• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, kemudian penyajian dan analisis data, menunjukkan bahwa penyajian hadis disampaikan dalam bentuk dialog tokoh dan penerimaan penonton yang tertuang dalam komentar memiliki beberapa bentuk. Menurut

85 Cut Fauziah, diwawancarai oleh peneliti, Jember, 07 Maret 2022.

86 Rizky Caesar, “Halal Living- Melihat Produksi Rumah Nussa di Balik Layar.”

Netmediatama, Februari 3, 2019, video, 6:20, https://youtu.be/0cSJYH8XEj8.

68

hasil temuan diatas, untuk menghasilkan temuan penelitian sebagai hasil dari analisis yang dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan dari informan dan komentar penonton, tidak terlepas dari penggunaan teori penelitian seperti yang sudah dibahas dalam kajian teori. Penggunaan teori tersebut dapat menjelaskan bentuk resepsi atau penerimaan penonton pada pesan yang disampaikan dalam animasi Nussa episode adab menguap.

1. Penyajian Hadis dalam Animasi Nussa Episode Adab Menguap

Hadis dalam animasi Nussa disajikan dalam bentuk dialog dan pemahaman tokoh. Dalam cuplikan film, Umma (Ibu Nussa dan Rara) sebagai penengah yang memiliki sifat yang bijaksana dan sering menasehati Nussa dan Rara. Nasehat yang disampaikan oleh Umma selalu nasehat yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam meliputi Al- Qur‟an dan hadis, seperti dalam episode adab menguap, Umma menjadi penengah atas pertengkaran Nussa dan Rara. Jadi, hadis muncul dalam dialog Umma atau hadis dibacakan oleh Umma. Dalam video singkat berdurasi 2-7 menit, hadis tidak disajikan dalam bentuk Arab, hal ini bertujuan agar informasi yang diberikan mudah diserap karena sasaran utama adalah anak-anak, dan diharapkan terdapat interaksi lebih lanjut antara anak dan orang tua dalam menyampaikan hadis dalam bentuk teks berbahasa Arab. Berikut adalah hadis yang terdapat dalam episode adab menguap:

Tabel 4. 8

Hadis dalam Animasi Nussa Episode Adab Menguap Mukharij Menit

ke

Isi Hadis Al-Tirmidhī 2:24

ُدْبَﻋ اَنَػﺛَّدَح :َؿاَق ،ُّيِزاَّرلا ٍدْيَُحُ ُنْﺑ ُدَّمَُمُ اَنَػﺛَّدَح َيََْيَ اَنَػﺛَّدَح :َؿاَق ،ُّيِﺷَرُقلا ِللها ِدْبَﻋ ُنْﺑ ِزﻳِزَﻌلا َدْنِﻋ ٌلُﺟَر َأَّشََتَ :َؿاَق ،َرَمُﻋ ِنْﺑا ِنَﻋ ،ُءاَّكَبلا ُوَّﻠلا ىَّﻠَﺻ ِِّبَِّنلا اَّنَﻋ َّفُك :َؿاَقَػﻓ ،َمَّﻠَسَو ِوْيَﻠَﻋ

ْمُُلَُوْطَأ اَيْػﻧُّدلا ِفِ ا ﻌَػبِﺷ ْمُىَرَػثْكَأ َّفِإَﻓ َؾَءاَشُﺟ ِﺔَﻣاَيِقلا َـْوَػﻳ ا ﻋوُﺟ

87

.

