i
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ANDRAGOGI
GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN PADA JAMAAH MASJID AL-FUQORO’ ILALLAH DESA KEBONDALEM KABUPATEN BANYUWANGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
IFATUZ ZUHAIROTUL FITRIA NIM: T20181270
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
SEPTEMBER 2022
ii
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ANDRAGOGI
GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN PADA JAMAAH MASJID AL-FUQORO’ ILALLAH DESA KEBONDALEM KABUPATEN BANYUWANGI
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Ifatuz Zuhairotul Fitria NIM: T20181270
Disetujui Pembimbing
Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I NIP. 196502211991031
iii
IMPLEMENTASI PENDEKATAN ANDRAGOGI
GUNA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AL-QUR’AN PADA JAMAAH MASJID AL-FUQORO’ ILALLAH DESA KEBONDALEM KABUPATEN BANYUWANGI
SKRIPSI
Telah diuji dan terima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Hari : Kamis
Tanggal : 22 September 2022 Tim Penguji
Ketua, Sekretaris,
Drs. H. Ainur Rafik, M. Ag. Shidiq Ardianta, M. Pd.
NIP 196405051990031005 NIP 198808232019031009
Anggota :
1. Dr. H. Mursalim, M. Ag. ( )
2. Drs. H. D. Fajar Ahwa, M. Pd.I. ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M. Pd. I NIP 196405111999032001
iv MOTTO
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (Qs. An-Nahl [16]: 125)*
*Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’anulkarim Birasmil Ustmani dan Terjemahnya (Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), 280.
v
PERSEMBAHAN
Sujud syukur kusembahkan kepada-Mu Ya Allah, atas rahmat dan kasih sayang-Mu dapat menjadikan penulis orang yang berpikir, bersabar, dan berilmu.
Dengan selesainya skripsi ini semoga dapat menjadikan langkah awal penulis untuk menuju kesuksesan dimasa depan nanti. Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang sangat berpengaruh dalam kehidupan saya, tentunya selalu mendukung saya dalam hal positif apapun.
1. Kedua orang tua saya yaitu Bapak Munjali dan Ibu Siti Kholisah tercinta, yang selama ini memberikan semangat, do’a, nasehat, dan kasih sayangnya tiada tara serta pengorbanannya yang tidak pernah tergantikan disepanjang hidup penulis. Terimakasih atas semuanya yang diberikan kepada penulis.
Tanpa kehadiran Bapak dan Ibu, penulis tidak akan menjadi apa-apa. Semoga Allah Swt. senantiasa melindungi dan memberikan cinta kasih serta ridho-Nya kepada kalian.
2. Adik-adikku Muhammad Nur Fuad dan Arum Nailatus Salamah serta keluarga besar saya, yang selalu memberikan semangat dan do’a serta menjadi penguat untuk penulis, dan dapat menjadikan diri sebagai contoh yang baik untuk adik-adiknya.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’aliakum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur atas kehadirat ilahirobbi, atas limpahan rahmat, nikmat, taufik dan Hidayah-Nya sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan penyususnan skripsi dapat terselesaikan dengan lancar. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Peneliti menghaturkan banyak rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyususunan skripsi ini, serta seamua pihak yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini, yakni kepada:
1. Prof. Dr. H. Babun Soeharto, S.E., M.M., selaku Rektor yang telah memberikan kesempatan kepada saya dalam menuntut ilmu di almamater UIN KHAS Jember.
2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag., selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan dukungan serta kelancaran kepada penulis.
4. Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing yang telah benar- benar penulis rasakan penuh dedikasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
vii
5. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN KHAS Jember yang telah memberikan memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai selama penulis menempuh pendidikan.
6. Takmir Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah yang telah memberikan izin kepada peneliti, sekaligus membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Ustadzah dan lansia yang telah banyak membantu kelancaran penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti.
8. Keluarga besar, sahabat, dan teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan penuh dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.
