• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

B. Pembahasan

Dalam sub bab IV ini peneliti akan membahas dari peranan orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam anak di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma. Dari analisis tersebut peneliti menyinggung mengenai peranan orang tua dalam memotivasi belajar.

14 Erma Fitriana, Peran Orangtua Dalam Memotivasi Belajar Anak Di Dusun Vi Tanjung Mulya Kampung Tanjung Ratu Ilir Kecamatan Way Pengubuan Lampung Tengah, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (Pgmi), Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro, 2020, Hal 49.

1. Peranan orang tua dalam memotivasi belajar pendidika agama islam anak Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma

Peran orang tua seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan terhadap anak-anaknya. Pada pelaksanaannya keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa dan keluarga juga merupakan lembaga pendidikan tertua, dan bersifat informal. Peran orang tua dalam memotivasi belajar anak memiliki hubungan yang signifikan yang saling mempengaruhi satu sama lain antara lingkungan keluarga dan motivasi belajar. Dengan demikian mendidik yang diterapkan orang tua kepada anak sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Selain itu hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah menjalin hubungan baik dengan anak. Dengan hal tersebut, akan terciptalah

suasana yang menyenangkan dalam keluarga dan pada akhirnya akan mempengaruhi keberhasilan anak. Dapat dikatakan bahwa berjalannya pendidikan itu tidak terlepas dari yang namanya lingkungan keluarga, dimana lingkungan keluarga berperan penting pada peningkatan mutu pendidikan dan lingkungan keluarga juga menjadi motivasi bagi anak untuk meningkatkan prestasi belajarnya.15

Peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian dan motivasi, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak.

Dengan adanya perhatian dan motivasi dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang

15 Zakiyah Derajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta : Gunung Agung, 1973,Hal. 35.

berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tua nya pun demikian. Perhatian orang tua dalam bentuk lain dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar. Pemberian bimbingan dan nasihat menjadikan anak memiliki tujuan, pemberian pengawasan terhadap belajarnya adalah untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian motivasi dan penghargaan agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi, sedangkan pemenuhan fasilitas yang dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak semakin teguh pendiriannya pada suatu tujuan yang ingin dicapai dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.16

2. Faktor Kendala Orang tua Dalam Memotivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma

16 Zakiyah Derajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta : Gunung Agung, 1973,Hal. 41

Pelaksanaan belajar Pendidikan Agama Islam di rumah pada anak pastinya memiliki hambatan. Hambatan dan upaya, ini dapat dikatakan sebagai kewajaran sebab ketika seseorang mengingingkan sesuatu yang baik pasti ada saja hambatan yang dialami. Berdasarkan penelitian awal pada kenyataannya terlihat kendala yang di hadapi orang tua sebagian orang tua mempunyai kesibukan sehingga kurangnya perhatian kepada seorang anak. Orang Tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari mereka lah anak mula-mula menerima pendidikan. Orang tua memegang peranan penting untuk menimbulkan motivasi belajar dalam diri anak. Karena keberhasilan anak dalam meningkatkan motivasi belajar tidak hanya ditentukan oleh kegiatan belajar mengajar di sekolahan saja tetapi juga perlu didukung dengan kondisi dan perlakuan orang tua (Pola asuh orang tua di rumah) yang dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik. Dalam proses belajar di

rumah orang tua memiliki kendala dalam mengajarkan pendidikan agama islam, berikut kendala dalam belajar pendidikan agama islam pada anak. kendala dalam belajar pendidikan agama islam pada anak sebagai berikut : a. Kurang Sabar membimbing Anak

Belajar Salah satu faktor yang menyebabkan orang tua merasa kurang sabar dalam mendidik anak dan mengajar anak karena anak memiliki jiwa yang malas untuk belajar.

b. Kurang dalam membagi waktu karena sibuk bekerja Manusia mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing. Setiap aktivitas yang dilakukan manusia termasuk dalam hak dan kewajiban yang mana semua itu di atur dalam suatu waktu atau masa.

