iii
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd) dalam
Bidang Pendidikan agama Islam
OLEH : Wiwik Eliya NIM. 1711210160
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2022
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Alhamdulilah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayahnya yang telah diberikan kepada kita, khususnya pada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad Saw. Penulis menyadari terselenggaranya penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, motivasi dan berbagai pihak. Untuk itu kami menghanturkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. KH. Zulkarnain Dali, M.Pd. Selaku Rektor UIN FAS Bengkulu, yang telah memberikan fasilitas dalam menimbah ilmu pengetahuan di UIN FAS Bengkulu.
2. Bapak Dr. Mus Mulyadi, S.Ag. M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris di UIN FAS Bengkulu yang mendorong keberhasilan penulis.
3. Bapak Adi Saputra, S.Sos.I, M.Pd. Selaku Katua/Sekretaris Jurusan Tarbiyah, Fakultas Tarbiyah & Tadris UIN FAS Bengkulu dan Selaku Pembimbing Akademik (PA) yang mendukung dan membantu keberhasilan penulis.
4. Bapak Hengki Satrisno, M.Pd.I Selaku Koordinator Pendidikan Agama Islam yang selalu memberi bimbingan dan motivasi dalam keberhasilan penulis.
xi
5. Ibu Dr. Hj. Asiyah, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam perbaikan skripsi ini.
6. Ibu Nurhikma, M.Pd. Selaku dosen Pembimbing II yang selalu memberikan koreksian, masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam ( P A I ) yang telah mengajarkan penulis selama penulis masih dibangku kuliah.
8. Seluruh Staf Fakultas Tarbiyah dan Tadris UIN FAS Bengkulu yang telah menyiapkan segala urusan administrasi selama penulisan skripsi ini.
9. Seluruh Staf Unit Perpustakaan UIN FAS Bengkulu yang telah mengizinkan penulis mencari berbagai rujukan mengenai skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuannya dan penulis berharap semoga Allah Swt membalas semua amal kebaikan kita semua, semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bengkulu, 2022 Peneliti,
Wiwik Eliya NIM. 1711210160
xii
Wiwik Eliya, (1711210160) judul Skripsi “Peranan Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma”. Skripsi : program studi pendidikan agama islam, fakultas tarbiyah dan tadris universitas islam negeri fatmawati sukarno Bengkulu.
Pembimbing :1. Dr. Hj.Asiyah, M.Pd. 2. Nurhikma, M.Pd.
Kata kunci : Motivasi Belajar, Peran orang tua.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai peranan orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam anak di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma dengan mengarahkan, memotivasi belajar Pendidikan Agama Islam anak penelitian ini menggunakan pendekatan deskritif kualitatif yakni suatu proses suatu penelitian yang menghasilkan gambaran data baik berupa tulisan ataupun ungkapan yang diperoleh langsung dari lapangan atau wilayah penelitian. Teknik pengambilan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan orang tua di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma memotivasi belajar anak dititik beratkan kepada Pendidikan Agama Islam, memberikan pengawasan keluh kesah belajar anak dalam Pendidikan Agama Islam, mendorong memotivasi Pendidikan Agama Islam, sedangkan dalam belajar orang tua anak tidak dapat memberikan motivasi yang mendorong memajukan pendidikan agama anak karena mereka berpandangan bahwa kurang dalam menguasai tentang pendidikan agama cukup memberikan pengajaran dan motivasi seadanya. Sedangkan dalam pelaksanaan atauran dapat diketahui bahwa orang tua melaksanakna aturan yang ada pada anak- anaknya untuk hal pendidikan agama, orang tua menerapkan kebiasaan yang baik kepada anak-anaknya yaitu mengatur kebiasaan baik dan meninggalkan kebiasaan buruk dalam melakukan sesuatu dengan tujuan agar mereka dapat mengontrol diri pada saat orang tua sedang tidak berada di rumah.
xiii
Wiwik Eliya, (1711210160) Thesis title "The Role of Parents in Motivating Children's Islamic Religious Education Learning in Pasar Talo Village, Ilir Talo District, Seluma Regency". Thesis : Islamic religious education study program, Tarbiyah and Tadris faculties at the State Islamic University of Fatmawati Sukarno Bengkulu.
Supervisor :1. Dr. Hj. Asiyah, M.Pd. 2. Nurhikma, M.Pd.
Keywords: Learning Motivation, The role of parents.
This study aims to explain the role of parents in motivating children to learn Islamic religious education in Pasar Talo Village, Ilir Talo District, Seluma Regency by directing and motivating children to learn Islamic Religious Education. in the form of writing or expressions obtained directly from the field or research area. Data collection techniques are observation, interviews and documentation. The results show that the role of parents in Pasar Talo Village, Ilir Talo District, Seluma Regency, motivates children's learning, focuses on Islamic Religious Education, provides supervision of children's learning complaints in Islamic Religious Education, encourages motivating Islamic Religious Education, while in learning parents of children cannot provide motivation that encourages the advancement of children's religious education because they are of the view that lack of mastery of religious education is sufficient to provide modest teaching and motivation. Regarding religion for not too small decisions, the principle of parents allowing their children to make their own decisions in learning, and as for the behavior of parents who know better what to apply to their children, in giving direction about good and bad deeds. abandoned, parents give clear directions to their children to carry out the rules given by parents. While in the implementation of the rules, it can be seen that parents implement the existing rules for their children for religious education, parents apply good habits to their children, namely regulating good habits and leaving bad habits in doing something with the aim that they can control themselves. when parents are not at home.
xviii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN. ... iii
NOTA PEMBIMBING. ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN. ... v
MOTTO. ... vii
KATA PENGANTAR. ... viii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI. ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 14
C. Batasan Masalah ... 14
D. Rumusan Masalah ... 15
E. Tujuan Penelitian ... 16
F. Manfaat Penelitian ... 17
BAB II LANDASAN TEORI A. Diskripsi Teori ... 18
1. Peranan Orang Tua ... 18
2. Motivasi Belajar ... 31
3. Pendidikan Agama Islam ... 40
4. Anak ... 56
xix
B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 61
C. Kerangka Berpikir ... 67
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 70
B. Setting Penelitian ... 72
C. Sumber Data ... 72
D. Instrumen Penelitian ... 74
E. Teknik Pengumpulan Data ... 74
F. Teknik Keabsahan Data ... 79
G. Teknik Analisis Data ... 82
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Hasil Penelitian ... 85
B. Pembahasan ... 103
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 112
B. Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 67
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Observasi Lampiran 2 : Pedoman Wawancara Lampiran 3 : Dokumentasi
Lampiran 4 : Surat-Surat
1
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia saat dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun. Namun disisi lain manusia memiliki potensi dasar (fitrah) yang harus dikembangkan sampai batas maksimal.
