Halaman 129-135)