Al-Bukhārī 2:38

ِبَِأ ُنْﺑا اَنَػﺛَّدَح ،ٍساَﻳِإ ِبَِأ ُنْﺑ ُـَدآ اَنَػﺛَّدَح ٌديِﻌَس اَنَػﺛَّدَح ، ٍبْئِذ ْنَﻋ ،ِويِﺑَأ ْنَﻋ ،ُّيُِبُْقَمْلا

َوَّﻠلا َّفِإ ِِّبَِّنلا ِنَﻋ ،ُوْنَﻋ ُوَّﻠلا َيِﺿَر َةَرْػﻳَرُى ِبَِأ َسَطَﻋ اَذِإَﻓ ،َبُؤاَثَّتلا ُهَرْكَﻳَو ،َساَطُﻌْلا ُّبُِيَ

ْفَأ ُوَﻌَِسَ ٍمِﻠْسُﻣ ِّلُك ىَﻠَﻋ ٌّقَحَﻓ ،َوَّﻠلا َدِمَحَﻓ اَثَّتلا اَّﻣَأَو ،ُوَتِّمَشُﻳ ،ِفاَطْيَّشلا َنِﻣ َوُى اََّنَِّإَﻓ ُبُؤ

ُوْنِﻣ َكِحَﺿ اَى :َؿاَق اَذِإَﻓ ،َعاَطَتْسا اَﻣ ُهَّدُرَػيْﻠَػﻓ ُفاَطْيَّشلا

88

.

Muslim 2:38

ِدْبَﻋ ُنْﺑ ُكِلاَﻣ ُّيِﻌَمْسِمْلا َفاَّسَﻏ وُﺑَأ ِنَِﺛَّدَح اَنَػﺛَّدَح ،ِلَّضَفُمْلا ُنْﺑ ُرْشِﺑ اَنَػﺛَّدَح ،ِدِحاَوْلا َﻬُس ِبَِِلِ ا نْػﺑا ُتْﻌَِسَ :َؿاَق ،ٍحِلاَﺻ ِبَِأ ُنْﺑ ُلْي َؿاَق :َؿاَق ،ِويِﺑَأ ْنَﻋ ، ِبَِأ ُثِّدَُيَ ِّيِرْدُْلْا ٍديِﻌَس

اَثَػﺗ اَذِإ :ِوَّﻠلا ُؿوُسَر ِهِدَيِﺑ ْكِسْمُيْﻠَػﻓ ،ْمُكُدَحَأ َب َؤ

ُلُخْدَﻳ َفاَطْيَّشلا َّفِإَﻓ ،ِويِﻓ ىَﻠَﻋ

89

87 Muḥammad ibn „Īsa al-Tirmidhī, Sunan al-Tirmidhī, vol. 4 (Beirut: Dār al-Gharb al- Islamī, 1998), 230.

88 Muḥammad ibn Ismā‟īl al-Bukhārī, Ṣaīḥ al-Bukhārī, vol. 8 (Beirut: Dār Ṭūq al- Najāh, 1442 H), 49.

89 Muslim ibn al-Ḥujāj al-Naisābūrī, Ṣaḥīḥ Muslim, vol. 4 (Beirut: Dār Iḥya‟ al-Turāth al-„Arabī, T. th), 2293.

70

Hadis yang disajikan dalam bentuk audiovisual tidak hanya melalui dialog tokoh dalam film, tetapi dapat juga berbentuk ceramah, berbentuk teks yang digerakan disertai musik religi, komik dan meme.

2. Resepsi Hadis yang Terkandung dalam Animasi Nussa Episode Adab Menguap

Sebelum mengklasifikasikan temuan yang sudah ditulis diatas, peneliti akan membahas sedikit tentang resepsi yang sudah dibahas sebelumnya pada kajian teori. Resepsi merupakan sahah satu teori yang membahas tentang sikap penerimaan seseorang. Kata resepsi berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata recipere dan reception, jika dalam bahasa Inggris berarti penerimaan atau penyambutan pembaca. Dalam arti yang lebih luas, Nyoman Kutha mendefinisikan resepsi adalah suatu istilah cara-cara pemberian makna, sehingga pembaca dapat memberikan respon.90 Jadi, resepsi hadis merupakan suatu kajian tentang penerimaan atau sambutan pembaca terhadap hadis. penerimaan tersebut dapat berupa cara seseorang memaknai hadis, cara mengimplementasikan ajaran dalam hadis. Menurut Ahmad Rafiq, bentuk resepsi ada 3 yaitu resepsi eksegesis, estetis dan fungsional. Adapun potret resepsi dalam episode menguap adalah:

a. Resepsi Eksegesis

Pada tabel dialog animasi Nussa episode adab menguap, yang telah dituliskan sub bab penyajian data, bahwa ditemukan terdapat tiga hadis yang disajikan, yaitu hadis riwayat al-Tirmidhī, al-Bukhārī