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia.Bagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komunitas tersebut akan ditentukan oleh aktivitas pendidikan didalamnya. Sebab pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.1
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab I mengatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan
1 M.Dwi Pandi, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Dengan Sistem Daring Pada Pendidikan Agama Islam, Skrpsi Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah Dan Keguruan, Islam Negeri, 2021,1-3.
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik.2 Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dalam sistem pendidikan nasional, istilah pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Manusia yang hidup di lingkungan masyarakat yang masih sederhana pendidikan dilakukan langsung oleh para orang tua. Pendidikan akan dinilai rampung bila anak mereka sudah menginjak usia dewasa, siap untuk berumah tangga dan mampu mandiri setelah menguasai sejumlah keterampilan praktis sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hidup di masyarakat lingkungannya. Makin sederhana masyarakatnya, maka makin sedikit tuntutan kebutuhan keterampilan yang perlu dikuasainya.
2 Undang-Undang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional Dan Pp No 32 Tahun 2013, Cet.I.H2, Hal.5
Rasa cinta, rasa bersatu dan lain-lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan, teristimewa pendidikan budi pekerti, terdapatlah di dalam hidup keluarga dalam sikap yang kuat dan murni, sehingga tak dapat pusat-pusat pendidikan yang menyamainya.3 ”Dalam peraturan Dasar Perguruan Nasional Taman Siswa Putusan Kongres X tanggal 5-10 Desember tahun 1966 Pasal 15 ditetapkan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikanya, taman siswa melaksanakan kerja sama yang harmonis antara ketiga pusat pendidikan yaitu, Lingkungan keluarga/orang tua, Lingkungan perguruan/sekolah dan Lingkungan masyarakat/pemuda.
Sistem pendidikan ini sudah menjadi kebutuhan karena kondisi sosial masyarakat yang semakin berkembang. Seperti yang kita sadari saat ini banyak orang tua yang sama-sama
3 Kaimuddin, Pembentukan Karakter Anak Melalui Lembaga Pendidikan Informal, Jurnal Al-Maiyyah, Volume 11 No. 1 (Januari-Juni 2018). h. 138.
bekerja hingga siang hari. Sehingga mereka membutuhkan tempat untuk mendidik anak-anaknya dengan waktu yang lebih lama dari sekolah biasa. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan guru profesional yang tugas utamanya melatih, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.4
Menurut pendapat tentang “motivasi siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam yang ada di Sd tegal panggung UPT dinas pendidikan yogyakarta wilayah utara yogyakarta” fakultas agama islam (tarbiyah)universitas muhamadiyah yogyakarta 2005. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa rendahnya tingkat motivasi belajar siswa dalam proses pemebelajaran pendidikan agam islam yang ada di di Sd tegal panggung
4 Alimni Alimni, Alfauzan Amin, Muhammad Faaris, Pengaruh Sistem Full Day School Terhadap Pembentukan Karakter Toleransi Di Mi Plus Nur Rahman Kota Bengkulu,Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu,2019, Hal.4
UPT dinas pendidikan yogyakarta wilayah utara yogyakarta terlihat dari indikator tidak adanya hasrat dan keinginan berhasil, kurangnya dorongan belajar dan kebutuhan belajar dalam diri siswa kurang yakinnya siswa akan cita-cita dan harapan di masa depan, kurangnya penghargaan dalam belajar yang kondusif sehingga siswa kurang dapat belajar dengan baik.5
Keluarga merupakan salah satu pilar dalam tri pusat pendidikan. Lingkungan keluarga adalah Pilar utama untuk membentuk baik buruknya pribadi manusia agar berkembang dengan baik dalam beretika, moral dan akhlaknya. Peran Keluarga dapat membentuk pola sikap dan pribadi anak, juga dapat menentukan proses pendidikan yang diperoleh anak, tidak hanya di sekolah akan tetapi semua faktor bisa dijadikan sumber pendidikan. Lingkungan keluarga juga dapat berperan menjadi sumber pengetahuan anak, juga dapat
5 Sayuti, Motivasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Yang Ada Di Sd Tegal Panggung Upt Dinas Pendidikan Yogyakarta Wilayah Utara Yogyakarta, Agama Islam (Tarbiyah) Muhamadiyah Yogyakarta 2005, Hal 47.
berpengaruh tehadap keberhasilan prestasi siswa.Anak dalam kandungan sampai usia lanjut atau liang lahat akan mendapatkan pendidikan, baik dari lingkungan keluarga (pendidikan informal), Lingkungan Sekolah (pendidikan formal) maupun Lingkungan Masyarakat(nonformal).
Lingkungan keluarga harus dapat memberikan dan menyiapkan pendidikan untuk anaknya agar menjadi generasi penerus yang terdidik, yakni melalui jenjang pendidikan sehingga terbentuk dan berkembang pribadi anak yang berkarakter baik, berjiwa sosial, bersikap yang beradab dan terampil dalam skillnya. Sebagai mana fiman Allah dalam surahAt-Tahrim ayat 6 :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.6
Firman Allah Swt di atas menunjukkan bahwa orang tua merupakan pendidik yang paling pertama dan utama.
Orang tualah yang bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan dan keselamatan anak di dunia maupun di akhirat kelak. Maka orang tua di dalam keluarga harus dan merupakan kewajiban kodrati untuk memperhatikan anak- anaknya serta mendidiknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah hasil yang di peroleh siswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang di nyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf.7 Kegiatan yang di laksanakan pada akhir tahunnya atau akhir semester dilakukan penilaian
6Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahanya, (Jakarta:Pt Sinergi Pustaka Insonesia, 2012), H.820.
7Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Gaya Belajar Kajian Teoritik , Cet.
II; yogyakarta:pustaka Pelajar, 2013), h.9.
(evaluasi). Penilaian sebagai alat akhir untuk mengetahui keberhasilan kegiatan belajar siswa yang dapat disebut pula dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar ini secara nyata akan dapat diketahui oleh siswa setiap akhir semester dinyatakan dalam bentuk huruf atau angka sebagai nilai raport.
Peran orang tua merupakan peran yang memiliki andil dalam mendukung keberhasilan anaknya terutama dalam hal meningkatkan motivasi belajar anak. Orang tua berperan untuk mengupayakan perkembangan potensi anak, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Motivasi yang diberikan orang tua tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga bentuk lain sehingga mampu membangkitkan semangat dan motivasi belajar anak.
Peran orang tua dalam meningkatkan mortivasi belajar anak yaitu: terlibat dalam kegiatan belajar anak, memperhatikan kondisi anak baik fisik maupun psikis, memahami dan mengatasi kesulitan belajar anak, dan memberikan fasilitas
belajar yang memadai. Proses pendidikan bagi anak tidak serta merta hanya orang tua yang menjadi faktor utama, akan tetapi anakpun menjadi hal-hal yang perlu diperhatikan, dalam konteks ini misalnya sebagai orang tua dalam menjalankan perannya sudah baik akan tetapi kondisi anak tidak mengalami perubahan, itu artinya kondisi anaklah yang perlu dievaluasi.
Didalam proses belajar ada beberapa faktor yang menjadi hambatan bagi anak diantaranya intelegensi, bakat, minat, motivasi dan kesehatan mental. Faktor ini juga membuat orang tua mengalami hambatan dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Orang tua di tuntut untuk lebih baik lagi dalam memberikan motivasi belajar anak. Adanya motivasi dari keluarga membuat anak menjadi lebih aktif di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Motivasi belajar merupakan daya penggerak di dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
tercapai. Keberhasilan belajar anak dapat ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Anak yang memiliki motivasi belajar tinggi cenderung prestasinya pun tinggi, tetapi sebaliknya anak yang motivasi belajarnya rendah, akan rendah pula prestasinya. Sebab motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan tertentu. Tinggi rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukkan hasil yang diperoleh.
Orang tua sebagai motivator anak harus memberikan dorongan dalam segala aktivitas anak, misalnya dengan memberikan perhatian, hadiah, dan penghargaan apabila anak berhasil dalam ujian. Motivasi dalam bentuk ini akan membuat anak lebih giat lagi dalam belajar. Peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak dapat diterapkan dengan mengajarkan kedisiplinan terhadap anak. Orang tua harus mampu menciptakan suasana rumah yang nyaman sehingga anak bisa belajar dengan lebih baik. Namun pada
kenyataannya peran orang tua mulai melemah dikarenakan orang tua terlalu fokus kepada pekerjaan yang membebani mereka. rendahnya motivasi dapat menentukan tinggi rendahnya atau semangat seseorang untuk beraktivitas, dan tentu saja tinggi rendahnya semangat akan menentukkan hasil yang diperoleh.8
Orang tua sebagai motivator anak harus memberikan dorongan dalam segala aktivitas anak, misalnya dengan memberikan perhatian, hadiah, dan penghargaan apabila anak berhasil dalam ujian. Motivasi dalam bentuk ini akan membuat anak lebih giat lagi dalam belajar. Peran orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak dapat diterapkan dengan mengajarkan kedisiplinan terhadap anak. Orang tua harus mampu menciptakan suasana rumah yang nyaman sehingga anak bisa belajar dengan lebih baik. Namun pada kenyataannya peran orang tua mulai melemah dikarenakan
8 Hening Hangesty Anurraga, “Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Usia 6-12 Tahun (Studi Pada Program Home Visit Di Homeschooling Sekolah Dolan Malang)”, Jurnla Visi Ilmu Pendidikan 7,No. 3 (2019):2
orang tua terlalu fokus kepada pekerjaan yang membebani mereka.
Berdasarkan pengamatan awal 13 maret 2021 di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma, diketahui bahwa orang tua sudah cukup berperan dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Bentuk motivasi yang diberikan orang tua hanya pada kata-kata dan nasehat, tetapi keseharian anak masih kurang memadai, selain anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua yang bersikap acuh terhadap waktu belajar, seperti menonton tv disaat jam belajar, bermain gedget dan bermain dengan teman-temanny. Interaksi antara orang tua dan anak sangat berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Akan tetapi banyak orang tua yang memperbolehkan anaknya bermain dengan gedget yang membuat anak menjadi ketergantungan dan berpengaruh dalam motivasi belajarnya.9
9 Obsevasi, Desa Pasar Talo Pada 13 Maret 2021
Hasil wawancara dengan ibu mardiana pada tanggal 15 maret 2021 peneliti diDesa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma dimana peneliti melakukan wawancara awal dengan ibu mardiana selaku salah satu orang tua yang mempunyai anak yang berumur 11 tahun. Yang menyatakan bahwa anaknya mempunyai kesadara belajar mata pelajaran pendidikan agama islam yang cukup rendah.10 dan hasil wawancara kedua dengan ibu piti lusmaini pada tanggal 16 maret 2021 peneliti melakukan penelitian kedua dengan hasil wawancara bahwa ibu piti menyatakan bahwa anaknya sulit untuk belajar dan memiliki minat belajar yang rendah, dan juga karena kurangnya pendekatan antara kedua orang tua untuk mendampingi belajar anak karena mereka sibuk bekerja.11
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian yang berjudul : “ Peranan orang tua
10 Wawancara Ibu Mardiana ,Orang Tua , Desa Pasar Talo, 15 Maret 2021
11 Wawancara Ibu Piti Lusmiani,Orang Tua , Desa Pasar Talo, 16 Maret 2021
dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam anak di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah permasalahan-permasalahan di atas, maka dapat di identifikasi masalahnya anatara lain ;
1. Motivasi orang tua Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.
2. Minat belajar pendidikan agama islam anak Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.
3. Media yang digunakan orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam anak Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.
