• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Studi sebelumnya telah mengidentifikasi motivasi pendidik untuk bekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya:

1. Penelitian Ening Widaningsih (2005) tentang dampak sistem manajemen sekolah dan kinerja guru terhadap kualitas pembelajaran di sekolah dasar di Institut PPL UPI Ciunyi Kabupaten Bandung. Dari hasil pemeriksaan didapatkan nilai normal 4,04 termasuk penilaian yang baik. Artinya secara keseluruhan kerangka manajemen Direktur PPLUPI Laboratorium SD dinilai baik. Kualitas pembelajaran dinyatakan sebagai rata-rata semua murid dari kelas I sampai dengan kelas VI sekolah tersebut. Untuk ukuran 10 jumlahnya 6,97, mendekati 7, dan kualitas pembelajaran di SD PPLUPI-Buruh adalah sebagai berikut: Kategori lebih dari cukup, Kerangka manajemen berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja guru sebesar 15,70%. 5) Tentang kualitas pembelajaran 10,90%. 6) Kemunculan tenaga pendidik berdampak kepada mutu pendidikan 25,00%.

6) Kerangka pimpinan sekolah dan pendidik menunjukkan bahwa implementasi berdampak baik sebesar 27,00% kepada pendidikan.

proposal diajukan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini, dengan menggunakan berbagai metode dan teknik, dengan jangkauan dan ukuran sampel yang banyak.

63

2. Penelitian Bustari Muchtar (2012) tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah serta motivasi kerja terhadap partisipasi guru pada SMPN Padang Pariaman. Hasil penelitian menemukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja dan tanggung jawab kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Sungailimau Kabupaten Padang Pariaman. Selain itu, motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap penugasan guru SMP Negeri di Kecamatan Sungairi Mau Kabupaten Padang Pariaman.

3. Kajian tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan keterampilan pendidikan terhadap motivasi kerja guru pada SMP Negeri Palembang RA dan dampaknya terhadap kinerja guru.. Zubaidah 2016. Hasil survei menunjukkan bahwa: Kombinasi kepemimpinan kepala sekolah dan kemampuan pendidik berdampak positif terhadap motivasi pendidik pada SMP Negeri Palembang. Dalam beberapa kasus, ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SD SMP Negeri Palembang. Dalam beberapa kasus, di SMP Negeri Palembang, kemampuan guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Kinerja guru di SMP Negeri Palembang dipengaruhi secara positif oleh kepemimpinan kepala sekolah, kemampuan pendidikan dan motivasi kerja guru. Konsistensi tinjauan ini menunjukkan bahwa keterampilan guru perlu dikembangkan untuk meningkatkan kinerja guru.

64 B. Kerangka Berpikir

Sukses Sekolah erat kaitannya dengan pengelolaan serta pengelolaan kepala sekolah. Manajemen kepala sekolah dan bahkan manajemen adalah indikator keberhasilan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dapat membuktikan kesuksesan suatu lembaga jika memahami tujuan pendidikan yang telah ditetapkannya dan dapat dengan baik dan benar memenuhi kewajiban dan keterampilannya sebagai kepala sekolah. Dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah, ia harus memilih antara kepemimpinan dan manajemen. Hal ini dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pimpinan untuk mengkoordinasikan dan melibatkan SDA.

2. Manajemen adalah kekuatan direktur lembaga untuk mengawasi serta menggunakan sumber daya pendidikan non- manusia.

Oleh sebab itu, keterampilan kepemimpinan dan manajemen pemimpin sekolah merupakan faktor utama dalam menularkan, memberdayakan, membimbing, mengkoordinasikan serta menggerakkan SDM agar tujuan sekolah tercapai. Akibatnya, keterampilan ini semakin memfasilitasi pelaksanaan pendidikan pada sekolah yang tepat serta efektif.

Kepemimpinan kepala sekolah serta praktik kepemimpinan dianggap tepat dan benar jika dapat meningkatkan dan mengubah pemikiran dan perilaku bawahannya (di sini pendidik). Perubahan spiritual pendidik dijelaskan oleh dengan tanggung jawab guru yang tinggi serta loyalitas pendidik yang luar biasa terhadap pimpinan sekolah, motivasi pendidik yang luar biasa untuk

65

memenuhi kewajibannya, serta kepuasan guru. Namun, perubahan perilaku guru tercermin dari kinerja, dukungan, dan kemauan guru untuk melakukan kewajiban yang ditetapkan oleh pimpinan sekolah. Kepemimpinan tingkat tinggi serta kinerja manajemen klien meningkatkan kinerja bawahan. Selain itu, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja bisnis berkaitan erat dengan kinerja guru.

