• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

Dalam dokumen analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi (Halaman 99-104)

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

Berdasarkan hasil temuan yang peneliti peroleh dari lapangan, ke enam subjek memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sama, namun tidak semua subjek dapat memenuhi indikator dari berpikir tingkat tinggi. Pada subjek laki-laki yaitu subjek S1, S2, dan S3 memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang sama untuk tahap menganalisis masalah. Dimana subjek S1, S2 dan S3 sama-sama melakukan kesalahan dalam menghitung hasil dari harga jual suatu barang, serta keuntungan yang diperoleh masing-masing subjek berbeda-beda. Hal inilah yang menyebabkan jawaban subjek S1, S2, dan S3 kurang tepat, karena subjek tidak teliti dalam melakukan perhitungan hasil jawaban. Kemudian untuk tahap mengevaluasi, subjek S1, S2, dan S3 semuanya mampu menyelesaikan masalah yang diberikan dengan benar. Pada tahap ini,

ketiga subjek mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik untuk indikator mengevaluasi.

Sementara itu, untuk indikator mencipta terdapat dua subjek yang mampu menyelesaikan permasalahan yaitu subjek S1 dan S2. Kedua subjek tersebut dapat memberikan jawaban dengan benar dan sesuai dengan yang ditanyakan pada soal yaitu mencari total harga sebuah cat tembok yang akan dibeli paman. Kemudian untuk satu subjek lain yaitu subjek S3 tidak dapat menyelesaikan masalah yang diberikan karena subjek tidak menghitung total harga yang dibutuhkan dan tidak menuliskan kesimpulan akhir jawaban, dikarenakan waktu untuk mengerjakan soal telah habis. Dalam hal ini, terdapat dua subjek yang mampu memenuhi indikator mencipta, sedangkan satu subjek lain tidak mampu memenuhi indikator mencipta. Namun, walaupun dari ketiga subjek tersebut hanya mampu memenuhi beberapa indikator dari berpikir tingkat tinggi, secara keseluruhan ketiga subjek tersebut mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi yang baik karena telah mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Selanjutnya pemenuhan indikator berpikir tingkat tinggi pada subjek perempuan yaitu subjek S4. Subjek S4 mampu memenuhi semua indikator berpikir tingkat tinggi yaitu indikator menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Pada tahap menganalisis subjek dapat menuliskan apa yang diketahui dengan tepat, serta mampu menyelesaikan masalah menggunakan langkah-langkah yang runtut, sehingga dapat

87

menghasilkan jawaban yang benar. Kemudian pada tahap mengevaluasi subjek mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik. Subjek mampu menuliskan yang diketahui dengan benar, mampu menuliskan hipotesis pada lembar jawaban dan mampu memberikan penilaian terhadap jawaban yang diperoleh. Selanjutnya pada tahap mencipta subjek mampu memberikan jawaban yang benar terhadap soal yang diberikan. Sehingga dalam pemenuhan indikator ini subjek S4 dapat dikatakan bahwa telah mampu memenuhi keseluruhan indikator dari berpikir tingkat tinggi.

Kemudian untuk subjek S5 dan S6 keduanya hampir melakukan kesalahan yang sama. Untuk tahap menganalisis subjek S5 dan S6 melakukan kesalahan dalam menghitung jawaban akhir soal, sehingga jawaban yang diperoleh kedua subjek tersebut kurang tepat. Kemudian untuk tahap mengevaluasi subjek S5 dan S6 tidak melakukan kesalahan sedikitpun dalam menyelesaikan soal. Dalam artian kedua subjek tersebut mampu untuk menyelesaikan masalah yang diberikan untuk tahap mengevaluasi masalah. Selanjutnya untuk tahap mencipta subjek S5 tidak mampu menyelesaikan masalah yang diberikan, dimana subjek tidak memberikan cara penyelesaian masalah yang runtut dan jawaban yang diperoleh juga kurang tepat. Kemudian untuk subjek S6 mampu dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, dimana subjek mampu memberikan jawaban yang tepat dan benar. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa subjek S5 tidak dapat memenuhi indikator mencipta, sedangkan subjek S6 mampu memenuhi indikator mencipta.

Budiarta dalam Niken Septianingsih, dkk mengatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi dimaknai sebagai kemampuan berpikir komplek yang mencakup mengurai materi, mengkritisi serta menciptakan solusi pada pemecahan masalah.54 Hal ini sejalan dengan pendapat Sani yang mengatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi penting untuk mempersiapkan generasi muda dengan bekal kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta terampil dalam mengambil keputusan guna memecahkan masalah.55

Dari pemaparan yang telah disebutkan mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa laki-laki dan perempuan didapatkan hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa aspek yang paling banyak dicapai oleh siswa yaitu pada aspek menganalisis dan mengevaluasi. Sedangkan aspek yang masih banyak terjadi kesalahan dan sulit untuk dicapai siswa yaitu pada aspek mencipta.56 Dari hasil penelitiannya membuktikan bahwa antara siswa laki-laki dan perempuan hanya berbeda pada perbedaan karakter masing- masing untuk menemukan strategi dalam menyelesaikan masalah matematika. Sedangkan pada penelitian ini membuktikan bahwa pada tahap menganalisis terdapat pebedaan antara laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan permasalahan. Subjek laki-laki banyak melakukan

54 Niken Septianingsih, Yusri Wahyuni, Rita Desfitri, dan Fauziah, Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat TinggiMenurut Teori Anderson dan Krathwohl Pada Siswa Kelas VII SMPN 25 Padang, Jurnal Equation, 5(1), Maret 2022.

55 Ibid, 72

56 Alya Kamila, Saniatun Nafisah, Dita Aprilia, dan Bagas Galuh Wicaksono, Analisis Kemampuan Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal HOTS Matematika Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, Seminar Nasional Pendidikan Matematika, 1(1), Januari 2020, 121.

89

kesalahan pada tahap menganalisis masalah, sedangkan pada subjek perempuan terdapat satu subjek yang mampu menyelesaikan permasalahan dengan benar untuk tahap menganalisis dan dua subjek lainnya melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal tersebut.

Sehingga dari segi kesadaran pola pikir dan dalam menentukan rencana penyelesaian terdapat perbedaan dari subjek laki-laki dan subjek perempuan. Subjek laki-laki cenderung menuliskan jawabannya terlihat singkat. Langkah-langkah awal tidak ditulis secara rinci. Sehingga langsung merujuk pada jawababan akhir. Sedangkan subjek perempuan cenderung runtut dan jelas dalam menuliskan jawaban.57

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa perempuan lebih unggul dalam memecahkan permasalahan matematika. Hal ini berbeda dengan pendapat Krutetski yang menyatakan bahwa laki-laki lebih unggul kemampuan matematikanya daripada perempuan.58 Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa aspek, seperti kurangnya kesadaran diri pada kemampuan berpikir siswa laki-laki, lingkungan yang kurang mendukung, dan minimnya kemampuan berpikir tinggi siswa laki- laki.

57 Meliana Safitri, Hani’atul Mukharomah, Syaikhotun Nakhlahul Dzahabiyyah, Febri Listianadewi, Linggar Riski Palupi, Supratiwi Nursatamala dan Darmadi, “Jurnal Pendidikan dan Konseling, 3(2), 2021, 76-80.

58 Krutetski, V.A,The Psychology of Mathematics Abilities in School Children (Chicago:

The University of Chicago Press, 1976).

90

BAB V

Dalam dokumen analisis kemampuan berpikir tingkat tinggi (Halaman 99-104)

Dokumen terkait