Tiada yang dapat penulis berikan untuk menyampaikan rasa terima kasih melainkan dengan doa semoga amal baik dari semua pihak tercatat sebagai amal ibadah yang diridhoi oleh Allah SWT, Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar dapat dijadikan motivasi oleh penulis untuk lebih baik lagi dalam berkarya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Jember, 03 Oktober 2022
Penulis
viii ABSTRAK
Ifatuz Zuhairotul Fitria, 2022: Implementasi Pendekatan Andragogi guna Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an Pada Jamaah Masjid Al- Fuqoro’ Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi.
Kata Kunci: Pendekatan Andragogi, Motivasi Belajar
Pembelajaran Al-Qur’an untuk jamaah masjid sangat diperlukan, karena untuk meningkatkan kualitas diri untuk menjadi seorang muslim yang sejati. Dalam pembelajaran tersebut terdiri dari ibu-ibu jamaah, yang tentunya mereka juga orang dewasa. Yang mana belajar bagi orang dewasa berkaitan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya sendiri. Orang dewasa yang memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan, orang dewasa yang cenderung susah berkonsentrasi, sensitif, tidak percaya diri dan selalu ingin dihargai merupakan tantangan bagi seorang pendidik dalam mengelola kegiatan pembelajaran supaya dapat melaksanakan pengajaran dengan baik. Untuk itu proses kegiatan pembelajarannya menggunakan pendekatan andragogi. Dalam pembelajaran Al-Qur’an ini hanya sebelas orang ibu-ibu yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda- beda seperti halnya belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dari segi makhroj, ataupun ilmu tajwidnya, dengan adanya hal seperti itu akan menghambat kelancaran mereka untuk membaca Al-Qur’an dengan baik. Untuk itu mereka berasumsi untuk membentuk sebuah kelompok belajar Al-Qur’an yang di dampingi dengan Ustadzah.
Adapun fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada Jamaah di Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi, 2) Bagaimana dampak implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al- Qur’an pada Jamaah di Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada Jamaah di Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi, 2) Untuk mendeskripsikan dampak implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada Jamaah di Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis Field Research, untuk teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Selanjutnya untuk melihat keabsahan data, menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Penelitian ini sampai pada simpulan bahwa 1) Pada proses kegiatan belajar Al-Qur’an pada Jamaah masjid, ustadzah menerapkan pendekatan yang tidak menekankan peserta didik kepada suatu pembelajaran yang ketat. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi yang mana dengan memberikan kebebasan kepada Jamaah dalam proses belajar, ustadzah tidak memberikan tekanan (peraturan) kepada Jamaah yang terlalu ketat. Jamaah juga berhak memilih kegiatan pembelajaran yang diinginkan. 2) Dari penerapan pendekatan andragogi dalam pembelajaran Al-Qur’an pada Jamaah terdapat dua dampak yakni dampak positif; menumbuhkan situasi pembelajaran yang menyenangkan, mengembangkan kemampuan/ potensi jamaah, dan Menumbuhkan motivasi belajar pada jamaah. Untuk dampak negatif; keterbatasan waktu pembelajaran, sulit meninggalkan kebiasaan dan cenderung mengulang.
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 9
F. Sistematika Pembahasan ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 12
B. Kajian Teori ... 17
BAB III METODE PENITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 40
x
B. Lokasi Penelitian ... 41
C. Subjek Penelitian ... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ... 42
E. Analisis Data ... 45
F. Keabsahan Data ... 47
G. Tahap-tahap Penelitian ... 47
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian ... 49
B. Penyajian Data dan Analisis ... 55
C. Pembahasan Temuan ... 66
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 79
B. Saran-saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 81 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kajian Terdahulu... 15
Tabel 4.1 Data Ustadzah (pendidik)... 55
Tabel 4.2 Data Jamaah Masjid (peserta didik) ... 55
Tabel 4.3 Hasil Temuan ... 67
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bangunan Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah ... 51 Gambar 4.2 Bangunan Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah ... 51 Gambar 4.3 Kegiatan Pembelajaran Al-Qur’an Jamaah Masjid ... 62
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
Pendidikan menjadi aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sebab pendidikan merupakan instrumen untuk merubah manusia dari keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Selain itu pendidikan juga diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia produktif.
