• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

Dalam dokumen implementasi hukuman dalam pembentukan (Halaman 95-99)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

“Faktor pendukung dalam pengimplementasian hukuman disini antara lain adalah santri, pengurus dan ustadz, sedangkan faktor penghambat dalam pengimplemtasian hukuman tidak terlepas dari tiga unsur tersebut terkadang banyak santri yang masih sering melanggar peraturan hal tersebut tidak lain karena kurangnya kesadaran dari santri dan dipengaruhi oleh teman juga. Pengurus terkadang juga lalai dalam menjalankan tugasnya begitu juga Ustadz nya yang kurang berkomitmen.”

Dari hasil observasi, di lingkungan pondok pesantren terlihat kurangnya fasilitas kamar mandi dari 25 kamar dengan jumlah santri sebanyak 255 hanya terdapat 7 kamar mandi. Hal tersebut dapat menyebabkan santri terlambat karena mengantri dikamar mandi untuk menghadiri sholat berjamaah, sedangkan keterlambatan tersebut dapat menyebabkan santri mendapatkan hukuman, padahal tidak sepenuhnya hal tersebut kesalahan dari santri melainkan karena kurangnya fasilitas kamar mandi.95

a. Hukuman Ringan

Hukuman ringan seperti terlamabat dalam (hadiran) sholat berjamaah lima waktu, terlambat ngaji kitab, terlambat diniyah maka akan dikenai hukuman ringan yaitu dengan membayar denda dan hukuman, denda yang diberikan kepada si pelanggar tergantung pelanggar apa yang dilanggar. Pertama kalau terlambat shalat berjamaah dikenai denda 5000 rupiah jika dilakukan samapai 3 kali melanggar maka hukumannya membersihkan kamar mandi di pondok. Kedua kalau terlambat ngaji kitab maka hukumannya dikenai denda sebesar 2500 rupiah. Ketiga kalau terlambat ke Diniyah maka hukumannya berdiri sambil mengaji. Berdasarkan teori tentang bentuk hukuman menurut William Stren, hukuman ini termasuk dalam bentuk hukuman logis karena berupaya untuk membuat santri mengerti bahwa ia mendapat hukuman sebagai akibat dari kesalahan yang diperbuatnya.96

b. Hukuman Sedang

Hukuman sedang seperti rambut disemir, bertengkar dengan ringan, saling mencaci maki, ghosab milik temannya, maka akan dikenai hukuman sedang yaitu sangsi berupa membayar denda dan juga dihukum. Hukuman untuk yang melanggar peraturan semir maka hukumannya rambut harus dipotong sampai tidak ada bekas semiran.

Berdasarkan teori tentang bentuk hukuman menurut William Stren, hukuman ini termasuk dalam bentuk hukuman asosiatif, karena

96Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritisdan Praktis (Jakart: PT Remaja Rosdakarya,2011),190.

hukuman ini berupaya untuk membuat siswa mengerti antara perbuatan yang baik dan tidak baik untuk dilakukan.97

c. Hukuman Berat

Hukuman berat seperti mencuri, berhubungaan (pacaran) dengan lawan jenis, mabuk-mabukan, mengkonsumsi barang yang haram. Maka akan dikenai hukuman berat yaitu dengan sanksi berupa hukuman dan denda. Hukuman untuk santri yang berpacara ada tahapannya pertama di nasehati jika masih melanggar lagi maka akan disuruh berjalan dengan berkalung kardus yang ada tulisannya “ saya berpacaran dan saya khilaf, jika hal tersebut masih iulangi lagi maka hukuman selanjutnya yaitu di ludahi dengan santri di seluruh pondok, jika dengan diludahi masih mengulanginya lagi maka santri tersebut yang melanggar akan di DO (Droup Out) dengan dikeluarkan dari Lembaga.

