i
RESEPSI HADIS DI MEDIA SOSIAL STUDI KASUS FILM ANIMASI NUSSA
EPISODE ADAB MENGUAP
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora
Program Studi Ilmu Hadis
Oleh:
RISYA FADILHA NIM : U20182033
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA
JULI 2022
ii
RESEPSI HADIS DI MEDIA SOSIAL STUDI KASUS FILM ANIMASI NUSSA
EPISODE ADAB MENGUAP
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Hadis
Oleh:
RISYA FADILHA NIM : U20182033
Disetujui Pembimbing
MAKHRUS, M. A.
NIP : 198211252015031002
iii
RESEPSI HADIS DI MEDIA SOSIAL STUDI KASUS FILM ANIMASI NUSSA
EPISODE ADAB MENGUAP
SKRIPSI
telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Hadis
Hari : Jumat Tanggal : 01 Juli 2022
Tim Penguji :
Ketua Sekretaris
Dr. Maskud, S. Ag., M.S.i Mahillah, M. Fil.I NIP. 197402101998301001 NIP. 198210222015032003
Anggota :
1. Dr. H. Kasman, M. Fil.I ( ) 2. Makhrus, M. A. ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humainora
Prof. Dr. M Khusna Amal, S. Ag., M. SI NIP. 197212081998031001
iv
MOTTO
قَلاْخَأ ْمُكُنِساَحَأ ْمُكَراَيِخ َّفِإ ا
)يرابخ هاور(
1
[Sesungguhnya sebaik-baik orang diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.]
1 Muḥammad ibn Ismā‟īl al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, vol. 8 (Beirut: Dār Ṭūq al-Najāh, 1442 H), 13.
v
PERSEMBAHAN
Alḥamdulillāhirabbil‟ālamīn, puji syukur bagi Allah semesta alam. Berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proses penelitian dan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Rasul terkasih, menjadi teladan sekaligus sumber inspirasi bagi umatnya, yaitu Nabi Muhammad saw.
Tak lupa, peneliti ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung dan mendoakan, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Ungkapan terimakasih ini khususnya peneliti sampaikan kepada:
1. Orang teristimewa yaitu kedua orang tua, Bapak Mastur dan Ibu Badriah, yang telah memberikan banyak dukungan baik yang sifatnya materil maupun non- materil. Selalu setia mendengarkan keluh kesah dan banyak memberikan motivasi serta nasehat. Doanya yang tidak pernah putus, selalu beliau lantunkan agar putrinya selalu diberi keselamatan, kesehatan, kemudahan dan keridhoan dari Allah Swt.
2. Ketiga saudaraku yang soleh dan solehah yaitu Nurul, Filah dan Arkan. Yang selalu menjadi penghibur dikala susah maupun senang. Semoga kelak kalian menjadi putra-putri yang berguna bagi keluarga, agama dan negara.
3. The Little Giantz dan 4 Stripe Production, yang memproduksi animasi Nussa.
Semoga jaya selalu, apa yang sedang diusahakan melalui Nussa menjadi amal jariyah dan kedepannya semoga bisa selalu menebar kebaikan, khususnya bagi
vi
industri perfilman anak di Indonesia dan penanaman adab dan akhlak yang dapat membentuk karakter anak melalui film animasi.
4. Segenap dosen jurusan Ilmu Hadis Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS), khusunya Ustad Makhrus, M. A., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan, saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Keluarga besar H. Salihin dan H. Hamid yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
6. Teman-teman prodi Ilmu Hadis 2018 khususnya Ilmu Hadis 2 (IH 2).
Terimakasih sudah berbagi ilmu, pengalaman, suka dan duka selama perkuliahan offline maupun online.
7. Fahma, Ida dan Mabrur. Terimakasih telah menjadi pendengar yang baik dan sahabat yang baik.
8. Terakhir, seluruh teman-teman dari Pondok Pesantren Darul Arifin 2 khususnya kamar 102 (Zakiya, Anida dan Ela) dan santri premium crew (Ade, Amel, Ajeng, Bella, Eka, Irwin, Neli, Ula, Uli, Sheila, Dewi, Novi, Haris, Nisha‟, Novia). Terimakasih atas semangat dan dukungannya.
vii
KATA PENGANTAR ِمْي ِح َّرلا ِن ٰمْح َّرلا ِ هللّٰا ِم ْسِب
Segala puji hanya bagi Allah dzat yang telah mencurah limpahkan segala rahmat-Nya kepada hambanya. Dzat yang memiliki kesempurnaan. Shalawat dan salam bagi kekasih-Nya, junjungan umat yaitu Nabi Muhammad saw., semoga mendapat syafaatnya di hari kiamat kelak.
Setelah melalui proses panjang dan akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Resepsi Hadis di Media Sosial: Studi Kasus Film Animasi Nussa Episode Adab Menguap”. Jika bukan karena ke-Agungan dan kasih sayang-Nya, penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mudah. Adapun terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak, maka peneliti ucapkan terima kasih dan rasa penghargaan sedalam- dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
2. Bapak Prof. Dr. M. Khusna Amal, S.Ag, M.SI. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora
3. Bapak Makhrus, M. A, selaku ketua Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora dan selaku dosen pembimbing skripsi yang banyak memberi kontribusi baik arahan, saran, motivasi dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
4. Aditya Triantoro selaku chief executive officer The Little Giantz dan paa creator lainnya yang telah menuangkan ide-ide kreatifnya, serta
viii
mengizinkan untuk melakukan wawancara. Semoga semua lelah menjadi amal jariyah
Dalam proses penyusunan skripsi ini telah diusahakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan- kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Jember, 10 Juni 2022
Peneliti
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Pedoman trasnliterasi Arab-Indonesia yang digunakan adalah pedoman yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Amerika Serikat (Library of Congress).
A. Konsonan Tunggal
Awal Tengah Akhir Sendiri Latin/Indonesia
ا ا ا ا
a/i/uﺑ ﺑ ب ب
bﺗ ﺗ ت ت
tﺛ ﺛ ث ث
thﺟ ﺟ ج ج
jح ح ح ح
ḥخ خ خ خ
khﺩ ﺩ ﺩ ﺩ
dﺫ ﺫ ﺫ ﺫ
dhﺭ ﺭ ﺭ ﺭ
rﺯ ﺯ ﺯ ﺯ
zس س س س
sﺷ ﺷ ش ش
shﺻ ﺻ ص ص
ṣﺿ ﺿ ض ض
ḍﻁ ﻁ ﻁ ﻁ
ṭﻅ ﻅ ﻅ ﻅ
ẓﻋ ﻌ ﻊ ع
„(ayn)ﻏ ﻐ ﻎ غ
ghx
ﻓ ﻓ ؼ ؼ
fق ق ؽ ؽ
qك ك ؾ ؾ
kﻠ ﻠ ؿ ؿ
lﻣ ﻣ ـ ـ
mﻧ ﻧ ف ف
nى ﻬ و, ﺔ ه, ﺓ
hو و و و
wﻳ ﻳ ي ي
yB. Konsonan rangkap karena Tashdid di tulis rangkap
ّ نسنا
ة
سشاتا Ditulis Al-Sunnahة دش
dDD Ditulis ShiddahC. Ta’ Marbūṭah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis:
ةمكح
Ditulis Ḥikmahةسردم
Ditulis Madrasah2. Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h
ءاينولأاّةمارك
Ditulis Karāmah al-Auliyā’3. Bila ta’ marbūṭah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah ditulis t atau h
رطفناّةاكز
Zakāh al-Fiṭrixi D. Vokal Pendek
ﹷ
Fatẖah Ditulis (ḍaraba)ﹷ
Kasrah Ditulis (‘alima)ﹷ
Ḍammah Ditulis (kutiba)E. Vokal Panjang
1. Fathah + alif, ditulis ā (garis diatas)
ةيههّاج
Ditulis Jāhiliyyah2. Fathah + alif maqṣīr, ditulis ā (garis diatas)
يعسي
Ditulis Yas’ā3. Kasrah + ya‟ mati, ditulis ī (garis diatas)
ديجم
Ditulis Majīd4. Ḍammah + wawu mati, ditulis ū (dengan garis diatas)
ضورف
Ditulis FurūḍF. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya mati, ditulis ai
مكنيب
Ditulis Bainakum2. Fathah + wawu mati, ditulis au
لوق
Ditulis QaulG. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan Apostrof
xii H. Kata sandang alif + lam
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al
نآرقنا
Ditulis Al-Qur’ānسايقنا
Ditulis Al-Qiyās2. Bila diikuti huruf shamsiyyah, sama huruf qamariyyah
سمشنا
Ditulis Al-Shamsءامسنا
Ditulis Al-Samā’I. Huruf besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
J. Penulisan kata-katat dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut penulisnya
ضورفناّىوذ
Ditulis Dhawī al-Furūḍه نسناّمهأ
Ditulis Ahl- al-sunnahxiii
ABSTRAK
Risya Fadilha, 2022: Resepsi Hadis di Media Sosial (Studi Kasus Film Animasi Nussa Episode Adab Menguap.
