• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja guru SDN di Kecamatan Batukliang Utara. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pada Tabel 6 yang menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) diperoleh t hitung sebesar 2,380 dengan probabilitas sebesar 0,019 yang nilainya lebih kecil dari 0,05.

Salah satu dimensi penting dalam sistem penyelenggaraan pendidikan di sekolah adalah kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah memegang peran kunci dalam memajukan sebuah institusi, termasuk institusi pendidikan seperti pada sekolah dasar. Untuk bisa membangun sekolah yang unggul, maka kunci utamanya adalah kepala sekolah harus memiliki wawasan yang luas, sumber daya manusia yang berkualitas. Agar memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sekolah harus melakukan berbagai upaya dan strategi dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki tersebut secara maksimal.97

97Ahmad Fatah Yasin, Pengembangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2011), Hlm. 10.

111

Sekolah apabila ingin maju, maka sekolah harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tentunya dan tidak lepas juga dari peran seorang pemimpin atau kepala sekolah. Salah satu sumber daya manusia di madrasah yang penting untuk dikelola dan dikembangkan agar menjadi berkualitas yaitu tenaga pendidik/guru. Pendidik merupakan faktor penting dalam kegiatan pendidikan. Dalam proses belajar mengajar, pendidik memiliki peran kunci dalam menentukan kualitas kualitas pembelajaran.

Yakni menunjukan cara mendapatkan pengetahuan, sikap dan nilai serta keterampilan. Dengan kata lain tugas dan peran pendidik yang utama terletak pada aspek pembelajaran. Pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidiknya.98

Kepemimpinan kepala sekolah dapat mengubah lingkungan sekolah, termasuk sarana dan prasarana, guru dan staf. Pemimpin sekolah memiliki pilihan yang berbeda untuk mengambil tindakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan setiap sekolah. Tindakan kepala sekolah sebagai administrator dapat membantu meningkatkan kinerja guru dalam mewujudkan perubahan kemampuan guru.

Kinerja guru adalah hasil kerja pendidik (tenaga profesional) yang dapat dicapai melalui tindakan, perilaku, dan kinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.99 Guru memegang peranan

98Ibid.,,,Hlm.40.

99 Marlina Marlina, „Studi Korelasi Disiplin Dalam Pembelajaran Dengan Kinerja Guru Di SMAN Se-Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Way Kanan‟, Al-I’tibar: Jurnal Pendidikan Islam, vol.6, no.1 (Februari 2019), 45–49.

112

yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Secara khusus, membantu siswa membangun sikap positif, mendorong kemandirian, membangkitkan rasa ingin tahu, dan menciptakan kondisi yang efektif dalam proses pembelajaran.

Kepala sekolah adalah pegawai sekolah yang bertanggung jawab atas segala kegiatan sekolah dan mempunyai wewenang serta tanggung jawab menyelenggarakan segala kegiatan pendidikan di lingkungan sekolah yang dipimpinnya berdasarkan pancasila.100

Kepala sekolah mengarahkan sarana atau sekolah dan seluruh pemangku kepentingannya untuk menggerakkan, mempengaruhi, dan mendorong untuk mencapai tujuan bersama. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan kepemimpinan kepala sekolah antara lain:

1. Karakter yang kuat ialah yakin , beranian, antusias, baikhati serta sensibilitas sosial;

2. Mempunyai pemahaman yang bagus mengenai tujuan pembelajaran, sebab dengan pemahaman yang bagus, kepala sekolah dapat menjelaskan pada guru, karyawan, anak didik serta pelaksana kepentingan strategi untuk menggapai tujuan sekolah;

3. Memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang pekerjaannya dan bidang lain yang terkait;

4. Mempunyai keahlian profesional, ialah keahlian yang berhubungan dengan fungsinya selaku kepala sekolah, yakni keterampilan teknis

100 Munajat, “Manajemen Kepemimpinan …”, 18

113

(menjadwalkan, memimpin rapat, mengawasi), keterampilan yang penting dalam sistem manusia (motivasi, motivasi dan keberhasilan guru), keterampilan konseptual (Membangun) mengidentifikasi dan memecahkan masalah, serta mengantisipasi masalah yang akan muncul dari segala kemungkinan).