Rumusan hubungan antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan manajemen dengan motivasi kerja guru

Keterangan :

X1 = Kepemimpinan Kepala Sekolah X2 = Manajemen Kepala Sekolah Y = Motivasi Kerja Guru

C. Hipotesis Penelitian

1) : Ha1 : Diduga bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi kerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok tengah.

2) Ha2 : Diduga bahwa manajemen kepala sekolah Berpengaruh X1

Y

X2

66

terhadap motivasi kerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok tengah.

3) Ha3 : Diduga bahwa kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap motivasi kerja guru Sekolah Dasar di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah.

67 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode survei yang digunakan dalam tinjauan ini adalah metode kuantitatif yang menggunakan alat statistik untuk menganalisis data dalam bentuk numerik.

Tujuan dari review adalah untuk menilai pengaruh kepemimpinan (X1) dan manajemen (X2) terhadap motivasi kerja guru (Y).92

Analisis yang digunakan dimaksudkan untuk mengetahui sebab dan akibat yang bertujuan untuk memperjelas pengaruh langsung dan tidak langsung dari banyak variabel sebagai faktor penyebab berbagai faktor dampak lainnya, yaitu analisis rute. Survei tersebut merupakan studi pengkajian yang menggunakan metodologi kuantitatif. Subjek pengkajian ini yaitu pendidik, dan subjek pengkajian ini yaitu pengajaran dan manajemen beberapa sekolah di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kepemimpinan dan manajemen direktur sekolah.

Untuk memperjelas faktor, survei dilakukan dengan tingkat klarifikasi dan korelasi. Derajat klarifikasi dimaksudkan untuk menjelaskan akibat dari faktor independen dari kajian kepemimpinan kepala sekolah, manajemen kepala sekolah, dan motivasi kerja guru. Sementara derajat klarifikasi korelasi digunakan agar mendapatkan interaksi antara faktor kepemimpinan kepala sekolah dengan faktor kepemimpinan kepala sekolah terhadap faktor motivasi kerja guru.

92 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2012). 26

68 B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi sebagai area generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek dengan karakteristik dan kualitas tertentu yang ditentukan oleh para ilmuwan untuk mempelajarinya dan menarik kesimpulan darinya.

Populasi adalah keseluruhan topik penelitian. Jika seseorang ingin mempelajari seluruh komponen suatu daerah penelitian, maka penelitian pada titik ini adalah sensus, dan survei atau survei disebut juga dengan sensus.

Populasi surve dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1.1

NO GUGUS JUMLAH GURU

1 1 22

2 2 23

3 3 22

4 4 31

5 5 21

6 6 19

JUMLAH 138

Populasi surve ini adalah seluruh guru ASN sekecamatan batukliang Utara Kabupaten Lombok tengah yaitu berjumlah 138 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi dan karakteristiknya. Agar sampel menjadi bagian atau perwakilan dari populasi yang diteliti.

Strategi pengambilan sampel didasarkan pada pengambilan sampel probabilistik. Ini adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama atau kesempatan yang sama kepada setiap komponen atau

69

individu dalam komunitas sampel. Karakteristik populasi survei dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1.2 Sampel Penelitian

No Gugus Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 1 22 16

2 2 23 17

3 3 22 16

4 4 31 22

5 5 21 15

6 6 19 14

Jumlah 138 100

C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Survei dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 dengan rincian sebagai beriku

Bagan

Agenda kegiatan riset

No. Kegiatan

Januari 2022

September 2021

Oktober 2021

Nopember 2021

Desember 2021 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Survei

Lapangan 2. Pembuatan

Proposal 3. Seminar

Proposal

70 No. Kegiatan

Mei 2022

Juni 2022

Oktober 2022

Nopember 2022

Desember 2022 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 4. Penelitian

5. Pembuatan tesis 6. Perbaikan

a. Proposal : 4 September 2021 b. Observasi : 6 September 2021

c. Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei s/d Juni 2022 penelitian ini membahas tentang Pengaruh Kepemimpinan dan Manajemen Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru.

d. Penyebaran Angket : Angket ini diberikan kepada responden sebanyak 100 guru SD Negeri di Kecamatan Batukliang Utara.

e. Objek Penelitian : Guru ASN SD Negeri di Kecamatan Batukliang Utara Tahun pelajaran 2021/2022

2. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini berada di sekitar SD Negeri di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah .

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini memasukkan variabel: dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya adalah variabel kinerja pimpinan utama (X1) dan variabel kinerja manajemen utama (X2), dan variabel terikatnya adalah variabel kinerja guru (Y).

71 E. Desain Penelitian

Survei ini merupakan survei yang menggunakan metodologi kuantitatif. Subjek survei adalah guru, dan subjek survei adalah kepemimpinan serta kinerja bisnis kepala sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Pengkajian ini bertujuan untuk memberikan bayangan tentang kepemimpinan dan kinerja kepala sekolah..

Pencarian dilakukan dengan menggunakan derajat klarifikasi dan korelasi untuk memperjelas faktor dari penelitian, derajat klarifikasi dimaksudkan untuk menjelaskan hasil faktor independen dari studi kinerja kepemimpinan administrator sekolah, kinerja manajemen pimpinan sekolah, serta kinerja pendidik. Sementara itu derajat klarifikasi koneksi dimanfaatkan untuk mengetahui korelasi antara faktor kinerja kepemimpinan kepala sekolah serta faktor kinerja manajemen kepala sekolah terhadap faktor kinerja pendidik.

F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian

Alat survei adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam survei. Peneliti adalah peneliti dalam arti alat penelitian adalah alat atau perlengkapan yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan informasi, menjadikannya lebih akurat, lebih lengkap, lebih efisien, dan lebih mudah diukur.

Perangkat ini bisa disebut alat evaluasi, tetapi ada dua jenis alat evaluasi: diuji dan tidak diuji.93

Sarana yang dipakai untuk menghimpun informasi pada survei tersebut

93 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013). Cet Ke-15. 203

72

adalah angket, motivasi kerja (Y) Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Manajemen Kepala Sekolah (X2).

Sugiyono menjelaskan koesioner merupakan cara untuk mengumpulkan informasi dengan menghadirkan berbagai pertanyaan dan penjelasan kepada responden.94 Survei ini sangat cocok untuk digunakan dengan sejumlah besar responden di seluruh wilayah. Survei dapat diberikan langsung kepada responden dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan pribadi atau publik, atau dapat dibagi lewat surat atau internet, bergantung pada kondisi dan keadaan situs. Jika survei Anda tidak terlalu luas dan Anda dapat mengirimkan survei secara langsung dalam waktu singkat, Anda tidak perlu mengirimkan survei melalui pos. “Kontak langsung antara peneliti dan orang yang diwawancarai menciptakan prasyarat yang sangat baik bagi orang yang diwawancarai untuk secara sukarela memberikan data yang objektif dan cepat.

Arikunto mengatakan survei adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk menginformasikan responden tentang diri mereka sendiri dan apa yang mereka ketahui.95

Survei ini menggunakan survei tertutup untuk membagikan pertanyaan yang menyertakan pilihan jawaban yang telah disiapkan. Informan hanya menetukan jawaban yang dibagikan.

94 Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung : Alfabeta, 2009). Edisi ke VIII. 142

95 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2013). Cet Ke-15. 194

73 1. Kepemimpinan kepala sekolah

a. Pengertian istilah

Kepemimpinan yaitu kekuatan individu untuk mengajak manusia untuk bekerja sama dengan agenda untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, kepemimpinan memegang kontribusi yang luar biasa dalam manajemen, dan justru merupakan esensi dari manajemen.

b. Definisi operasional

Kepemimpinan kepala sekolah yaitu jumlah poin yang diberikan oleh informan dengan menanggapi perangkat kepemimpinan kepala sekolah.