90 Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian sastra, 165.

dan Muslim. Diawali ketika Rara yang kekenyangan kemudian bersendawa dengan keras dan Nussa yang mengantuk kemudian menguap lebar. Karena perbuatan Nussa daan Rara, kemudian Umma menasehati keduanya, pertama Umma menasehati Rara dengan mengungkapkan dalam hadis al-Tirmidhī bahwa orang yang paling kenyang di dunia, kelak di akhirat ia adalah orang yang paling lapar.

Hadis kedua yaitu riwayat al-Bukhārī dan Muslim yang muncul ketika Umma menasehati Nussa agar tidak mengeluarkan suara saat menguap, dan menganjurkan untuk menahannya dengan cara mengatupkan bibir atau menutup dengan tangan, karena nguap itu berasal dari setan dan setan akan menertawai orang yang menguap.

Berdasarkan pemaparan diatas bahwa dalam animasi Nussa episode adab menguap tidak terjadi resepsi eksegesis, karena tidak ada usaha dalam pemahaman hadis atau penafsiran hadis walaupun sifatnya tidak mendalam. Resepsi eksegesis berkaitan dengan tindakan menafsirkan dan masuk ke ranah ma‟anil hadis atau fiqh hadis. Tidak adanya bentuk resepsi ini karena fokus pada film ini bukan pada pemahaman atau pensyarahan suatu hadis, khususnya ke target utama animasi Nussa yaitu anak-anak. Tetapi lebih ke bagaimana suatu pesan agama yang bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis disampaikan.

72

b. Resepsi Estetis

Estetika merupakan segala sesuatu yang mempunyai nilai keindahan. Jadi, resepsi estetis adalah sebuah bentuk penerimaan atau respon terhadap sebuah teks yang didalamnya mengandung nilai estetis atau dieskpresikan melalui cara yang estetis.

Estetika resepsi muncul sebagai akibat dari pertemuan antara karya sastra dan pembaca.91 Nyoman Kutha di dalam bukunya mengungkapkan bahwa dengan meletakkan aspek keindahan atau estetis pada karya sastra maka kebudayaan sebagai sistem makro ikut memperoleh nilai estetis.92 Jadi, resepsi yang dimanifestasikan kedalam media yang memiliki nilai estetispun termasuk kategori resepsi estetis meskipun berangkat dari penerimaan teks yang dibaca bukan dari sisi teks yang mempunyai nilai estetis.

Film merupakan hasil dari proses kreatif dari berbagi unsur, diantaranya seni rupa, teater, seni musik, seni suara dan teknologi dengan kekuatan gambar sebagai bentuk visualnya.93 Film animasi mempunyai nilai estetis yang dapat dilihat secara visual dengan keindahan warna, ekspresi, gesture, bentuk serta penyampaiannya yang akan menghasilkan respon bagi penikmatnya.

