• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

Dalam dokumen implementasi pendekatan andragogi (Halaman 78-91)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

tertanam dalam dirinya sendiri dan ditambah lagi dorongan dari teman- temannya yang mana sebagai pengaruh dalam dirinya untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Melihat hal itu, motivasi memang sangat penting bagi setiap individu. Baik itu motivasi yang tumbuh dari dalam diri manusia, atau bahkan motivasi yang tumbuh dari faktor luar.

Dapat disimpulkan juga bahwa ada beberapa dampak dari kegiatan pembelajaran Al-Qur’an ini, seperti yang disampaikan dari hasil wawancara kepada ustadzah dan jamaah yang sudah dipaparkan diatas.

Untuk itu peneliti menyimpulkan bahwa ada dua dampak yang ada, diantaranya adalah dampak positif dan dampak negatif. Dari dampak positif itu sendiri yaitu; Menumbuhkan situasi pembelajaran yang menyenangkan, Mengembangkan kemampuan/ potensi jamaah, dan Menumbuhkan motivasi belajar jamaah masjid.

Sedangkan dampak negatif dari terselenggaranya kegiatan pembelajaran Al-Qur’an jamaah masjid dengan menggunakan pendekatan andrgogi di masjid Al-Fuqoro’ Ilallah yaitu: Keterbatasan waktu pembelajaran, Sulit meninggalkan kebiasaan dan cenderung mengulang.

didapat dari lapangan. Guna mempermudah pemahaman tentang hasil temuan penelitian, maka peneliti paparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil temuan tentang Implementasi Pendekatan Andragogi guna Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an pada Jamaah

Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah

No. Fokus Penelitian Hasil Temuan

1. Bagaimana Implementasi Pendekatan Andragogi guna Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’

Ilallah

Dalam proses kegiatan belajar Al- Qur’an para jamaah masjid, ustadzah menerapkan pendekatan yang tidak menekankan peserta didik kepada suatu pembelajaran yang ketat. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi yang mana dengan memberikan kebebasan kepada jamaah dalam proses belajar, ustadzah tidak memberikan tekanan (peraturan) kepada mereka yang terlalu ketat. Jamaah juga berhak memilih kegiatan pembelajaran yang diinginkan. Seperti halnya:

a. Konsep diri/ Self-Concept b. Pengalaman/ Experience c. Kesiapan belajar

d. Orientasi belajar e. Motivasi belajar 2. Bagaimana dampak

Implementasi Pendekatan Andragogi guna

Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’

Ilallah

Dari penerapan pendekatan andragogi dalam pembelajaran Al-Qur’an para jamaah masjid terdapat dua dampak:

a. Dampak positif

1) Menumbuhkan situasi

pembelajaran yang

menyenangkan

2) Mengembangkan kemampuan/

potensi jamaah

3) Menumbuhkan motivasi belajar jamaah masjid

b. Dampak negatif

1) Keterbatasan waktu pembelajaran

2) Sulit meninggalkan kebiasaan dan cenderung mengulang

1. Implementasi Pendekatan Andragogi guna Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi

Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, seorang pendidik harus pandai memilih pendekatan, media, metode, ataupun yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Karena hal itu sangat mempengaruhi situasi dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat kita lihat contoh dari implementasi pendekatan andragogi dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an pada jamaah Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah.

Pendekatan pembelajaran ini diterapkan sebagai salah satu solusi alternatif dari seorang pendidik, karena melihat bahwa peserta didik yang dihadapi adalah peserta didik dewasa, dengan itu agar memudahkan kegiatan pembelajarannya. Sebab pembelajaran untuk orang dewasa jelas berbeda dengan pembelajaran peserta didik pada umumnya yang masih duduk dibangku sekolah. Dalam menerapkan pembelajaran Al-Qur’an pada jamaah ini tentu juga membutuhkan koordinasi dari pihak takmir masjid, ustadzah, dan jamaah masjid.

Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.76 Adapun Andragogi sendiri menurut Suprijanto menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran untuk orang

76 PERMENDIKBUD No. 103 Tahun 2014.

dewasa, yang secara istilah bahwa pendidikan orang dewasa adalah suatu proses yang menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya.77

Knowles juga megatakan dalam Daryanto bahwa andragogi dirumuskan sebagai suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar.78 Selain itu juga dapat diartikan semua aktivitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari- hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan intelektualnya.79

Senada dengan pernyataan tersebut bahwa kegiatan pembelajaran ini jamaah masjid khususnya ibu-ibu memiliki rasa ingin tau dalam belajar Al-Qur’annya yang dirasa kurang baik, mereka juga memberikan sebagian waktunya untuk belajar Al-Qur’an di Masjid. Maka dari itu, mereka mengikuti kegiatan ini dengan tujuan agar dapat membantu mencapai tujuan yang mereka inginkan yakni membaca Al-Qur’an dengan baik.