Kata kunci:Resepsi, Hadis, Animasi
Era Globalisasi identik dengan kemajuan sumber informasi dan kemudahan dalam memperoleh informasi. Hal ini dijadikan sebagai media pendukung dalam kajian hadis. Hadis tidak hanya muncul didalam kehidupan nyata, tetapi dimunculkan juga pada media sosial dengan beragam cara penyajian, seperti film, ceramah agama, teks hadis berbentuk narasi diiringi musik, komik hadis dan meme. Relasi antara hadis dan media sosial yang relevan, menggerakaan manusia untuk mengimplementasikan hadis. Oleh karena itu, terjadilah proses penerimaan atau resepsi hadis.
Adapun fokus yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) bagaimana penyajian hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap?, 2) bagaimana resepsi hadiis yang terkandung didalan animasi Nussa episode adab menguap.
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dirumuskan, maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk, 1) mendeskripsikan penyajian hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap, 2) mendeskripsikan resepsi hadis yang terkandung dalam animasi Nussa episode adab menguap.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif jenis studi kasus karena bertujuan mendeskripsikan penyajian hadis dan bentuk resepsi hadis dalam animasi Nussa epsiode adab menguap. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terstruktur, dan dokumenter. Teori yang digunakan adalah teori resepsi Ahmad Rafiq.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan 1) Terdapat 3 hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap yaitu hadis riwayat al-Tirmidhī, al-Bukhārī dan Muslim, hadis disajikan dalam bentuk dialog tokoh, bertujuan agar informasi mudah diserap. 2) Resepsi hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap terdapat tiga bentuk yaitu resepsi eksegesis, resepsi estetis dan resepsi fungsional.ّ
Kecenderungan bentuk resepsi pada penelitian ini adalah bentuk resepsi estetis.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix
ABSTRAK ... xiii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 8
F. Sistematika Pembahasan ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Penelitian Terdahulu ... 12
B. Kajian Teori ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
xv
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 24
B. Lokasi Penelitian ... 25
C. Subjek Penelitian ... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Analisis Data ... 28
F. Keabsahan Data ... 29
G. Tahap-tahap Penelitian ... 29
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 30
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 30
B. Penyajian dan Analisis Data ... 45
C. Pembahasan Temuan ... 67
BAB V PENUTUP ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79 Lampiran-lampiran
xvi
xvii
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal.
2. 1 Penelitian Terdahulu ... 19
4. 1 Team The Little Giantz ... 32
4. 2 Tim Serial Nussa ... 42
4. 3 Dialog Serial Nussa “Adab Menguap” ... 47
4. 4 Hadis dalam Animasi Nussa Episode Adab Menguap ... 69
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal.
4. 1 Rumah Animasi The Little Giantz ... 30
4. 2 Tokoh Nussa ... 38
4. 3 Tokoh Rara ... 38
4. 4 Tokoh Umma ... 39
4. 5 Tokoh Abba ... 39
4. 6 Tokoh Antta ... 40
4. 7 Tokoh Setan ... 40
4. 8 Tokoh Abdul ... 40
4. 9 Tokoh Syifa ... 41
4. 10 Tokoh Tante Dewi... 41
4. 11 Kata-kata Mutiara... 46
4. 12 Audiovisual Hadis dalam Film Animasi ... 50
4. 13 Audiovisual Hadis dalam Ceramah Serial ... 50
4. 14 Audiovisual Hadis Bentuk Ceramah Singkat ... 51
4. 15 Audiovisual Hadis Bentuk Narasi ... 51
4. 16 Visualisasi Hadis Bentuk Komik ... 52
4. 17 Visualisasi Hadis bentuk Meme ... 52
4. 18 Komentar Penonton ... 56
4. 19 Komentar Penonton ... 56
4. 20 Komentar Penonton ... 57
xix
4. 21 Komentar Penonton ... 57
4. 22 Komentar Penonton ... 58
4. 23 Komentar Penonton ... 58
4. 24 Komentar Penonton ... 59
4. 25 Komentar Penonton ... 59
4. 26 Komentar Penonton ... 60
4. 27 Komentar Penonton ... 60
4. 28 Komentar Penonton ... 61
4. 29 Komentar Penonton ... 61
4. 30 Komentar Penonton ... 62
4. 31 Komentar Penonton ... 62
4. 32 Komentar Penonton ... 62
4. 33 Komentar Penonton ... 63
4. 34 Komentar Penonton ... 64
4. 35 Komentar Penonton ... 64
4. 36 Komentar Penonton ... 64
4. 37 Komentar Penonton ... 65
4. 38 Komentar Penonton ... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Di era serba digital seperti saat ini, rasanya tidak mungkin jika masyarakat tidak menggunakan internet. Pengguna internet di berbagai penjuru dunia tiap tahunnya terus meningkat dan sudah menjadi kebutuhan pokok serta gaya hidup masyarakat. Nyaris semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi melalui internet seperti mengakses berbagai aplikasi sosial media, transaksi digital dengan e-wallet, mengunduh atau membaca buku-buku online di perpustakaan digital, hingga berbelanja kebutuhan pokok bisa dilakukan dengan internet. Berdasarkan hasil perolehan data dari Internet World Stats, web internasional yang menampilkan statistik pengguna internet di berbagai negara, diketahui bahwa Indonesia menduduki posisi keempat sebagai negara dengan jumlah pengguna internet tertinggi setelah Cina, India dan Amerika.
Pertumbuhan pengguna internet tahun 2000-2021 sebanyak 8,560%, dengan jumlah pengguna internet sebanyak 171,260,000 dari 273,523,615 populasi penduduk.2
Fenomena media sosial merupakan wujud dari inovasi teknologi komunikasi, sehingga tidak dapat dipisahkan dari gaya berkomunikasi antarmanusia dan telah menjadi bagian integral dari masyarakat.
