• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

Dalam dokumen penerapan metode sorogan dalam meningkatkan (Halaman 89-99)

BAB III METODE PENELITIAN

C. Pembahasan Temuan

Berdasarkan paparan yang telah disajikan dan dilakukan analisis, maka dilakukan pembahasan terhadap hasil temuan dalam bentuk interprestasi dan diskusi dengan teori-teori yang ada serta relevan dean topik penelitian ini.

Pembahasan penelitian disesuaikan dengan fokus penelitian yang terdapat dalam fokus penelitian. Adapun perincian pembahasan temuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penerapan Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Membaca Kitab Fathul Qorib Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun Pealajaran 2018/2019

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dipaparkan pembahasan temuan dalam penelitian ini Penerapan metode sorogandalam meningkatkan kemampuan santri belajar membaca Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputihkidul Jatiroto Lumajang yaitu ada 3 yaitu tahap pelaksanaan, evaluasi, kelebihan dan kekurangan metode sorogan. Tahap pelaksanaan metode sorogan yakni maju satu persatu sesuai dengan nomer urut kemudian mengambil undian yang ditentukan

85 Observasi, Ponpes Banyuputih, 07 September 2018

panitia dan didalmnya ada bab-bab yang akan dibaca oleh santri, yaitu dimulai dari bab Muamalat (jual beli) sampai Jinayat, cara mengembangkan kemampuan membacanya yaitu dengan cara membaca kitab-kitab mutawalat atau syarah dari Fathul Qorib dan juga terjemah- terjemah yang bisa membantu dalam proses membacanya di samping itu santri juga bermusyawarah diluar jam pelajaran dan mutola’ah disetiap daerahnya masing-masing dan ada yang memimpinnya.

Beberapa temuan yang sudah didapatkan oleh peneliti tersebut sesuai dengan teori yang sudah dikembangkan oleh Fadhal AR Bafadhal yaitu cara penyampaiannya atau proses belajarnya yaitu dimulai dengan santri membaca teks atau matan kitab yang akan dikaji secara bergantian diantara para santri yang ditunjuk langsung oleh tuan guru. Pada saat membaca santri tidak menerjemahkan atau memberi arti pada teks yang di bacanya tersebut. Bila santri membaca teks secara salah, tidak sesuai dengan I’rabul jumlah maka tuan guru akan membetulkannya secara langsung atau menanyakannya kepada santri lainnya mengapa dibaca demikian. Setelah itu guru memberi arti setiap kata kemudian menerangkan kalimat demi kalimat dengan penekanan I’rabul Jumlah serta tasrifannya sebagai alat penguasa makna teks tersebut.”86

Pernyataan di atas selaras dengan pendapat Taufiqul Hakim bahwa didalam indikator membaca Kitab salah satunya yaitu didasarkan

86Fadhal AR Bafadhal,Pergeseran Literatur Pondok Pesantren Salafiah di Indonesia (Jakarta:

Puslitbang, 2006), 58.

atas kaidah-kaidah aturan membacanya, diantara peserta didik mengetahui dan menguasai kaidah-kaidah nahwiyah (tata bahasa) dan kaidah sharfiyah.87

Nurudin juga berpendapat bahwa kemampuan membaca memiliki tujuan kearah pemahaman pada arti teks arab, dalam konteks ini ada tiga hal yang harus dikuasai oleh siswa dalam rangka menguasai kemampuan membaca yang berorientasi pada pemahaman teks arab, yaiu kemampuan mufradat yang dimiliki dengan qowaid yang didalamnya terdapat unsur nahwu shorof, serta kemampuan tathbiq yaitu kemampuan menerapkan mufradat yang dimiliki dengan qowaid yang sudah dikuasai.88

Berdasarkan dengan teori tersebut, maka tahap pelaksanaan metode sorogan dengan cara membaca Kitab tidak hanya menitik beratkan kepada bimbingan dari ustad saja melainkan kaidah-kaidah yang harus di pelajari sendiri.

Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa tahap pelaksanaan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan santri belajar membaca yang paling utama dimulai dengan mengetahui kaidah- kaidah Nahwu dan Shorfiyahnya kemudian dari ustad atau guru yang membingnya dengan demikian santri yang belajar membaca kitab akan lebih mudah.

Sedangkan evaluasi metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan santri belajar membaca yaitu para asatid memberikan ujian

87Taufiqul Hakim, Amtsilati : Metode Praktis Mendalami Al-Qur’an dan Membaca Kitab Kuning, , (Jepara: Al-Falah, 2003), 65.