91 Nyoman Kutha Ratna, Estetika Sastra dan Budaya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 296.

92 Nyoman Kutha, 290.

93 Teguh Imanto, “Film Sebagai Proses Kreatif dalam Bahasa Gambar,” Jurnal

Komunikasi 4, no. 1 (Maret 2007): 32,

https://komunikologi.esaunggul.ac.id/index.php/KM/article/view/35

Film animasi Nussa menceritakan kehidupan sehari-hari kakak beradik. Dengan alur yang sederhana, terlihat dalam episode adab menguap mengandung pesan yang baik, mengajarkan adab menguap dan larangan makan berlebihan. Praktek yang dicontohkan oleh para tokoh sangat berkaitan dengan praktek masyarakat dalam kesehariannya dan hal tersebut sering diabaikan. Sehingga, penyajian pesan dalam bentuk film animasi lebih menarik terutama untuk anak- anak, selain mendapatkan ilmu, juga mendapat hiburan, anak-anak tidak merasa digurui, dan tentunya ilmu yang ditransfer tidak keluar dari koridor agama.

Selain penyajian yang menarik dan alur yang sederhana, penciptaan karakter yang menggemaskan dan konsep warna juga memiliki peran penting. Karakter didesain secara sederhana agar diterima secara universal dan memberikan kesan yang lucu dan manis.

Penciptaan karakter menghubungkan penonton dengan cerita dan bagaimana si karakter dapat menyampaikan emosi pada penonton, seperti dalam animasi Nussa, setan digambarkan berwarna ungu bulat memiliki dua sayap yang kecil dan tingkah yang konyol sehingga dapat membuat penonton tertawa. Nussa digambarkan sebagai seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki ketidaksempurnaan pada fisiknya yaitu memakai kaki palsu pada kaki bagian kaki kirinya.

Nussa diciptakan seperti ini, karena pencipta Nussa ingin menyampaikan nilai kesabaran, keikhlasan dan Allah Swt. tidak

74

mungkin menciptakan hambanya tidak sempurna.94 Kesempurnaan itu ada, Rara digambarkan sebagai anak kecil yang cantik, energik dan Rara akan belajar kesempurnaan dari kakaknya yaitu Nussa.95

Warna adalah salah satu elemen penting, karena dapat menarik perhatian dan meningkatkan mood penonton.96 Seperti komentar salah satu penonton bahwa pemilihan warna membuat animasi Nussa menjadi lebih menarik. Jadi, hadis yang disampaikan didalam animasi Nussa melalui dialog tokoh menjadi lebih menarik karena dipadukan dengan audio, visual, warna dan karakter tokoh, yang kesemua itu memiliki nilai estetis.

c. Resepsi Fungsional

Resepsi fungsional mencakup aspek informatif dan performatif. Fungsi informatif merupakan pendekatan interpretatif untuk memahami apa yang tersurat dalam teks (Al-Qur‟an atau hadis). sedangkan fungsi performatif merupakan sesuatu yang dilakukan oleh khalayak teradap teks (Al-Qur‟an atau hadis).97

Fungsi informatif pada episode adab menguap yaitu memberikan informasi tentang anjuran untuk tidak makan terlalu kenyang dan sendawa tidak boleh berbunyi. Umma menjelaskan hadis riwayat al-Tirmidzi bahwa orang yang paling kenyang di dunia, maka

94 Aditya Triantoro, “Bedah Rumah Produksi Serial Nussa: Langkah Awal Nussa,”

Nussa Official, 02 April, 2021, video, 38:45, https://youtu.be/yEgasYWIVhU.

95 Nussa Official, “Nussa: Behind The Scene,”

96 Lia Anggraini S & Kirana Nathalisa, Desain Komunikasi Visual: Dasar-Dasar Panduan untuk Pemula (Bandung: Nuansa Cendekia, 2018), 37, iPusnas.

97 Saifuddin Zuhri dan Subkhani Kusuma Dewi, Living Hadis: Praktik, Resepsi, Teks, dan Transmisi (Yogyakarta: Q-Media, 2018), 70-71.

ia akan menjadi orang yang paling lapar di akhirat. Lalu, informasi lain yang disampaikan adalah tentang adab menguap dengan menahannya, caranya katupkan kedua bibir, kalau bisa ditutup dengan tangan hingga tidak ada suara, karena menguap itu dari setan dan setan akan menertawakan orang yang menguap.

