BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Pemahaman
1. Pengertian Pemahaman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.26 Menurut Benyamin S.
Bloom dalam Djaali mengemukakan bahwa pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri.27
Menurut Ramayulis, pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang pendidik yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.28 Bloom juga mengemukakan bahwa pemahaman merupakan salah satu sasaran kognitif yang berbeda ditingkat kedua setelah pengetahuan dalam pemahaman, keterampilan yang diharapkan adalah keterampilan menerjemahkan, menghubungkan, dan menafsirkan.
Sardiaman mengatakan bahwa pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya maksud dari implikasinya dan aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi.29
25Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi…, hlm. 91.
26Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 811.
27Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 77.
28Ramayulis, Metodologi…, hlm. 37.
29Devi Afriyuni Yonanda, „„Peningkatan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran Pkn Tentang Sistem Pemerintahan Melalui Metode M2M (Mind Mapping)‟‟, Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 3, Nomor 1, Januari 2017, hlm. 56.
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya indikator pemahaman itu sama, yaitu memahami terhadap sesuatu. Dengan kata lain, „„pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam memahami suatu arti atau makna berdasarkan fakta yang diketahuinya”.30
Jadi, seorang siswa dikatakan memahami sesuatu apabila siswa tersebut dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih rinci tentang suatu hal yang dipelajari dengan menggunakan bahasanya sendiri.
2. Tingkatan dalam Pemahaman
Menurut Bloom dalam Wowo Sunaryo, kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dibagi ke dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Menerjemahkan ( translation)
Menerjemahkan diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain sesuai dengan pemahaman yang diperoleh dari konsep tersebut.
b. Menafsirkan ( interpretation)
Kemampuan ini lebih luas dari menerjemahkan, kemampuan ini untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan lain yang diperoleh berikutnya.
30 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 44.
c. Mengeksplorasi (extrapolation)
Eksplorasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seseorang harus bisa melihat arti lain dari apa yang tertulis.
Dari ketiga tingkatan pemahaman tersebut, terkadang sulit untuk dibedakan, hal ini tergantung dari isi dalam pelajaran yang dipelajari. Jadi, dalam proses pemahaman, seseorang akan melalui ketiga tingkatan secara berurutan.
3. Evaluasi Pemahaman
Pembelajaran sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat siswa belajar, tentu menuntut adanya kegiatan evaluasi. Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.31
Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran.32 C.Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah.
1. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih
Secara umum, fiqih berasal dari istilah bahasa Arab yang berarti pemahaman yang mendalam atau pemahaman penuh yang membutuhkan
31Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 2.
32Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), hlm. 4
pengerahan potensi akal.33 Fiqih diartikan sebagai bagian dari syari‟ah Islamiyah, yaitu pengetahuan tentang hukum syari‟ah Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang telah dewasa dan berakal sehat yang diambil dari dalil-dalil yang terinci.34
Dalam pembelajaran, Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu mata pelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.35
2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih
Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesame yang diatur dalam fiqih muamalah.
b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.36
33Totok Jumantoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ushul Fiqih, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 63.
34Racmat Syafe‟I, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 13-14.
35Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, Standar Kompetensi Madrsah Tsanawiyah, (Jakarta: p.t, 2005), hlm. 46.
36Ibid., hlm. 47.
3. Materi fiqih kelas VII semester genap
Adapun materi yang harus ditempuh pada mata pelajaran fiqih kelas VII semester genap adalah: Shalat jum‟at, Shalat jama‟ dan qashar, Shalat dalam berbagai keadaan, Hikmah shalat sunnah.37 Berikut perincian materi dari masing-masing tema di atas:
a. Ketentuan shalat Jum‟at
1) Pengertian dan Dasar Hukum
Shalat Jum‟at adalah shalat yang wajib dikerjakan pada waktu zuhur di hari Jum‟at yang diawali dengan dua khutbah. Adapun dasar hukum shalat Jum‟at terdapat dalam Q.S Al-Jumu‟ah : 9
2) Syarat Wajib Shalat Jum‟at ialah Muslim, Baligh, Berakal, Laki-laki, Merdeka, dan Sehat, Orang yang Menetap
3) Rukun Khutbah Jum‟at ialah Hamdalah, Membaca dua kalimat
syahadat pada khutbah pertama dan kedua, Shalawat kepada Nabi Saw 4) Syarat khutbah Jum‟at ialah Khutbah dilaksanakan pada waktu zuhur, berdiri jika mampu, dengan suara yang keras, Khatib hendaknya duduk di antara dua khutbah, Khatib menutup aurat, berurutan antara khutbah pertama dengan yang kedua, Tertib.