Kepemimpinan kepala sekolah diukur dengan parameter sebagai berikut:

a) segi dampak ada enam parameter. 1) Anda dapat memanfaatkan kekuatan sejati Anda untuk berkomitmen, mematuhi, atau melibatkan bawahan Anda. 2) Membiarkan paksaan digunakan agar bawahan dapat menghindari hukuman menjadi milik pemimpin. 3) Anda dapat menggunakan kekuatan penghargaan agar bawahan Anda menerima imbalan yang dipegang pimpinan. 4) Memiliki kepribadian yang jujur, adil, solid dan sabar. 5) Mempunyai keterampilan karakter yang solid. 6) Memperoleh kepercayaan sebagai sumber informasi bagi responden sertapembimbing. b) Segi yang mengubah pandangan dan tujuan terbagi menjadi empat parameter. 1) Mengembangkan pandangan, tujuan serta sasaran lembaga. 2) Lakukan analisis SWOT dan kembangkan strategi untuk mencapai pandangan, dan tujuan Anda. 3) Mendiseminasikan pandangan, dan tujuan lembaga kepada semua komunitas sekolah. 4)

74

Meminta dan menyertakan pendidik untuk merenungkan serta mengembangkan pandangan, serta tujuan lembaga. c) Terdapat empat parameter dari sisi pemberdayaan. 1) Gunakan potensi guru untuk mencapai tujuan Anda. 2) Pastikan guru memiliki kesempatan untuk berkembang. 3) Menyetujui serta meminta pandangan, komentar serta apresiasi dari anggota. 4) Libatkan pendidik dalam memutuskan suatu masalah. d) Segi pengorganisasian terdapat empat parameter. 1) Memobilisasi pendidik berpartisipasi dalam pelaksanaan tujuan lembaga.

2) Menjadi panutan guru dalam pelaksanaan program sekolah. 3) Mengidentifikasi dan mengetahui keterampilan karyawan. 4) Memperhatikan kemauan dan minat pendidik dalam melakukan tujuan lembaga. e) Terdapat lima parameter dari sisi motivasi. 1) Memotivasi guru untuk percaya pada pandangan dan tujuan lembaga. 2) Mendorong gairah kerja pendidik untuk mencapai kreativitas kerja yang baik. 3) Sering menginspirasi karyawan Anda dan berhubungan dalam meraih tujuan Anda. 4) Memuji keberhasilan guru. 5) Mempromosikan kemandirian dari pekerjaan pendidik. f) Segi bimbingan serta kepemimpinan terdapat lima parameter. 1) Tentukan strategi implementasi lembaga Anda. 2) Mengelola pelaksanaan kegiatan sekolah. 3) Secara bijaksana menyelesaikan perselisihan dan perselisihan antar guru. 4) Kami membantu guru memecahkan masalah yang mereka hadapi dengan banyak alternatif. 5) Menginstruksikan pendidik untuk membuat pembelajaran yang baik. g) Terdapat empat indikator pada

75

aspek pembentukan komitmen. 1) Membuat guru percaya diri dan optimis tentang visi mereka. 2) Kembangkan Keyakinan Guru dan berikan kebebasan kepada guru untuk memenuhi tanggung jawab mereka dengan penuh keyakinan dan tanggung jawab. 3) Mempromosikan dan menjaga kondisi kerja golongan. 4) Menegakkan serta membina hubungan siswa, kekompakan, serta kesadaran keluarga.

c. Kisi-kisi instrumen

Alat Survei Kepemimpinan Kepala Sekolah dibuat bersumber pada sebagian parameter serta pertanyaan yang diidentifikasi menggunakan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah. Oleh karena itu, alat manajemen kepala sekolah untuk survei tersebut terdiri dari 32 pertanyaan dan efektivitas dan keandalan alat harus diuji untuk digunakan sebagai alat survei.

Kisi instrumen variabel (X1) untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah

No Aspek Indikator

No.Soal R 1 Penggunaan - mampu menggunakan kekuasaan legitimasi 1

Pengaruh agar bawahan mempunyai kewajiban untuk (6 indikator) menuruti atau mematuhinya;

2 - mampu menggunakan kekuasaan paksaan

agar bawahan dapat terhindar dari hukuman yang dimiliki oleh pemimpin;

3 - mampu menggunakan kekuasaan imbalan

agar bawahan memperoleh penghargaan yang dimiliki oleh pemimpin;

4 - memiliki sifat jujur, adil, tegas, sabar, dan

76

No Aspek Indikator

No.Soal R tahan uji;

5 - memiliki ketrampilan kepribadian yan kuat;

- memiliki kredibilitas sebagai sumber

Informan 6

dan penasehat;

2 Transformasi

- merumuskan visi, misi, sasaran dan tujuan

sekolah; 7

Visi dan misi

- mengembangkan strategi dengan melakukan analisis SWOT dalam mencapai visi, misi dan

sasaran 8

(4 indikator)

- mensosialisasikan visi, misi dan tujuan

Sekolah 9

tersebut kepada semua warga sekolah;

- mengajak dan melibatkan guru untuk turut 10 serta memikirkan dan merumuskan visi,

misi, dan tujuan sekolah.