Pendidikan akan memberikan landasan yang kuat terhadap praktik pendidikan dalam upaya memanusiakan manusia serta memuliakan manusia.1 Selain itu pendidikan juga merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan latar belakang pendidikan pula seseorang dapat mampu menduduki suatu jabatan tertentu.2
Begitu pentingnya peran pendidikan sehingga tujuan pendidikan telah diatur dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI No.20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 3 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangakan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggungjwab.3
1 Teguh Triyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), 19.
2 Muhammad Irham, Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 19.
3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Seperti yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha menarik sesuatu didalam manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, ataupun diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan untuk optimalisasi kemampuan-kemampuan individu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Peran pendidikan akan menjadi jembatan bagi peserta didik untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang luas, memahami, mengaplikasikan serta dapat menularkan ilmu yang bermanfaat bagi semua orang.
Motivasi belajar juga sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, sebab dengan adanya motivasi tersebut akan menumbuhkan minat belajar peserta didik ataupun adanya feedback sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Menutut Mc. Donald dalam Sardiman A.M menyatakan bahwa:4 “motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction” motivasi adalah perubahan energi dalam seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Seorang yang memiliki motivasi belajar dengan baik tentu akan melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat, dibandingkan seorang yang kurang termotivasi dalam kegiatan belajarnya. Untuk itu rendahnya motivasi
4 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, cet 21 (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2012), 74.
belajar peserta didik sangat mempengaruhi mereka ke dalam hal-hal yang negatif yang tidak memfokuskan mereka ke dalam kegiatan belajar.
Pembelajaran Al-Qur’an untuk jamaah masjid ini sangat diperlukan, karena untuk meningkatkan kualitas diri untuk menjadi seorang muslim yang sejati. Selain itu, sebagai seorang muslim dianjurkan untuk mempelajari Al- Qur’an minimal bisa membaca ayat Al-Qur’an dan secara perlahan untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di masjid Al-Fuqoro’ Ilallah tepatnya di desa kebondalem kabupaten banyuwangi pembelajaran Al-Qur’an untuk jamaah masjid ini masih baru terlaksana, sebelumnya tidak ada kegiatan tersebut. Dalam pembelajaran Al-Qur’an ini terdiri dari sebelas jamaah masjid terkhusus ibu-ibu saja yang mengikutinya, karena dirasa mereka masih belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dari segi makhroj, ataupun ilmu tajwidnya, dengan adanya hal seperti itu akan menghambat kelancaran mereka untuk membaca Al-Qur’an dengan baik. Untuk itu mereka berasumsi untuk membentuk sebuah kelompok belajar Al-Qur’an yang di dampingi dengan Ustadzah. Kegiatan pembelajaran Al-Qur’an pada jamaah masjid ini tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak sebagai peserta didik yang sedang duduk dibangku sekolah. Ibu-ibu merupakan orang dewasa yang tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan konsep diri bergerak dari ketergantungan seperti yang terjadi pada masa anak-anak menuju kearah kemandirian atau pengarahan diri sendiri. Sehingga kematangan psikologi orang dewasa mampu mengarahkan diri sendiri, bukan diarahkan oleh orang lain. Apabila orang
dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi dirinya sendiri, maka dia akan merasa tertekan dan merasa tidak senang.
Belajar bagi orang dewasa berkaitan dengan bagaimana mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya sendiri. Orang dewasa yang memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan, orang dewasa yang cenderung susah berkonsentrasi, sensitif, tidak percaya diri dan selalu ingin dihargai merupakan tantangan bagi seorang pendidik dalam mengelola kegiatan pembelajaran supaya dapat melaksanakan pengajaran dengan baik.
Untuk itu proses kegiatan pembelajarannya menggunakan pendekatan andragogi.