88Nuruddin, Sketsa Kurikulum Bahasa Arab di Pesantren (Jember: Stain Jember Press, 2013), 58.

atau tugas kepada santri untuk diselesaikan tujuannya untuk melatih dan mempermudah santri dalam belajar membaca, karena para ustad berpendapat dalam baca Kitab itu bukan diukur tingkat kepandaiannya sesorang melainkan banyaknya membaca, siapa yang paling banyak membaca maka dialah yang berhasil.

Temuan diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Widoyo Eko Putro Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran, dan penilaian (test, measurement, and assessment) tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.89

Adapun kelebihan dan kekurangan metode ini yaitu salah satunya melatih kemandirian dan menjamin setiap individu bisa tercapai sesuai dengan kemempuannya sedangkan kelamahannya yaitu membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan kesabaran dalam menggunakan metode ini.

Temuan diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Armei Arif bahwasannya kelebihannya yaitu tentang kemajuan individu lebih terjamin karena setiap santri dapat menyelesaikan program belajarnya sesuai dengan kemampuan individu masing-masing, dengan demikian

89 Widoyoko Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2012),

85.

kemajuan individual tidak terhambat oleh keterbelakangan santri yang lain.90

Sedangkan menurut Zamachsari Dhofier kelemahannya yaitu bila dipandang dari segi waktu dan tenaga mengajar kurang efektif karena membutuhkan waktu yang relatif lama pabila santri yang belajar sagaat banyak membutuhkan waktu yang sangat pajang dan banyak mencurahkan tenaga untuk mengajar.91

2. Penerapan Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Memahami Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun Pelajaran 2018/2019

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dipaparkan pembahasan temuan dalam penelitian ini penerapan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan santri belajar memahami Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang yaitu ada 3 tahap pelaksanaan, evaluasi, kelebihan dan kekurangan metode sorogan. yaitu santri itu sama-sama melakukan belajar bersama di luar jam pelajaran dengan ada orang yang memimpinnya didepan dan kemudian santri juga diminta wali kelas untuk mengartikan, menafsirkan, dan menerjemahkan sebagai latihan sebelum mengikuti yang

90 Armei Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002),

152.

91 Zamachsari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan hidup Kiyai, (Jakarta:LP3S,

2011), cet. VIII, 54-55

sesungguhnya. Santri juga mencari Kitab lain (Mutawalat) atau syarah yang lebih luas agar menambah pengetahuannya.

Beberapa temuan yang sudah didapatkan oleh peneliti tersebut sebagaimana teori yang yang dikemukakn Bloom dalam Winkel dalam bukunya menyatakan bahwa:

Pengertian pemahaman siswa dapat di urai dari kata ”Faham” yang memiliki arti tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. Disini ada pengertian tentang pemahaman yaitu: kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran, seperti menafsirkan, menjelaskan atau meringkas atau merangkum suatupengertian kemampuan macam ini lebih tinggi dari pada pengetahuan. Pemahaman merupakan tingkat berikutnya dari tujuan ranah kognitif berupa kemampuan memahami tentang isi pelajaran yangdipelajari tanpa perlu mempertimbangkan atau memperhubungkannya dengan isi pelajaran lainnya92

Sahal Mahfudh pun berpendapat memahami bacaan seseorang akan lebih mengetahui maksud, ide-ide, gagasan dan pokok pikiran yang dikehendaki oleh penulis. Secara lebih dalam ia dapat mengetahui kosa kata dan struktur kalimat dalam teks tersebut karena pada dasarnya membaca merupakan proses pembentukan makna dalam teks-teks tertulis. Orang akan mampu mengucapkan huruf-huruf tercetak namun tidak dapat memahami maknanya juga bukan membaca, demikian juga ketika kita melafdzkan kata bahasa asing yang tidak kita ketahui

92W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : PT. Gramedia, 1996), cet. ke-4, 246.

maknanya. Dari sudut pandang ini membaca mencakup kemampuan untuk mengenal kata. Dan kemampuan untuk memahami.