Selain kedudukannya dalam manajemen sekolah yang efektif dan efisien, kepala sekolah harus mampu tingkatkan kemampuan guru.

Jika pemimpin dapat mendorong guru untuk sungguh-sungguh meningkatkan kinerjanya dan menyelesaikan tugas dengan sepenuh hati, maka kinerja guru dalam pembelajaran dapat ditingkatkan. Oleh sebab itu, tanpa dukungan penuh dari kepala sekolah untuk tingkatkan kemampuan guru, guru tidak akan bisa melakukan tugasnya, seperti pendidikan, pelatihan, bimbingan, dan memaksimalkan potensi setiap siswa. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja guru, perlu dikembangkan lebih lanjut peran pemimpin sekolah sebagai pemimpin kelembagaan dan peningkatan kinerja guru.101

Walaupun tanggung jawab kepala sekolah sangat kompleks, kepala sekolah senantiasa harus bertugas keras tingkatkan kemampuan guru. Kepala sekolah wajib melaksanakan bermacam usaha serta lebih perhatikan kepemimpinan pengajaran. karena kepala sekolah adalah model, pelatih, fasilitator, dan mentor sebagai pemimpin pengajaran, bukan wali atau supervisor pengajaran. Artinya, jika kepala sekolah

101 Nasib Tua Lumban Gaol and Paningkat Siburian, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru, Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 5.1 (2018), 66–73.

114

menjadi pengawas orientasi guru kelas, kepala sekolah tidak boleh bertindak sebagai evaluator atau penguji.

Kinerja berkaitan dengan perilaku individu dalam melaksanakan pekerjaan, upaya untuk memperoleh kinerja yang baik diperlukan suatu proses dan pengelolaan yang berkesinambungan agar diperoleh hasil yang diinginkan. Kinerja dipandang sebagai hasil perkalian antara kemampuan dan motivasi, kemampuan menunjuk pada tingkat kecakapan seseorang dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu, dan motivasi merupakan keinginan individu untuk menunjukkan perilaku dan kesediaan berusaha. Jika seseorang memiliki keinginan yang kuat untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, orang tersebut akan berusaha mengerjakannya dengan tujuan hasil yang terbaik.

Kinerja guru merupakan perilaku yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan guru di dalam kelas dalam proses belajar dan pembelajaran untuk menghasilkan hasil belajar yang maksimal dari peserta didiknya. Untuk mengukur kinerja guru bisa dilihat dari kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan, keputusan yang diambil, dan perencanaan kerja.

Selain itu, guru juga melakukan pendekatan kepada peserta didiknya, supaya tercipta hubungan yang akrab antara siswa dengan guru, sehingga proses belajar menjadi lancar. Guru yang baik adalah guru yang mampu memberikan pembelajaran dan contoh yang baik,

115

sehingga peserta didik akan merasa dihargai sebagai peserta didik dan guru akan merasa dihormati karena kharisma atau wibawanya, karena semua itu besar pengaruhnya dalam menjalankan disiplin dan kinerja guru terutama dalam proses belajar dan pembelajaran. Kinerja guru merupakan prestasi yang ditunjukkan oleh guru dan berusaha mengerjakannya dengan hasil yang baik dengan prestasi yang dilihatkan.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan variable paling dominan. Mengingat betapa pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerju guru, maka guru yang baik adalah guru yang mampu meningkatkan mutu pendidikan dan memiliki semangat kerja yang tinggi.

Seorang guru tidak akan bekerja dengan kinerja yang baik jika kebutuhannya hanya terfokus pada kebutuhan fisik materi dengan mengabaikan kebutuhan pengembangan diri salah satunya adalah kebutuhan untuk berprestasi. Tingginya motivasi guru di SDN Batukliang Utara dipengaruhi langsung oleh kinerja guru. Guru-guru yang memiliki penguasaan materi pembelajaran yang luas dan mendalam, yang mencakup perencanaan pembelajaran sampai dengan evaluasi hasil pembelajaran, substansi keilmuan serta penguasaan metodologi keilmuan akan dapat dapat memicu peningkatan motivasi berprestasi dan semangat kerja guru. Mencapai kesuksesan merupakan kebutuhan berprestasi.