Fungsi performatif dalam episode adab menguap dilihat dari tanggapan penonton pada komentar. Beberapa penonton mengimplementasikan ilmu yang didapat, yang semula menguap dengan membuka mulut lebar, menjadi tutup mulut menggunakan tangan. Tidak hanya ilmu, dari episode ini yang dipraktekkan, tetapi ada juga penonton yang mempraktekkan ilmu yang didapat pada episode lain.

Dari ketiga bentuk resepsi yang telah dijelaskan. Kecenderungan bentuk resepsi pada penelitian ini adalah resepsi estetis, karena hadis dikemas, ditampilkan, direalisasikan dalam sebuah film animasi yang dimana film mengandung nilai-nilai estetis. Dibandingkan dengan media informasi lainnya, film animasi merupakan media yang unik karena terdapat unsur naratif dan sinematik. Dari tayangan ini, bisa mengulas bentuk penyajian hadis dan bentuk praktek atau respon penonton setelah menonton episode adab menguap. Tetapi disisi lain, peneliti tidak menafikan adanya bentuk resepsi lain yaitu resepsi fungsional yang terjadi pada episode adab menguap tetapi tidak dominan.

76

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan penelitian tentang resepsi hadis di media sosial: studi kasus film animasi Nussa episode adab menguap, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Bagaimana penyajian hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap Penyajian hadis di ruang media sosial memiliki beberapa bentuk, diantaranya berbentuk audiovisual seperti film religi atau film animasi, ceramah agama, teks narasi yang diiringi backsound musik religi, berbentuk visualisasi seperti komik yang didalamnya memuat pesan-pesan yang diambil dari hadis dan meme. Dalam animasi Nussa, hadis disajikan dalam bentuk dialog tokoh dan hadis yang dibacakan merupakan hasil interpretasi tokoh terhadap hadis, lalu hadis disampaikan tidak dalam Bahasa Arab. Ditemukan tiga hadis yang disajikan, diantaranya hadis tentang larangan makan terlalu kenyang riwayat al-Tirmidhī dan hadis adab menuap riwayat al-Bukhārī dan Muslim. Penyajian hadis dalam bentuk dialog dalam animasi tokoh memiliki tujuan agar informasi mudah diserap dan adanya interaksi lebih lanjut antara orang tua dan anak dalam membantu menyampaikan hadis.

2. Resepsi hadis yang terkandung didalam animasi Nussa episode adab menguap

Dalam cuplikan animasi Nussa episode adab menguap, terjadi dua poses resepsi yaitu resepsi estetis dan fungsional. Tetapi, kecenderungan bentuk resepsi yang terjadi adalah resepsi estetis. Adapun ketiga bentuk resepsi pada episode adab menguap, yaitu:

a. Resepsi eksegesis, yaitu berkaitan dengan tindakan menafsirkan. Pada animasi Nussa episode adab menguap tidak erjadi resepsi eksegesis.

Karena hadis tidak ada tindakan menafsirkan hadis.

b. Resepsi estetis, yaitu teks hadis diterima dengan cara yang estetis yaitu dalam bentuk film, sebagaimana yang diketahui bahwa film merupakan gabungan antara teknologi dan beberapa seni meliputi seni rupa, teater, musik. Nilai estetis tersebut didapat dari ekspresi, warna, gestur, bentuk serta penyampaiannya. Penyampaian pesan hadis dalam bentuk animasi lebih menarik bagi karena mencangkup beberapa perpaduan seni. Selain itu, alur yang sederhana dan karakter tokoh yang disesuaikan dengan anak-anak memberikan kesan lucu dan menggemaskan.

c. Resepsi fungsional berkaitan dengan bagaimana seseorang mengimplementasikan suatu teks. Fungsi informatif dalam episode adab menguap bahwa tidak boleh makan terlalu kenyang dan tidak menguap lebar hingga mengeluarkan suara. Sedangkan fungsi performatifnya adalah ilmu yang diterima oleh penonton

78

diimpelemntasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan menahan menguap atau menutup mulut saat menguap dan makan secukupnya.