5) Syarat Khatib Jum‟at ialah berpenampilan baik, rapi, dan sopan, mengetahui syarat, rukun dan sunnah khutbah, Fasih mengucapkan al- Qur‟an dan Hadist, Muslim yang telah baligh, berakal sehat, Suci dari hadas dan najis.
37Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Pada Madrasah. hlm.
207.
6) Adab shalat Jum‟at ialah ,mandi sebelum pergi ke Masjid, berpakaian rapi, memakai wangi-wangian, bersegera ke Masjid, memperbanyak zikir, berdo‟a membaca shalawat Nabi Saw dan sebagainya.38
b. Ketentuan shalat jamak dan qashar 1) Pengertian shalat Jamak
Shalat Jamak adalah mengumpulkan dua shalat wajib yang dikerjakan dalam satu waktu. Misalkan menggabungkan shalat zuhur dan asar pada waktu zuhur atau asar.
2) Macam-macam shalat Jamak : Jamak taqdim dan Jamak takhir.
3) Syarat shalat Jamak ialah musafir, jarak perjalanan minimal 80.64 km, tidak boleh makmum dengan orang yang mukim, berniat shalat Jamak.
4) Tatacara shalat Jamak ialah berniat shalat zuhur dengan Jamak taqdim, takbiratul ihram, shalat zuhur empat rakaat seperti biasa, salam, berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (asar), takbiratul ihram, shalat asar seperti biasa, salam.
5) Pengertian shalat Qasar
Shalat Qasar adalah meringkas shalat wajib empat rakaat menjadi dua rakaat. Mengqasar shalat bagi orang yang memenuhi syarat hukumnya mubah (boleh).
38 Kementerian Agama RI, Buku Fiqih Siswa, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), hlm.
71- 79.
6) Syarat sah shalat Qasar ialah musafir yang bukan untuk maksiat, berniat mengqasar shalat pada waktu takbiratul ihram, jarak perjalanan sekurang-kurangnya dua hari perjalan kaki
7) Praktik shalat Qasar ialah dengan niat menjamak qasar shalat zuhur dengan jamak taqdim, takbiratul ihram, shalat zuhur dua rakaat, salam, berdiri lagi untuk niat shalat asar, takbiratul ihram, shalat asar dua rakaat, salam.39
c. Shalat dalam berbagai keadaan(darurat) seperti shalat dalam kendaraan, shalat bagi orang sakit. Tata caranya adalah shalat dengan berdiri tetapi tidak bisa ruku‟ atau sujud, boleh dengan duduk, dengan tidur pada lambung, shalat dengan terlentang, shalat dengan isyarat mata.
d. Hikmah Shalat Sunnah
Shalat sunnah ialah semua shalat selain shalat fardhu yang lima waktu, apabila dikerjakan mendapat ganjaran, sedangkan jika tidak dilaksanakan tidak mendapat dosa. Adapun shalat sunnah terdiri dari shalat sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad.40
39 Kementerian Agama RI, Buku Fiqih Siswa, … hlm. 87-94.
40 Kementerian Agama RI, Buku Fiqih Siswa,...hlm. 95-105 .
25 BAB III
METODE PENELITIAN
A.Setting Penelitian
Setting penelitian menggambarkan lokasi dan gambaran mengenai siswa yang diberi tindakan. Lokasi penelitian adalah tempat yang dipergunakan dalam melakukan kegiatan penelitian untuk mamperoleh data yang diinginkan.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Al-Istiqomah Telagawaru pada kelas VII.
Madrasah Tsanawiyah tersebut beralamat di Desa Telagawaru, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pemilihan pada kelas ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih itu rendah, diharapkan guru bisa mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan proses pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama, dimana peneliti juga berperan sebagai guru pelaksana tindakan.
B.Sasaran Tindakan
Sebagai sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Al- Istiqomah Telagawaru, dengan jumlah siswa kelas sebanyak 39 orang.