Untuk memahaminya memerlukan keterampilan tertentu dan tidak cukup hanya dengan menguasai Bahasa Arab saja. Sehingga banyak orang yang memiliki kemampuan berbahasa Arab, namun masih kesulitan dalam mengklarifikasikan isi dan kandungan-kandungannya dan begitu pula sebaliknya.93

Sedangkan evaluasi metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan santri belajar memahami yaitu dengan memberikan ujian dan hafalan kemudian di tes satu persatu untuk mengetahui pencapaian hasil belajar santri.

Temuan diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Widoyo Eko Putro Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes, pengukuran, dan penilaian (test, measurement, and assessment) tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan.94

Sedangkan dari hasil observasi peneliti mengenai kelebihan dan kekurangan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan santri belajar memahami yaitu santri lebih banyak membaca bacaan kitab yang berkaitan dalam artian yang lebihluas seperti membaca syarah ataupun

93Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LKIS, 2003), 259.

94 Widoyoko Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2012),

85.

terjemah yang sudah disediakan di pesantren sedangkan kelemahannya membutuhkan waktu yang lama unutk mencapai keberhasilan santri.

Temuan diatas sesuai dengan Temuan diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Armei Arif bahwasannya kelebihannya yaitu tentang kemajuan individu lebih terjamin karena setiap santri dapat menyelesaikan program belajarnya sesuai dengan kemampuan individu masing-masing, dengan demikian kemajuan individual tidak terhambat oleh keterbelakangan santri yang lain.95

Sedangkan menurut Zamachsari Dhofier kelemahannya yaitu bila dipandang dari segi waktu dan tenaga mengajar kurang efektif karena membutuhkn waktu yang relatif lama pabila santri yang belajar sagaat banyak membutuhkan waktu yang sangat pajang dan banyak mencurahkan tenaga untuk mengajar.96

Dari hasil analisi diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan santri belajar memahami tidak luput dengan belajar nahwu shorofnya dan harus sering belajar menepatakan kata atau struktur kalimat dalam teks dengan belajar kosakata agar dapat memudahkan untuk beljar memahami.

95 Armei Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002),

152.

96 Zamachsari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan hidup Kiyai, (Jakarta:LP3S,

2011), cet. VIII, 54-55

3. Faktor Penghambat dan Pendukung Metode Sorogan dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Membaca dan Memahami Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun Pelajaran 2018/2019

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dipaparkan pembahasan temuan dalam penelitian ini Bagaimana Faktor penghambat dan pendukung metode sorogandalam meningkatkan kemampuan santri belajar membaca dan memahami Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang sebagai berikut yaitu faktor penghambat dari internal dan eksternal santri itu sendiri dan juga minimnya pengetahuan santri terhadap pengetahuan baca dan memahami Kitab kuning, selain itu juga seperti halnya faktor jabatan atau tugas penjaga dan organisasi yang digelutinya. Faktor pendukungadanya terjemahan-terjemahan Kitab Fathul Qorib yang bisa memudahkan pemahaman santri dan juga faktor ustad yang membimbingnya.

Beberapa temuan yang sudah didapatkan oleh peneliti tersebut sebagaimana teori yang sudah dikembangkan oleh Slameteo dalam bukunya menyatkan bahwa Faktor internal adalah penyebab kesulitan memahami materi pelajaran yang berasal dar individu peserta didik sendiri. Beberapa hal yang menjadi kesulitan belajar antara lain gangguan kesehatan, kelainan pendengaran dan penglihatan, rendahnya konsentrasi belajar, dan lain sebagainya. Faktor eksternal yaitu penyebab

kesulitan belajar yang berasal dari luar peserta didik, seperti kondisi ruangan belajar yang tidak kondusif, beratnya beban belajar, dan lain sebagainya.97

Setiap santri dapat menyelesaikan program belajarnya sesuai dengan kemampuan individu masing-masing, dengan demikian kemajuan individual tidak terhambat oleh keterbelakangan santri yang lain.98

Faktor penghabat dan pendukung metode sorogan yaitu : penghambatnya membuat murid cepat bosan karena metode ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketataan dan disiplin pribadi. Murid kadang hanya menangkap kesan verbalisme semata terutama mereka yang tidak mengerti terjemahan dari bahasa tertentu. Pendukungnyaterjadi hubungan yang erat dan harmonis antara guru dan murid, Guru mengetahui secara pasti kualitas yang telah dicapai muridnya.99

Dari hasil analisi diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dan pendukung metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan santri belajar membaca dan memahami yaitu faktor penghambatnya dari internal dan eksternal dari santri itu sendiri yaitu seperti padanya kegiatan dan mengemban tugas atau jabatan yang diberikan. Dan faktor pendukungnya yaitu adanya kitab-kitab mutawalat seperti Al-Bajuri da I’anatutthalibin atau terjemahan Fathul Qorib yang bisa memperluas pemahaman santri.