B. Saran

1. Kepada The Little Giantz selaku pencipta animasi Nussa

Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, The Little Giantz dapat terus menayangkan episode-episode yang bermanfaat seperti tentang adab atau akhlak, yang dimana ajaran tersebut bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis, karena saat ini banyak sekali orang yang mengesampingkan hal tersebut. Sebagaimana kata-kata dalam episode adab menguap bahwa seorang muslim itu dlihat drai akhlaknya dan dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti tidak membunyikan sendawa dan menutup mulut apabila menguap.

2. Kepada Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap, peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian hadis di sosial media khususnya film yang berbentuk series seperti animasi Nussa agar membahas lebih banyak episode seperti 5 atau 7 episode. Selain itu, diharapkan peneliti selanjutnya dapat enghasilkan penelitian-penelitian baru dan mengembangkan penelitian yang dilakukan ada sebelumnya. Hal ini, karena jenis penelitian hadis memiliki beragam bentuk, seperti living hadis, maanil hadis, fiqh hadis, penelitian hadis di media sosial atau media massa, penelitian syarh hadis, dan lain sebagainya. Semoga dengan banyaknya opsi tersebut, bisa menghasilkan karya-karya yang dapat bermanfaat bagi semua.

79

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al-Ma‟ruf, Ali Imron dan Farida Nugrahani, Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi, Surakarta: CV Dwija Amarta Press, 2017.

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2090.

Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2003.

Mudin, Miski. Islam Virtual: Diskursus Hadis, Otoritas, dan Dinamika Keberislaman di Media Sosial. Yogyakarta: Bildung, 2019.

Mujiburrahman. Agama, Media dan Imajinasi Pandangan Sufisme dan Ilmu Sosial Kontemporer, Banjarmasin: Antasari Press, 2015.

Mulyati, Ani. Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk Kepentingan Perdagangan RI. Jakarta: Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, 2014.

Raco, J.R. Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010.

Rahmadi. Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Press, 2014.

Ratna, Nyoman Kutha, Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008.

Ratna, Nyoman Kutha. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2008.

Samsu. Metode Penelitian Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development. Jambi: Pusaka, 2017.

Sangadji, Etta Mamang, dan Sopiah. Metodologi Penelitian- Pendekatan Praktis dalam Penelitian, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010.

Satori, Djam‟an. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014.

Sidiq, Umar, dan Moh. Miftachul Choiri. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan, Ponorogo: CV Nata Karya, 2019.

Sulaeman, Agus dan Goziyah. Metodologi Penelitian Bahasa dan Sastra, Jakarta Timur: Edu Pustaka Jakarta, 2019.

80

Suyoto, Sandu dan Ali Sodik. Dasar Metode Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015.

Taum, Yoseph Yapi. Pengantar Teori Sastra, Yogyakarta: Nusa Indah, 1995.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Jakarta: Kencana, 2017.

Zuchdi, Darmayanti, dan Wiwiek Afifah. Analisis Konten Etnografi & Grounded Theory Hermeneutika dalam Penelitian. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2019.

Zuhri, Saifuddin, dan Subkhani Kusuma Dewi. Living Hadis: Praktik, Resepsi, Teks, dan Transmisi. Yogyakarta: Q-Media, 2018.

Zuhri, et al. Islam Tradisi dan Peradaban. Yogyakarta: Bina Mulia Press, 2012.

E-book

Hudhana, Winda Dwi, dan Mulasih. Metode Penelitian Sastra, Teori dan Aplikasi, Temanggung: Desa Pustaka Indonesia, 2019. iPusnas.

Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpersonal, Jakarta: Kencana Press, 2019. iPusnas.