116

Tinggi rendahnya motivasi kerja seseorang dapat dilihat dari tinggi rendahnya dorongan dalam dirinya untuk melaksanakan tugas- tugas organisasi, dengan demikian, tinggi rendahnya motivasi kerja guru dapat dilihat dari tinggi rendahnya dorongan guru dalam melaksanakan tugas. Karakteristik motivasi memiliki dimensi yang berbeda-beda ada motivasi tinggi dan motivasi rendah. Jika motivasi kerja guru lebih berorientasi pada reward materi (kelompok kebutuhan eksistensi), maka hasil kerja atau kinerjanya masih rendah. Hal ini dapat diasumsikan bahwa orang pada dasarnya malas, perlu terus menerus diawasi, pasif, harus dibujuk, dihargai, dihukum, dikendalikan, aktivitas mereka harus diarahkan, bekerja dengan sedikit mungkin, tidak memiliki ambisi, tidak menyukai tanggungjawab, lebih suka memimimpin, egois, acuh tak acuh, menolak perubahan, sehingga kinerjanya sangat rendah. Jika motivasi kerja guru meliputi semua kebutuhan yang seimbang dan lebih berorientasi prestasi kerja maka hasil kerja atau kinerjanya akan tinggi.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa motivasi berprestasi memiliki hubungan langsung terhadap kinerja guru (Wiyana, 2015, Kuswadi, 2014, Bakar, 2011, Santosa, 2011, Yuliejatiningsih, 2005, Mutohar, 2006). Dengan motivasi kerja yang tinggi akan berdampak pada kinerja guru yang baik. Motivasi berprestasi yang muncul dari dalam diri guru akan mampu meningkatkan hasil kerja yang maksimal.

117

Guru-guru ini memerlukan kesempatan untuk mewujudkan perilaku yang termotivasi tersebut di sekolah. Oleh karena itu sekolah harus terus membina hubungan antara lembaga pendidikan/sekolah dengan masyarakat sehingga masyarakat akan lebih percaya terhadap keberadaan sekolah. Hasil temuan penelitian mengungkapkan bahwa semangat kerja dalam meraih prestasi sangat tinggi karena motivasi yang tinggi akan menimbulkan individu yang produktif dan secara tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas kinerja guru. Guru yang profesional dan berkualitas ditunjukkan dengan adanya motivasi dalam diri guru tersebut. Guru yang memiliki motivasi dapat menggerakkan dirinya untuk dapat melaksanakan tugasnya. Selain motivasi dari guru, peran kepala sekolah juga sangat penting dalam memberikan Inspirational Motivation hal ini mengacu pada perilaku kepala sekolah dalam memberikan motivasi yang diilhami oleh nilai- nilai dan cita-cita yang tinggi kepada guru-guru.

2. Pengaruh Manajemen Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa Manajemen Kepala Sekolah (X2) berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Guru di SDN Batukliang Utara. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 yang menunjukkan bahwa Manajemen Kepala Sekolah (X2) diperoleh t hitung sebesar 2,305 dengan probabilitas sebesar 0,023 yang nilainya lebih kecil dari 0,05.

118

Kepala sekolah merupakan seorang pemimpin dan sekaligus manajer yang baik yang memiliki kemampuan dan mampu mengelola sekolah dengan baik dan efektif.102 Sebagai seorang kepala sekolah harus memiliki tujuan yang jelas dalam menjalankan roda organisasi sekolah, karena dengan tujuan yang jelas maka akan membawa sekolah kearah yang lebih baik dan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan Bersama,103 dan kepala sekolah harus mampu bekerjasama dengan semua unsur yang ada dan bekerja secara efektif dan efesien untuk mencapai mutu Pendidikan.104

Untuk menunjang keberhasilan sekolah yang baik, terdapat tiga peran seorang kepala sekolah yang berhasil yaitu: (1) peran seorang kepala sekolah dalam memimpin sekolah yang efektif dan efesien, (2) kepala sekolah harus memiliki kemampuan manajerial; (3) kepala sekolah harus mampu mengembangkan kurikulum nasional dan menjabarkan kedalam kurikulum pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah selalu menggerakkan sumber daya yang ada (guru dan staf) untuk selalu bekerjasama dalam mencapai tujuan, visi dan misi, serta memiliki beberapa upaya-upaya yang harus dilakukan antara lain: (1) bekerjasama dengan para guru dan pegawai sekolah; (2) membangun jiwa kolegialitas diantara para guru; (3) sekolah menjalin hubungan Kerjasama antara komite sekolah dengan

102 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2013), 152.