Pengambilan sasaran penelitian ini karena, pemahaman siswa kelas VII pada mata pelajaran fiqih masih kurang atau rendah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang memusatkan pada peningkatan pemahaman
belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VII MTs Al-Istiqomah Telagawaru.
C.Rencana Tindakan
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas.41 Penelitian tindakan kelas ini juga menggunakan data pengalaman langsung terhadap jalannya model pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan materi di dalam kelas. Data tersebut dianalisis melalui beberapa tahapan dalam siklus-siklus tindakan yang terdiri dari 4 tahap yaitu, (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.42 Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap, yaitu:
Gambar 3.1
Siklus pelaksanaan PTK model John Elliot.43
41Wijaya Kusumah, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kembangan, 2010), hlm. 19.
42 Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hlm. 42.
43Subyantoro, Penelitian Tindakan Kelas, (Depok: PT. RajaGrafindo, 2019), hlm. 10.
Pelaksanaan
Perencanaan
SIKLUS 1
PengamatanRefleksi Pelaksanaan
SIKLUS 2
Refleksi
Pengamatan Perencanaan
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
1) Berkoordinasi dengan guru yang bersangkutan untuk menerapkan metode demonstrasi pada materi shalat Jamak dan Qasar.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan penerapan metode demonstrasi.
3) Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas guru dalam proses pembelajaran.
4) Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi.
5) Menyiapkan perangkat tes dan pedoman penilaian b. Tahap Pelaksanaan
1) Memberikan informasi tentang rencana pembelajaran pada siswa.
2) Guru memberikan materi dengan tema yang telah ditentukan.
3) Menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran sesuai dengan materi.
4) Mengisi lembar observasi.
5) Melakukan evaluasi.
c. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara menggunakan tes tulis (pilihan ganda).
d. Refleksi
Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan. Pada tahap ini, peneliti bersama guru yang bertindak sebagai observer mengkaji hasil observasi yang berupa hasil tes dari evaluasi yang diperoleh. Dari hasil analisis tersebut peneliti dan observer mendeskripsikan berbagai kekurangan dalam tahap pelaksanaan dan menganalisa penyebabnya, serta mencapai solusi perbaikannya untuk digunakan sebagai dasar merencanakan dan melakukan siklus berikutnya.
2. Siklus II
Mempelajari hasil refleksi pada siklus I dan menggunakannya sebagai masukan atau acuan pada tindakan siklus ke II untuk mencapai standar dengan metode demonstrasi.
D.Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data. Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.44 Adapun instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
44 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), hlm. 99.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrument Penelitian
No KD Indikator No.
Soal
Bentuk Soal 1.
Menganalisis ketentuan shalat jamak dan qasar
1. Siswa dapat memilih pengertian solat jamak dan qasar dengan baik.
1,3 PG
2. Siswa dapat memilih sebab diperbolehkannya menjamak dan mengqasar shalat dengan benar.
2,4 PG
3. Siswa dapat memilih shalat yang boleh dijamak dengan benar.
5,6 PG
4. Siswa dapat memilih shalat yang tidak dapat di jamak qasar secara benar.
7 PG
5. Siswa dapat memilih tata cara shalat jamak dan qasar dengan benar.
8,9 PG
6. Siswa dapat memilih yang harus dilakukan ketika hendak shalat
10
Kisi-kisi instrumen di atas menjadi pedoman dalam membuat soal tes dalam bentuk pilihan ganda, digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa setelah penerapan metode demonstrasi pada kelas VII MTs Al-Istiqomah Telagawaru, dengan cara memberikan soal tes yang telah disiapkan oleh peneliti.
E.Teknik Pengumpulan Data 1. Tes
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan, baik secara tertulis, atau
secara lisan, atau secara perbuatan.45 Banyak alat yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi, salah satunya adalah degan menggunakan tes. Tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tingkat psencapaian pemahaman dan pencapaian ketuntasan belajar siswa pada pembahasan tentang shalat jamak dan qasar. Jenis tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda (multiple choice).