C. Pembatasan masalah
Untuk memberikan pemahaman yang mendalam, peneliti memfokuskan dan membatasi ruang lingkup penelitian ini : 1. Peranan orang tua
Peranan merupakan kewajian-kewajiban dan keharusan- keharusan yang dilakukan seseorang karena kedudukan
didalam status tertentu dalam suatu keluarga. Peranan yang dimaksud pada penelitian ini peranan orang tua dalam memotivasi pendidikan agama islam anak adalah Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.
2. Peneliti ini dilakukan terhadap anak usia 11 sampai 12 tahun di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat ditarik sustu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dilakukan orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam anak di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma ?
2. Apa kendala yang dihadapi orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam anak di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma ?
3. Bagaimana solusi yang di lakukan orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma .
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis apa yang dilakukan orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam anak di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.
2. Untuk mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis kendala uang dihadapi orang tua dalam memotivasi belajar pendidikana agama islam anak Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.
3. Untuk mengetahui, mendiskripsikan dan menganalisis solusi yang di lakukan orang tua dalam memotivasi belajar pendidikan agama islam.
F. Manfaat penelitian
Manfaat yang dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis Hasil penelitian in diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu pengetahuan tentang peranan orang tua dalam memotivasi belajar pada khususnya dalam memotivasi belajar pendidikan agam islam anak.
2. Manfaat praktis
a. Bahan evaluasi bagi orang tua yang menjadi seorang pendidik.
b. Motivasi bagi anak untuk selalu meningkatkan keaktifan, pengetahuan dan keterampilan belajar pendidikan agama islam anak di Desa Pasar Talo Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma.
18 1. Peranan orang tua
a. Pengertian peranan orang tua
Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan “suatu fungsi atau tugas utama yang harus dilaksanakan” (Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 2007: 854). Peran orangtua menempati posisi pertama dan utama dalam lingkungan keluarga, guru dalam lingkungan sekolah, lalu masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa peran adalah suatu tugas utama yang dimiliki dan menjadi karakteristik yang melekat dalam diri setiap orang yang dimana tugas tersebut senantiasa harus ditunaikan atau dijalankan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari orangtua adalah “ayah dan ibu kandung atau orang
yang dianggap tua atau dituakan (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya) atau orang yang dihormati dan disegani”.
Orang tua adalah orang yang menjadi pendidik dan membina yang berada di lingkungan keluarga.31
Peran orang tua berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami dengan suatu fungsi atau tugas utama yang dimiliki oleh setiap orangtua, dalam hal ini adalah ayah dan ibu kandung yang menjadi karakteristik yang melekat padanya yang mana tugas tersebut harus senantiasa ditunaikan atau dijalankan. Orang tua harus dapat memperhatikan pendidikan anak-anaknya, justru pendidikan yang diterima dari orangtua yang akan menjadi dasar dari pembinaan kepribadian anak. Dengan kata lain orangtua jangan sampai membiarkan pertumbuhan anak berjalan tanpa bimbingan, atau diserahkan kepada guru-guru di sekolah saja, ini
1 Abdurrahman An-Nahlawi, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Dengan Sistem Daaring Padaa Pendidikan Agama Islam, Skripsi Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah Dan Kegururan, Islam Negeri, 2021, Hal.8
kekeliruan yang banyak terjadi di masyarakat kita.
Partisipasi orangtua dalam pendidikan anak sangatlah penting, karena pendidikan anak tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga dilakukan di pusat-pusat pendidikan yang salah satunya di lakukan di lingkungan rumah tangga.2 Orang tua merupakan keluarga yang menjadi pusat kasih sayang dan saling membantu, serta menjadi lembaga teramat penting bagi pendidikan anak.
Peran orangtua sangat berpengaruh dalam mendidik anak-anaknya, terutama di dalam pendidikan agama Islam. Oleh karena itu orangtua harus lebih memperhatikan, membimbing dan mendidik dengan baik sehingga tercapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Menurut Ralph Linton dalam Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati melalui buku Sosiologi Suatu Pengantar dijelaskan bahwa, peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam
2 Alwan Suban, Konsep Pendidikan Islam Perspektif Al-Ghazali, Jurnal Idarah, Vol.IV, No.1, (Juni 2020).H.90.
pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (yaitu social-position) merupakan unsur statis yang menunjukan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan.4
Peran menurut Koentrajaraningrat, berarti tingkah laku individu yang memutuskan suatu kedudukan tertentu, dengan demikian konsep peran menunjuk kepada pola perilaku yang diharapakan dari seseorang yang memiliki status atau posisi tertentu dalam organisasi atau sistem.5
Menurut Abu Ahmadi peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Pengertian
4 Kustini, Opcit, . Hlm. 7.
5Kustini, Opcit, . Hlm. 8.
peran menurut Soerjono Soekanto, yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksankan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Menurut Suhardono, bahwa peran menurut ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu. Dengan menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut. Artinya bahwa lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis dari fenomena peran. Seseorang dikatakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian tidak terpisah dari status yang disandangnya.