Menghargai waktu sebagai realisasi disiplin adalah salah satu sikap individu manusia yang dapat memanfaatkan waktunya dengan baik. Kita semua pasti tahu bahwa manusia mempunyai waktu yang sangat

singkat di dunia ini. Dengan diberikannya waktu yang begitu singkat, sudah sepantasnya kita mempergunakan waktu semaksimal dan sebaik mungkin, bukan malah membuang-buang waktu.17

c. Kurang Kerjasama antara kedua orang tua

Kedua Orang tua antaar suami dan istri kurang untuk bekerja sama dalam membimbing anak karena kendala dalam bekerja. dalam bentuk memberikan anak pelajaran, akan tetapi ini kurang berjalan dengan lancar dan masih belum efektif sebab orang tua kurang perhatian dan tatkala di tanya pihak sekolah baru ditanggapinya. Hal ini tentunya juga dikarenakan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak dianggap masih sangat minim.

17 Yanuarius Jack Damsy, Peran Orang Tua Dan Guru Dalam Mengatasi Sikap Dan Perilaku Menyimpang Anak, Program Pendidikan Sosiologi FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2010, Hal 47.

3. Solusi Kendala Yang Dihadapi Oleh Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma

Solusi dalam mengatasi kendala umum yang dihadapi oleh orang tua dalam memotivasi belajar Pendidikan agama islan anak adalah dengan melakukan pembinaan dan pendidikan yang mestinya bisa dilakukan orang tua dirumah meliputi:

a. Pembiasaan, membiasakan juga berarti mengajar, melatih dan memudahkan seseorang yang telah membiasakan sesuatu pekerjaan atau perbuatan, akan terlatih dengan pekerjaan itu dan mudah mengerjakannya. Oleh karena itu anak jika dibiasakan sejak dini, maka ia akan terlatih dengan ajaran-ajaran itu dan mudah untuk melakukannya.

b. Pengawasan, adalah suatu metode pendidikan terhadap anak-anak yang perlu dimiliki orang tua, agar anak tetap melaksanakan peraturan (hukum) yang berlaku.

c. Pemberian hadiah, merupakan cara yang dapat mendorong anak agar lebih semangat dalam belajar.

d. Pemberian hukuman, adalah tindakan yang ditujukan kepada anak secara sadar dan sehingga menimbulkan nestapa, dan dengan adanya nestapa itu anak menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulangi.

112

Berdasarkan penelitian di atas yang terkait dengan peranan orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam anak di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma, penulis dapat menyimpulkan hasilnya sebagai berikut:

1. Peranan orang tua dalam memotivasi belajar Pendidikan agama islam anak belum dikatakan baik karena motivasi hanya pada pembiayaan dan kata-kata atau nasehat, sedangkan keseharian anak masih kurang mendapatkan perhatian dari orang tua. Maka, orang tua diharapkan dapat memperhatikan pendidikan anaknya, yaitu dengan cara menjadi panutan, cermin bagi anak, fasilitator, dan motivator. Bentuk motivasi yang dapat di berikan oleh orang tua kepada anak adalah hadiah, pujian, dan membagi waktu. memotivasi anak banyak yang harus

dilakukan orang tua mendidik anak untuk lebih giat dan lebih semangat lagi dalam belajar, mendampingi anak setiap hari dirumah dan mendekati anak dalam proses belajar, dan berdiskusi dengan anak untuk mendekatkan pemahaman tentang agama yang lebih baik.

2. Kendala yang dilihat yang dihadapi orang tua dalam memotivasi anak banyak terhambat karena faktor kendala dari mendidik anak yang kurang sabar membimbing belajar anak, kurang dalam membagi waktu karena sibuk bekerja, dan kurang kerjasama antara kedua orang tua, dan kesibukan orang tua masih dilihat minim dalam mendampingi anak belajar karena sibuk dengan pekerjaan dan sulit membagi waktu dirumah, orang tua harus bisa menjadi panutan utama untuk mendampingi anak belajar yang lebih baik dan maju untuk kedepannya

