• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

B. Pembahasaan

Dalam penelitian ini merupakan penelitian dan pengembang yang digunakan adalah pengembangan Research and Development (R&D) dengan menggunakan desain model ADDIE yang memiliki 5 tahapan yaitu analisis, desain, pengembangan,implementasi dan evaluasi. Pada penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk LKPD yang layak digunakan bagi peserta didik di SMAN 1 Tapalang. Setelah melaksanakan tahap-tahap dari model ADDIE yaitu pertama analisis kebutuhan yang terdiri analisis kurikulum, analisis materi, dan analisis LKPD. Kedua desain pada tahap ini peneliti membuat flowchart berupa bagan LKPD. Ketiga pengembangan pada tahap ini desain LKPD telah jadi dan diberikan kepada tim ahli untuk divalidasi valid atau tidaknya LKPD yang dikembangkan. Keempat implementasi setelah LKPD dinilai oleh validator selanjutnya diberikan kepada guru untuk digunakan dalam proses pembelajaran agar diketahui respon guru dan peserta didik terhadap LKPD berbasis masalah.

Terakhir evaluasi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan LKPD berbasis masalah yang dikembangkan.

Berdasarkan hasil validator 1 dan 2 terhadap LKPD di peroleh penilaian yang dicapai rata-rata adalah Sangat Layak dengan total penilaian 84 dan jumlah total persentase sebesar 328,2% dengan persentase rata-rata 82,1% dengan kriteria Sangat Layak. Adapun rincian persentasenya dapat dilihat pada tabel 4.1. jumlah persentase validasi LKPD pada aspek Format sebesar 75 % dengan kriteria Layak, pada aspek Isi sebesar 84,4% dengan kriteria Sangat Layak, sedangkan untuk aspek Bahasa sebesar 81,3% dengan kriteria Sangat Layak dan untuk aspek Manfaat/Kegunaan LKPD sebesar 87,5% dengan kriteria Sangat Layak. Dengan

demikian LKPD sangat layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran di SMAN 1 Tapalang.

Berdasarkan angket respon Guru di peroleh penilaian yang dicapai rata-rata adalah Sangat Praktis dengan total penilaian 97 dan jumlah total persentase 349%

sehingga persentase rata-rata 87,25% dengan kriteria Sangat Praktis. Adapun rincian persentasenya dapat dilihat pada tabel 4.4. Jumlah persentase validasi pada aspek Penyajian sebesar 91% dengan kriteria Sangat Praktis, pada aspek Materi sebesar 91% dengan kriteria Sangat Praktis dan pada aspek Bahasa sebesar 80%

dengan kriteria praktis sedangkan pada aspek LKPD Berbasis Masalah sebesar 87% dengan kriteria Sangat Praktis. Dengan demikian LKPD sangat praktis digunakan sebagai perangkat pembelajaran di SMAN 1 Tapalang.

Berdasarkan angket respon Peserta Didik di peroleh penilaian yang dicapai persentase rata-rata 51,98% dengan kriteria Cukup Praktis. Adapun rincian persentasenya dapat dilihat pada tabel 4.6. Jumlah persentase angket respon peserta didik pada aspek Penyajian sebesar 52,27% dengan kriteria Cukup Praktis, pada aspek Materi sebesar 52,63% dengan kriteria Cukup Praktis dan pada aspek Bahasa sebesar 55,26% dengan kriteria Cukup Praktis sedangkan pada aspek LKPD Berbasis Masalah sebesar 44,74% dengan kriteria Cukup Praktis. Dengan demikian LKPD cukup praktis digunakan sebagai perangkat pembelajaran di SMAN 1 Tapalang.

Berdasarkan hasil perhitungan uji N-Gain diperoleh penilaian rata-rata sebesar 0,37 dengan kategori sedang hal ini menunjukkan bahwa keefektifan setelah diterapkannya LKPD berbasis masalah cukup efektif bagi peserta didik.