Berdasarkan teori tentang bentuk hukuman menurut William Stren, hukuman ini termasuk dalam bentuk hukuman normatif karena hukuman ini bermaksud untuk memperbaiki moral siswa yang melanggar terhadap norma-norma, etika, seperti mencuri, mabuk- mabukan, pacaran dan mengkonsumsi barang yang haram.98

Hasil penelitian yang sekarang dengan penelitian terdahulu terdapat perbedaan, bahwa hasil penelitian terdahulu mengenai Aplikasi hukuman diterapkan dalam bentuk-bentuk hukuman isyarat, hukuman

97 Ibid,. 190

98 Ibid,. 190.

lisan, hukuman tindakan dan hukuman fisik.99 Sedangkan hasil penelitian yang sekarang implementasi bentuk-bentuk hukuman diterapkan dalam tiga bentuk yaitu hukuman riang, sedang dan berat.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengimplementasian Hukuman dalam Pembentukan Karakter Disiplin Santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

Dari hasil temuan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember, faktor pendukung dan penghambat pengimplementasian hukuman dalam pembentukan karakter disiplin santri tidak lain karena kurangnya dukungan dari pengurus untuk selalu berperilaku disiplin. Selain itu kurangnya kesadaran pada diri santri yang di sebabkan oleh pengaruh lingkungan tempat tinggal, pergaulan, kurangnya pengawasan dan pembiasaan disiplin sejak dini dari orang tua.

Sehingga menjadi faktor penghambat dalam membentuk karakter disiplin santri. Berdasarkan teori tentang faktor yang mempengaruhi disiplin menurut Hasan Basri faktor ini masuk terhadap faktor internal dan eksternal, yang mana dua faktor ini sangat mempengaruhi pembentukan disiplin. Sedangkan menurut teori Emile Durkheim faktor ini termasuk ke dalam faktor kebiasaan dan kekuasaan orang tua.100

99 Hakiki, Aplikasi Hukuman dalam menumbuhkan kedisiplinan belajar siswa di SMK Al- Mutaqin Banjar Sengon Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun pelajaran 2014/201 (Jember:

Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jemner), 2015.

100 Emile Durkhein, Pendidikan Moral Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan.

(Jakarta: Erlangga, 1990.), 160

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Implementasi bentuk-bentuk hukuman terhadap pembentukan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

Implementasi bentuk-bentuk hukuman terhadap pembentukan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember sudah berjalan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:

a. Hukuman Ringan

Hukuman ringan seperti terlamabat dalam (hadiran) sholat berjamaah lima waktu, terlambat ngaji kitab, terlambat diniyah maka akan dikenai hukuman ringan yaitu dengan membayar denda dan hukuman, denda yang diberikan kepada si pelanggar tergantung pelanggar apa yang dilanggar.

b. Hukuman Sedang

Hukuman sedang seperti rambut disemir, bertengkar dengan ringan, saling mencaci maki, ghosab milik temannya, maka akan dikenai hukuman sedang yaitu sangsi berupa membayar denda dan juga dihukum.

c. Hukuman Berat

Hukuman berat seperti mencuri, berhubungaan (pacaran) dengan lawan jenis, mabuk-mabukan, mengkonsumsi barang yang haram. Maka akan dikenai hukuman berat yaitu dengan sanksi berupa hukuman dan denda.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengimplementasian Hukuman dalam Pembentukan Karakter Disiplin Santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum.

Fator pendukung dan penghambat pengimplementasian hukuman dalam pembentukan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum diantranya:

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung pengimplementasian hukuman dalam pembentukan karakter disiplin santri yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat pengimplementasian hukuman dalam pembentukan karakter disiplin santri yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.

B. Saran-Saran

Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Peneliti mempunyai saran yang ditujukan bagi:

1. Untuk penerapan dan pemberian hukuman pada setiap aturan yang ada, sebaiknya diberikan pengarahan dan penjelasan yang intens/terus menerus kepada santri, sehingga bisa diminimalisir adalanya pelanggaran.

2. Untuk mengantisipasi adanya pengaruh negatif dalam memberikan sangsi kepada santri sebaiknya dilakukan dengan cara persuasif dan dimotivasi agar menjadi lebih baik.