97Slameteom, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi (Jakarta: Rineka Cipta 1996), 4.

98Zamachsari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan hidup Kiyai, (Jakarta:LP3S, 2011), cet. VIII, 55.

99Armei Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), 152.

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data, maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Penerapan Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Membaca Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang yaitu santri belajar belajar secara kelompok diluar jam pelajaran dan membaca kitab-kitab mutawalat dan membaca terjemahan Fathul Qorib, penerapannya yaitu maju satu persatu sesuai dengan nomer urut kemudian santri mengambil undian yang didalamnya berisi materi yang akan dibaca, santri memberikan kepada panitia penyelenggara untuk langsung membaca sesuai dengan aba-aba yang telah ditentukan.

2. Penerapan Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Memahami Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang yaitu santri itu sama-sama melakukan belajar bersama di luar jam pelajaran dengan ada orang atau ketua yang memimpinnya didepan dan kemudia santri juga di minta wali kelas untuk mengartikan, menafsirkan, dan menerjemahkan sebagai latihan sebelum mengikuti yang sesungguhhnya. Santri juga menghafalkan beberapa mufradat dan mencari Kitab lain (Mutawalat) atau syarah yang lebih luas agar menambah pengetahuannya.

3. Faktor Penghambat dan Pendukung Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Membaca dan Memahami Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang yaitu dari faktor internal yaitu dan eksternal santri itu sendiri dan juga seperti halnya jabatan atau tugas penjaga dan organisasi yang digelutinya. Sedangkan pendukungnya yaitu sudah banyak disediakan beberapa Kitab yang bisa mendalami pemahaman baik membaca atau memahami.

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan penelitian diatas, maka saran yang dapat disampaikan sebagai berikut.

1. Bagi Pondok Pesantren

Bagi pengurus Pondok Pesantren hendaknya juga ikut memantau bagaimana kegiatan santri dalam membaca maupun memahani Kitab sehingga ketika ada permasalahan dalam sebuah metode yang digunakan makan pengurus bisa segera membenahi agar metode yang digunakan berlajan efektif dan optimal.

2. Bagi Asatid

Ustad harus lebih dalam memberikan materi kepada santri-santri yang bersangkutan mengikuti bacaan Kitab, agar para santri terbiasa dan tidak kaget ketika proses bacaan Kitab mengingat ustad adalah salah satu menjadi titik tumpu bagi santri agar pembelajarannya tercapai, dan para ustad memberikan dorongan kepada sanri agar selalu belajar mengingat

bahwa metode ini menuntut kemandirian santri sehingga santri selalu ingat akan tarjet pembelajarannya.

3. Bagi Santri

Santri diharapkan mampu menguasai bacaan kitab maupun memahaminya, bahwa bacaan Kitab ini salah satu syarat kelulusan, dan santri juga harus sering membaca karena salah satu untuk bisa tercapainya pembelajaran ini tidak melihat kemampuannya melainkan sebanyak apa santri itu membaca.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Izzan, 2011. Metodoogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:

Humaniora

Amtsilati,Taufiqul Hakim. 2003. Metode Praktis Mendalami Al-Qur’an dan Membaca Kitab Kuning, Jepara: Al-Falah

Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta,

Arif Sukadi Sadiman. 1946. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar.

Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan; Edisi Revisi.

Jakarta: Bumi Aksara

Bafadhal, AR Fadhal. 2006. Pergeseran Literatur Pondok Pesantren Salafiah di Indonesia. Jakarta: Puslitbang

Departemen Agama RI. 2003 Pola pengembangan Pondok Pesantren, Jakarta Depikbud. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis. jakarta:

P2MSDK

Dhofier, Zamachsari. 2011. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan hidup Kiyai. Jakarta:LP3S

Djamal. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif Yogyakarta: Pustaka Pelajar Eko Putro Widoyoko. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Haedari, Amin. 2009 Khazanah Intelektual Pesantren. Jakarta: CV Maloho Jaya Haedari, Amin. 2009. Khazanah Intelektual Pesantren. Jakarta: CV Maloho Jaya

Abadi.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan Praktis Penulisan Proposal Dan Laporan Peneleitian. Malang: UMM PRESS

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangannya. 1995. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Bandung: Angkasa.