Setiap status sosial terkait dengan satu atau lebih status sosial.6
Menurut Soejono Soekanto dalam buku yang berjudul sosiologi suatu pengantar (2012:212), menjelaskan pengertian peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang
6 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Edisi Revisi, Andi Offset, Yogyakarta, 2003, hlm. 7
diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan- kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.7
Sesuai dengan KBBI peran memiliki beberapa arti peran adalah pemain sandiwara (film) juga peran adalah tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.1 Sedangkan peran menurut Soerjono Soekanto yaitu aspek dinamis kedudukan stutus), apabila sesorang melaksankaan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Istilah peran menurut Edy Suhardono menyatakan bahwa peran seorang aktor adalah batasan yang dirancang oleh aktor lain, yang kebetulan sama dalam suatu penampilan.
b. Peran Orang Tua Terhadap Belajar Anak
Belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
7 Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, Loc.cit.
laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri untuk interaksi dalam lingkungannya Didalam kegiatan proses belajar yang dilakukan oleh anak tidak terlepas dari pantauan orangtua, artinya orangtua sudah seharusnya memperhatikan proses belajar anak baik di rumah maupun di sekolah. Keikutsertaan orangtua dalam segala aktivitas anak akan membantu orangtua dalam memahami karakter anak serta memberikan kenyamanan bagi anak.8
Orang tua mempunyai peran teramat penting bagi kehidupan anak. Ia merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi pembinaan pribadi anak. Jika orang tua mendidik dan mengarahkan anaknya secara positif maka anak tersebut mempunyai sifat yang positif pula, sedangkan jika orangtua mendidik dan
8 Slameto, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Dengan Sistem Daring Pada Pendidikan Agama Islam, Skripsi Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah Dan Keguruan, Islam Negeri, 2003,Hal 11.
mengarahklan anaknya secara negatif maka anak tersebut memiliki sifat yang negatif saehingga apapun yang dilakukan oleh orangtua terhadap anaknya maka hal ini akan berpengaruh terhadap sikap, prilaku dan kehidupannya kelak.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak tidak terlepas dari adanya motivasi, karena motivasi didalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi- potensi yang ada pada dirinya dan potensi yang ada diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.9 Orang tua harus senantiasa memberikan dorongan terhadap anak untuk berbuat kebajikan dan meninggalkan larangan Tuhan, termasuk menuntut ilmu pengetahuan pendidikan anak-anaknya, dalam proses belajar orang tua mempunyai peran sebagai panutan,
9 Annurahman, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Dengan Sistem Daring Pada Pendidikan Agam Islam, Skripsi Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah Dan Keguruan, Islam Negeri, 2012, Hal 13.
motivator anak, cermin utama anak, dan fasilitator bagi anak Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Orang tua sebagai panutan
Anak selalu bercermin dan bersandar pada lingkungan yang terdekat. Dalam hal ini tentunya lingkungan keluarga yaitu orang tua. Orang tua harus memberikan teladan yang baik dalam segala aktivitasnya kepada anak. Pada konteks ini hal yang perlu diketahui dalam mendidik dan mengarahkan anak agar sukses, harus ada kesesuaian yang mutlak antara orangtua dengan apa yang mereka harapkan dari anak.
2) Orang tua sebagai motivator anak
Motivasi didalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi yang ada diluar dirinya untuk
mewujudkan tujuan belajar.10 Orang tua harus senantiasa memberiokan dorongan terhadap anak untuk berbuat kebajikan dan meninggalkan larangan Tuhan, termasuk menuntut ilmu pengetahuan. Anak mempunyai motivasi untuk bergerak dan bertindak apabila ada dorongan dari orang lain terutama orangtua. Hal ini sangat diperlukan anak yang masih memerlukan dorongan. Motivasi dapat membentuk dorongan, pemberian penghargaan, harapan atau hadiah yang wajar dalam melakukan aktivitas yang dapat memperoleh prestasi yang memuaskan. Orangtua sebagai motivator anak harus memberikan dorongan dalam segala aktivitas anak, misalnya dengan memberikan hadiah apa bila anak berhasil dalam ujian.
Motivasi yang diberikan oleh orangtua tentunya akan membuat anak lebih giat lagi belajar.
10 Annurahman, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Dengan Sistem Daring Pada Pendidikan Agam Islam, Skripsi Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah Dan Keguruan, Islam Negeri, 2012, Hal 15
3) Orang tua sebagai cermin utama anak
Orang tua adalah orang yang sangat dibutuhkan serta diharapkan oleh anak Selain itu, orangtua juga harus memiliki sifat keterbukaan terhada anak-anaknya sehingga dapat terjalin hubungan yang akrab dan harmonis, begitu juga sebaliknya. Orang tua dapat diharapkan oleh anak sebagai tempat berdiskusi dalam berbagai masalah, baik yang berkaitan dengan pendidikan maupun pribadi.
4) Orang tua sebagai fasilitator anak
Fasilitator yang dilakukan oleh orangtua berupa kunjungan orangtua kesekolah untuk mengetahui perkembangan anak disekolah dan dirumah orangtua harus memberikan fasilitas, pemenuhan kebutuhan keluarga anak berupa sandang, pangan, dan papan, termasuk kebutuhan pendidikan Pendidikan bagi anak akan berhasil dan berjalan dengan baik apabila fasilitas cukup tersedia. Bukan berarti pula orangtua harus
memaksakan diri untuk mencapai tersedianya fasilitas tersebut. Akan tetapi orangtua sedapat mungkin memenuhi fasilitas yang diperlukan oleh anak dan ditentukan dengan kondisi ekonomi yang ada.
Pendapat lain mengatakan bahwa orangtua memiliki peranan sebagai berikut:
a) Korektor, yaitu bagi perbuatan yang baik dan yang buruk agar anak memiliki kemampuan memilih yang terbaik bagi kehidupannya.
b) Inspirator, yaitu memberikan ide-ide yang positif bagi pengembangan kreativitas anak.
c) Informator, yaitu memberikan ragam informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan kepada anak agar ilmu pengetahuan anak didik semakin luas dan mendalam.
d) Organisator, yaitu memiliki kemampuan mengelola kegiatan pembelajaran anak dengan baik dan benar.
e) Motivator, yaitu mendorong anak semakin aktif dan kreatif dalam belajar.
f) Inisiator, yaitu memiliki pencetus gagasan bagi pengembangan dan kemajuan pendidikan anak.
g) Fasilitator, yaitu menyediakan fasilitas pendidikan pembelajaran bagi kegiatan belajar anak.
h) Pembimbing, yaitu membimbing dan membina anak ke arah kehidupan yang bermoral, rasional, dan kepribadian, luhur sesuai dengan nilainilai ajaran Islam dan sesuai norma yang berlaku di masyarakat.11
2.Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berawal “Kata “motif” dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
11 Abdul Aziz, Peran Orang Tua Dalammneingkatkan Motivasi Belajar Anak Dengan Sistem Daring Pada Pendidikan Agama Islam, Skripsi Pendidikan Agama Islam, Tarbiyah Dan Keguruan Islam Negeri, 1993, Hal 17.
melakukan sesuatu. Motif dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan luar subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.12
”Motivasi akan mendorong kamu untuk melakukan suatu upaya untuk mewujudkan keinginan. Motivasi berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi adalah suatu dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Motivasi disini menjadi suatu alat kejiwaan untuk bertindak sebagai daya gerak atau daya dorong untuk melakukan pekerjaan.13
Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang sanggup menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan pembelajaran, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
12Lilia Kusuma Ningrum, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Di Kelurahan Margorejo 25 Polos Kecamatan Metro Selatan , Pendidikan Agama Islam (Pai) , Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan , Institut Agama Islam Negeri (Iain) Metro , 2019 ,Hal 20-26.