3. Adanya kerjasama dan dukungan antar semua pihak baik pengurus pesantren dan sekolah dalam pemberian sangsi.

4. Perlu adanya motivasi dari pengasuh kepada pengurus pesantren dan sekolah untuk mengantiisipasi kurangnya semngat dalam menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa tidak hanaya ditentukan oleh melimpahnya sumber daya alam, akan tetapi juga ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang megatakan bahwa “ Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa (manusia) itu sendiri.”1 Karakter merupakan sifat kejiwaan atau tabiat seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki Undang-Undang yang mengatur segala yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Salah satunya adalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; Pasal (3) Undang-Undang tersebut menyebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Hal ini menjelaskan bahwa pendidikan memainkan peran penting dalam pembentukan dan pengembangan kemampuan serta karakter yang baik atau akhlak mulia yang menjadi landasan utama bagi terciptanya manusia Indonesia yang mampu hidup di tengah atau perubahan zaman dan modernitas. Sejarah Islam Rasulullah Muhammad SAW juga menegaskan

1 Abdul Majid, Pendidikan Karakter Persepektif Islam (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 2.

2 Sekertaris Negara RI, Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional.

bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik.3

Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Menurut kemendiknas ada 18 nilai karakter yang dimaksud yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, namun pendidikan saat ini belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Dewasa ini sering kita jumpai fenomena sosial yang berkembang, yakni kondisi moral atau akhlak generasi muda yang hancur.

Ditandai dengan meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak remaja, pencurian, penyalah gunaan obat-obatan, pornografi, pemerkosaan, perampasan kekerasan dan kehancuran yang bertambah dan kebohongan yang semakin lumrah.4

Tidak hanya itu, dilembaga pendidikan sendiri tidak jarang terjadi berbagai problem pendidikan dimana terdapat siswa yang melanggar peraturan sekolah, tidak mengerjakan tugas, datang terlambat, menyontek, membolos dan ketidak patuhan siswa pada guru. Itu timbul salah satunya karena menipis atau hilangnya sikap disiplin siswa.

Kurangnya kedisiplinan santri tentu saja akan membuat proses pendidikan tidak berjalan secara maksimal sehingga keadaan itu akan

3 Ibid, 30.

4 E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: PT. Bumi Aksar, 2013), 4.

menghambat tercapainya cita-cita dan tujuan pendidikan. Disiplin merupakan ketaatan terhadap aturan.5 Disiplin sangat penting dalam kehidupan dan sesungguhnya kita diperintahkan untuk selalu bersikap disiplin. Sebagaiman yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam Qs. Yasin (36) ayat 38.



















Artinya: “ Dan matahari berjalan ditempat peredarannya demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Qs. Yasin : 38).6

Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa sesungguhnya kita diperintahkan untuk bersikap disiplin sebagaimana matahari berjalan sesuai dengan perintah Allah, tertib dari arah timur tenggelam di arah barat sampai masa yang ditentukan, namun yang terjadi saat ini banyak siswa yang tidak disiplin Akibatnya yang akan ditimbulakan oleh santri yang karakter disiplinnya kurang terbangun dengan baik adalah terpuruknya kebiasaan dan kecenderungan untuk berani melalkukan berbagai pelanggaran baik itu disekolah maupun di luar sekolah.

Dikalangan pesantren problem pendidikan seperti itu tidak hanya lumrah tapi hampir menjadi kebiasaan seperti halnya santri yang melanggar peraturan misalnya larangan membawa HP, tidak mengikuti shalat berjamaah tepat waktu, keluar tanpa izin, menemui laki-laki yang bukan mahram dan lain lain. Hal tersebut sangat memprihatinkan.

5 Hudiyono, Membangun Karakter Siswa (Surabaya: Erlangga, 2012),74.

6 Al-Qur’an, 36:38.

Dari hal tersebut, seharusnya Pondok Pesantren merupakan salah satu alternatif dalam menerapakan pendidikan karakter. Didirikannya pondok pesantren tidak lain juga guna membantu mengajarkan kebiasaan kebiasan yang baik serta menanamkan perilaku atau budi pekerti yang baik kepada santrinya. Keadaan ini akan membantu orang tua yang tidak mampu menanamkan hal tersebut pada anaknya sewaktu dirumah. Maka, sudah seharusnya pondok pesantren menumbuhkan nilai-nilai karakter lewat kebiasaan kehidupan keseharian di pondok pesantren, baik itu melalui hukuman. Salah satu upaya untuk mendisiplinkan santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum adalah dengan diterapkannya hukuman. Hukuman merupakan penderitaan yang diberikan atau ditimbulakan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.7 Hukuman juga sebagai alat pendidkan yang fungsinya sebagai pendorong untuk memperingati anak didik, agar lebih mentaati peraturan dan kesadaran akan disiplin. Dalam Al-Quran Surat Al-Zalzalah ayat 7-8 dijelaskan:





























Artinya: barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzahrapun, niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.8

7 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), 186.