3. Solusi dalam mengatasi kendala umum yang dihadapi oleh orang tua dalam memotivasi belajar Pendidikan agama islan anak adalah dengan melakukan pembinaan

dan pendidikan yang mestinya bisa dilakukan orang tua dirumah meliputi: Solusi dalam mengatasi kendala umum yang dihadapi oleh orang tua dalam memotivasi belajar Pendidikan agama islan anak adalah dengan melakukan pembinaan dan pendidikan yang mestinya bisa dilakukan orang tua dirumah meliputi:a. Pembiasaan, membiasakan juga berarti mengajar, melatih dan memudahkan seseorang yang telah membiasakan sesuatu pekerjaan atau perbuatan, akan terlatih dengan pekerjaan itu dan mudah mengerjakannya. Oleh karena itu anak jika dibiasakan sejak dini, maka ia akan terlatih dengan ajaran-ajaran itu dan mudah untuk melakukannya. b. Pengawasan, adalah suatu metode pendidikan terhadap anak-anak yang perlu dimiliki orang tua, agar anak tetap melaksanakan peraturan (hukum) yang berlaku. c. Pemberian hadiah, merupakan cara yang dapat mendorong anak agar lebih semangat dalam belajar. d. Pemberian hukuman, adalah tindakan yang ditujukan kepada anak secara sadar dan

sehingga menimbulkan nestapa, dan dengan adanya nestapa itu anak menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak mengulangi.

B. Saran

1. Bagi orang tua hendaknya lebih memperhatikan pendidikan anaknya dengan cara memberikan motivasi kepada anak untuk terus belajar.

2. Meningkatkan peran orang tua semaksimal mungkin untuk dapat membimbing dan mengarahkan anak agar lebih bersemangat dalam belajar.

3. Memberikan pengertian kepada semua orang tua bahwa masa depan anak ada ditangan mereka, dan pengorbanan yang tulus hendaknya mereka berikan untuk kemajuan anak-anak mereka kelak.

4. Selain itu, orang tua hendaknya selalu aktif dalam memberikan motivasi dan usahakan bisa memberikan waktu untuk anak belajar.

Adapun motivasi yang diberikan dapat berupa perhatian, dorongan belajar pada anak, bimbingan, teguran, dan pemberian fasilitas belajar serta terpenuhinya kebutuhan belajar yang memadai.

Amna Emda, 2017, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran, Tarbiyah Dan Keguruan, Ar-Raniry Banda Aceh.

Anggi Setia Lengkana Dan N.Siti Nuraeni Sofa, 2017, Kebijakan Pendidikan Jasmani Dalam Pendidikan, Sumedang.

Anggiat Sihombing, 2018, Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Menggambar Konstruksi Penutup Atap Bangunan Gedung Melalui Metode Tanya Jawab Di Kelas Xi Smk Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2016/2017.

Aprida Pane Muhamad Darwis Dasopang, 2017. Belajar Dan Pembelajaran, Padang Sidimpuan.

Alimni ,Alfauzan Amin, 2019. Implementasi Bahan Ajar Pai Berbasis Sinektik Dalam Percepatan Pemahaman Konsep Abstrak Dan Peningkatan Karakter Siswa Smp Kota Bengkulu,Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Iain Bengkulu, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu, Alimni, Alfauzan Amin, Meri Lestari, 2021.Intensitas Media Sosial Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Agama Islam Siswa Sekolah Menegah Pertama Kota Bengkulu, Jurnal El-Ta’dib,Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Arif Gosita, Masalah Korban Kejahatan. Jakarta : Akademik Pressindo, 1983.

Bambang Satriya, 2010, Anak Membutuhkan Penegak Hukum Humanis (Analisis Putusan Perkara Nomor 1 / Puu-Vlll / 2016). Universitas Merdeka Malang.

Darmadji, 2013, Tafsir Al- Qur'an Tentang Teori Pendidikan Islam, Universitas Nahdiatul Ulama Surakarta,Jawa Tengah.

Darmini, 2020, Perlindungan Hukum Terhadap Eksploitasi Pekerja Anak Dibawah Umur, Islam Negeri Mataram.

Galih Prasetyo, 2017, Peranan Orang Tua Dalam Event Olahraga Permanen Sepakbola Kabupaten Tulungagung, Tahun 2016, Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (Fkip), Nusantara Pgri Kediri.