Pembelajaran untuk orang dewasa disebut dengan Andragogi, seperti halnya yang dikatakan oleh Knowles dalam Daryanto bahwa Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani Andra yang berarti orang dewasa dan Agogos yang berarti memimpin atau membimbing. Maka dengan demikian, andragogi dirumuskan sebagai suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar.5 Dengan menerapkan pendekatan andragogi tersebut ustadzah tidak akan menerapkan standar yang ketat agar ibu-ibu jamaah masjid dapat merasakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya dalam mempelajari Al- Qur’an. Menurut Bryson dalam Suprijanto menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa merupakan semua aktivitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian
5 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2017), 21.
waktu dan tenaganya untuk mendapatkan tambahan intelektual. Sedangkan menurut Reevs, Fansler, dan Houle menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan oleh individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya. Penekanan disini diberikan pada usaha yang tidak dipaksa, dan tidak menjadikan usaha utamanya.6
Hal ini bermakna bahwa pendidikan tidak memandang usia, salah satu karakteristik dari pendidikan sepanjang hayat yakni pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya dibangku sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang berlangsung sepanjang hidup.
Firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadalah ayat 11.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,
“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan (Q.S Al- Mujadalah: 11).7
Ayat diatas menjelaskan bahwa pendidikan berlaku seumur hidup atau tidak ada batas bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Agama Islam juga
6 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2017), 13.
7 Ma’had Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Kudus, Al-Qur’anulkarim Birasmil Ustmani dan Terjemahnya (Kudus: CV. Mubarokatan Thoyyibah, 2014), 542.
menunjukkan bahwa betapa pentingnya seseorang yang beriman agar dapat menuntut ilmu atau berpendidikan, bukan sekedar penunjang untuk kehidupan manusia akan tetapi juga menjadikan bekal bagi manusia di akhirat nanti yang dapat dipersiapkan melalui menuntut ilmu atau belajar baik ilmu dunia ataupun ilmu akhirat.
Latar belakang tersebut menjadi acuan bagi peneliti untuk diadakannya penelitian yang berjudul “Implementasi Pendekatan Andragogi guna Meningkatkan Motivasi Belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’
Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian yang sudah dijelaskan diatas maka peneliti akan memfokuskan penelitiannya sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi?
2. Bagaimana dampak implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’
Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini merupakan gambaran yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Berkaitan dengan adanya beberapa fokus masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’
Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi?
2. Untuk mendeskripsikan dampak implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’
Ilallah Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini berisikan kontribusi yang akan diberikan setelah melakukan penelitian. Ada dua kegunaan yang ada dalam manafaat penelitian yakni kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi peulis atau peneliti, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.
Sehingga kegunaan penelitian harus realistis.8 Dari penjabaran tersebut maka tersusunlah manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat guna menambah pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Salah satunya dengan pembelajaran yang menerapkan pendekatan andragogi atau pembelajaran orang dewasa dalam rangka untuk meningkatkan motivasi belajar pada jamaah masjid.
b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan refrensi dan memperluas khazanah keilmuan di lembaga perguruan tinggi khususnya UIN KHAS Jember.
8 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (IAIN Jember, 2020), 45.
2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan wawasan pengetahuan peneliti tentang penerapan pendekatan andragogi dalam meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada Jamaah Masjid Al-Fuqoro’ Ilallah di Desa Kebondalem Kabupaten Banyuwangi.
b. Bagi pendidik
Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi ustadzah atau guru agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik terutama dalam menerapkan pembelajaran Al-Qur’an terhadap jamaah masjid untuk menumbuhkan motivasi belajarnya.
c. Bagi UIN KH Achmad Siddiq Jember
Penelitian ini dapat memberikan bahan informasi bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan kemampuan dasar mengajar, khususnya cara pendekatan andragogi yang diterapkan didalam proses pembelajaran Al-Qur’an guna meningkatkan motivasi belajar.
d. Bagi pembaca
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang aktual kepada pembaca dan kesadarannya akan pentingnya pendidikan untuk orang dewasa terkhusus jamaah masjid dalam pembelajaran Al- Qur’an. Untuk itu dengan adanya penelitian ini pembaca perlu mengerti pendekatan yang sesuai untuk diterapkan dalam proses
pembelajaran pada jamaah masjid agar dapat menumbuhkan motivasi dalam dirinya.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah berisikan tentang pengertian dari istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian.9 Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul penelitian ini, maka peneliti perlu menjelaskan dan menegaskan bahwa definisi dari istilah kunci yang mendukung judul dari skripsi ini. sebagai berikut:
1. Pendekatan Andragogi
Dalam penelitian ini pendekatan andragogi merupakan pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang didasarkan atas realitas bahwa peserta didik yang diajar adalah peserta didik yang sudah dewasa, sehingga harus diperlakukan sebagaimana orang dewasa yang mana cara belajar orang dewasa tidak bisa disamakan dengan belajarnya peserta didik pada umumnya.