8 Al-Qur’an, 99:7-8.

Terkait dengan penjelasan diatas, peneliti memilih Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember sebagai lokasi penelitian. Tidak dapat dipungkiri fenomena seperti itu, yang disebutkan di atas juga terjadi di Pondok Pesantren Miftahul Ulum. Sebagai salah satu cara dalam menangani fenomena tersebut terutama dalam membentuk karakter disiplin santri seperti yang di ungkap oleh Penasehat Pondok Pesantren Miftahul Ulum Putri di Blok D Ny. Hj. Nurul Kamila Rosyidi berikut:

“Tentang pembentukan karakter disiplin santri melalui hukuman, pondok pesantren ini menerapkan hukuman sudah lama, bahkan kalau melanggar hukuman berat seperti berpacaran akan dikenai hukuman berupa diludahi oleh seluruh santri yang ada dan hal tersebut cukup membantu dalam meningkatkan kedisiplinan anak.

Meskipun tidak semua anak jera dengan hukuman namun anggapan saya setidaknya dengan adanya hukuman ini mampu membentuk karakter anak untuk selalu bersikap disiplin.9

Hal di atas menunjukkan bahwa Pondok Pesantren miftahul ulum memang menerapakan hukuman untuk membentuk karakter disiplin santri.

Di Pondok ini memiliki jumlah santri putri sebanyak 373 santri, yang ditempatkan di 6 blok pesantren yaitu blok A, B, C, D, E dan F. Namun dalam penelitian ini yang akan diteliti oleh peneliti hanya di blok D karena santri di blok D merupakan santri terbanyak dengan jumlah 255 santri dan disana juga menerapkan hukuman sebagai salah satu cara untuk membentuk karakter disiplin santri.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, merasa perlu untuk melakukan penelitian terhadap Implementasi Hukuman dalam

9 Ny. Hj. Nurul Kamila Rosyidi, Wawancara, 23 Novenber 2017.

Pembentukan Karakter Disiplinan Santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian ini disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.10

Fokus dari penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah implementasi bentuk-bentuk hukuman dalam pembentukan karakter kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pengimplementasian hukuman dalam membentuk karakter kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang dirumuskan sebelumnya.11

10 Tim Revisi Buku Pedoman Karya Ilmiah IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 44.

11 Ibid, 45.

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan implementasi bentuk-bentuk hukuman dalam pembentukan karakter kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pengimplementasian hukuman dalam membentuk karakter kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan implementasi hukuman dalam pembentukan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini mempunyai manfaat praktis bagi:

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat manambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian dan menambah wawasan dalam menulis karya ilmiah serta menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan implementasi hukuman dalam

pembentukan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero kalisat jember.

b. Bagi lembaga yang diteliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Pondok pesantren Miftahul Ulum Jember dalam membentuk karakter, khususnya pembentukan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Miftahu Ulum Jember.

c. Bagi IAIN Jember

Penilitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan literatur dari segenap karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai referensi kajian teerdahulu bagi penelitian-penelitian yang akan dilakukan di masa yang akan mendatang.

d. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan dapat menambah wawasan masyarakat khususnya wali murid mengenai Implementasi pembentukan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum.

E. Definisi Istilah

Dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, beberapa Istilah yang kemungkinan akan masuk dalam pembahasan peneliti ada beberapa hal, yaitu:

1. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan hukuman dalam pembentukan karakter disiplin santri yang terjadi di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

2. Hukuman

Hukuman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hukuman atau sanksi yang di berikan kepada santri karena melakukan kesalahan- kesalahan atau pelanggaran yang sengaja dilakukan terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

3. Karakter Disiplin

Karakter Disiplin merupakan sesuatu yang membedakan seseorang yang satu dengan yang lainnya tentang kedisiplinan untuk patuh dan taat menjalankan ketertiban yang berlaku, baik perintah maupun larangan yang terbentuk pada diri masing-masing individu.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif bukan seperti daftar isi.12 Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

12 Ibid., 48.

Bab satu berisi pendahuluan yang merupakan gambaran umum mengenai penelitian yang dilaksanakan. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab dua berisi tentang kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini, serta memuat tentang kajian teori yang digunakan sebagai perspektif oleh peneliti tentang implementasi hukuman dalam pembentukan karakter disiplin santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Glagahwero Kalisat Jember.

