• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan lkpd berbasis masalah pada materi suhu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengembangan lkpd berbasis masalah pada materi suhu"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai yang diinginkan apabila siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bentuk keaktifan siswa dalam belajar dapat dilihat dari cara siswa mengemukakan pendapat, tanggung jawab dan keterlibatannya dalam kelompok belajar. Keaktifan siswa hanya dapat diperoleh atas kemauan dan kemauan sendiri dalam mempelajari sesuatu, sehingga dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator (Permana & Basyirun, 2015).

Berdasarkan hal tersebut, guru diharapkan mampu mengembangkan bahan ajar yang digunakan sebagai alat untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan guru untuk menciptakan pembelajaran aktif dan mandiri adalah dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKPD). Lembar Kerja Siswa (SWCC) merupakan bahan ajar cetak yang berisi materi, rangkuman, pertanyaan dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa yang mengacu pada kompetensi dasar yang telah ditentukan (Prastowo, 2015).

Penggunaan alat praktik yang dapat menunjang proses pembelajaran untuk pencapaian keterampilan belum dimanfaatkan secara maksimal, hal ini disebabkan kurang memadainya alokasi waktu mengajar dan alat praktik di laboratorium untuk seluruh siswa. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti membuat LKS untuk siswa yang dianggap mampu mengatasi permasalahan dan dapat meminimalisir permasalahan tersebut dengan menyajikan LKPD berbasis masalah.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Kajian Pustaka

  • Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
  • Pembelajaran Berbasis Masalah
  • Hasil Penelitian Relevan

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan masalah. Guru membantu siswa merencanakan dan mempersiapkan pekerjaan yang sesuai dengan laporan, video dan membantu mereka berbagi tugas satu sama lain. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada siswa dalam membentuk dan menjelaskan proses belajarnya sendiri secara langsung.

Proses pembelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah lebih menitikberatkan pada siswa sebagai manusia pembelajar. Untuk meminimalisir kekurangan pembelajaran berbasis masalah, guru hendaknya lebih aktif mengendalikan siswa dan situasi kelas serta lebih percaya diri dalam proses pembelajaran. Pada tahap orientasi siswa terhadap masalah, dalam LKPD terdapat permasalahan dengan penyajian yang berkaitan dengan dunia nyata untuk memotivasi siswa dalam memecahkan masalah.

Tahap orientasi siswa belajar kelompok, dalam LKPD terdapat prosedur uji coba untuk memudahkan belajar siswa. Pada tahap pengembangan dan penyajian hasil kerja, dalam LKPD siswa menentukan solusi atau jawaban untuk memecahkan masalah.

Gambar yang baik dapat menyampaikan pesan secara efektif pada pengguna  LKPD untuk mendukung kejelasan konsep
Gambar yang baik dapat menyampaikan pesan secara efektif pada pengguna LKPD untuk mendukung kejelasan konsep

Kerangka Pikir

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Model Pengembangan
    • Jenis Penelitian
    • Model Pengembangan
  • Lokasi dan Tempat
  • Subjek Penelitian
  • Prosedur Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analaisis Data

Lembar angket respon guru dan siswa digunakan untuk mengetahui kepraktisan respon dan kelayakan LKPD berbasis masalah yang dikembangkan. Angket respon guru dan angket respon siswa terhadap LKPD berbasis masalah digunakan untuk menguji kepraktisan LKPD berbasis masalah. Uji coba ini menghasilkan evaluasi terhadap respon siswa terhadap pengembangan LKPD berbasis masalah yang dikembangkan.

Berdasarkan hasil jawaban siswa berdasarkan pernyataan positif dan negatif diperoleh skor rata-rata sebesar 51,98% dengan kriteria cukup praktis. LKPD memungkinkan siswa melaksanakan proses pembelajaran melalui pemecahan masalah secara kritis dan kreatif. Berdasarkan angket siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 51,98% dengan kriteria Cukup Praktis.