103 Rohiat, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik Dilengkapi dengan Contoh Rencana Strategis dan Rencana Operasional, 31.

104 Rohiat, Manajemen Sekolah; Teori Dasar dan Praktik Dilengkapi dengan Contoh Rencana Strategis dan Rencana Operasional, 15.

119

masyarakat; (4) selalu berupaya dalam menjalankan nilai-nilai positif, dan (5) bekerjasama dalam mecapai tujuan sekolah.

Hasil penelitian105 mengungkapkan bahwa seorang kepala sekolah menerapkan tipe kepemimpinan demokratis dalam menjalankan roda organisasi sekolah. Mampu mendorong guru-guru untuk selalu berinovasi dalam proses kegiatan belajar dan pembelajaran. Mendorong guru-guru untuk bekerja sesuai dengan bidang tugas masin-gasing agar peserta didik memiliki prestasi dan mengembangkan kompetensi yang dimilikinya.

Selain itu, pelaksanaan Pendidikan karakter di sekolah berjalan dengan baik dengan menerapkan pembiasaaan dan budaya salam, senyum, sapa, sopan, dan santun.

Peran kepala sekolah dalam menjalankan perannya, yaitu Menyusun dan membagi program kerja sesuai dengan tugas dan kewajibannya masing-masing. Selain itu pemanfaatan teknologi dan berdiskusi dengan dewan guru merupakan salah satu bentuk refreshment untuk peningkatan kemampuan guru serta kepala sekolah mampu memberikan motivasi untuk selalu berkarya dalam peningkatan kegiatan proses belajar dan pembelajaran di sekolah.

105 Shobaihatul Khoiroh, “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di SMAN 1 Yogyakarta”, (Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2020).

120

3. Pengaruh Kepemimpinan dan Manajemen Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru

Hasil uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap Motivasi Guru SDN Batukliang Utara. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F hitung sebesar 4,315 dengan probabilitas sebesar 0.016 yang nilainya lebih kecil dari 0,05.

Keberhasilan profesi guru dapat ditentukan oleh motivasinya. Guru dengan motivasi mengajar yang tinggi akan cenderung memberikan nilai yang tinggi, sebaliknya guru dengan motivasi mengajar yang rendah juga akan memiliki gaya mengajar yang rendah. Karena motivasi adalah orang yang mempelopori atau memotivasi untuk melakukan tindakan tertentu.

Tingkat motivasi dapat menentukan tingkat usaha atau semangat seseorang terhadap kegiatan, dan tentunya tingkat semangat akan menentukan hasil kegiatan yang dicapai.

Dari hasil pengamatan peneliti bahwa motivasi kerja guru ialah sesuatu keinginan yang muncul dari dalam diri untuk melaksanakan serta melakukan profesi dibidang pembelajaran pengajaran supaya tercapai tujuan pembelajaran dengan cara efisien serta berdaya guna. alasan paling dominan ialah karena ingin membantu anak-anak berlatih, mau mempengaruhi generasi masa depan, mau menumbuhkan cita- cita pada anak-anak yang kurang mampu, memberikan partisipasi sosial yang berguna, serta tertarik jadi guru.