Kaimudin, Pembentukan Karakter Anak Melalui Lembaga Pendidikan Informal, Jurnal Al-Maiyyah, Volume 11 No. 1 (Januari -Juni 2017).

Lusiana Rahmatiani, Sri Wulan Anggraini 2021, Sosialisasi Peran Keluarga Sebagai Pondasi Penguatan Motivasi Belajar Siswa Di Tengah Pendemi Covid-19, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Buana Perjuangan Kerawang, Vol 3. No 1.

M.Syahran Jailani, 2014, Teori Pendidikan Keluarga Dan Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Anak Usia Dini,Sultantl Thaha Saifuddin Jambi, Vol.8 No 2.

Makhrifa Nuyanti, Lukman Hakim, 2020,Pemikiran Islam Modern Syed Muhamad Naquib Al-Attas, Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia, Vol.22. No. 1.

M. Akmansyah, 2015, Al-Qur’an Dan Al-Sunnah Sebagai Dasar Ideal Pendidikan Islam, Vol. 8, No, 2.

Misye Makalisang, Roos M.S. Tuerah Dan Danny A.

Masinambow, 2021, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada Masa Covid- 19 Di Sd Gunung Tabor Manado, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ilmu Pendidikan, Negeri Manado, Vol 2, No, 2.

Nurfaidah Dan Irfan, 2019, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Di Kelurahan Margorejo 25 Polos Kecamatan Metro Selatan, ( Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro.

Raihan, 2019, Penerapan Reward Dan Punishment Dalam Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Terhadap Siswa Sma Di Kabupaten Pidie, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Ricardo, Rini Intansari Meilani, 2017, Impak Minat Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. Vol 2.No.2.

Rohinah, 2015, Pendidikan Keluarga Menurut Al-Qur'an Surah At-Tahrim Ayat 6, Ilmu Tarbiyah, Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Siti Kasanah, 2017. Relevansi Pemikiran Pendidikan Abdurrahman Wahid Dan Abdurrahman An- Nahlawi Di Era Modern, Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Siti Suprihatin, Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Promosi (Jurnal Pendidikan Ekonomi) 3, No 1 (2015).

Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D). Bandung: Alfabeta.

Suhelin Setyaningsih, Ali Sunarso, 2020, Hubungan Variasi Mengajar Guru Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Matematika, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Ilmu Pendidikan, Negeri Semarang Indonesia.

Purwanto, 2013, Motivasi Belajar Dalam Peniddikan Islam, Jurnal Ilmu Tarbiyah ”At-Tajdid”, Vol.2, No. 2.

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan.

Zakiah Daradjat, 2015. Tentang Peran Pendidikan Islam Dalam Kesehatan Mental, Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Vol.21,No.1.

L A M P

I R A N

INSTRUMEN PENELITIAN

Peranan orang tua dalam memotivasi dalam belajar pendidikan agama islam anak di desa pasar talo kecamatan ilir talo kabupaten

seluma Pedoman obsevasi

No Indikator Uraian observasi Ada ( )

Tidak

1 Profil a. Sejarah

terbentuknya Desa

Pasar Talo

Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma

b. Letak geografis Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma

c. Visi-misi

d. Struktur Organisasi Pemerintah Desa

Pasar Talo

Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma

e. Jumlah Penduduk 2 Kegiatan

harian

a. Orang tua sebagai panutan

b. Orang tua sebagai motivator

c. Orang tua sebagai cermin utama anak d. Orang tua sebagai

fasilator anak 3 Peranan

orang tua

a. Motivator, yaitu mendorong anak

Memotivasi belajar anak

semakin aktif dan kreatif dalam belajar b. Organisator, yaitu

memiliki kemampuan

mengelola kegiatan pembelajaran anak dengan baik dan benar.

c. Fasilitator , yaitu menyediakan

fasilitas pendidikan pembelajaran bagi kegiatan belajar anak.

d. Pembimbing, yaitu membimbing dan membina anak ke

arah kehidupan yang bermoral, rasional, dan kepribadian, luhur sesuai dengan nilai- nilai ajaran islam dan sesuai norma yang berlaku di masyarakat.