Berlangsungnya kegiatan ini, jamaah juga tidak hanya duduk lalu membaca Al-Qur’an disamping ustadzah saja, akan tetapi mereka juga saling simak menyimak dan berinteraksi satu sama lain untuk memberikan pendapat dari yang mereka pelajari masing-masing.

77 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa dari Teori hingga Aplikasi (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 11.

78 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2017), 21.

79 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), 22.

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan andragogi pada pembelajaran Al-Qur’an pada jamaah masjid, ustadzah tidak menerapkan standar yang ketat.

Karena mereka pasti akan merasa tertekan dan akan menumbuhkan rasa bosan. Untuk itu, justru ustadzah memberikan kebebasan kepada para jamaah, hal ini dikarenakan orang dewasa memiliki cara belajar yang berbeda.

Proses pembelajaran Al-Qur’an ini berpusat kepada peserta didik, dengan metode klasikal yang mana ustadzah mendampingi para jamaah dengan baca simak lalu jika ada yang salah dalam pembacaannya, maka ustadzah membenarkannya dan menjelaskan apa kesalahan yang terdapat pada bacaan yang telah dibacakan. Yang diketahui dari hasil observasi dan wawancara bahwa peserta didik masih kesulitan dalam melafalkan makhorijul hurf dengan benar/ fashih, hal ini dikarenakan faktor usia. Jadi dalam pembelajaran ini ustadzah tidak terlalu menekankan kepada makhroj, akan tetapi yang perlu ditekankan adalah panjang pendek juga tepatnya huruf yang dibaca.

Berdasarkan asumsi pembelajaran orang dewasa (Andragogi) yang diidentifikasikan oleh Knowles, yakni: self-concept, the role of experience, readiness for learning, learning orientation, dan learning motivation.80 Maka peneiliti akan membahas hasil penelitian ini secara sistematis

80 Nur Almaidah, “Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Pembelajaran Al- Qur’an untuk Lansia Masjid Nurul Huda Sambirejo Wonosalam Jombang”, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol 1, (2020), 173.

dengan mengacu pada asumsi yang telah dikemukakan oleh Knowles sebagai berikut:

a. Konsep diri/ Self-concept

Konsep diri yang dimiliki oleh orang dewasa berbeda dengan konsep diri anak bahwa dirinya bergantung dengan orang lain. Maka, konsep diri orang dewasa adalah tidak lagi tergantung, namun telah dapat mengambil keputusan, mampu mengatur diri sendiri.81 Di masjid Al-Fuqoro’ Ilallah, pemebelajaran Al-Qur’an untuk jamaah masjid ini dibentuk murni dari keinginan mereka sendiri yang disetujui oleh para uztadah dan takmir masjid. Sebab, terdapat keinginan dari mereka yang menginginkan agar pandai dalam membaca Al-Qur’an.

Mereka juga menyadarinya bahwa dimasa mudanya mereka terlalu tidak mementingkan belajar membaca Al-Qur’an, mereka lebih mengutamakan kegiatan yang lain ataupun pekerjaan dari mereka sendiri, sehingga saat ini mereka kesulitan. Dengan adanya hal tersebut, mereka ingin memanfaatkan sisa umur mereka dengan melakukan hal positif yakni dengan belajar Al-Qur’an.

b. Pengalaman/ Experience

Pengalaman yang dimiliki merupakan akibat dari masa mudanya. Seiring berjalannya waktu maka pengalaman yang dimilikinyapun semakin banyak. Dengan pengalaman juga akan mempengaruhi dalam menentukan langkah selanjutnya bagi

81 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2017), 49.

seseorang.82 Dalam kegiatan pembelajaran Al-Qur’an di Masjid Al- Fuqoro’ Ilallah, kebanyakan dari mereka sudah pernah mempelajari Al-Qur’an dimasa mudanya. Untuk itu, dalam proses pembelajarannya tidak terlalu menekankan kepada dasar-dasarnya, seperti halnya melafaldkan makhorijul hurf dengan benar. Karena dirasa mereka juga sudah tidak mampu untuk menyumpurnakan hal tersebut. Hanya saja ustadzah dalam belajar membaca Al-Qur’an ini yang menjadi ukuran yaitu mampu membaca dengan baik dalam artian mengetahui huruf serta bacaan (panjang-pendek) Al-Qur’annya juga tepat. Jadi dalam hal ini peran ustadzah membenarkan atau mengulas kemampuan belajar yang sudah dimiliki para jamaah sebelumnya.