121

Pengamatan di atas sesuai dengan pendapat Sanjaya yang menjelaskan bahwa Motivasi adalah dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan untuk tujuan tertentu.106 Motivasi memberikan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya sensasi dan didahului oleh aktivitas yang bertujuan. Hasil penelitian ini terdapat 3 unsur, yaitu: (1) Motivasi mulai membentuk transformasi energi dalam diri setiap individu; (2) Insentif ditandai dengan adanya perasaan atau sensasi, afektifnya, dalam hal ini motif terlibat dalam hal kebatinan, afeksi dan emosi yang terdefinisi perilaku manusia; (3) Motif dirangsang untuk tujuan. Peranan motivasi dalam peningkatan kemampuan guru di SDN Batukliang Utara sangat menentukan sukses tidaknya segala usaha yang dilakukan oleh stakenholders dalam sesuatu lembaga pendidikan. Prinsip yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk tingkatkan motivasi kenerja guru ialah:

mengaktifkan absen di awal dan diakhir jam sekolah, mengadakan rapat evaluasi, mengadakan supervisi, memperhatikan insentif, menjalin komunikasi yang baik dan bersikap terbuka kepada bawahan.

Pada kegiatan ini kepala sekolah menggerakkan semua guru untuk bekerja secara maksimal, lebih semangat dan kompak dalam menyelesaikan kegiatan atau tugas, sehingga tujuan bisa tercapai secara

106 Sanjaya, " Kurikulum…". 66.

122

bersama-sama. Dalam hal ini, bagaimana menggerakkan semua sumber daya yang ada secara efektif dan kondusif.107.

Berdasarkan hasil analisis data yang menguji hubungan antara kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah di SD Negeri Batukliang Utara secara umum mempunyai hubungan dengan motivasi kerja guru sebagai variabel terikat. Selain itu hubungan antar variabel dalam penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan.

Hasil penelitian bahwa motivasi kerja guru pada SD Negeri Batukliang Utara dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah baik secara simultan maupun secara parsial.

Cara-cara yang dapat dilaksanakan untuk menjadi seorang kepala sekolah profesional yaitu harus dapat mengerti dan memahami dengan cara komprehensif mengenai kemampuan dan kinerja manajerialnya dalam konteks memimpin sebuah sekolah sehingga nantinya, sekolah tersebut dapat memilki nuansa budaya yang sesuai dengan perkembangan masyarakat pada tempat tersebut dan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilki sekolah yang bersifat berkualitas dan bermutu. Kepala sekolah sebagai seorang pimpinan di suatu lembaga pendidikan perlu memilki strategi khusus/spesifik dalam mengembangkan dan meningkatkan motivasi para pendidik dan pegawainya dalam lingkungan kerjanya. Jadi, kepala sekolah disini harus mempunyai strategi khusus dalam mewujudkan visi dan misi suatu lembaga sekolah.

107 Imam Machali dan Ara Hidayat, Handbook of Education Manajemen Teori dan Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia, 23.

123

Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai pimpinan sekaligus manager sekolah memiliki pengaruh terhadap mutu sekolah tersebut.

Karena itu, kualitas sekolah menjadi indikator yang paling mudah diukur ketika ingin melihat peran kepemimpinan kepala sekolah.

Kendatipun demikian, indikator kinerja kepala sekolah memiliki variabe-varibel yang beragam. Artinya kepemimpinan kepala sekolah harus mengembangan segala potensi dirinya sebagai modal dalam mengaktualisasi kepemimpinan dan sekaligus fungsi manajerial sekolah. Setidaknya, ada beberapa tahapan dari ruang kinerja kepala sekolah. Pertama, sebagai regulator dalam ruang lingkup sekolah tersebut, semua tindakan yang menjadi budaya sekolah berdasarkan kebijakan dari peran kepemimpian kepala sekolah. Kedua, tahap implementasi atau proses dari pelaksanaan kebijakan. Kepala sekolah harus memberikan kepastian bahwa proses yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan baik, dan ketiga, evaluator, dimana kepemimpinan kepala sekolah harus menjadi pengawas dan pemantau atas kinerja yang sedang berlangsung.

Sementara profesionalitas dan motivasi guru juga itu dapat dilihat dari tingkat kinerja yang bermakna. Kinerja guru tersebut diwujudkan atau dapat diukur melalui tiga kompetensi utama guru, yang tercermin melalui kemampuannya mendidik, mengajar, dan melatih para peserta didik dalam proses pembelajaran. Profesionalisme guru, secara singkat dapat dinilai seberapa jauh beberapa kompetensi guru tersebut tercapai.