Kementrian Agama RI. 2003. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Jakarta Mahfud, Sahal. 1994. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta: L KIS

Mas’ud. 2017. Pengembangan Kurikulum Pesantren Salaf dan Implementasi Pembelajarannya. Surabaya: Pustaka Radja

Moleong. Lexy. 2007.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Ali. 2000. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Mukti Ali dan Ali Hasan. 2003. Kapita slekta Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya

Mulyati, Yeti 2004. Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia di Kelas Tinggi.

Jakarta: Universitas Terbuka

Mundir. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jember: STAIN Jember Press

Muntasir, Saleh. 1985. Pengajaran Terprogram. Jakarta: Rajawali Nurhayat, Anin. 2010. kurikulum Inovasi Yogyakata : Teras

Nuruddin. 2013. Sketsa Kurikulum Bahasa Arab di Pesantren. Jember: Stain Jember Press

Rasyid, Sudrajat.2007. Bimbingan Santri Mandiri. Jakarta: PT. Citrayudha Alamanda Perdana

Sri Esti Wuryani, 2002. PsikologiPendidikan, Jakarta: Grafindo

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya

W. S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : PT. Gramedia

YS Chaniago, Amran. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung:

Pustaka Setia

Sorogan Dalam

Meningkatkan Kemampuan santri belajar Kitab Fathul Qorib Di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun 2018/2019

2. Kemampuan santri belajar kitab fathul qorib

a. Kemampuan membaca b. Kemampuan

memahami

b) Evaluasi c) Kelebihan

dan

kekurangan.

a) Kelancaran membaca b) Kelancaran

memahami

-

- Ustadz - Santri 2. Dokumentasi

terkait

- Arsip-arsip - Peraturan 3. Kepustakaan

a. Pendekatan kualitatif b. Jenis penelitian

lapangan (field research) 2. Lokasi Pondok

pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang

3. Subyek penelitian purposive

4. Pengumpulan data - Observasi - Wawancara - Dokumentasi 5. Analisis data

- Deskriptif 6. Keabsahan data - Triangulasi data sumber dan metode

metode sorogandalam meningkatkan

kemampuan santri belajar membaca kitab fathul qorib di pondok pesantren miftahul ulum banyuputih kidul jatiroto lumajang tahun 2018/2019 2. Bagaimana penerapan

metode sorogandalam meningkatkan

kemampuan santri belajar memahami kitab Fathul qorib di pondok pesantren miftahul ulum banyuputih kidul jatiroto lumajang tahun 2018/2019 3. Bagaimana faktor

pengghambat dan pendukung metode sorogandalam meningkatkan

kemampuan santri belajar membaca dan memahami kitab kuning Fathul qorib di pondok pesantren miftahul ulum banyuputih kidul jatiroto lumajang

Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyu Putih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun Pelajaran 2018/2019.

b. Melihat secara langsung Penerapan Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyu Putih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. WAWANCARA

a. Mencari informasi dari beberapa informan (pengurus pesantren, ustad, dan santri) mengenai Penerapan Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyu Putih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun Pelajaran 2018/2019.

b. Mencari informasi dari beberapa informan (pengurus pesantren, ustad, dan santri) Penerapan Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyu Putih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun Pelajaran 2018/2019.

c. Mencari informasi dari beberapa informan (pengurus pesantren, ustad, dan santri) Penerapan Metode Sorogan Dalam Meningkatkan Kemampuan Santri Belajar Kitab Fathul Qorib di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyu Putih Kidul Jatiroto Lumajang Tahun Pelajaran 2018/2019.

3. DOKUMENTASI

a. Mengumpulkan data berupa dokumen tentang penerapan metode sorogan dalam meningkatkan kemampuan santri belajar kitab fathul qorib.

b. Mengumpulkan data berupa foto saat penerapan metode sorogan berlangsung.

Wawancara dengan Ustad Muhyiddin

Wawancara dengan Ustad Khoirol Wawancara dengan Ustad Rofiq Fadli

Membaca Kitab Fathul Qorib

Memahami Kitab Fathul Qorib

Peserta Baca Kitab

Penguji Baca Kitab

Bermusyawarah (Mutola’ah) Diluar Jam Pelajaran

Dalam dokumen penerapan metode sorogan dalam meningkatkan (Halaman 89-99)

Dokumen terkait