Menjamurnya media sosial juga tidak lain dikarenakan penggunaan smartphone dan fasilitas internet yang mudah, sehingga bisa dijangkau sampai
2 “Top 20 Countries With The Highest Number Of Internet User,” Internet World Stats, diakses Februari 14, 2022, https://www.internetworldstats.com/top20.htm.
2
ke pelosok desa. Media sosial tidak hanya mampu memikat hati kaum remaja saja, melainkan anak-anak hingga orang tua kecanduan menggunakannya karena beragam fasilitas yang disajikan, sehingga segala sesuatu dapat dilakukan secara lebih efisien. Media sosial bisa diistilahkan sebagai suatu media online, melalui suatu aplikasi berbasis internet para pengguna (User) dapat berkreasi dengan cara membuat konten berupa blog, vlog, film atau film animasi, berkomunikasi melalui forum atau berbagi informasi.3
Perkembangan teknologi selain memiliki pengaruh besar bagi dunia ekonomi, sosial, pendidikan dan politik, ternyata berpengaruh juga tehadap ranah agama, khususnya bagi kajian Al-Qur‟an dan hadis selaku sumber hukum agama Islam. Sebelum masuknya era digital, untuk mendapatkan ayat Al-Qur‟an dan hadis, harus mengaksesnya didalam naskah berbentuk cetak seperti buku yang berjilid-jilid dan tebal. Sedangkan, di era sekarang ini, mengaksesnya dan menemukannya sangat mudah sekali, karena naskah- naskah suci tersebut sudah didigitalisasi dalam bentuk e-book, program, aplikasi dan bentuk lainnya.
Digitalisasi hadis di era android merupakan suatu berkah bagi kajian hadis khususnya kajian hadis di Indonesia dan bernilai dinamis karena telah bergerak dan beradaptasi dengan era yang sedang berlangsung yaitu era digital.4 Digitalisasi hadis memiliki beberapa bentuk diantaranya berbentuk program, literatur dan visualisasi hadis.
3 Ani Mulyati, Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk Kepentingan Perdagangan RI (Jakarta: Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, 2014), 25.
4 Rahmatullah, “Ahmad Luthfi Fathullah dan Digitalisasi Hadis di Indonesia,” Islamica 14, no. 2 (Maret 2020): 310, https://doi.org/10.15642/islamica.2020.14.2.291-316.
Pemprograman digital hadis dapat dijumpai dalam situs atau website, yaitu sekumpulan halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi berupa teks, animasi dan gambar, baik bersifat statis maupun dinamis yang membentuk suatu rangkaian, saling berkaitan dan kemudian di hubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.5 Situs-situs web hadis yang menyediakan fasilitas untuk mengkaji hadis nabi diantaranya Islamweb.net, Carihadis.com, Dorar.net dan Perpustakaan islamdigital.com, beberapa ada juga yang berbentuk software yang sudah lumrah dikalangan akademisi dan mahasiswa untuk melakukan kajian hadis seperti Al-Maktabah al-Shāmilah, Jawāmi al- Kalim, Mausu’ah al-Ḥadis al-Sharif dan Lidwa Pustaka.6 Digitalisasi dalam bentuk literatur adalah kitab-kitab hadis format pdf yang telah melalui proses scanning yang wujudnya seperti kitab asli tetapi versi digital. Selain dalam bentuk situs web dan literatur, digitalisasi hadis juga dapat berbentuk visualisasi hadis. Visualisasi merupakan suatu rekayasa dalam pembuatan diagram, gambar atau animasi yang bertujuan untuk menampilkan suatu informasi baik bersifat abstrak dan nyata.7 Visualisasi hadis diuraikan menjadi beberapa bentuk yaitu visualisasi berbentuk komik, meme, gambar dan audiovisual. Audiovisual hadis memuat gambar dan suara yang biasanya melibatkan gerak dan pencahayaan yang cukup. Visualisasi bentuk ini menciptakan daya tarik yang lebih bagi para penikmatnya, karena hadis
5 Febrin Aulia Batubara, “Perancangan Website pada PT. Ratu Enim Palembang,”
Reintek 7, no. 1 (2012): 17, http://journal.umsu.ac.id/index.php/reintek/article/view/252.
6 Dliya Ul Fikriyyah, “Telaah Aplikasi Hadis (Lidwa Pustaka),” Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis 17, no. 2 (Juli 2016): 274, https://doi.org/10.14421/qh.2016.1702-07
7 Hafid Arrofiqi, “Efektivitas Penggunaan Visualisasi Pembelajaran Berbasis Video Compac Disc untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran TIK Materi Perangkat Keras Komputer Kelas VII SMPN 1 Kartasura” (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013), 9.
4
dikemas semenarik mungkin. Visualisasi hadis jenis audiovisual seperti ceramah agama di media sosial, live streaming, podcast islami dan film animasi.
Film animasi atau lumrahnya dikenal dengan film kartun merupakan tontonan yang sangat digemari oleh anak-anak dan durasi menonton di televisi atau sosial media lebih tinggi dibanding dengan durasi belajar dan mendalami ajaran agama.
Saat ini, di televisi maupun YouTube banyak sekali film animasi anak tetapi tidak layak untuk anak-anak, karena mengandung adegan-adegan kekerasan, ujaran kebencian dan lain-lain. Hal tersebut sangat disayangkan karena menonton film sebenarnya memiliki manfaat bagi perkembangan imajinasi anak.8 Kemampuan berimajinasi anak pada umumnya diungkapkan dan diekspresikan dalam bentuk tindakan atau melalui ungkapan kata-kata.9 Tidak hanya sisi positif yang didapat saat menyaksikan film animasi. Namun, sisi negatif juga ikut terekam oleh anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memilihkan tontonan yang mendidik dan mengandung nilai kebaikan dan nilai agama kepada anak-anak.
Animasi Nussa merupakan serial animasi yang di produksi oleh rumah animasi asal Indonesia yaitu The Little Giantz dan berkolaborasi dengan 4Stripe Productions. Serial animasi ini ditayangkan di sebuah akun YouTube
8 Chabib Syafrudin dan Wahyu Pujiyono, “Pembuatan Film Animasi „Dahsyatnya Sedekah‟ Berbasis Multimedia Menggunakan Teknik 2D Hybrid Animation dengan Pemanfaatan Graphic,” Jurnal Sarjana Teknik Informatika 1, no. 1 (Juni 2013): 388, http://eprints.uad.ac.id/id/eprint/3538.
9 Azhari, “Peran Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Imajinasi Terhadap Keterampilan Bercerita Pada Anak Usia Dini,” Jurnal Pendidikan Anak Bunayya 1, no. 2 (2015):
97, https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/viewFile/1323/983
bernama Nussa Official yang memiliki 8,76 juta subscriber dan telah mengunggah 78 video animasi series dengan durasi kurang lebih 2-6 menit.
Animasi ini hadir ditengah-tengah kekosongan film anak yang benar-benar mengedukasi. Bertema edukasi dan entertainment, sehingga penonton dapat mengambil nilai-nilai islami yang bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis tetapi tetap menghibur. Hal ini terlihat dari adegan dalam episode “adab menguap”, Umma membacakan hadis kepada Nussa dan Rara.
Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al-Qur‟an dan merupakan pedoman orang muslim yang bermediakan bahasa Arab. Kemajuan sumber informasi saat ini dijadikan media pendukung dalam kajian Hadis, seperti yang dilakukan oleh animasi Nussa. Relasi hadis dengan sosial media memiliki relevansi karena muatan ajaran dan pesan yang terkandung dalam hadis menggerakkan manusia untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti hadis tentang keutamaan surat al-Fatihah dan hadis tentang adab. Sehingga, terjadilah proses resepsi (penerimaan). Proses resepsi tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi terjadi juga di media sosial karena apa yang terjadi di media sosial pada dasarnya merupakan bentuk duplikasi dunia nyata.10
Penelitian mengenai resepsi hadis di media sosial sudah pernah dilakukan tetapi jumlahnya masih sedikit, seperti jurnal Ihsan Nurmansyah melakukan penelitian dengan menganalisis sebuah film yang diunggah oleh
10 Miski Mudin, Islam Virtual: Diskursus Hadis, Otoritas, dan Dinamika Keberislaman di Media Sosial (Yogyakarta: Bildung, 2019), 67-86.
6
Qoryyan di Instagram,11 dan Muhammad Fajri yang melakukan penelitian living hadis dalam film tentang konsep anak shaleh pada film berjudul Surau dan Silek12. Dalam meresepsi, setiap individu memiliki ekspresi yang beragam. Maka dari itu, hal ini menarik untuk dijadikan penelitian dengan mengambil judul “Resepsi Hadis di Media Sosial: Studi Kasus Film Animasi Nussa Episode Adab Menguap”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyajian hadis dan ragam bentuk resepsi hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap. Untuk menjawab beberapa fokus penelitian, peneliti menggunakan teori resepsi dari Ahmad Rafiq dan menggunakan beberapa teknik untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian dari konteks penelitian di atas. Maka dari itu, fokus penelitian yang akan dikaji pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penyajian hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap?
2. Bagaimana resepsi hadis yang terkandung didalam animasi Nussa episode adab menguap?
11 Ihsan Nurmansyah, “Resepsi Hadis Tuntunan Sebelum dan Setelah Pernikahan dalam Film Papi dan Kacung Episode 12-13,” Living Islam: Journal of Islamic Discourse II, no. 2 (November 2019), https://doi.org/10.14421/lijid.v2i2.2015
12 Muhammad Fajri, “The Concept of Pious Children in The Movie Surau dan Silek: A Living Hadith Study,” Jurnal Living Hadis V, no. 2 (Oktober 2020), https://doi.org/10.14421/livinghadis.2020.2350
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan penyajian hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap
2. Mendeskripsikan resepsi hadis yang terkandung didalan animasi Nussa episode adab menguap.
D. Manfaat Penelitian
Kontribusi yang akan disumbangkan oleh peneliti ialah bagian dari manfaat penelitian. Adapun manfaat penelitian ditujukan bagi diri sendiri, masyarakat maupun lembaga. Untuk itu, manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini kedepannya diharapkan memberikan dedikasi untuk menambah serta meningkatkan pengetahuan dan khazanah keilmuan seputar kajian hadis di media sosial khususnya mengenai resepsi hadis yang terdapat di media sosial
b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan pengembangan wawasan keilmuan terkait bentuk penelitian living hadis mengenai resepsi hadis didalam film animasi.
2. Secara Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah : a. Bagi lembaga
8
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sumber baca dan referensi karya ilmiah di perpustakaan dan sebagai bahan kajian terkait penelitian hadis di media massa atau media sosial khususnya resepsi hadis.
b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan baru mengenai kajian hadis, visualisasi hadis dalam dunia komunikasi seperti media sosial.
c. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan referensi mahasiswa sebagai peneliti selanjutnya dan memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitain terkait visualisasi hadis di media sosial, atau living hadis dalam film serta penelitian hadis bentuk lain.
d. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat terkait adanya resepsi hadis didalam film animasi Nussa atau tentang opsi lain tontonan anak.
E. Definisi Istilah 1. Resepsi
Resepsi adalah pendekatan yang digunakan untuk mempelajari tentang khalayak, penonton atau penikmat. Meliputi bagaimana khalayak memaknai pesan yang diterima pada suatu media. Khalayak tidak hanya
diposisikan sebagai konsumen suatu media, tetapi diposisikan juga sebagai produsen makna. Resepsi atau analisis resepsi fokus pada bagaimana berbagai khalayak yang berbeda memahami teks atau isi suatu media.
Dalam proses pemaknaan, setiap khalayak akan memiliki definisi yang berbeda sesuai dengan sudut pandang masing-masing.13
2. Media Sosial
Media bermakna perantara dan penghubung. Kata media semakna dengan kata medium, artinya perantara yang berada diantara pihak yang terhubung. Namun, pada masyarakat modern media dipahami sebagai sarana komunikasi publik berbentuk cetak atau elektronik.14 Media sosial adalah sarana interaksi antara sejumlah orang dalam berbagi ide dan informasi untuk membentuk komunitas virtual melalui internet.15
3. Film Animasi
Film merupakan media yang digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang ditangkap oleh lensa dan awalnya film merupakan sebuah karya sinematografi dengan memanfaatkan media celluloid sebagai penyimpannya.16 Film merupakan media komunikasi yang berfungsi untuk mentransfer, menyampaikan suatu pesan kepada orang lain dan bersifat audiovisual. Film selain berfungsi sebagai media hiburan, ternyata film
13Ahmad Toni dan Dwi Fajariko, “Studi Resepsi Mahasiswa Broadcasting Universitas Mercu Buana Pada Film Journalism „Kill the Messenger‟,” Jurnal Komunikasi 9, no. 2 (Desember 2017): 155, https://doi.org/10.14421/lijid.v2i2.2015
14 Mujiburrahman, Agama, Media dan Imajinasi Pandangan Sufisme dan Ilmu Sosial Kontemporer (Banjarmasin: Antasari Press, 2015), 3.
15 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpersonal (Jakarta: Kencana Press, 2019), 288, iPusnas.
16 Ilham Zoebazary, Kamus Istilah Televisi & Film (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010), 104, iPusnas.
10
juga memiliki fungsi informatif dan edukatif, bahkan persuasif.17 Film animasi merupakan film yang memanfaatkan benda hidup dan benda mati seperti manusia, boneka dan terbuat dari gambar yang kemudian diolah menjadi gambar bergerak.18
F. Sistematika Pembahasan
Pada sub bab ini berisi sistematika pembahasan, tujuannya adalah mempermudah dalam membahas skripsi ini, karena memuat deskripsi alur pembahasam dari awal bab yaitu pendahuluan dan diakhiri penutup. Adapun sistematika pembahasan pada penelitian ini meliputi:
BAB I merupakan pendahuluan yang menjabarkan tentang alasan peneliti memilih melakukan penelitian ini, fokus penelitian disusun dalam bentuk pertanyaan, tujuan penelitian yang berisi mengapa penelitian dilakukan, manfaat penelitian yang dihasilkan dari adanya penelitian ini, definisi istilah dan sistematika penelitian
BAB II merupakan kajian kepustakaan, didalamnya terdapat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dan memiliki sisi kesamaan baik dari objek, metode atau teknik pengumpulan data, dan kajian teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti
BAB III membahas metode penelitian yang merupakan alat bagi peneliti untuk menjawab masalah penelitian meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dimana penelitian dilakukan, subjek penelitian meliputi
17 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2090), 145.
18 Ilham Zoebazary, Kamus Istilah Televisi & Film, 106-107.
sumber primer dan sekunder, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, kemudian tahap-tahap penelitian
BAB IV memuat penyajian data dan analisis yang terdiri dari gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan
BAB V merupakan penutup yang menjadi bagian akhir dalam pembahasan, terdiri dari kesimpulan dan saran.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Pada bab 2 ini, peneliti mencantumkan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan deengan penelitian ini yaitu tentang resepsi, resepsi hadis atau animasi Nussa. Adanya penelitian terdahulu dilakukan untuk melihat sejauh mana orisinalitas penelitian yang akan dilakukan.