13 Lilia Kusuma Ningrum.. 20-26
subjek belajar anak dapat tercapai. Karakter Jujur adalah aspek penting dalam prilaku anak karena menjadi pangkal terwujudnya karekter-karakter yang lain.
Adanya peningkatan karakter pada anak dengan menggunakan bahan ajar agama berbasis sinektik agaknya tidak berlebihan.14 Adanya daya penggerak agar anak dapat bergerak sesuai dengan kemampuannya dan anak juga dapat meningkatkan daya gerak tersebut.
Adapun pengertian lain tentang motivasi yaitu suatu daya penggerak baik yang berasal dari individu yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yang diinginkan. Indikatornya meliputi durasi kegiatan (berapa lama kemampuan pengguna waktu untuk melakukan kegiatan), frekuensi kegiatan (berapa selang kegiatan ini dilaksanakan dalam periode waktu tertentu), (ketepatan pada tujuan kegiatan belajar),
14Alfauzan Amin, Alimni, Implementasi Bahan Ajar Pai Berbasis Sinektik Dalam Percepatan Pemahaman Konsep Abstrak Dan Peningkatan Karakter Siswa Smp Kota Bengkulu,Fakultas Tarbiyah Dan Tadris Iain Bengkulu, Institut Agama Islam Negeri (Iain) Bengkulu, 2019.
ketabahan, keuletan, kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, target, cita-cita, pengorbanan untuk mencapai tujuan dengan arah sikap yang baik.15 Berdasarkan pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah kekuatan bagi setiap orang untuk menimbulkan kemauan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Kemauan baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrensik). Seberapa besar dan kuat motivasi yang dimilki setiap individu akan menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Jadi motivasi belajar adalah dorongan bagi setiap individu untuk melakukan suatu kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar tersebut dan
15 Ignatius Sulistyo, “Peningkatan Motivasi Belajar Dengan Menerapkann Model Pembelajaran Kooperatif TGT Pada Pelajaran PKN,”
Jurnal Studi Sosial 4, No. 1 (2016): 17.
menimbulkan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki itu tercapai.
b. Fungsi Motivasi Belajar
Pembelajaran akan berhasil apabila peserta didik memilki motivasi dalam belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu.
Oleh sebab itu, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab guru. Guru yang baik dalam mengajar selamanya akan berusaha mendorong peserta didik untuk beraktivitas mencapai tujuan pembelajaran.16 Ada 3 fungsi motivasi dalam proses pembelajaran, yaitu:
1) Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada satu masalah yang cukup pelik dalam memecahkannya. Motivasi yang tinggi akan
16 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 84.
menjadikan hambatan-hambatan belajar menjadi lebih kecil dan peluang akan keberhasilana semakin besar.
Jadi motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak anak untuk melakukan kegiatan belajar.
2 ) Memperjelas Tujuan Belajar
Pada prinsipnya sebuah motivasi terbangun dari tujuan. Aktivitas dalam belajar merupakan salah satu peran motivasi yang membantu anak untuk fokus pada tujuan yang sudah direncanakan. Menyeleksi perbuatan untuk memperjelas tujuan dalam belajar bisa dengan menentukan perbuatan-perbuatan yang bisa dikerjakan untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.17 Adanya tujuan belajar ini, pencapaian anak akan terlaksana dengan baik. Anak akan mengetahui ke
17 Siti Suprihatin, “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa,” PROMOSI (Jurnal Pendidikan Ekonomi) 3, No. 1 (30 Mei 2015): 80, Https://Doi.Org/10.24127/Ja.V3i1.144.
arah yang akan di tujunya dengan begitu anak akan terus berusaha dengan bersungguh sungguh.
3) Menentukan Ketekunan Belajar
Realita di lapangan telah membuktikan bahwa betapa banyak tokoh yang sukses dibidangnya, bukan karena kejeniusannya tetapi lebih karena ketekunan dan kerja kerasnya. Belajar, sebagai pintu untuk masuk dalam dunia keilmuan yang sangat luas, tentu membutuhkan ketekunan yang membaca untuk mampu menguasainya.18 Motivasi dalam hal ini dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sehingga anak tahu apa yang harus dilakukannya.19 Pintar bukan jaminan anak sukses tetapi dengan adanya kemauan, ketekunan dan kerja keras anaklah yang akan menuntun ke dalam kesuksesannya. Orang
18 Purwanto, “Motivasi Belajar Dalam Pendidikan Islam,” Jurnal At- Tajdid 2, No. 2 (Juli 2013): 231
19 Lukman Sunadi, “Pengaruh Motivasi Belajar Dan Pemanfaatan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS Di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya,” Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) 1, No. 3 (2013): 5.
tua tidak boleh menuntut anaknya harus terus belajar, tetapi biarkan anak belajar dengan sendirinya. Orang tua hanya perlu memberikan arahan yang baik dan benar.
c. Jenis-Jenis Motivasi Belajar
Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi intrinsik dan dari luar seseorang dikenal sebagai motivasi ekstrinsik. Jadi jenis-jenis motivasi ada yaitu:
1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Perlu diketahui bahwa anak yang memilki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, dan akan ahli dalam bidang tertentu. Satu-satunya jalan untuk mencapai tujuan tersebut haruslah belajar, tanpa
belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, dan tidak mungkin menjadi ahli.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya terdapat aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan yang besar itu ada pada keadaan siswa yang dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar
mengajar ada yang kurang menarik bagi peserta didik, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.20
Motivasi ekstrinsik berperan sebagai pendorong dari luar diri seseorang tersebut, adapun yang menjadi pendorong dalam motivasi ekstrinsik diantaranya lingkungan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sosial.