Yulinar aryani

1. Dalam upaya menumbuhkan

semangat belajar

anak apakah

Bapak/Ibu sudah menggunakan

motivasi kepada anak

?

2. Apakah Bapak/Ibu sudah memberikan keteldanan tentang agama islam terhadap anak ? misal mengajarkan sholat ?

3. Apakah dengan cara memberikan dan contoh-contoh

kepada anak

semangat dalam belajar pendidikan agama islam ?

“ Selalu mendukung belajar pendidikan agama islam dan kreativitas anak apa yang dilakukan anak untuk kedepannya membiayai semua keperluan yang dibutuhkan anak“

“setiap hari senin- jum’at sore-sore di suruh mengaji di tempat rumah pengajian, kadang- kadang sholatnya itu cuman sholat

maggrib iksan ikut berjam’ah kalau sholat sendiri belum pernah “.

“Allhamdulillah, anak saya kalau saya berikan contoh- contoh tentang agama dia semangat seperti belajar sholat, berbuat kebaikan misal suka berbagi dengan tetangga “

“Di suruh main game sebentar baru dia mau belajar”

4. Bagaimana cara Bapak/Ibu

meningkatkan

motivasi anak agar anak mau belajar ?

5. Apakah Bapak/Ibu memberikan pujian ketika anak mendapat nilai baik ?

6. Apakah Bapak/Ibu memberikan hadiah ketika anak mendapat peringkat ?

7. Apakah Bapak/Ibu mengarhkan anak-

anak untuk

mengulang pelajaran setelah pulang sekolah ?

“Ya”

“biasanya saya kasih hadiah uang, tapi sekarang dia sudah tidak pernah dapat perringkat lagi, mengkin karena gejala covid banyak belajar di rumah jadi dia kurang aktif belajar tidak pernah dapat peringkat lagi

“.

“Pulang sekolah tas langsung saya periksa, ada tugas apa tidak dan melihat dapat nilai berapa, misal ada tugas langsung saya suruh untuk

mengerjakan, saat selesai ganti baju dan makan, karena saya tidak mau tugas menumpuk".

“ Syukur

Allahamdulillah, fasilitas terpenuhi,

8. Apakah Bapak/Ibu memberikan fasilitas belajar anak ?

9. Bagaimana sikap Bapak/Ibu ketika anak mendapat nilai kurang baik?

10. Apa Bapak/Ibu membantu anak ketika mengalami kesulitan dalam belajar dirumah ? 11. Apa hambatan

Bapak/Ibu dalam memotivasi belajar anak ?

seperti papan tulis kecil ada, meja belajar, poster belajar huruf hijaiyah sudah ada sejak Tk sudah di belikan “

“ ada rasa kecewa, saya tegur untuk lebih belajar lagi“.

“Ya.

“Malas belajar kalau bapaknya tidak dirumah, selalu saya bujuk agar mau belajar, kalau ada bapaknya di rumah dia mau belajar karena takut dimarah sama bapaknya kalau tidak dirumah berani tidak mau belajar menonton tv “.

“memberikan contoh-contoh tentang agama misal kalau menonton tv saya

12. Bagaimana Bapak/Ibu

mendorong anak aktif dan kreatif dalam belajar pendidikan agama islam ?

13. Bagimana Bapak/Ibu

memberikan sifat keterbukaan belajar kepada anak sebagai tempat berdiskusi dalam berbagai masalah yang berkaitan dengan pendidikan agama islam ?

ajarkan untuk menonton sinetron yang positif”.

“langsung saya tanya kalau ada kesulitan, sebelum tidur saya tanyakan dulu bagaimana belajar tadi siang disekolah”.

No Nama informan

Pertanyaan Jawaban

2 Sunaiti 1. Dalam upaya menumbuhkan semangat belajar anak apakah Bapak/Ibu sudah menggunakan motivasi kepada anak ?

2. Apakah

Bapak/Ibu sudah memberikan

” sekedar

memberikan nasehat dengan teguran”.