1. Ahmad Jaki dalam skiripsinya (2019) yang berjudul “Peran Keislaman dalam Film Animasi Nussa”.
Skripsi ini membahas mengenai pesan-pesan keislaman yang terdapat didalam film animasi Nussa episode 1-24. Penelitian ini berangkat dari kekhawatiran terhadap tayangan anak yang tidak mendidik dan mengandung kekerasan, sehingga tayangan-tayangan film animasi atau film kartun tersebut membawa dampak negatif bagi anak. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa pesan-pesan keislaman yang terkandung dalam film animasi Nussa episode 1-24 bervariasi, diantaranya mengandung materi akidah, syariah, akhlak, kesehatan, pendidikan dan dakwah. Dengan demikian, animasi ini baik untuk pengembangan karakter dan akhlak anak, karena akhlak penting bagi anak-anak agar terhindar dari berbagai prilaku yang menyimpang dan negatif seperti yang sering terjadi di lingkungan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi. Dalam penelitian ini memiliki kesamaan pada film yang dibahas yaitu film animasi Nussa.
Sedangkan perbedaannya terletak pada pembahasan, metode penelitian dan teori penelitian. Penelitian ini membahas pesan keislaman mengggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode analisis isi (content analysis) dengan menggunakan teori tentang pesan keislaman.
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas resepsi hadis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif jenis studi kasus, untuk teori penelitian, mengggunakan teori resepsi.
2. Fahrudin dalam jurnalnya (2020) berjudul “Resepsi Al-Qur‟an di Media Sosial: Studi Kasus Film Ghibah dalam Kanal YouTube Film Maker Muslim”.
Penelitian ini berawal dari adanya perkembangan pengguna internet sehingga transmisi ajaran Islam diruang media sosial perkembangannya sangat dan adanya resepsi Al-Qur‟an yang tidak hanya terjadi secara offline, tetapi terjadi juga dalam dunia online. Fokus penelitian jurnal ini adalah resepsi Al-Qur‟an dan pola resepsi dalam film ghibah, transformasi ide gibah dalam film ghibah. Dari hasil penelitian, bahwa terdapat tiga kelompok adegan yang meresepsi potongan ayat 12 surat Al-Hujurat, kemudian kandungan film diresepsi secara hegemonik dan penonton menerima isi pesan yang disampaikan dalam film. Ide gibah yang dikemas dalam film ini mengalami peringkasan dari yang terdapat
14
dalam kitab-kitab tafsir seperti Al-Ṭabarī, Al-Zamakhsharī, Al-Rāzī, Al- Qurṭubī, Nawawītir al-Bantani, Al-Ṣiddieqiy dan Quraish Shihab.
Fahrudin tidak menyebutkan metode yang digunakan, tetapi hanya mencantumkan teknik pengumpulan datanya, yaitu dokumentasi dan observasi. Teori yang digunakan adalah teori resepsi dari Stuart Hall.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada teknik pengumpulan datanya yaitu dengan melakukan observasi dan dokumentasi untuk mendapatkan sumber-sumber data. Perbedaannya, objek penelitian ini adalah resepsi Al-Qur‟an dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan resepsi hadis.
3. Andi Pamungkas didalam skripsinya (2020) berjudul “Satire dalam Media Sosial: Studi Reception Analys Pemaknaan Followers terhadap Pesan Satire NU Garis Lucu (@Nugarislucu) di twitter.
Penelitian ini dilakukan karena banyak masyarakat pengguna media sosial tidak mampumengungkap makna yang dimaksud dalam sebuah pesan satire. Didalam pesan satire, terdapat makna tersembunyi bahkan bertentangan dengan apa yang tertulis. Fokus penelitian yang diangkat yakni bagaimana pesan satire di pahami sebagai teks komunikasi oleh followers akun NU garis lucu, nemtuk-bentuk pesan satire yang ingin disampaikan dan bagaimana followers akun NU garis lucu memaknai pesan satire.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan bentuk pesan satire serta bagaimana followersnya memahami dan memberi
makna pada pesan satire pada akun NU garis lucu. Dari fokus penelitian yang sudah disebutkan, maka hasil temuan dari penelitian ini yakni terdapat tiga bentuk pesan satire yang disampaikan oleh akun ini, yakni parodi, sarkasme dan ironi. Dalam memahami pesan satire, followers terbagi menjadi dua tipe dalam memahami pesan satire yaitu tipe yang mudah memahami dan sulit memahami. Kategori followers dalam pemaknaan pesan satire ada yang kategori dominated hegemonic position, negotiated position, tetapi belum ada followers yang mencapai kategori oppositional position.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada lokasi penelitian yaitu di sosial media. Sedangkan perbedaannya terletak pada teori yang digunakan. Penelitian ini mengggunakan teori analisis resepsi Stuart Hall dengan menggunakan pendekatan interpretif jenis analisis resepsi. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan teori resepsi Ahmad Rafiq dengan menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus.
4. Jurnal berjudul “Resepsi Hadis Do‟a Nabi Jelang Pilpres 2019 (Analisis Informatif dan Performatif)”, karya Muhammad Alwi HS tahun 2019.
Jurnal ini berangkat dari munculnya berbagai konflik di lingkungan umat Islam di Indonesia, sebab do‟a yang dipanjatkan untuk memohon kemenangan dalam perang badar yang pernah terjadi, kemudian disampaikan oleh Neno Warisman dengan tujuan mencapai kemenangan dalam pemilihan umum presiden dan tahun 2019. Tulisan ini
16
mendiskusikan do‟a Nabi Muhammad dalam hadis nabi tentang perang badar. Implikasi pemahaman ketida do‟a tersebut digunakan digunakan oleh Neno Warisman pada munajat 212 dan respon pembaca dan penerima do‟a yang disampaikan.
Pada penelitian ini, do‟a nabi pada perang badar dianalisis menggunakan teori resepsi secara informatif dan performatif. Hasil temuan pada penelitian ini yakni Neno Warisman menggeser pemahaman hadis tersebut yang awalnys di lafalkan untuk memohon kemenangan dalam peperangan menjadi kemenangan dalam berpolitik. Penggunaan do‟a nabi dalam konteks yang berbeda berimplilkasi pada sikap penerima do‟a, ada pihak yang pro (membela) dan kontra (mengkritik). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada pembahasan penelitian yaitu resepsi hadis, sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini membahas resepsi hadis pada do‟a nabi, sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas resepsi hadis pada film.
5. Resepsi Hadis tentang Zikir Setelah Shalat Maktubah Jama‟ah Syahadatain di Desa Bantengmati Kecamatan Myen Demak, skripsi Silma Ariyani tahun 2019.
Penelitian ini mencoba untuk memaparkan pemikirannya yang berkaitan dengan hadis-hadis zikir setelah shalat maktubah, bagaimana makna zikir bagi kehidupan sehari-hari jamaah Asy-Syahadatain.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan deskriptif dan fenomenologi. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa praktik
zikir yang dilakukan oleh jamaah Asy-Syahadatain dilaksanakan setelah selesai menunaikan shalat matubah yang dimulai dengan membaca pujian- pujian, lalu dilanjutkan dengan membaca wirid. Membaca zikir setelah shalat maktubah sebagai wujud memohon dan pasrah kepada Allah Swt.
yang disertai keyakinan bahwa Allah akan memberi ketenangan serta menghindarkan dari kegoncangan jiwa.