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan berasal dari kata didik, dengan memberinya awalan “pe dan akhiran “kan, yang mengandung arti, perbuatan (hal, cara, dan sebagainya).
Pendidikan berasal dari kata Yunani, paedagogi yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
Kemudian istilah ini diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan, education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Istilah pendidikan berasal dari kata
20 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, 89.
paedagogi, dalam bahasa Yunani pae artinya anak dan ego artinya aku membimbing. secara harfiah pendidikan artinya aku membimbing anak, sedang tugas membimbing adalah aku membimbing anak agar menjadi dewasa. Pendidikan Islam merupakan usaha sadar serta tersusun dalam melahirkan siswa agar mengetahui, memahami, menghayati, mengimani, berakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits. Dalam proses pengajaran, latihan, bimbingan, dan pengetahuan, maka guru sebagai pendidik memiliki tugas mengararahkan siswa pada tingkat kedewasaan dan kepribadian kamil yang sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Islam.21
21Alimni, Alfauzan Amin, Meri Lestari,Intensitas Media Sosial Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Agama Islam Siswa Sekolah Menegah Pertama Kota Bengkulu, Jurnal El-Ta’dib,Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu, 2021.
b. Tujuan Pendidikan Islam
Para ahli pendidikan telah memberikan definisi tentang tujuan pendidikan Islam dimana rumusan atau definisi yang satu berbeda dari definisi yang lain.
Meskipun demikian, pada hakikatnya rumusan dari tuuan pendidikan agama islam adalah sama, mungkin hanya redaksi dan penekanannya saja yang berbeda.
Berikut ini akan kami kemukakan beberapa definisi pendidikan islam yang dikemukakan oleh para ahli:
Naquib Al-Attas menyatakan bahwa tujuan pendidikan yang penting harus diambil dari pandangan hidup (Philosophy of life) jika pandangan hidup itu Islam maka tuuannya adalah membentuk manusia sempurna (insane kamil) menurut Islam Pemikiran Naquib Al-attas ini tentu saja masih bersifat global dan belum operasional.
Definisi tersebut mengendalikan bahwa semua operesional pendidikan harus menuju pada nilai kesempurnaan manusia. Insane Kamil atau manusia
sempurna yang diharapkan tersebut hendaknya diberikan indikator-indikator yang dibuat secara lengkap dan diperjenjang sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan sehingga tuuan pendidikan tersebut dapat operasional dan mudah di ukur. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam aspek keagamaan (aspek kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta nilai moral untuk membentuk sikap (aspek afektif), yang menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki untuk mengevalusi, menganalisis dan memecahkan permasalahan kehidupan masih amat kurang22
1) Abd. Ar-Rohman, Abdullah, mengungkapkan bahwa tujuan pokok pendidikan Islam mencakup tujuan jasmani, tuuan rohani, dan tujuan mental. Saleh Abdullah telah mengklasifikasikan tuuan pendidikan ke dalam tiga bidang, yaitu : fisik-materil, ruhani-
22 Alfauzan Amin, Alimni, Sejarah Kebudayaan Islam, Media Edukasi Indonesia (Anggota IKAPI), 2021.
spiritual, dan mental-emosional. Ketiga tiganya harus diarahkan menuu pada kesempurnaan tiga tuuan ini tentu saja harus tetap dalam satu kesatuan (integratif) yang tidak terpisahkan.23
2) Muhammad Athiyah Al-Abrasyi merumuskan tuuan pendidikan Islam secara lebih rinci dia menyatakan bahwa tuuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk akhlak mulia, persiapan menghadapi kehidupan dunia akhirat, persiapan untuk mencari rizki, menumbuhkan semnagat ilmiah, dan menyiapkan profesionalisme subjek didik. Dari 5 rincian tuuan pendidikan tersebut, semua harus menuju pada titik kesempurnaan yang salah satu indikatornya adalah adanya nilai tambah secara kuantitatif dan kualitatif.24
23 Abd Ar-Rohman Saleh Abdullah, Education Theory A Qur’anic Out Look, (Makkah Almukarromah, Ummu Al-Qurro Univercity, T.T), 119
24 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, At-Tarbiyah Al-Islamiyah Wa Falasifatuha, (Kairo: Isa Al-Bab Al-Halabi 1975), 22-25
3) Ahmad Fu’ad Al-Ahnawi menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah perpaduan yang menyatu antara pendidikan jiwa, membersihkan ruh, mencerdaskan akal, dan menguatkan jasmani. Disini, yang menjadi bidikan dan fokus dari pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Fu’ad Al-Ahnawi adalah soal keterpaduan. Hal tersebut bisa dimengerti karena keterbelahan atau disentegrasi tidak menjadi watak dari Islam.25
4) Abd Ar-Rohman An-Nahlawi berpendapat bahwa tuuan pendidikan Islam adalah mengembangkan pikiran manusia dan mengatur tingkah laku serta perasaan mereka berdasarkan Islam yang dalam proses akhirnya bertuuan untuk merealisasikan ketaatan dan penghambaan kepada Allah di dalam kehidupan manusia, baik individu maupun masyarakat. Definisi bertuuan pendidikan ini lebih
25 Ahmad Fu’ad Al-Ahnawi, At-Tarbiyah Fi Al-Islam, (Kairo: Dar Al-Ma’arif, 1968) 9
menekankan pada kepasrahan kepada tuhan yang menyatu dalam diri secara individual maupun sosial.26
c. Fungsi Pendidikan Islam
Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrument penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai instrumen transfer nilai.