c. Kesiapan belajar

Kesiapan belajar yang dimiliki individu sebagai akibat dari peranan sosial yang dimilikinya.83 Pembelajaran Al-Qur’an ini dilaksanakan setiap harinya pada waktu setelah jama’ah maghrib sampai waktu sholat isyak. Terdapat satu hari yakni hari selasa malam rabu, pembelajaran ini diliburkan karena adanya kegiatan lain yang diselenggarakan di masjid. Dalam proses pembelajarannya yaitu:

1) Jumlah jamaah dibagi 3 sesuai dengan jumlah ustadzah 2) Konsep pembelajarannya yaitu secara bergantian

82 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), 50.

83 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), 51.

3) Sambil menunggu giliran, jamaah latihan membaca kepada teman sebayanya sambil bertukar fikiran dengan apa yang sudah masing- masing dapatkan dalam pembelajaran Al-Qur’an.

d. Orientasi belajar

Orang dewasa cenderung memiliki perspektif untuk secepatnya mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pendidikan bagi orang dewasa dipandang sebagai suatu proses untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah hidup yang ia hadapi.84

Proses pembelajaran Al-Qur’an untuk jamaah masjid ini menggunakan penerapan metode klasikal, yang mana seorang membaca Al-Qur’annya dan lalu seorang ustdzah menyimak per orangan. Apabila terdapat kesalahan dalam bacaan, maka peran ustadzah membenarkan dan menjelaskan terkait bacaan yang sudah dibaca oleh jamaah tersebut. Jika dirasa bacaannya masih kurang benar, maka ustadzah menginstruksikan mereka untuk mengulanginya lagi sampai benar. Dari sini lah dapat diketehaui bahwa ibu-ibu jamaah merupakan orang dewasa yang sulit meninggalkan kebiasaan dan cenderung mengulang.

e. Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri peserta didik yang menumbuhkan kegiatan belajar,

84 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), 51.

menjamin kelangsungan kegiatan pembelajaran dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan yang diinginkan.85

Dengan berlangsungnya proses pembelajaran Al-Qur’an ini, ustadzah tidak hanya mendampingi para jamaah dalam belajarnya.

Akan tetapi ustadzah juga memberikan sedikit motivasi ataupun muhasabah diri terhadap mereka dengan tujuan agar semangat peserta didik (ibu-ibu jamaah masjid) semakin tinggi dan dapat memberikan hasil yang diinginkannya.serta proses pembelajaran dapat berlangsung dengan situasi yang menyenangkan. Selain itu, dengan adanya pemberian motivasi dari ustadzah dapat membantu mereka dalam membentuk karakter individu yang lebih baik lagi.

Makna dari motivasi itu sendiri yaitu perubahan energi dalam seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didhului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.86 Sedangkan motivasi belajar menurut Sardiman A.M. merupakan keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.87

Oemar Hmalik mengatakan bahwa adapun motivasi terbagi menjadi dua jenis diantaranya yaitu, motivasi Instrinsik yang

85 Wingkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2005, 87.

86 Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Cet 21(Jakarta: PT.

Grafindo Persada, 2012), 74.

87 Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2005), 87.

merupakan motivasi yang mecakup situasi didalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik. Motivasi ini sering disebut dengan motivasi murni, yang mana motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik sendiri. Selain itu juga sering disebut dengan motivasi yang hidup dalam diri peserta didik dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.88 Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ini dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.89

Seperti yang didapatkan oleh peneliti dari hasil wawancara, bahwasanya motivasi jamaah masjid tertanam dari dirinya sendiri dengan adanya kemauan dan niatan untuk belajar Al-Qur’an, dengan harapan mereka dapat menyempurnakan bacaannya. Karena usia mereka sudah cukup dewasa, mereka merasa malu jika kemampuan baca Al-Qur’annya masih kurang sempurna. Dorongan itupun yang membuat mereka ingin memperbaiki bacaannya.

Kecenderungan belajar bagi orang dewasa mengarah kebutuhan untuk menghadapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari, terutama dalam kaitannya dengan tugas dan peranan sosial orang

88 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, cet. 20 (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2019), 162.