Skripsi ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan membahas resepsi hadis. Perbedaannya adalah, penelitian ini membahas zikir setelah shalat maktubah jamaah syahadatain sedangkan penelitian yang akan dilakukan membahas resepsi hadis pada animasi Nussa.
6. Ihsan Nermansyah dalam jurnalnya berjudul Resepsi Hadis Tuntunan Sebelum dan Setelah Pernikahan dalam Film Papi dan Kacung Episode 12-13 (2019)
Jurnal ini membahas tentang sebuah film pendek bertema islami, dimana pada adegan film menunjukkan adanya resepsi hadis. Khususnya tentang tuntunan sebelum dan setelah pernikahan. Video ini ditayangkan di sebuah akun instagram dan telah menerima babnyak komentar hangat dari penonton. Diketahui bahwa bentuk resepsi eksegesis pada film ini merupakan manifestasi dari kitab Riyadhus Shalihin dan Minhajul Muslim. Resepsi estetis terlihat saat pembacaan dua hadis dan diiringi oleh backsound “I came to know love”. Sedangkan, resepsi fungsional lebih bersifat informatif. Metode yang digunakan adalah observasi yang
18
dilakukan dengan menyaksikan film dan menggunakan beberapa data pendukung, teori yang digunakan adalah teori resepsi Ahmad Rafiq dengan pendekatakan deskriptif.
Persamaan penelitian ini terletak pada teori penelitian dan pendekatan yaitu teori resepsi dari Ahmad Rafiq dan menggunakan pendekatan deskriptif. Sedangkan perbedaannya terletak pada video atau film yang dibahas, penelitian yang akan dilakukan akan meneliti animasi Nussa episode adab menguap.
7. Muhammad Fajri dalam jurnal berjudul The Concept of Pious Children in The Movie “Surau dan Silek”: A Living Hadith Study tahun 2020
Jurnal ini membahas resepsi hadis pada film Surau d an Silek. Pada film ini, teks hadis muncul dalam bentuk dialog dan terkadang muncul dari hasil interpretasi. Film ini menceritakan anak soleh dan karakteristiknya.
Resepsi hadis dalam film Surau dan Silek berkaitan dengan hadis tentang anak soleh dan ciri-cirinya. Jadi, seorang anak dikatakan anak soleh apabila memiliki karakteristik seperti mendirikan shalat fardhu, berbakti kepada orang tua, meminta maaf, tidak berlarut-larut dalam amarah dan musyawarah dalam menyelesaikan masalah.
Tidak diketahui metode yang digunakan karena tidak dicantumkan dalam jurnal. Jadi, perbedaan yang bisa dilihat terletak pada film yang dibahas yaitu Film Surau dan Silek. Sedangkan, untuk persamaannya terletak pada teori yaitu teori resepsi hadis.
Berikut merupakan tabel orisinalitas penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan.
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu No Nama dan Judul
Penelitian
Persamaan Perbedaan Orisinalitas 1 Ahmad Jaki
(2019) “Pesan Keislaman dalam Film Animasi Nussa”
Letak persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah film yang diulas adalah Film Animasi Nussa
Penelitian terdahulu ini berfokus pada pesan keislaman pada animasi Nussa dengan menggunaka n metode kuantitatif deskriptif dan teori tentang pesan keislaman
Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada penyajian hadis dan resepsi hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap
2 Fahrudin (2020)
“Resepsi Al- Qur‟an di Media
Sosial: Studi Kasus Film Ghibah dalam Kanal YouTube
FilmMaker Muslim”
Letak persamaan nya terlihat pada pembahas an
mengenai resepsi
Perbedaan penelitian terdahulu ini adalah membahas resepsi Qur‟an dan teori resepsi Stuart Hall
Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada bagaimana penyajian hadis dan resepsi hadis dalam
animasi Nussa
episode adab menguap
3 Andi
Pamungkas (2020) “Satire
dalam Media Sosial: Studi Reception
Analys Pemaknaan
Followers terhadap Pesan
Letak persamaan nya pada lokasipene litian yaitu di sosial media
Perbedaany a terletak pada teori yang
digunakan yaitu teori analisis resepsi Stuart Hall
Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada penyajian hadis dan resepsi hadis dalam
animasi
20
Satire NU Garis Lucu (@Nugarislucu)
di Twitter”
Nussa
episode adab menguap
4 Muhammad
Alwi HS (2019)
“Resepsi Hadis Do‟a Nabi Jelang Pilpres 2019 (Analisis Informatif dan Performatif)”
letak persamaan nya pada pembahas an yaitu membahas resepsi hadis
Perbedaann ya adalah membahas resepsi hadis pada do‟a nabi
Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada penyajian hadis dan resepsi hadis dalam
animasi Nussa
episode adab menguap 5 Silma Ariyani
(2019) “Resepsi Hadis tentang
zikir setelah Shalat Maktubah
Jama‟ah Syahadatain di
Desa Bantengmati
Kabupaten Myen Demak”
Letak persamaan nya yaitu papda metode dan
membahas resepsi hadis
Perbedaann ya ialah penelitian ini
membahas resepsi hadis zikir setelah shalat maktubah jama‟ah syahadatain
Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada penyajian hadis dan resepsi hadis dalam
animasi Nussa
episode adab menguap
6 Ihsan
Nurmansyah (2019) “Resepsi Hadis Tuntunan Sebelum dan
Setelah Pernikahan dalam Film Papi
dan Kacung Episode 12-13”
Letak persamaan nya pada teori dan pendekata n yang digunakan
Perbedaann ya terletak pada video atau film yang
dibahas
Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada penyajian hadis dan resepsi hadis dalam
animasi Nussa
episode adab menguap
7 Muhammad
Fajri (2020)
“The Concept of
Letak persamaan nya pada
Perbedanny a pada film yang
Penelitian yang akan dilakukan
Pious Children in The Movie Surau dan Silek:
A Living Hadith Study”
teori yaitu teori resepsi hadis
dibahas berfokus pada penyajian hadis dan resepsi hadis dalam
animasi Nussa
episode adab menguap B. Kajian Teori
1. Teori Resepsi
Teori resepsi merupakan salah satu aliran dalam penelitian sastra yang dikembangkan oleh mazhab Konstanz di Jerman pada tahun 1960-an.
Teori ini menggeserkan fokus penelitian dari struktur teks menjadi penerimaan.19 Teori ini muncul karena pemikiran filsafat fenomenologi dan sebagai reaksi bagi sejarah sastra yang mati dan hanya menyajikan deretan pengarang dan jenis sastra. Orang pertama yang berbicara tentang teori resepsi sastra adalah Jauss. Menurutnya, karya sastra yang agung merupakan karya sastra yang dapat dinikmati meskipun ada jarak estetik yang memisahkannya dari pembaca.20
Teori resepsi memandang penikmat sastra dengan istimewa, hal ini karena pembaca menjadi objek utama teori ini. Pada pendekatan resepsi, berarti terjadi hubungan timbal balik antara karya sastra dengan penikmat sastra. Konsep inti dari pendekatan sastra adalah mengetahui tanggapan pembaca mengenai sebuah karya sastra. Tanggapan tersebut dapat bersifat
19 Yoseph Yapi Taum, Pengantar Teori Sastra (Yogyakarta: Nusa Indah, 1995), 57.
20 Yoseph, 65.
22
positif atau negatif. Hal ini dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi pembaca.21
Resepsi merupakan salah satu bentuk teori dalam menganalisis teks yang berkembang di dunia sastra. Tetapi, konsep ini juga bisa digunakan dalam penelitian non-sastra. Resepsi ditinjau dari segi etimologi berarti recipiere, yakni sikap pembaca dan tindakan dalam menerima sesuatu.