Fungsi pertama menyiratkan bahwa pendidikan memiliki peran artikulasi dalam membekali seseorang atau sekelompok orang dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, yang berfungsi sebagai alat untuk menjalani hidup yang penuh dengan dinamika, kompetensi dan perubahan, fungsi kedua menyiratkan peran dan fungsi pendidikan sebagai instrumen transformasi nilai-nilai luhur dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Kedua fingsi tersebut
26Abd Ar-Rohman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam, (Bandung: Diponogoro, 1992) 162
secara eksplisit menandai bahwa pendidikan mengandung makna bagi pengembangan sains dan teknologi serta pengembangan etika, moral, dan nilai- nilai spiritual kepada masyarakat agar tumbuh dan berkembang menjadi warga negara yang memiliki kepribadian yang utuh sesuai dengan fitrahnya, warga negara yang beradab dan bermartabat, terampil, demokratis dan memiliki keunggulan (competitive advantage) serta keungulan komperatif (comperative advantage).27
Salah satu fungsi pendidikan adalah proses pewarisan nilai dan budaya masyarakat dari satu generasi kepada generasi berikutnya atau oleh pihak yang lebih tua kepada yang lebih muda. Dalam interaksi sosiologis terjadi pula proses pembelajaran. Pada saat itu seseorang yang lebih tua (pendidik) dituntut untuk mengunakan nilai-nilai yang sudah diterima oleh aturan
27 Ro’is Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Erlanga, 2011) 147-148
etika dan akidah umum masyarakat tersebut. Dan diharapkan pula agar pendidik mampu mengembangkan dan menginternalisasikan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik dengan memperhatikan perkembangan kebudayaan dan peradaban yang muncul. Sehingga proses pembelajaran yang terjadi dapat menginternalisasikan nilai, dan nilai tersebut aplikatif dalam kehidupan peserta didik selanjutnya.28 Dalam pemaparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi pendidikan memang benar nyatanya di dalam kehidupan masyarakat.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI No 20 Tahun 2003 Pasal 3).
“Pembentuk watak dan Peradaban bangsa dan martabat”
merupakan salah satu esensi utama dari ajaran agama,
28Harun Nasution Dan Bakhtiar Efendi, Hak Azazi Manusia Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987) 50
dan pendidikan agama sebagai salah satu media yang sangat strategis untuk pembudayaan itu.29
d. Landasan pendidikan
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan Islam itu dihubungkan. Landasan itu terdiri dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad saw yang dapat dikembangkan dengan ijtihad, almaslahah almursalah, istihsan, qiyas, dan sebagainya.30
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT. Yang memiliki pembendaharaan luas dan
29Marwan Saridjo (Ed), Mereka Bicara Pendidikan Islam Sebagai Budaya Rampai, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009) 25
30 Zakiah Derajat, Dkk, Pendidikan Islam Keluarga Dan Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), 19
besar bagi pengembanga kebudayaan umat manusia.
Al-Qu’an merupakan sumber pendidikan lengkap, baik itu pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral(akhlak), maupun spiritual (kerohanian), serta material (kejasmanian), dan alam semesta. Al- Qur’an merupakan sumber nilai yang absolute dan utuh. Eksistensinya tidak akan pernah mengalami perubahan. Ia merupakan pedoman normatife- teoritis bagi pelaksanaan pendidikan islam yang memerlukan penafsiran lebih lanjut bagi operasional pendidikan.bila begitu luas persuasifnya Al-Qur’an dalam menuntun manusia, yang kesemuanya merupakan proses pendidikan kepada manusia, menjadikan Al-Qur’an sebagai kitab dasar utama bagi pengembangan ilmu pengetahuan.31 Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad saw. di
31A. Khozim Afandi (Terj, Pengetahuan Modern dalam Al-Qur’an, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), 8
dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubung dengan masalah keimanan yang disebut Akidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut Syari’ah.32
2) As-Sunnah
As-sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan rosul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui rosulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah AlQur’an.seperti Al-Qur’an, sunnah yang berisi Akidah dan Syari’ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia
32 Zakiah Derajat, dkk, Pendidikan Islam Keluarga dan Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), 19
dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa.33 Hadis atau sunnah merupakan jalan atau cara yang pernah dicontohkan nabi dalam perjalanan kehidupannya melaksanakan dakwah Islam. Contoh yang diberikan beliau dapat dibagi kepada tiga bagian, yaitu hadis, qauliyah, fi’liyah, dan taqririyah. Hadis ini merupakan sumber dan acuan yang dapat digunakan umat Islam dalam seluruh aktifitas kehidupannya. Hal ini disebabkan, meskipun secara umum bagian terbesar dari syari’at islam telah terkandung dalam Al-Qur’an, muatan hukum tersebut belum mengatur berbagai dimensi aktivitas kehidupan umat secara terperinci dan analis. Dari sinilah dapat dilihat bagaimana posisi hadis nabi sebagai sumber atau dasar pendidikan Islam yang utama setelah Al-Qur’an. Eksistensinya
33 Zakiah Derajat, Dkk, Pendidikan Islam Keluarga Dan Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995), 20-21
merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan nabi dan pesan- pesan ilahiyah yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an maupun yang terdapat dalam Al-Qur’an, tetapi masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut secara terperinci.34 Untuk memperkuat kedudukan hadis sebagai sumber atau dasar inspirasi pendidikan dan ilmu pengetahuan, dapat dilihat dari firman Allah Swt.
Artinya: Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah.
dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
34 Meita Sandra (Ed), Gusdur Dan Pendidikan Islam Upaya Mengembalikan Esensi Pendidikan Di Era Global, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2001), 60
pemelihara bagi mereka. (Qs. An-Nisa Ayat 80).35
3) Ijtihad
Ijtihad adalah para fuqoha, yaitu berfikir dengan mengunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari’at Islam untuk menetapkan / menentukan suatu hukum syari’at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al- Qur’an dan Sunah. Ijtihad dalam hal ini dapat saja meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada alqur’an dan sunah. Namun demikian, ijtihad harus mengikuti kaidahkaidah yang diatur oleh para mutahid tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan s-sunah tersebut. Karena itu ijtihad dipandang sebai salah satu sumber hukum Islam yang sangat dibutuhkan sepanjang masa setelah rosul Allah wafat. Sasaran
35 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Bandung:
Penerbit Jabal Raudhotul Jannah, 2009), 72