2. Motivasi belajar
Dalam penelitian ini motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang (intrinsik) dan dari luar diri seseorang (ekstrinsik) untuk melakukan suatu kegiatan. Motivasi belajar juga salah satu aspek yang berperan signifikan dalam proses tercapainya tujuan pembelajaran.
9 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (IAIN Jember, 2020), 45.
Berdasarkan uraian diatas dapat difaham bahwa yang dimaksud dengan implementasi pendekatan andragogi guna meningkatakan motivasi belajar merupakan pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran orang dewasa, yang mana dalam hal ini sudah diterapkan dalam pembelajaran Al-Qur’an pada jamaah masjid Al-Fuqoro’ Ilallah desa Kebondalem kabupaten Banyuwangi. Karena proses pembelajaran orang dewasa dengan peserta didik yang dibangku sekolah berbeda. Untuk itu dengan menerapkan pendekatan ini dapat memberikan situasi pembelajaran yang tidak membosankan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan gambaran singkat mengenai urutan bab dari skripsi, yang telah dirumuskan oleh peneliti secara berurutan dari bab per bab, dengan tujuan agar pembaca lebih mudah untuk memahami skripsi. Dalam pedoman karya ilmiah terdiri dari lima bab yang secara garis besarnya dapat dilihat sebagai berikut:
BAB I pendahuluan: pada bab ini memuat beberapa komponen dasar penelitian yaitu konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfat penelitian, dan dilanjut dengan definisi istilah.
BAB II kajian kepustakaan: pada bab ini berisi tentang beberapa kajian terdahulu yang memiliki relavansi dengan penelitian yang akan dilakukan dan sebagai perbandingan untuk menyusun kepustakaan serta kajian teori sebagai pendukung karya ilmiah ini.
BAB III metode penelitian: dalam bab ini membahas mengenai metode yang digunakan oleh peneliti yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian yang dilanjutkan dengan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan yang terakhir tahap-tahap penelitian.
BAB IV penyajian data dan analisis: pada bab ini merupakan penyajian data dan analisis yang tersusun dari gambaran objek penelitian, penyajian data, dan analisis serta pembahasan temuan.
BAB V penutup: merupakan bab terakhir yang menjadi penutup dan berisikan tentang kesimpulan penelitian yang dilengkapi dengan saran-saran peneliti.
Selanjutnya bagian akhir meliputi: daftar pustaka, pernyataan keaslian tulisan, lampiran-lampiran dan biodata peneliti.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu
Dalam hal ini berisi mengenai penelitian terdahulu baik berupa jurnal ataupun skripsi yang pernah diteliti sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan atau rujukan bagi penelitian yang akan peneliti laksanakan saat ini.
Kajian pustaka terdahulu yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
1. Achmad Qolik Khoirudin, skripsi tahun 2018 yang berjudul
“Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Meningkatkan Kompetensi Ibu-Ibu Membaca Al-Qur’an (Studi Kasus di Rumah Syaamil Qur’an Ponorogo)”.10
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa IAIN Ponorogo dengan metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu melalui implementasi pendekatan andragogi di Rumah Syaamil Qur’an Ponorogo merupakan solusi lembaga untuk menghadapi dan memberikan kontribusi yang positif terhadap kompetensi ibu-ibu yang berkaitan dengan kompetensi membaca Al-Qur’an. Pendekatan andragogi suatu pendekatan pembelajaran yang relevan bagi peserta didik dewasa, dari hasil observasi dan wawancara, pendekatan andragogi sangat berpangaruh besar terhadap kometensi ibu-ibu dalam belajar membaca Al- Qur’an.
10 Achmad Qolik Khoirudin, “Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Meningkatkan Kompetensi Ibu-Ibu Membaca Al-qur’an (Studi Kasus di Rumah Syaamil Qur’an Ponorogo”(Skripsi, IAIN Ponorogo, 2018).