62

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dari hasil validasi 1 dan 2 LKPD Berbasis Masalah sudah Layak digunakan di SMAN 1 Tapalang sebagai bahan ajar di kelas serta dilihat dari respon guru setelah mengisi angket diperoleh jawaban bahwa LKPD Sangat Praktis dan Peserta Didik setelah mengisi angket diperoleh jawaban bahwa LKPD Cukup Praktis sedangkan keefektifan diperoleh hasil cukup efektif.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. LKPD berbasis masalah pada materi suhu dan kalor yang dikembangkan diperoleh hasil yang positif berdasarkan penilaian dari validator dengan persentase rata-rata dari validator yaitu sebesar 82,1% dengan kriteria Sangat Layak.

2. Respon guru fisika terhadap LKPD berbasis masalah adalah positif, sehingga LKPD berbasis masalah layak digunakan di SMAN 1 Tapalang. Respon guru fisika terhadap LKPD dengan persentase skor yang di peroleh adalah 87,25%

Sangat Praktis dan respon peserta didik setelah menggunakan LKPD berbasis masalah adalah positif, sehingga LKPD berbasis masalah layak digunakan di SMAN 1 Tapalang. Respon peserta didik terhadap LKPD dengan persentase yang diperoleh yaitu 51,98 % Cukup Praktis

3. LKPD berbasis masalah cukup efektif bagi peserta didik dilihat dari hasil belajar yang dinyatakan dalam indek uji N-Gain sebesar 0,37.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberi saran sebagai berikut :

1. LKPD berbasis masalah yang dikembangkan telah layak dan dapat digunakan, maka dapat dijadikan sebagai bahan ajar.

2. Perlu dilakukan pengembangan LKPD berbasis masalah pada materi yang lain.

64

3. Uji coba yang dilakukan hanya uji coba terbatas 19 peserta didik, sehingga perlu penambahan peserta didik agar hasil tanggapan dari respon sangat positif.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian asyhari dan helda silvia. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Berupa Buletin Dalam Bentuk Buku Saku Untuk Pembelajaran IPA Terpadu. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni

Aini, N. A., Syachruroji, A., & Hendracipta, N. (2019). Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya. Jurnal Pendidikan Dasar, 10(1), 68-76.

Amir, M. T. 2015. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Apriliasari, R. N. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Materi Elastisitas Zat Padat Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Menungkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Peserta Didik SMA Kelas X. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Fisika

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press

Ayuningtya, putri, Soegimin W.W., & A. Imam Supardi. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Dengan Model Inkuiri Terbimbing Untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Materi Fluida Statis. Jurnal Pendidikan Sains Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya.

Chaerul Rochman. 2015. Analisis dan Kontribusi Kemampuan Konsep Dasar Fisika , Literasi Kurikulum Pembelajaran dan Psikologi Pembelajaran Terhadap Kemampuan Penyusunan Lembar Kegiatan Peserta Didik ( LKPD ) Mahasiswa Pendidikan Fisika. Prosiding Simposium Nasional Inovasi Dan Pembelajaran Sains 2015, 2015(Snips), 1–5.

https://doi.org/ISSN: 978-602-19655-80

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta : Depdiknas

Evi Mayura. 2014. Hubungan Antar Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI di SD 20/1 Jembatan Ma. Jambi: Skripsi Fakultas Keguruan Universitas Jambi

Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA ,5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Herman Hujodo. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Malang: Universitas Negeri Malang

Indraningtias, D. A & Wijaya, A. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Materi Bangun Ruang Sisi Datar Berorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan Matematika. 6(5):24-36

Meltzer, D.E. 2002. The Relationship Between Mathemathics Preparation And Conceptual Learning Gains: A Possible “ Hidden Variable” In Diagnostic Pretest Scores. Dalam American Journals Physics.

66

M,Ulfa Septi, M Rahmad dan Azhar. 2018. Efektivitas Penggunaan LKPD Bermuatan Kecerdasan Komprehensif Berbasis Model PBL Pada Pembelajaran Fisika. Riau : Jurnal Online Mahasiswa

Mutrofin lilik, Mohammad Nur, dan Leny Yuanita. 2016. Developing Teaching Materials Skills’. Surabaya : Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.

Nidyasafitri, F., Serevina, V., & Rustana, C. E. 2017. Pengembangan Lks Berbasis Pbl (Problem Based Learning) Pada Pokok Bahasan Momentum Dan Impuls Fisika Sma Kelas Xi. WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika), 2(2), 51-57.

Ngalimun. 2013 Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Noeraida. 2016 . Modul Guru Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Peserta Didik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA)

Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, 4th edn.