89 Sardiman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Cet 21(Jakarta: PT.

Grafindo Persada, 2012), 91.

dewasa. Selain itu, orang dewasa juga memiliki motivasi belajar.

Dengan kata lain, orang dewasa berarti otang yang memiliki motivasi intrinsik yang dapat bertahan dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar tanpa paksaan dan tekanan dari eksternal.90

Selain itu juga ada faktor luar yang mendukung mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran Al-Qur’an ini yakni dari lingkungan teman. Biasanya orang akan merasa terdorong untuk melakukan sesuatu karena adanya dukungan dari orang sekitarnya, seperti halnya keluarga, teman, ataupun yang lainnya.

2. Dampak Implementasi Pendekatan Andragogi guna Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi

Dampak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif ataupun negatif.91 Adapun dampak dapat diartikan sebuah perubahan yang muncul karena sebuah aktivitas maupun tindakan yang disebabkan karena munculnya kebijakan. Dampak muncul sebagai akibat dari kemunculan sesuatu yang baik membawa pengaruh positif ataupun negatif.

Berdasarkan data yang diperoleh ada beberapa dampak yang di hadapi oleh peserta didik yaitu:

90 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (Jakarta: PT. Bumi Aksara: 2017), 11.

91 Suharno dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya), 243.

a. Dampak positif

1) Menumbuhkan situasi pembelajaran yang menyenangkan

Dengan adanya situasi pembelajaran yang menyenangkan, dapat menjadikan kegiatan pembelajaran yang semakin aktif dan sistematis. Sehingga dapat mudah dalam mencapai tujuan yang ingin dicapainya.

2) Mengembangkan kemampuan/ potensi jamaah

Dengan mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik (jamaah masjid) maka akan memiliki pengetahuan yang lebih luas, dan menjadikannya manusia yang berkualitas.

3) Menumbuhkan motivasi belajar pada jamaah

Adanya motivasi belajar ini sangat mempengaruhi hasil dari berbagai aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Seperti halnya pada pembelajaran Al-Qur’an yang mana dengan adanya motivasi belajar untuk Jamaah msjid khususnya Ibu-ibu, ustadzah juga akan mudah dalam membimbingnya dan juga dapat memberikan hasil yang baik.

b. Dampak negatif

1) Keterbatasan waktu pembelajaran

Pembelajaran Al-Qur’an bagi Jamaah masjid tentu sangat berdampingan dengan kegiatan-kegiatan yang lainnya. Dalam hal ini terdapat keterbatasan waktu pembelajaran, sehingga Jamaah merasa kurang terhadap proses pembelajarannya yang didampingi

oleh Ustadzah. Jamaah juga merasa tidak mampu untuk belajar secara indivdual dirumahnya masing-masing, karena tidak ada yang mendampinginya sehingga ditakutkan terdapat kesalahan- kesalahan yang belum ia ketahui.

2) Sulit meninggalkan kebiasaan dan cenderung mengulang

Dalam poin ini jamaah memang masih sulit untuk meninggalkan kebiasaannya, sehingga pada proses pembelajarannya terkadang masing mengulang-ngulang, meskipun memperlukan waktu yang panjang.

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Hasil dari pembahasan dan penelitian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Proses kegiatan belajar Al-Qur’an pada Jamaah masjid, ustadzah menerapkan pendekatan yang tidak menekankan peserta didik kepada suatu pembelajaran yang ketat. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi yang mana dengan memberikan kebebasan kepada Ibu-ibu Jamaah dalam proses belajar, ustadzah tidak memberikan tekanan (peraturan) yang terlalu ketat. Dan berhak memilih kegiatan pembelajaran yang diinginkan.

2. Dari penerapan pendekatan andragogi dalam pembelajaran Al-Qur’an pada Jamaah masjid terdapat dua dampak yakni;

a. Dampak positif; menumbuhkan situasi pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kemampuan/ potensi jamaah, dan Menumbuhkan motivasi belajar pada jamaah.

b. Dampak negatif; keterbatasan waktu pembelajaran, sulit meninggalkan kebiasaan dan cenderung mengulang.

B. Saran-saran

Sebuah penelitian akan lebih maksimal jika perencanaan penelitian tersusun dengan sistematis. Untuk itu dalam melakukan sebuah penelitian harusnya dipersiapkan terlebih dahulu alat ataupun bahan yang akan

digunakan saat penelitian berlangsung. Agar data yang didapatkan sesuai dengan keinginan peneliti serta hasilnya dapat maksimal.