2. Sofiatun, skripsi tahun 2019 yang berjudul “Pendekatan Adragogi Dalam Pembelajaran Santri Mahasiswa di Madrasah Diniyyah Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto”.11
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa IAIN Purwokerto dengan metode yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif (Hasil dari penelitian ini yaitu mengupas bagaimana pendekatan andragogi berperan dalam pembelajaran bagi kelas IV Madrasah Diniyyah Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto. Pengaruh dari pendekatan pembelajaran tersebut akan merubah alur yang ada, yakni pembelajaran diarahkan kepada model pembelajaran aktif. Salah satu ciri yang khas dalam model ini yang memuati pendekatan andragogi tercermin dalam pemilihan berbagai metode pembelajarannya. Ada beberapa metode pembelajaran yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas IV Madrasah Diniyyah Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode praktik, dan metode diskusi.
3. Sa’adatul Aulya, skripsi tahun 2020 yang berjudul “Implementasi Pendidikan Islam Melalui Pendekatan Andragogi pada Narapidana Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Kalianda Lampung Selatan”.12
11 Sofiatun, “Pendekatan Adragogi Dalam Pembelajaran Santri Mahasiswa di Madrasah Diniyyah Pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto”, (Skripsi, IAIN Purwokerto, 2019).
12 Sa’adatul Aulya, “Implementasi Pendidikan Islam Melalui Pendekatan Andragogi pada Narapidana Lembaga Permasyarakatan Klas IIA Kalianda Lampung Selatan” (Skripsi: UIN Lampung, 2020).
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa UIN Lampung dengan metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam melalui pendekatan andragogi di lembaga permasyarakatan klas IIa Kalianda sudah berjalan dengan baik. Dampak dari implementasi pendidikan agama Islam melalui pendekatan andragogi yaitu petugas mampu menganalisis beberapa masalah-masalah kompetensi yang dialami oleh narapidana dan dapat lebih memfokuskan pada apa yang menjadi masalah dalam pembelajaran sehingga narapidana dapat mengalami perubahan, baik dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik.
4. Nur Almaidah, jurnal tahun 2020 yang berjudul “Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Pembelajaran Al-Qur’an untuk Lansia Masjid Nurul Huda Sambirejo Wonosalam Jombang”.13
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang dengan metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu pembelajaran Al- Qur’an terbagi menjadi 2, yakni pembelajaran al-Qur’an untuk anak-anak dan pembelajaran Al-Qur’an untuk orang dewasa serta lansia.
Pembelajaran Al-Qur’an untuk lansia di masjid Nurul Huda Sambirejo Wonosalam Jombang bertujuan agar mereka bisa membaca Al-Qur’an dan agar lebih lancar dalam membaca Al-Qur’an (bagi yang sudah mempelajari Al-Qur’an sebelumnya). Peneliti beranggapan bahwa dalam
13 Nur Almaidah, “Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Pembelajaran Al- Qur’an untuk Lansia Masjid Nurul Huda Sambirejo Wonosalam Jombang”, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol 1, (2020), 160.
proses pembelajaran terbukti telah mengaplikasikan pendekatan andragogi. Dimana pada pendekatan andragogi terdapat prinsip-prinsip tertentu, salah satunya adalah “orang dewasa perlu terlibat dalam merancang dan membuat taksiran semua kerja mereka, peserta didik pasti diberikan tujuan sejauh mana pencapaian tujuannya”. Pernyataan tersebut selaras dengan proses pembelajaran Al-Qur’an untuk jamaah masjid dan orang dewasa bahwa keputusan pendidik bukanlah keputusan yang mutlak melainkan membutuhkan keputusan dari peserta didik.
Tabel 2.1 Kajian Terdahulu
No Peneliti, Tahun,
dan Judul Persamaan
Perbedaan Penelitian
terdahulu
Penelitian sekarang
1
Achmad Qolik Khoirudin tahun 2018 yang berjudul
“Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Meningkatkan Kompetensi Ibu- Ibu Membaca Al- Qur’an (Studi Kasus di Rumah Syaamil Qur’an Ponorogo)”.