S, Anggraini Lia, dan Kirana Nathalisa. Desain Komunikasi Visual: Dasar-dasar Panduan untuk Pemula. Bandung: Nuansa Cendekia, 2018. iPusnas.

Zoebazary, Ilham. Kamus Istilah Televisi & Film, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. iPusnas.

Skripsi

Arrofiqi, Hafid. “Efektivitas Penggunaan Visualisasi Pembelajaran Berbasis Video Compac Disc untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran TIK Materi Perangkat Keras Komputer Kelals VII SMPN 1 Kertasura.” Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013.

Rafiq, Ahmad. “The Reception of the Qur‟an in Indonesia: A ase Study of the Place of the Qur‟an in a Non-Arabic Speaking Community.”

Dissertation, The Temple University, 2014

Jurnal Online

Azhari. “Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Imajinasi Terhadap Keterampilan Bercerita Pada Anak Usia Dini.” Jurnal Pendidikan Anak Bunayya 1, no. 2 (2015), https://jurnal.ar- raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/viewFile/1323/983.

Batubara, Febrin Aulia. “Perancangan Website pada PT. Ratu Enim Palembang.”

REINTEK 7, no. 1 (2012): 17,

http://journal.umsu.ac.id/index.php/reintek/article/view/252.

Fajri, Muhammad. “The Concept of Pious Children in The Movie Surau dan Silek.” Jurnal Living Hadis V, no. 2 (Oktober 2020).

https://doi.org/10.14421/livinghadis.2020.2350.

Fikriyyah, Dliya Ul. “Telaah Aplikasi Hadis (Lidwa Pustaka).” Jurnal Studi Ilmu- Ilmu Al-Qur’an dan Hadis 17, no. 2 (Juli 2016): 274, https://doi.org/10.14421/qh.2016.1702-07.

Hamdan dan Mahmuddin. “Youtube sebagai Media Dakwah.” Palita: Journal of Social Religion Research 6, no. 1 (April 2021): 76, http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/palita/article/view/2003

Imanto, Teguh. “Film Sebagai Proses Kreatif dalam Bahasa Gambar.” Jurnal

Komunikasi 4, no. 1 (Maret 2007): 32.

https://komunikologi.esaunggul.ac.id/index.php/KM/article/view/35.

Miski. “Fenomena Meme Hadis Celana Cingkrang dalam Media Sosial.” Jurnal Multikultural & Multireligius 16, no. 2 (Juli-Desember 2017): 294, http://repository.uin-malang.ac.id/7980/.

Nuris, M. Syaifurriza, dan Aditya Rahman Yani. “Komik Hadits Pokok Ajaran Islam.” Createvitas 3, no. 1 (Januari 2014): 59, http://eprints.upnjatim.ac.id/id/eprint/7038.

Nurmansyah, Ihsan. “Resepsi Hadis Tuntunan Sebelum dan Setelah Pernikahan dalam Film Papi dan Kacung Episode 12-13.” Living Islam: Journal of Islamic Discourse II, no. 2. (November 2019).

https://doi.org/10.14421/lijid.v2i2.2015

Rahmatullah. “Ahmad Luthfi Fathullah dan digitalisasi Hadis di Indonesia.”

Islamica 14, no. 2 (Maret 2020): 310,

https://doi.org/10.15642/islamica.2020.14.2.291-316.

Rini, Tantin Puspita, dan Moh Masduki. “Pendidikan Karakter Keluarga di Era Digital.” Al-Mikhraj: Indonesian journal of Islamic Studies and

Humanities 1, no. 1 (2020): 16,

https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/almikraj/article/view/543.

82

Syafruddin, Chabib, dan Wahyu Pujiyono. “Pembuatan Film Animasi

„Dahsyatnya Sedekah‟ Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D Hybrid Animation dengan Pemanfaatan Graphic.” Jurnal Sarjana Teknik

Informatika 1, no. 1 (Juni 2013): 388,

http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/3538.