3 Pemberdayan

- mendayagunakan potensi guru untuk

mencapai tujuan ; 11

- berusaha memberi kesempatan kepada guru

12 (4 indikator) untuk mengembangkan diri;

- menerima dan mengharapkan pendapat, saran,

13 dan kritik dari anggotanya;

- melibatkan guru dalam pengambilan keputusan

14 4 Mobilisasi - menggerakan guru untuk turut serta 15 (4 indikator) melaksanakan program kegiatan sekolah; 16

77

No Aspek Indikator

No.Soal R - memberi contoh kepada guru dalam

melaksanakan program sekolah;

17 - mengenali dan memahami kemampuan anak

buah dengan baik;

18 - mempertimbangkan kesanggupan &

berpangkal pada kepentingan guru dalam melaksanakan program sekolah.

5 Motivasi - memotivasi guru agar mampu meyakini visi 19 (5 indikator) dan misi sekolah;

- memotivasi semangat kerja guru untuk 20 mencapai produktivitas kerja yang tinggi;

- selalu menstimulasi bawahan agar bekerja 21 kooperatif dalam mencapai tujuan;

- memberikan pujian terhadap keberhasilan

yang 22

dicapai oleh guru

- mendorong kemandirian bekerja bagi guru. 23 6 Pengarahan - menentukan kebijakan pelaksanaan 24

& organisasi;

Bimbingan - memimpin pelaksanaan kegiatan sekolah; 25 (5 indikator) - mengeliminir pertikaian atau perbedaan 26

pendapat diantara guru dengan cara yang bijaksana;

- membantu memecahkan permasalahan yang

27 dihadapi oleh guru dengan berbagai cara;

- membimbing guru untuk lebih berhasil dalam 28 pembelajaran.

7 Pembentukan -menjadikan guru yakin dan optimis terhadap 29

78

No Aspek Indikator

No.Soal R visi tersebut;

Komitmen

- menumbuhkan sikap percaya diri diantara guru dan

(4 Indikator) menaruh kepercayaan serta kebebasan 30 penuh kepada mereka untuk melakukan

tugasnya sesuai dengan tanggungjawabnya;

- memupuk dan memelihara suasana kerja

kelompok 31

- menanamkan dan memupuk rasa persatuan, 32 kebersamaan dan kekeluargaan diantara

warga sekolah

JUMLAH 32

d. Kalibrasi Instrumen

1) Pengujian Validitas (Kesahihan)

Sebelum dilakukan pengumpulan data kelapangan terlebih dahulu, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang telah dibuat, dari hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen variabel X1 memiliki 32 item pertanyaan, yang valid ada 28 item pertanyaan diantaranya adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13 ,14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 31, 32. Dan 4 item yang tidak valid adalah nomor 8, 18, 20, 27. Namun masing-masing indikator yang sudah terwakili, maka item yang tidak valid tidak direvisi tetapi peneliti langsung mengambil data ke lapangan. Uji Validitas digunakan untuk mendapatkan kesahihan dalam data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan dalam penelitian. Pengujian validitas mengugnakan “r” product moment dengan rumus : 96

96 Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik (Konsep dan Aplkasi), (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2015), h.109

79 rxy = N XY – ( ) ( )

√* ( ) +* ( ) +

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi N = Banyaknya subyek

X = Skor butir soal yang dicari validitasnya Y = Skor total

XY = Perkalian antara skor butir soal dengan skor total

Jumlah butir pernyataan dalam angket uji coba instrumen untuk variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah berjumlah 32 butir. Butir pernyataan dalam kuisioner akan dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS Satistic 20.0 for Windows.