Bab tiga menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Metode penelitian merupakan acuan yang harus diikuti guna menjawab pertanyaan dalam fokus penelitian.

Bab empat mengemukakan tentang penyajian data dan analisis data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian secara empiris yang terdiri dari gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisis data, serta diakhiri dengan pembahasan temuan dari lapangan. Bab ini berfungsi sebagai bahan kajian untuk memaparkan data yang diperoleh guna menemukan kesimpulan.

Bab lima merupakan bab terakhir atau penutup yang didalamnya berisi kesimpulan dan saran-saran. Bab ini berfungsi untuk memperoleh

gambaran dari hasil penelitian berupa kesimpulan, dengan kesimpulan ini akan dapat membantu makna dari penelitian yang telah dilakukan.

Selanjutnya penelitian ini diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran- lampiran sebagai pendukung di dalam pemenuhan kelengkapan data penelitian.

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan bertujuan untuk survei secara sungguh-sungguh mengenai apa yang telah diketahui oleh seseorang dalam bidang yang diteliti. Beberapa kajian studi yang memiliki relevansi dengan kajian yang dikembangkan antara lain:

1. Hakiki, (2015), dalam skripsinya di STAIN Jember yang berjudul “ Aplikasi Hukuman dalam menumbuhkan kedisiplinan belajar siswa di SMK Al- Mutaqin Banjar Sengon Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun pelajaran 2014/2015”. Fokus penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu bagaimana aplikasi hukuman dalam menumbuhkan kedisiplinan belajar siswa di SMK Al-Mutaqin Banjar Sengon Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun pelajaran 2014/2015”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, analisis data dengan menelaah seluruh data yang dihasilkan dengan observasi, interview, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi hukuman dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa di SMK Al-Muttaqin banjar sengon sudah sesuai dengan bentuk-bentuk hukuman yang ada, meliputi hukuman isyarat, hukuman lisan, hukuman tindakan dan

13

hukuman fisik, mayoritas siswa jera dan dapat menumbuhkan kedisiplinan belajar siswa.13

Persamaan dalam penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif, dan menerapkan hukuman untuk mendisiplinkan siswa sedangkan perbedaanya adalah penelitian terdahulu fokus pada aplikasin hukuman dalam menumbuhkan kedisiplinan belajar siswa sedangkan penelitian yang sekarang lebih fokus kepada penerapan hukuman dalam membentuk karakter disiplinan santri.

2. Miftahul hikmah Sholeh, (2014), dalam skripsinya di STAIN Jember yang berjudul “ Penerapan Hukuman Fisik dalam meningkatkan disiplin belajar santri di pondok pesantren PPA Darun Najah Desa Ggijo Kecaamatan Karangploso Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2014/2015. Fokus penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu bagaiman Penerapan Hukuman Fisik dalam meningkatkan disiplin belajar santri di pondok pesantren PPA Darun Najah Desa Ggijo Kecaamatan Karangploso Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2014/2015.14 Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian terdahulu adalah pendekatan kualitatif deskriptif analisis data dengan menggunakan milles dan Hubermen.

Metode pengumpulan data menggunakan observasi, interview dan

13 Hakiki, Aplikasi Hukuman dalam menumbuhkan kedisiplinan belajar siswa di SMK Al- Mutaqin Banjar Sengon Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun pelajaran 2014/201 (Jember:

Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jemner), 2015.

14 Miftahul Hikmah Sholeh, Penerapan Hukuman Fisik dalam meningkatkan disiplin belajar santri di pondok pesantren PPA Darun Najah Desa Ggijo Kecaamatan Karangploso Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2014/2015 (Jember: Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember), 2015.

Dalam dokumen implementasi hukuman dalam pembentukan (Halaman 95-99)

Dokumen terkait