Sangat praktis dan respon siswa setelah menggunakan LKPD berbasis masalah adalah positif, sehingga LKPD berbasis masalah layak digunakan di SMAN 1 Tapalang. LKPD berbasis masalah cukup efektif bagi siswa, terbukti dari hasil belajar yang dinyatakan dalam indeks tes N-Gain sebesar 0,37.

Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2 x 2
Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2 x 2

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

Hasil Penelitian

  • Analisis (Analysis)
  • Desain (Design)
  • Pengembangan (Development)
  • Implementasi
  • Evaluasi

Materi ini dapat diperoleh melalui percobaan sederhana yang peneliti berikan guna melatih kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah fisika. Dalam tampilan teori dasar terdapat beberapa gambar pendukung untuk menarik minat belajar dan dilengkapi dengan informasi ilmiah untuk menambah pengetahuan baru bagi siswa. Hasil validasi LKPD oleh validator menunjukkan bahwa ditinjau dari kemanfaatan LKPD, pada pernyataan pertama penggunaan LKPD sebagai bahan ajar bagi guru diperoleh rata-rata 3,5 poin dari penilaian validator. yang berada pada tingkat kepentingan D, kedua, pemanfaatan LKPD sebagai bahan ajar bagi siswa memperoleh hasil rata – rata 3,5 masuk pada tingkat kepentingan D.

Hasil eksperimen kelompok kecil pada siswa kelas XI MIPA 3 SMAN 1 Tapalang berjumlah 19 siswa. Mengenai rinciannya yaitu dari aspek penyajian, skor tertinggi diperoleh pada pernyataan positif dari kategori setuju, 68,42% siswa setuju dari aspek penyajian 1,4 dan pernyataan negatif dari kategori tidak setuju sebanyak 68,42% siswa setuju dari aspek penyajian 1,4 dan pernyataan negatif dari kategori tidak setuju. Pada aspek materi, skor tertinggi diperoleh pada pernyataan positif dari kategori setuju, 68,42% siswa setuju dari aspek materi 2.5 dan pernyataan negatif dari kategori tidak setuju sebesar 36,84% dari aspek materi 2.6, dengan persentase sebesar 52,63%. . kriterianya cukup praktis. .

Pada aspek kebahasaan, skor tertinggi juga diraih pada pernyataan positif dari kategori setuju, siswa setuju dari aspek kebahasaan 3.1 sebesar 52,63% dan pernyataan negatif dari kategori tidak setuju sebesar 57,89% dari aspek kebahasaan 3.6 dengan persentase sebesar 55,26%. . , kriterianya cukup praktis. . Sedangkan aspek LKPD berbasis masalah mendapat nilai tertinggi pada pernyataan positif dari kategori setuju, 57,89% siswa setuju dari LKPD berbasis masalah aspek 4.1 dan pernyataan negatif dari kategori tidak setuju menyumbang 57,89% dari aspek LKPD berbasis masalah. 4,4 dengan persentase 44,74% kriteria cukup praktis. Hasil penilaian terhadap hasil angket respon siswa juga dapat dilihat pada diagram berikut.

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh rata-rata hasil perhitungan tes N-Gain sebesar 0,37 sehingga efektivitas LKPD berada pada kategori sedang yang menunjukkan bahwa LKPD cukup efektif bagi siswa. LKPD memfasilitasi siswa untuk menyelesaikan proses pembelajaran dengan menyelesaikan masalah secara kritis dan kreatif 23. Soal-soal dalam LKPD sangat sulit saya pahami Berdasarkan saran/masukan dari salah satu validator, maka dilakukan beberapa perbaikan/revisi terhadap angket jawaban siswa .

Alasan dilakukannya revisi karena pada angket jawaban sebelum dilakukan revisi terdapat beberapa kalimat yang ambigu (tidak jelas), beberapa kata yang tidak diketahui siswa dan tidak terdapat pernyataan negatif yang ada hanya pernyataan positif.