124

Selaian itu juga dapat dilihat dari kualitas proses dan proses pembelajaran dan mampu menghasilkan peserta didik (output) yang berkualitas bagimanapun situasinya, termasuk dalam stuasi pandemik dewasa ini. Untuk mencapai hal tersebut, maka faktor yang paling penting dalam kegiatan menggerakkan orang-orang lain untuk menjalankan kegiatan manajemen adalah kepemimpinan (leadership) kepala sekolah. Sebab kepemimpinanlah yang menentukan arah dan tujuan, memberikan bimbingan dan menciptakan iklim kerja yang mendukung pelaksanaan secara keseluruhan. Secara teknikal, kepemimpinan adalah seni mempengaruhi untuk mencapai visi organisasi, mendorong pengikut untuk mencapai visi, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Tidak hanya itu, seni memengaruhi bertujuan untuk meraih prestasi secara kolektif bersama anggota organisasi.

125 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan antara lain:

1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru.

Hubungan ini memiliki hubungan positif artinya semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka akan semakin baik pula motivasi kerja guru.

2. Manajemen sepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru, artinya semakin baik manajemen kepala sekolah maka akan semakin pula motivasi kinerja guru.

3. Kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru , atau dengan kata lain bahwa semua variable bebas berpengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) terhadap motivasi kerja guru.

B. Implikasi Teoritis

Penelitian ini ditujukan untuk memberikan manfaat ilmiah dan memperkuat teori-teori yang telah diuraikan dalam membangun suatu model yang menyangkut pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah, manajemen kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SD Negeri Batukliang Utara.

126

Temuan penelitian ini dapat dibuktikan bahwa adanya pengaruh antar variabel-variabel penelitian, seperti variabel kepemimpinan kepala sekolah, manajemen kepala sekolah dengan motivasi kerja guru.

Temuan tentang motivasi kerja guru berada pada kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru merasa bahwa motivasi kerja guru cukup penting dalam menjalankan aktivitas sebagai guru, terutama dalam hal melaksanakan proses belajar mengajar dengan siswa, dan kegiatan tambahan lainnya. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Putra (2002), Sutini (2000) dan Hafid (2007) menyatakan bahwa guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih baik perolehan kinerjanya dibandingkan dengan yang memiliki tingkat motivasi berprestasi rendah, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dan prestasi akademik diberbagai tingkat pendidikan. Melengkapi temuan penelitian Sulastri (2007) menyatakan bahwa motivasi berprestasi dan disiplin kerja memberika pengaruh yang berarti terhadap kinerja dosen sebagai pengajar.

Secara umum hasil penelitian ini memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen pendidikan Islam.

Implikasi yang menarik dalam penelitian ini bahwa tercapainya suatu kinerja yang baik dalam suatu sekolah ditentukan oleh kemampuan sumberdaya manusia (Guru) dalam mengembangkan kinerjanya melalui kepemimpinan kepala sekolah dan management kepala sekolah.

127 C. Saran

Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada para kepala sekolah, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan dan keputusan yang tepat dalam meningkatkan motivasi kerja guru di sekolah khususnya guru-guru SD Negeri Batukliang Utara. Selain itu, kepala sekolah perlu menyusun program pembinaan bagi guru-guru yang berorientasi pada peningkatan kemampuannya atau kinerja guru.

2. Disarankan kepada guru-guru SD Negeri Batukliang Utara, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kemampuannya dengan cara memutakhirkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki, serta meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kepemimpinan kepala sekolah.

3. Disarankan kepada pihak terkait bahwa untuk meningkatkan motivasi keja guru perlu meningkatkan kapabilitas kepla sekolah. Hal ini mengingat bahwa pengaruh kepemimpinan kepala sekolah lebih besar dibandingkan manajemen kepala sekolah (0,272 dibanding 0,197).

4. Disarankan kepada peneliti lain, agar hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan rujukan dalam melakukan penelitian yang serupa dengan menambahkan variabel-variabel lain yang relevan dan berhubungan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru, termasuk di dalamnya pengembangan indikator-indikator dari masing-masing variabel

Dokumen terkait