“kadang-kadang ada anak saya sholat ikut berjam’ah, kalau sholat sendiri belum pernah”

keteldanan tentang agama islam terhadap anak ? misal mengajarkan sholat ?

3. Apakah dengan cara memberikan dan contoh- contoh kepada anak semangat dalam belajar pendidikan agama islam ?

4. Bagaimana cara Bapak/Ibu

meningkatkan motivasi anak agar anak mau belajar ?

5. Apakah Bapak/Ibu memberikan pujian ketika anak mendapat nilai baik ? 6. Apakah

Bapak/Ibu

“kalau masalah belajar misal ada tugas agama atau yang lain anak saya malas mengerjakan, terus dipaksa supaya mau mengerjakan saya jarang

memberikan contoh- contoh sekedar beri nasihat dan

masukan”.

“sekedar nasihat, karena anak saya malas belajar, terus mau main“.

“ Ya.

“Ya kalau hati saya, anak mendapat peringkat itu bahagia pasti di berikan hadiah kalau dapat peringkat, tapi anak saya tidak pernah mendapat peringkat belajarnya malas”.

“tidak, pulang

memberikan hadia ketika anak mendapat

peringkat ?

7. Apakah Bapak/Ibu mengarhkan anak-anak untuk mengulang pelajaran setelah pulang sekolah ? 8. Apakah

Bapak/Ibu memberikan fasilitas belajar anak ?

9. Bagaimana sikap Bapak/Ibu ketika anak mendapat nilai kurang baik?

10. Apa Bapak/Ibu

sekolah anak saya langsung bermain dengan teman- temannya “.

“Fasilitas lengkap, meja belajar, papan tulis, spidol,

penghapus,lampu belajar, buku terpenuhi”.

“biasa saja, karena sudah terbiasa nilainya kurang baik kerena

sudah saya lihat dari kemalasannya belajar”.

“saya terus mengejakan tugasnya kalau ada (PR), karena disuruh mengerjakan tidak pernah di kerjakan, saya tidak mau pusing langsung saya kerjakan , anak saya menulis

memindahkan jawaban “.

“tidak mau belajar, sulit dibujuk, kalau

membantu anak ketika

mengalami sesuatu dalam belajar di rumah

?

11. Apa hambatan Bapak/Ibu dalam memotivasi belajar anak ?

12. Bagaimana Bapak/Ibu

mendorong anak aktif dan kreatif dalam belajar pendidikan agama islam ? 13. Bagimana

Bapak/Ibu

memberikan sifat keterbukaan belajar kepada

dipaksa dia

menangis, jadi saya bosan terus

maksanya belajar, dan saya juga sudah banyak lupa dengan pelajaran pendidikan agama islam, kadang mencari jawaban di Hp”.

“sekedar nasihat dengan kata-kata”.

“Tidak pernah berdiskusi, di ajak belajarpun malas apa lagi kalau saya mengajak ngobrol tentang agama langsung pergi tidak mau mendengar main handphone atau menonton tv,kalau siang main dengan teman- temannya”.

anak sebagai tempat

berdiskusi dalam berbagai masalah yang berkaitan dengan

pendidikan agama islam ?

3. Mardiana 4) Dalam upaya menumbuhkan semangat belajar anak apakah Bapak/Ibu sudah menggunakan motivasi kepada anak ?

5) Apakah

Bapak/Ibu sudah memberikan keteldanan tentang agama islam terhadap anak ? misal mengajarkan sholat ?

6) Apakah dengan cara memberikan dan contoh- contoh kepada anak semangat dalam belajar

" Sekedar di belikan buku pelajaran, kalau motivasi dari saya paling kata- kata nasihat dan teguran saja".

"Jarang,paling saya sekedar menegur untuk sholat ke masjid, itupun sekali-kali puas negur, banyak menonton tv,main handphone".

"Saya jarang mengajarkan dia belajar,sibuk dengan bekerja,pulang sore kadang tidak sempat untuk mengajari nya belajar".

"sekedar dengan

Dalam dokumen peranan orang tua dalam memotivasi belajar (Halaman 118-130)

Dokumen terkait