Resepsi diartikan bagaimana pembaca memberi makna terhadap karya sastra yang dibaca, sehingga pembaca dapat memberi tanggapan terhadapnya.22 Menurut Suwardi Endraswara, resepsi merupakan penerimaan atau penikmatan sebuah teks oleh pembaca.23 Resepsi dapat juga diartikan penerimaan, maksudnya adalah bagaimana seseorang menerima sesuatu.24
Teori resepsi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pembaca memberikan makna terhadap suatu karya sastra yang dibaca atau dilihat, sehingga penikmat atau pembaca dapat memberikan tanggapan yang pasif atau aktif.25
Teori resepsi dalam kajian living hadis belum banyak digunakan, tetapi teori ini sudah banyak diaplikasikan dan dikaji dalam studi living Qur‟an. Resepsi hadis merupakan deskripsi tentang bagaimana seseorang
21 Winda Dwi Hudhana dan Mulasih, Metode Penelitian Sastra, Teori dan Aplikasi (Temanggung: Desa Pustaka Indonesia, 2019), 64, iPusnas.
22 Nyoman Kutha Ratna, Teori,Metode dan Teknik Penelitian Sastra (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2015), 277.
23 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2003), 118.
24 Zuhri et al., Islam Tradisi dan Peradaban (Yogyakarta: Bina Mulia Press, 2012), 73.
25Ali Imron Al-Ma‟ruf dan Farida Nugrahani, Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi (Surakarta: CV Dwija Amarta Press, 2017), 154.
menerima dan bereaksi terhadap hadis dengan cara menerima, memanfaatkan, merespon dan menggunakan hadis.26 Resepsi menurut Ahmad Rafiq memiliki tiga bentuk, yaitu:27
a. Resepsi eksegesis
Resepsi ini berhubungan dengan tindakan menafsirkan, seperti bagaimana suatu teks dibaca, dipahami dan diajarkan
b. Resepsi estetis
Berhubungan dengan reaksi atas keindahan Al-Qur‟an, hadis atau suatu teks. Dalam hal ini, teks diposisikan sebagai sesuatu yang didalamnya memuat nilai-nilai keindahan dan melalui cara-cara yang estetis, misalnya dapat dibaca, ditulis, disuarakan, ditayangkan atau ditampilkan dengan cara estetik
c. Resepsi fungsional
Resepsi jenis ini berkenaan dengan bagaimana masyarakat mengimplementasikan suatu teks dengan tujuan praktikal dan manfaat yang diperoleh.
26 Zuhri et al., Islam Tradisi, 73.
27 Ahmad Rafiq, “The Reception of the Qur‟an in Indonesia: A Case Study of the Place of the Qur‟an in a Non-Arabic Speaking Community,” (Dissertation, The Temple University, 2014), 147-156.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengggunakan metode kualitatif dan perlu kiranya dikemukakan beberapa definisi. Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih menekankan pada pemahaman mendalam.28 Pada definisi lain, dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang memproduksi data-data bersifat deskriptif berupa tulisan, kata-kata lisan atau perilaku masyarakat yang diamati.29 Tujuan menggunakan metode ini adalah untuk menghasilkan pengertian mendalam terkait suatu gejala, realita, fakta, masalah dan peristiwa hanya dapat dipahami dengan melakukan penelusuran mendalam.30
Penelitian ini memilih metode kualitatif deskriptif karena penelitian ini tidak melihat dan menghitung jumlah penonton serta rating animasi Nussa.
Tetapi, penelitian ini ingin mengulas, mengungkap dan mendeskripsikan resepsi hadis yang terkandung dalam animasi Nussa episode adab menguap.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang penelitiannya mengeksplorasi suatu kasus atau fenomena, melalui berbagai pengumpulan seperti pengamatan, wawancara, dokumentasi dari bahan audiovisual, artikel.
28 Sandu Suyoto dan Ali Sodik. Dasar Metode Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), 27.
29 Rahmadi. Pengantar Metodologi Penelitian (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), 14.
30 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2010), 1-2.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini tidak memiliki lokasi penelitian yang spesifik, karena penelitian ini tidak terikat pada lokasi tertentu dan yang diteliti adalah film animasi Nussa episode adab menguap dan komentar penonton yang dipublikasikan pada 13 November 2020 di Channel YouTube Nussa Official.
C. Subjek Penelitian
Pembahasan sumber data atau sumber penelitian berisi tentang darimana data diperoleh.31 Pada penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan resepsi hadis dan bentuk penyajian hadis dalam animasi Nussa episode adab menguap. Untuk mengupas pembahasan tersebut, peneliti membutuhkan sumber data yang relevan. Oleh karena itu, peneliti mengklasifikasikan berbagai sumber data yang digunakan. Adapun sumber data yang digunakan adalah:
1. Data primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung untuk menjawab pertanyaan penelitian.32 Jadi, hasil wawancara dengan pihak The Little Giantz selaku pihak yang memproduksi film animasi dan komentar-komentar sebagai bentuk responsif penonton pada animasi Nusssa episode adab menguap merupakan sumber data utama dalam penelitian ini.
31 Rahmadi, Pengantar Metode Penelitian, 60.
32 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Metodologi Penelitian- Pendekatan Praktis dalam Penelitian (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010), 171.
26
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data tambahan yang berfungsi sebagai pendukung dalam menganalisis data pada penelitian ini. Adapun data sekunder tersebut diambil dari jurnal, artikel, buku, video yang berkaitan dengan Nussa dan beberapa website di Internet yang berhubungan objek maupun subjek penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu upaya yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan data penelitian.33 Pengumpulan data sudah dilaksanakan sejak peneliti menentukan masalah yang sedang dikaji.
Teknik pengumpulan data penting dilakukan dalam suatu penelitian, karena peneliti tidak akan memperoleh data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan beberapa teknik pengumpulan data yakni wawancara dan dokumenter. Berikut merupakan penjelasan dari teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan terhadap suatu objek yang dengan tujuan untuk memperoleh data yang dibutuhkan secara langsung maupun tidak langsung.34 Karena dalam penelitian ini yang diteliti adalah film animasi Nussa yang ditayangkan di YouTube, maka aktivitas yang dilakukan adalah dengan mengakses episode adab menguap pada channel Nussa Official, lalu menonton film sampai habis dan memahaminya,
33 Samsu, Metode Penelitian Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Develompment (Jambi: Pusaka, 2017), 96.
34 Djam‟an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 105.
memperhatikan dialog, menganalisis hadis yang terdapat dalam film, membaca dan menganalisis komentar penonton.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada The Little Giantz selaku pihak yang memproduksi film animasi ini, tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi terkait latar belakang film Nussa dibuat dengan tema islami, hadis yang terdapat didalam tayangan animasi Nussa dan beberapa data lain yang diajukan dalam wawancara. Tipe wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur terbuka. Peneliti meminta izin untuk melakukan wawancara melalui DM (Direct Message) pada akun instagram
@thelittlegiantz, kemudian wawancara dialihkan ke email [email protected].