Jakarta : Prenada Media Group.

Oktari sri Nengah Maharta dan Chandra Ertikanto. 2015. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu dan Kalor . Lampung : Jurnal Pembelajaran Fisika Universitas Lampung

Permana, P.D., dan Basyirun. 2015. Pengaruh Penerapan Kurikulum 2013 terhadap Hasil Belajar Mata Diklat Pengelasan. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin, 15(1), 41-47

Prastowo, A . 2015. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:

Diva Press

Retnawati, H. 2016. Validitas Rhabilitas dan Karakter Butir. Yogyakarta: Nuha Medika

Sani, Ridwan Abdullah.2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Sari, K. A., Prasetyo, Z. K., & Wibowo, W. S. 2017. Pengembangan lembar kerja peserta didik ipa berbasis model project based learning untuk meningkatkan keterampilan kolaborasi dan komunikasi peserta didik kelas vii. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam-S1, 6(8), 461-467.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfbeta.

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi, dan Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif. Surabaya:

Cerdas Pustaka

Vikagustanti, Dea Aransa, Sudarmin dan Stephani Diah Pamelasari. (2014).

Pengembangan Media Pembelajaran Monopoli IPA Tema Organisasi Kehidupan Sebagai Sumber Belajar Untuk Siswa SMP. Semarang: Unnes Science Education Jurnal

68

LAMPIRAN

A. LKPD Berbasis Masalah B. Soal tes pretest dan posttest C. Analisis Kefektifan

D. Persuratan E. Dokumentasi

A. LKPD Berbasis Masalah

70

72

74

76

J. Evaluasi

78

80

82

84

86

88

90

92

94

B. Soal Pretest dan Posttest

SOAL PRETEST DAN POSTTEST

96

Sekolah : SMAN 1 TAPALANG

Mata Pelajaran : FISIKA

Materi Pelajaran : SUHU DAN KALOR

Kelas : XI MIPA 3

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 x Pertemuan) Petunjuk pengerjaan soal

a. Bacalah basmalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal b. Isilah identitas anda kedalam lembar jawaban yang disediakan c. Sebelum mengerjakan soal, bacalah dengan baik soal

d. Berikan tanda (x) pada jawaban yang benar

e. Periksalah jawaban anda sebelum dikembalikan kepada guru Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar

1. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah…

a. Termometer b. Bimetal c. Kilometer d. Barometer e. Hidrometer

2. Dalam pembuatan skala pada thermometer memerlukan dua titik acuan, yaitu…

a. Titik lengkung suatu permukaan b. Titik tetap bawah dan titik tetap atas c. Titik beku aluminium

d. Titik didih emas

e. Titik pusat thermometer

3. Tentukan konversi suhu 50◦F= …◦R a. 45

b. 357 c. 8 d. 60 e. 15

4. Derajat dingin atau panas suatu benda disebut a. Kalor

b. Pemuaian c. Suhu d. Termometer

e. Wujud benda

5. Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1 C atau 1K adalah…

a. Kapasitas kalor b. Koefisien kalor c. Konduktivitas termal d. Koefisien panjang e. Kalor jenis

6. Jika suatu zat mempunyai kalor jenis tinggi, ketika dipanaskan maka zat tersebut…

a. Lambat naik suhunya jika dipanaskan b. Cepat naik suhunya jika dipanaskan c. Lambat mendidih

d. Cepat mendidih e. Cepat lebur

7. Pancaran matahari yang menerangi bumi yang menyebabkan terjadi perpindahan kalor. Perpindahan ini disebut…

a. Konduksi b. Radiasi c. Konveksi d. Konduktor e. Isolator

8. Dalam gelas berisi 200 cc air 40◦C kemudian dimasukkan 40 gram es 0 ◦C. Jika kapasitas kalor gelas 20 kal/◦C dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, maka berapakah suhu seimbangnya…

a. 313 ◦C b. 80,3 ◦C c. 0 ◦C d. 21,6 ◦C e. 160,5◦C

9. Sebuah kompor listrik yang dayanya 500 watt dan daya gunanya 40%

digunakan untuk memanasan 1 liter air yang suh awalnya 20 ◦C. Jika kalor jenis air adalah 4 J/g ◦C, maka berapakah suhu air setelah ¼ jam…