Toni, Ahmad, dan Dwi Fajariko. “Studi Resepsi Mahasiswa Broadcasting Universitas Mercu Buana pada Film Journalism Kill the Messenger.”

Jurnal Komunikasi 9, no. 2 (Desember 2017): 155, https://doi.org/10.14421/lijid.v2i2.2015.

Maktabah Syamila

Al-Naisābūrī, Muslim ibn al-Ḥujāj. T. th. Ṣaḥīḥ Muslim. Vol. 4. Beirut: Dār Iḥya‟

al-Turāth al-„Arabī.

Al-Bukhārī, Muḥammad ibn Ismā‟īl. 1442 H. Ṣaḥīḥ al-Bukhārī. Vol. 8. Beirut:

Dār Ṭūq al-Nājāh.

Al-Tirmidhī, Muḥammad ibn „Īsa. 1998. Sunan al-Tirmidhī. Vol. 4. Beirut: Dār al-Gharb al-Islamī.

Artikel Internet dan Website

Admin. “Ini Pemenang Anugerah Syiar Ramadhan 2019.” Diakses 20 Mei 2022 pada Mui Digital. Berita, 13:41. https://mui.or.id/berita/26826/ini- pemenang-anugerah-syiar-ramadhan-2019/ .

“Film Nusssa Tayang Perdana di Bucheon Film Festival 2021.” CNN Indonesia.

Diakses 20 Mei, 2022.

https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210617144712-220- 655711/film-nussa-tayang-perdana-di-bucheon-film-festival-2021 Octaviany, Devy. “Membawa Industri Animasi Hollywood ke Indonesia.”

Diakses April 2022 pada DetikHot. Movie & TV, 21:06.

https://hot.detik.com/movie/d-4006584/membawa-industri-animasi- hollywood-ke-indonesia.

“A Glimpse of History.” The Little Giantz. Diakses 17 April, 2022.

https://thelittlegiantz.com/companyprofile.html.

“Top 20 Countries With The Highest Number Of Internet User.” Internet World Stats Februari 14, 2022. https://www.internetworldstats.com/top20.htm

Sosial Media

Nussa Official. “Terimakasih sahabat, Film Nussa masuknominasi Film Animasi Panjang Terbaik Festival Film Indonesia.” Instagram, 11 Oktober, 2021.

https://www.instagram.com/p/CU4ziyMP07a/?igshid=YmMyMTA2M2 Y=.

Video Online

Triantoro, Aditya. “Bedah Rumah Produksi Serial Nussa: Langkah Awal Nussa.”

Nussa Official. 02 April, 2021. Video, 38:45.

https://youtu.be/yEgasYWIVhU.

Nussa. “Nussa: Ngobrol Bareng Nussa dan rara.” Nussa Official. 07 Desember, 2018. Video, 4:52. https://youtu.be/k4629ld3Qaw.

Rara. “NUSSA: Teaser Trailer.” Nussa Official. 08 November, 2018. Video, 0:46.

https://youtu.be/61doKOiYHC0.

Wirasmono, Bony. “Nussa: Behind The Scene.” Nussa Official. 17 April, 2022.

Video, 2:14. https://youtu.be/Rp5mw6z94vg.

Caesar, Rizky. “Halal Living: Melihat Produksi Rumah Nussa di Balik Layar.”

Netmediatama. 03 Februari, 2019. Video, 6:20.

https://youtu.be/0cSJYH8XEj8.

Wirafianto, Yuda. “Creator Nussa Ungkap Alasan Mengapa Nussa Dibuat Difabel.” Cinta Qur‟an Tv. 18 November, 2019. Video, 4:30.

https://youtu.be/acawYogEbSE.

Uno, Sandiaga. “Ngobrol dengan Pembuat Kartun NUSSA.” Sandiuno TV. 17 April, 2022. Video, 2:38. https://youtu.be/iqkNaAkBgUc.

Dokumen terkait