3. Dokumenter
Teknik dokumenter merupakan teknik pengumpulan data yang berbentuk dokumen tetulis maupun dokumen terekam.35 Data berupa dokumen dapat berbentuk teks tertulis, foto atau gambar, biografi, cerita atau hasil karya seni.36 Adapun berbagai data yang diperoleh sebagai hasil dokumentasi dari menonton animasi Nussa dan membaca komentar penonton pada episode adab menguap berupa gambar-gambar, cerita dan resepsi penonton terkait adegan dalam animasi Nussa episode adab menguap yang berbentuk screenshoot (tangkapan layar), selain itu juga
35 Rahmadi, Pengantar Metode Penelitian, 85.
36 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan (Jakarta: Kencana, 2017), 391.
28
hasil informasi atau foto yang diperoleh dari sosial media, artikel di internet dan lain-lain.
E. Analisis Data
Setelah memperoleh data, kemudian langkah selanjutnya adalah mengolah data. Peneliti menggunakan metode analisis isi (content analysis), karena analisis data pada penelitian kualitatif menggunakan teknik analisis yang non-statistik. Menurut Barelson, bahwa analisis konten merupakan suatu teknik penelitian untuk menghasilkan deskripsi yang bersifat objektif, sistematis dan kualitatif mengenai sisi yang terungkap dalam komunikasi.37 Metode analisis isi merupakan teknik penulisan yang digunakan untuk membuat rumusan kesimpulan-kesimpulan dengan mengidentifikasikan karakteristik spesifik secara sistematis dan objektif.38 Teknik ini biasa dimanfaatkan menganalisis isi teks, surat kabar, berita radio, iklan televisi, film, lirik lagu dan bentuk komunikasi lainnya.39 Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut:
1. Memutar animasi Nussa yang dijadikan objek penelitian yaitu episode adab menguap
2. Memindahkan rekaman dialog kedalam bentuk tulisan
3. Menganalisis dialog yang membuat hadis dan memperhatikan cara pengajian hadis
37 Darmiyati Zuchdi dan Wiwiek Afifah, Analisis Konten Etnografi & Grounded Theory Hermeneutika dalam Penelitian (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara, 2019), 4.
38 Agus Sulaeman dan Goziyah, Metodologi Penelitian Bahasa dan Sastra (Jakarta Timur: Edu Pustaka Jakarta, 2019), 228.
39 Agus Sulaeman dan Goziyah, 227.
4. Menganalisis komentar penonton, hasil wawancara kemudian mengklasifikasikannya sesuai dengan bentuk resepsi masing-masing.
F. Keabsahan Data
Keabsahan data perlu dilakukan untuk memperoleh kepercayaan data.40 Untuk menguji keabsahan data dari hasil penelitian, maka peneliti menggunakan pendekatan triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber baik dari segi cara maupun waktu.41
Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan triangulasi sumber, dengan cara mengecek dan membandingkan kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang didapat. Data dapat dikatakan valid jika tidak ada berbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi pada objek yang diteliti.
G. Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap penelitian ini adalah:
1. Menentukan permasalahan
2. Melakukan studi literatur atau kajian kepustakaan 3. Studi pendahuluan
4. Pengumpulan data 5. Analisis data
6. Mengambil kesimpulan
7. Meningkatkan keabsahan data, dan 8. Narasi hasil
40 Samsu, Metode Penelitian Teori…, 100.
41 Umar Sidiq dan Moh. Miftachul Choiri, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan (Ponorogo: CV Nata Karya, 2019), 94.
30
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Obyek Penelitian
1. Profil Rumah Animasi The Little Giantz
The Little Giantz adalah sebuah perusahaan atau rumah industri perfilman animasi bertaraf internasional yang didirikan oleh orang Indonesia, berlokasi di Cilandak Barat Jakarta Selatan dan berdiri sejak tahun 2016. Jam kerja studio animasi 3D ini tidak bisa diragukan lagi karena telah banyak mengerjakan proyek animasi serial Hollywood dan telah berkolaborasi dengan banyak studio internasional seperti studio dari Finlandia, Denmark dan negara tetangga yaitu Malaysia.42
Gambar. 4. 2
Rumah Animasi The Little Giantz
The Little Giantz berasal dari tim yang luar biasa yaitu dari spesialis CG industri internasional dengan 15 tahun pengalaman membuat IP, serial TV, panjang fitur dan sudah terlatih memahami dan memberikan kebutuhan produksi yang berkualitas. Selain itu, fasilitas
42 Devy Octaviany, “Membawa Industri Animasi Hollywood ke Indonesia,” diakses April 2022, pada DetikHot, movie & TV, 21:06 https://hot.detik.com/movie/d- 4006584/membawa-industri-animasi-hollywood-ke-indonesia.
dan para staff yang dimiliki telah memenuhi standar dan tuntutan internasional dalam hal komunikasi, etika kerja yang profesional, managemen proyek, efektif dan efisien dalam menangani proyek.43
Berdirinya The Little Giantz dimulai ketika seorang Aditya Triantoro yang dikenal dengan sapaan Adittoro memiliki ketertarikan dengan dunia animasi, yang telah berkerja selama 8 tahun di studio animasi di Singapura.44 Kemudian, Adittoro memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan membuka studio animasi di Jakarta, serta menggandeng beberapa rekannya. Dia melihat bahwa studio animasi Indonesia memiliki kemampuan, hanya saja mereka butuh bimbingan. Indonesia memiliki banyak orang-orang yang kreatif di bidang animasi, hal ini terbukti bahwa di Singapura pembuat animasinya sendiri berasal dari Indonesia dan pendapat orang Indonesia sangat dihargai disana.
Nama The Little Giantz berasal dari kata Little yang berarti kecil dan Giantz yang berarti raksasa. Nama yang unik tetapi ada kontradiksi yaitu kecil tetapi raksasa. Dibalik nama tersebut terdapat filosofi bahwa The Little Giantz dimulai dari tim yang kecil, tetapi memiliki semangatt visi dan misi yang besar unttuk menjadi pilar animasi di Indonesia, bahkan Asia dengan pembuktian bahwa para animator dan sumber daya manusia di Indonesia mampu bersaing dan mengeluarkan karya-karya
43 “A Glimpse of History," The Little Giantz, diakses 17 April, 2022, https://thelittlegiantz.com/companyprofile.html.
44 Sandiaga Uno, "Ngobrol dengan Pembuat Kartun NUSSA," Sandiuno TV, 17 April, 2022, video, 2:38, https://youtu.be/iqkNaAkBgUc
32
lokal dengan standar internasional. Berikut beberapa team The Little Giantz.
Tabel 4. 5 Team The Little Giantz
Board Of Director Chief Executive Officer Aditya Triantoro
Gambar. 4. 3 CEO The Little Giantz Chief Operation Officer Ricky Manopo
Gambar. 4. 4 COO The Little Giantz Chief Creative Officer Bony Wirasmono
Gambar. 4. 5 CCO The Little Giantz
Production Production
Imam Manopo
Gambar. 4. 6 Production The Little
Giantz Tehnical Animator Gemilang Rahmadhika
Gambar. 4. 7 Tehnical Animator
The Little Giantz Lead Lighting and Comp Artist
Garry Liwang
Gambar. 4. 8 Lead Lighting and Comp
Artist The Little Giantz Project Manager
Nida Manzila
34
Gambar. 4. 9
Project Manager The Little Giantz
Project Manager Chrisnawan
Gambar. 4. 10 Project Manager The Little
Giantz Animation Supervisor Muhammad Bilal
Gambar. 4. 11 Animation Supervisor The
Little Giantz Animation Supervisor Ryan Ismail Soeharto
Gambar. 4. 12 Animation Supervisor The
Little Gian