Kriteria pengambilan keputusan untuk menentukan valid jika harga rhitung lebih besar atau sama dengan harga rtabel pada taraf signifikansi 5%. Jika harga rhitung lebih kecil dari harga rtabel pada taraf signifikansi 5% maka item yang dmaksud tidak valid. Dengan pedoman tersebut rtabel pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 0,361, apabila rhitung lebih besar atau sama dengan 0,361 maka butir tersebut dikatakan valid.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dengan demikian suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen dikatakan kurang valid berarti mempunyai validitas rendah. Tiap-tiap variabel penelitian dijabarkan kedalam sub-sub variabel, kemudian disusun butir-butir pertanyaan menjadi instrumen penelitian.

Selanjutnya setelah daftar pertanyaan diisi oleh responden, skor jawaban ditabulasikan dan diuji validitasnya. Validitas yang dimaksudkan adalah untuk menguji apakah ada kesesuaian antara bagian- bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Dengan demikian uji validitasnya digunakan validitas internal yang dilakukan

80

dengan cara mengkorelasikan antara masing-masing butir pertanyaan terhadap skor totalnya. Untuk memperoleh hasil pengujian yang benar- benar valid, maka dalam proses pengolahannya penulis menggunakan bantuan komputer program SPSS 20,0.

Untuk mengetahui validitas daftar pertanyaan ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Alat analisisnya adalah koefisien korelasi Product Moment Pearson yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 20,0.

Cara mengetahui butir pertanyaan dalam kuesioner yang disusun valid atau tidak adalah dengan membandingkan nilai r hitung dan r tabel atau Sig (2-tailed) dari masing-masing butir pertanyaan dengan taraf signifikansi (α = 5 %) pada n =30 sebesar 0,361. Jika nilai r hitung > r tabel atau Sig (2-tailed) lebih kecil dari taraf signifikansi 5 %, maka butir pertanyaan dalam kuesioner adalah valid.

Variabel kepemimpinan dikembangkan menjadi 7 aspek penilaian dan tiap aspek menjadi beberapa indikator. Angket penelitian yang digunakan adalah angket dengan data interval model Rating Scale.

Angket Rating Scale dipergunakan untuk menilai baik kinerja kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah maupun motivasi kerja guru, yang terdiri atas data interval 1 sampai dengan 5, yakni skor 5 untuk sangat baik, skor 4 untuk baik, skor 3 untuk cukup, skor 2 untuk kurang, dan skor 1 untuk sangat kurang. Penetapan skor untuk instrumen penelitian berupa angket, menggunakan Skala Likert.

81 Tabel 3.4 Skor Aternatif Jawaban

Nilai Pernyataan

Predikat Keterangan Nilai

A Sangat Baik (SB) 5

B Baik (B) 4

C Cukup(C) 3

D Kurang (K) 2

E Sangat Kurang (SK) 1

2) Pengujian Reliabilitas (Keterhandalan)

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian instrumen bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dalam mengumpulkan data penelitian. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika instrumen tersebut ketika dipakai untuk mengukur suatu gejala yang sama dalam waktu yang berlainan akan menunjukan hasil yang sama.

Dalam menguji reliabilitas instrumen digunakan dengan uji Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

r11 = ,

- , -

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Jumlah item pertanyaan yang diuji = Jumlah varians butir

= Varians total

Jika koefisien alpha lebih besar dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Maka angket tersebut dinyatakan reliabel. Sebaliknya jika koefisien alpha lebih kecil dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%, maka angket tersebut dinyatakan tidak reliabel. Hasil perhitungan tersebut di atas slanjutnya dikonsultasikan klasifikasi berikut ini :

82 Tabel 3.5

Interpretasi Reliabilitas Instrumen Penelitian Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,00 Sangat Kuat

Instrumen dikatakan reliabel apabila alpha lebih besar atau sama dengan 0,6. Sebaliknya jika alpha lebih kecil 0,6 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrumen dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistic 20.0 for Windows menunjukan kesimpulan bahwa instrumen variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dapat dikatakan reliabel. Hasil perhitungan uji reliabilitas masing-masing instrumen dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas instrumen pada tabel 3.5, dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki reliabilitas dengan tingkat hubungan yang sangat kuat sebesar 0,932, sehingga instrumen tersebut dinyatakan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

Variabel Koefisien alpha Tingkat Reliabilitas

Kepemimpinan Kepala Sekolah 0,932 Sangan Kuat

Dokumen terkait