Sebagai penulis sekaligus peneliti dalam penyususnan skripsi ini, penulis ingin memberikan sumbangsih pemikiran dalam bentuk saran-saran sebagi berikut:

1. Takmir masjid Al-Fuqoro’ Ilallah agar meningkatkan dan menghidupkan lagi kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan.

2. Ustadzah sebagai pendidik hendaknya lebih kreatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik agar dengan mudah dalam mengembangkan kompetensi peserta didik.

3. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai literatur penelitian selanjutnya bagi para peneliti yang akan meneliti di Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah Kebondalem Banyuwangi.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

A.M Sardiman. 2012. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. cet 21. Jakarta:

PT. Grafindo Persada.

Afifudin dan Ahmad Beni Saebani. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bungin, Burhan. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT.

GRAFINDO PERSADA.

Daryanto, Tarno Hery. 2017. Pendidikan Orang Dewasa (POD). Yogyakarta:

GAVA MEDIA.

Hamalik, Oemar. 2019. Proses Belajar Mengajar. cet 20. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Irham, Muhammad. 2013. Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ksiram, Moh. 2008. Metode Penelitian. Malang: UIN Maliki Press.

Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus.2014. Al-Qur’anulkarim Birasmil Ustmani dan Terjemahnya. Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah.

Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman. 2014. Qualitative Data Analysis A.

Methods Sourcebook, Terj. Johnny Saldana. America: SAGE Publicaton.

Moelong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nashar Drs. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

PERMENDIKBUD No. 103 Tahun 2014.

PP RI Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Purwanto M. Ngalim. 2017. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rusmini. 2017. Metode Penelitian. Jambi: PUSAKA

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Suharno dan Retnoningsih. TT. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:

Widya Karya

Sumpeno Wahyudi. 2009. Sekolah Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijanto. 2017. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tim Penyusun. 2021. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. IAIN Jember Triyanto, Teguh. 2014. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Winkel 2005. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Wiyono. 2007. Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Action Research). Malang: Universitas Negeri Malang.

Skripsi:

Aulya, Sa’adatul. 2020. Implementasi Pendidikan Islam Melalui Pendekatan Andragogi pada Narapidana Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Kalianda Lampung Selatan. Skripsi: UIN Lampung.

Qolik Khoirudin Achmad. 2018. “Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Meningkatkan Kompetensi Ibu-Ibu Membaca Al-qur’an (Studi Kasus di Rumah Syaamil Qur’an Ponorogo”. Skripsi, IAIN Ponorogo.

Sofiatun. 2019. “Pendekatan Adragogi Dalam Pembelajaran Santri Mahasiswa di Madrasah Diniyyah Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto”.

Skripsi, IAIN Purwokerto.

Tesis:

Ayu Lestari Aziz. 2017. “ Pengaruh Motivasi Instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Bisnis Kelas X Peserta Didik Kelas X di SMKN 4 Makassar” Tesis: Makassar.

Jurnal:

Almaidah, Nur. 2020. “Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an untuk Lansia Masjid Nurul Huda Sambirejo Wonosalam Jombang”. Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 1. No.2, 1.

Hiryanto. 2017. “Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi serta Implikasinya dalam Pemberdayaan Masyarakat”. Vol. XXII. No. 01, 65.

Munib, Abdul. 2017. “Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Penelitian dan Pemikiran Keislaman, Vol.4, No. 2, 252.

Sunhaji. 2013. “Konsep Pendidikan Orang Dewasa”. Jurnal Kependidikan. Vol.1, No.1, 7.

Taufiqur Rohman dan Deni Nugraha. 2020. “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mata Pelajaran PAI di SMK Diponegoro Salatiga”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.05, No.02, 170.

Website:

http://repositori.unsi.ac.id, diakses pada 20 Januari 2020

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang tertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ifatuz Zuhairotul Fitria

NIM : T20181270

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institusi : UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Menyatakan dengan sebenarnya bahwa dalam hasil penelitian ini tidak terdapat unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah dilakukan atau dibuat orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat unsur-unsur penjiplakan dan ada klaim dari pihak lain, maka saya bersedia untuk diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari siapapun.

Jember, 5 Juli 2022 Saya yang menyatakan

Ifatuz Zuhairotul Fitria NIM. T20181270

Dalam dokumen implementasi pendekatan andragogi (Halaman 78-91)

Dokumen terkait