2. Observasi (lembar observasi)
Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati.46 Observasi merupakan salah satu bentuk teknik evaluasi bukan tes, teknik ini dapat digunakan sebagai pengamatan kegiatan seperti dalam diskusi, kerja kelompok, eksperimen, dan sebagainya.47
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan menggunakan lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaannya proses pembelajaran, yakni aktivitas guru. Kemudian peneliti sebagai observer mengisi lembar observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, data tersebut meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, atau data yang relevan untuk
45Ibid., hlm. 100.
46Ibid., hlm. 109.
47 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), hlm. 177.
penelitian.48 Adapun data yang dikumpulkan melalui pedoman dokumentasi adalah dokumen atau arsip-arsip yang terdapat di MTs Al-Istiqomah Telagawaru. Data tersebut meliputi gambaran umum madrasah seperti, keadaan sarana dan prasarana, keadaan guru, keadaan siswa, foto-foto proses pembelajaran dengan metode demonstrasi, dan struktur organisasi, serta data yang dibutuhkan peneliti di MTs Al-Istiqomah Telagawaru.
F. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah beberapa siklus. Siklus pertama dilaksanakan untuk melihat perubahan berupa peningkatan pencapaian hasil tes yang telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah dibuat.
Pemahaman siswa dapat menghasilkan data sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti, jika hasil dalam data yang diperoleh dalam siklus pertama kurang dari standar yang telah ditentukan, peneliti melaksanakan kembali pelaksanaan tindakan dalam siklus berikutnya, untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang telah dialami dalam siklus sebelumnya, sehingga dapat diperbaiki.
Jika dalam siklus berikutnya, data yang diperoleh peneliti telah sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, maka akan membuktikan tingkat keberhasilan dari setiap siklus yang telah dilakukan dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa melalui penerapan metode demonstrasi.
G.Cara Pengamatan (Monitoring)
Dalam penelitian ini, yang diamati adalah bagaimana pelaksanaan tindakan, bagaimana sikap siswa, dan apakah proses pembelajaran sudah sesuai
48 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 77.
dengan skenario yang dibuat. Pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa kelas VII MTs Al- Istiqomah Telagawaru dengan menggunakan metode demonstrasi.
Dalam proses pembelajaran mengenai materi shalat jama‟ dan qashar dengan penerapan metode tersebut bisa memberikan pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat, sehingga yang dipelajari sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat.
H.Analisis Data dan Refleksi 1. Analisis Data
a. Analisis Tes Belajar Siswa
Apabila data dari hasil evaluasi belajar siswa sudah diperoleh, kemudian data tersebut dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut:
1) Nilai Rata-rata Kelas
Untuk menghitung nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam suatu kelas di masing-masing siklus menggunakan rumus sebagai berikut:
X= ∑X N
Ket: X = Rata-rata
∑X = Jumlah seluruh skor
N = Banyaknya Subyek49
49Ratna Andriyani, „„Penggunaan Media Kertas Lipat Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan‟‟, (Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia, 2014), hlm. 27.
2) Ketuntasan Belajar Individu
Setiap peserta didik dalam proses pembelajaran dinyatakan tuntas apabila memperoleh nilai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 75. Untuk menganalisis skor nilai yang diperoleh peserta didik.50 Untuk menentukan ketuntasan belajar individua siswa, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KB = T x 100%
Tt
Ket: KB = Ketuntasan Belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh siswa Tt = Jumlah skor total51
Tabel 3.2
Rentang Nilai Hasil Ketuntasan Belajar Siswa
No. Angka Huruf Predikat Keterangan
1. 80-100 A Sangat Baik Tuntas
2. 75-80 B Baik Tuntas
3. 55-70 C Cukup Tidak Tuntas
4. 45-50 D Kurang Tidak Tuntas
5. 0-40 E Sangat Kurang Tidak Tuntas
3) Ketuntasan Klasikal
Nilai evaluasi diperoleh setelah melakukan tindakan kelas, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai Ketuntasan Klasikal (KK) peserta didik adalah sebagai berikut:
50 Dumrati, Wawancara, Guru Fiqih, MTs Al-Istiqomah Telagawaru, 26 Oktober 2020.
51 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 241.