a. 45 ◦C b. 55 ◦C c. 65 ◦C d. 75 ◦C

98

e. 85 ◦C

10. Di atas piring terdapat 100 gr es bersuhu 0 ◦C. Kalor lebur es diketahui sebesar 80 kal/gr. Jika pada es tersebut diberikan kalor sebesar 6000 kal maka berapa persenkah es yang sudah melebur…

a. 85%

b. 79%

c. 45%

d. 60%

e. 65%

11. Benda yang dapat menyerap kalor paling baik adalah…

a. Hitam b. Biru c. Ungu d. Merah e. Putih

12. Perhatikan pernyataan dibawah ini

(1) Massa zat (4) massa jenis zat (2) ukuran zat (5) perubahan suhu (3) kalor jenis

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kalor untuk menaikkan suhu suatu benda ditunjukkan oleh nomor

a. 1,3 dan 5 b. 1,4 dan 5 c. 2,3 dan 4 d. 2,4 dan 5 e. 1,2,3, 4 dan 5

13. Jika 75 g air bersuhu 0◦C dicampur dengan 50 g yang bersuhu 100◦C, maka suhu akhir campuran kedua air tersebut adalah…

a. 25◦C b. 40◦C c. 60◦C d. 65◦C e. 75◦C

14. Jika api kompor diperbesar pada saat air yang ditumpakan diatasnya sedang mendidih, maka…

a. Suhu air tetap

b. Kecepatan air mendidih bertambah c. Suhu air bertambah

d. Kecepatan air mendidih tetap e. Air terbakar

15. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 1000 C di tuangkan ke dalam aluminium yang memiliki massa 0.5 kg. jika suhu awal bejana sebesar 250 C, kalor jenis aluminium 900 J/ kg 0C, maka tentukan suhu keseimbangan yang tercapai...

0C (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan) a. 87, 156

b. 89, 156 c. 27, 139 d. 42, 370 e. 52, 891

16. Proses perpindahan kalor melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan molekul zat disebut...

a. Radiasi b. Kobveksi c. Konduksi d. Konversi e. Fluktuasi

17. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada suhu 1000 C...(Cair = 4. 200 J/ kg 0C KL = 336 J/g, dan KU = 2. 260 J/g )

a. 6.025 J b. 6.0346 J c. 6.032 J d. 5.232 J e. 5.142 J

18. Botol termos berisi 230 gram kopi pada suhu 80 0C. Kemudian ditambahkan susu sebanyak 20 gram bersuhu 5 0C. Jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol termos dan kalor jenis kopi = susu = air = 100 kal/g 0C, maka berapakah suhu keseimbangan campuran....?

a. 540C b. 630C c. 810C d. 740C e. 3570C

100

19. Gas dalam ruang tertutup dengan volume 5 liter bersuhu 370C pada tekanan 3 atm. Jika gas tersebut dipanaskan sampai 52 0C, volumenya menjadi 6.5 liter.

Berapakah perubahan tekanannya...

a. 0,6 atm b. 1,2 atm c. 0,8 atm d. 2,0 atm e. 0,5 atm

20. Batang logam bermassa 2 kg memiliki suhu 25 0C. Untuk menaikkan suhunya menjadi 75 dibutuhkan kalor sebesar 5. 104 kal. Jika suhunya dinaikkan menjadi

125◦ C maka berapakah kalor yang dibutuhkan…

a. 102 kal b. 107 kal c. 105 kal d. 106 kal e. 109 kal

C. Analisis Keefektifan

Uji N-Gain Rata-rata Peserta didk:

( ) ( ) ( ) ( ) ( )

( )

( ) = 0,37

D. Persuratan

102

104

106

108

110

112

114

116

118

120

Kegiatan percobaan pada materi suhu dan kalor LKPD berbasis masalah

122

124

RIWAYAT HIDUP

Nurarifa Rahayu dilahirkan di Tinaungan, 28 September 1998. Penulis merupakan anak kedua dari 6 bersaudara dan pasanagan dari Ayahanda Ismail dan ibunda Ruhana.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2004 di SDN Tinaungan dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Tapalang dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Tapalang dan tamat pada tahun 2016.

Selanjutnya pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan mengambil Jurusan pendidikan Fisika.

Saat ini penulis aktif sebagai mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dokumen terkait