Gambar 4.1 Flowchart atau bagan desain awal LKPD berbasis masalah Teori Dasar
Gambar 4.1 Flowchart atau bagan desain awal LKPD berbasis masalah Teori Dasar

Pembahasaan

Berdasarkan angket respon guru diperoleh rata-rata penilaian Sangat Praktis dengan nilai keseluruhan 97 dan persentase keseluruhan 349%. Total persentase validasi pada aspek Penyajian sebesar 91% dengan kriteria Sangat Praktis, pada aspek Materi sebesar 91% dengan kriteria Sangat Praktis, dan pada aspek Bahasa sebesar 80%. Total persentase angket siswa pada aspek Penyajian sebesar 52,27% dengan kriteria Sangat Praktis, pada aspek Materi sebesar 52,63% dengan kriteria Sangat Praktis dan pada aspek Bahasa sebesar 55,26% dengan kriteria Sangat Praktis, sedangkan pada aspek LKPD berbasis masalah. aspek sebesar 44,74% dengan kriteria Sangat Praktis.

Berdasarkan hasil perhitungan uji N-Gain diperoleh rata-rata penilaian sebesar 0,37 dengan kategori sedang, hal ini menunjukkan bahwa keefektifan setelah penerapan LKPD berbasis masalah cukup efektif bagi siswa. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dari hasil validasi 1 dan 2 LKPD berbasis masalah layak digunakan di SMAN 1 Tapalang sebagai bahan ajar di kelas dan dilihat dari reaksi guru setelah mengisi LKPD. angket, jawabannya LKPD sangat praktis dan siswa setelah mengisi angket mendapat jawaban LKPD cukup praktis sedangkan hasil yang diperoleh cukup efektif. LKPD berbasis masalah materi suhu dan kalor yang dikembangkan memperoleh hasil positif berdasarkan penilaian validator dengan rata-rata persentase validator sebesar 82,1% dengan kriteria Sangat Layak.

Respon guru fisika terhadap LKPD berbasis masalah adalah positif, sehingga LKPD berbasis masalah layak digunakan di SMAN 1 Tapalang. LKPD berorientasi masalah yang dikembangkan layak dan dapat digunakan sehingga dapat digunakan sebagai bahan ajar. Tes yang dilakukan dibatasi hanya 19 siswa saja, sehingga diperlukan penambahan siswa agar hasil responnya sangat positif.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKPD) Materi elastisitas benda berbasis problem based learning (PBL) untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa SMA di kelas. Siswa pendidikan fisika. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan Mahasiswa dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK IPA).

Mengembangkan LKS siswa IPA berbasis model project based learning untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan komunikasi siswa kelas VII. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tapalang dan lulus pada tahun 2013.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Materi Fluida Statis. Pengembangan LKS berbasis Pbl (problem based learning) pada topik momentum dan impuls pada fisika kelas X SMA. Jika kapasitas kalor kaca adalah 20 kal/◦C dan kalor peleburan es adalah 80 kal/g, berapakah suhu kesetimbangannya?

Jika tidak ada kalor pencampuran atau kalor yang diserap termos dan kalor jenis kopi = susu = air = 100 kal/g 0C, maka berapakah suhu kesetimbangan campuran tersebut? Selanjutnya pada tahun 2016, penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Fisika.

Gambar

Gambar yang baik dapat menyampaikan pesan secara efektif pada pengguna  LKPD untuk mendukung kejelasan konsep
Gambar 2.1 Alur penelitian LKPD berbasis masalah Observasi yang telah dilakukan
Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2 x 2
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Item Angket Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Judul Karya Ilmiah : Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Etnomatematika Motif Batik Jonegoroan pada Materi Transformasi Geometri.. Dengan

Pembelajaran IPA dapat dikembangkan dengan memanfaatkan media salah satunya sebuah lembar kerja teknologi yakni Eletronik Lembar Kerja Peserta Didik (E-LKPD)