KK = X x 100%
Z Ket:
KK = Ketuntasan Klasikal
X = Siswa yang tuntas belajar secara individu (≥75) Z = Jumlah siswa52
Dengan demikian, suatu kelas dikatakan tuntas apabila kelas tersebut mencapai 85% siswa yang telah mendapatkan nilai 75. Nilai 75 tersebut merupakan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan pada mata pelajaran fiqih kelas VII MTs Al-Istiqomah Telagawaru.
b. Analisis Lembar Observasi Guru
Data dari hasil observasi terlaksananya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:53
Skor x 100%
Skor tertinggi
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran memiliki lima kategori, seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
52 Andi Rosna, „„Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif‟‟, Jurnal Kreatif Tadulako Online, Vol. 4, Nomor 6, tanpa tahun, hlm. 237.
53 Abdul Majid, Penilaian Auntentik: Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 158.
Tabel 3.3
Kriteria Tingkat Keberhasilan.
No. Tingkat Keberhasilan Kriteria Keberhasilan
1. 86-100% Sangat Baik
2. 71-85% Baik
3. 56-70% Cukup
4. 41-55% Kurang
5. <40% Sangat Kurang
2. Refleksi
Refleksi dilakukan pada tahap akhir siklus. Pada tahap ini, peneliti dan guru mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalam pemberian tindakan tiap siklus. Kegiatan dalam tahap refleksi adalah observer dan guru pada mata pelajaran fiqih memperbaiki kekurangan dan hambatan yang terdapat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, sehingga diperoleh cara dalam memecahkan permasalahan yang muncul pada setiap proses pembelajaran, dan dapat dilakukan perbaikan untuk melaksanakan siklus selanjutnya. Hasil refleksi pada siklus I untuk melaksanakan tindakan pada siklus II.
36 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Setting Penelitian
1. Letak Geografis MTs Al-Istiqomah Telagawaru
MTs Al-Istiqomah Telagawaru yang terletak di Desa Telagawaru Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat. MTs Al-Istiqomah Telagawaru ini berada pada jalur yang strategis yang berada di tengah- tengah masyarakat. Jalan yang kita laluipun tidak sulit.54 Adapun batasan- batasan lokasi MTs Al-Istiqomah Telagawaru, Desa Telagawaru, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat ialah sebagai berikut : a. Sebelah Barat berbatasan dengan sawah dan jalan Tol.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan Penduduk .
c. Sebelah selatan berbatasan dengan warung dan perumahan penduduk.
d. Sebelah Utara berbatasan dengan persawahan.55
Apabila dilihat dari letak geografisnya, madrasah ini mudah di jangkau baik masyarakat sekitar khususnya desa Telagawaru. Walaupun letak madrasah ini didalam desa, akan tetapi tidak sulit untuk menemukannya karena jalannya juga tidak berkelok-kelok.
2. Visi dan Misi MTs Al-Istiqomah Telagawaru a. VISI
Visi MTs Al-Istiqomah Telagawaru adalah:
54 Profil MTs Al-Istiqomah Telagawaru, Dokumentasi, Telagawaru, 26 Oktober 2020.
55 Profil MTs Al-Istiqomah Telagawaru, Observasi, Telagawaru, 26 Oktober 2020.
“TERWUJUDNYA WARGA MADRASAH YANG BERPRESTASI IMANI DAN QUR‟ANI”
b. MISI
Misi MTs Al-Istiqomah Telagawaru adalah:
1) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif.
2) Menumbuh kembangkan potensi dan kreatifitas seluruh elemen madrasah.
3) Menumbuh kembangkan pengalaman nilai agama dalam segala aspek.
4) Menampakkan sikap pantang menyerah untuk belajar dan berkarya.
c. TUJUAN
1) Memberikan bekal Pengetahuan Agama Islam sebagai perluasan serta peningkatan agama dan keterampilan yang di peroleh dimadrasah mengembangkan kehidupan sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat dan warga Negara.
2) Mempertahankan persentase kelulusan Uujian Sekolah/Madrasah 100%.
3) Meningkatkan kemampua baca tulis Al-Qur‟an dan penguasaan Hadis- hadis.
4) Menanamkan sikap sopan santun, budi pekerti dan berbudaya dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah Swt.
3. Profil MTs Al-Istiqomah Telagawaru
Nama Madrasah :MTs Al-Istiqomah Telagawaru
Alamat Madrasah :Jln. Gunung Pengsong Desa Telagawaru