Skripsi Fokus pada meningkatk an
kompetensi ibu-ibu membaca Al-Qur’an
Fokus pada meningkatk an motivasi belajar Al- Qur’an pada jamaah masjid
Menggunak an
pendekatan kualitatif
Lokasi penelitian
Lokasi penelitian
2
Sofiatun tahun
2019 yang
berjudul
“Pendekatan Adragogi Dalam Pembelajaran Santri Mahasiswa di Madrasah Diniyyah
Skripsi Fokus pada pembelajar an santri mahasiswa di madrasah diniyyah
Fokus pada meningkatk an motivasi belajar Al- Qur’an pada jamaah masjid
Pesantren
Mahasiswa An- Najah
Purwokerto”.
Menggunak an
pendekatan kualitatif
Lokasi penelitian
Lokasi penelitian
3 Sa’adatul Aulya tahun 2020 yang berjudul
“Implementasi Pendidikan Islam Melalui
Pendekatan Andragogi pada Narapidana Lembaga
Permasyarakatan Klas IIA Kalianda Lampung
Selatan”.
Skripsi Fokus pada penerapan pendidikan Islam melalui pendekatan andragogi
Fokus pada meningkatk an motivasi belajar pada jamaah masjid
Menggunak an
pendekatan kualitatif
Lokasi penelitian
Lokasi penelitian
4
Nur Almaidah tahun 2020 yang berjudul
“Implementasi Pendekatan Andragogi Dalam Pembelajaran Al- Qur’an untuk Lansia Masjid Nurul Huda Sambirejo
Wonosalam Jombang”.
Menggunak an
pendekatan kualitatif
Jurnal Skripsi
Fokus pada pembelajar
an Al-
Qur’an untuk lansia
Fokus pada meningkatk an motivasi belajar Al- Qur’an pada jamaah masjid
Lokasi penelitian
Lokasi penelitian
Berdasarkan tabel diatas, peneliti ingin menyimpulkan bahwasanya penelitian terdahulu dengan penelitian yang sekarang terdapat beberapa perbedaan ataupun kesamaan. Adapun perbedaan terdapat pada fokus penelitian atau variabel penelitian, jenis karya ilmiah, lokasi penelitian, dan hasil penelitian. Sedangkan persamaanya terdapat pada jenis pendekatan penelitian yakni pendekatan kualitatif. Selain itu peneliti juga menyimpulkan bahwasanya pendekatan andragogi merupakan salah satu
solusi yang relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran orang dewasa.
Untuk itu peneliti sangat tertarik untuk mengangkat fenomena yang berjudul implementasi pendekatan andragogi guna meningkatkan motivasi belajar Al-Qur’an pada jamaah masjid, yang mana fokus penelitian tersebut juga belum pernah digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
B. Kajian Teori
1. Pendekatan Andragogi
Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.14
Pendekatan pembelajaran sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian. Dan secara umum, dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan diantaranya yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher centered approach).
Adanya uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan atau tindakan kelas yang akan digunakan dalam kegiatan proses belajar-mengajar.
14 PERMENDIKBUD No. 103 Tahun 2014.
Menurut UNESCO dalam Daryanto menyatakan pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan apapun isi, tingkatan, metode baik formal ataupun tidak, yang melanjutkan ataupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, mengembangkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan pastiripasi dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas.15 Agar pendidikan yang bermutu dan relevan itu dapat diikuti secara merata oleh setiap warga Negara diperlukan suatu pendekatan perencanaan pendidikan yang bersifat menyeluruh dan terpadu.
Pendidikan orang dewasa atau biasa disebut dengan istilah andragogi seringkali dijumpai dalam proses pembelajaran orang dewasa, baik dalam proses pendidikan formal maupun dalam proses pendidikan nonformal. Pada pendidikan formal andragogi seringkali digunakan pada proses pembelajaran pada tingkat atau level pendidikan menengah keatas.
Sedangkan pada pendidikan nonformal teori dan prinsip andragogi digunakan sebagai landasan proses pembelajaran pada berbagai satuan, bentuk dan tingkatan penyelenggaraan pendidikan nonformal.16
15 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2017), 22.
16 Hiryanto, “Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi serta Implikasinya dalam Pemberdayaan Masyarakat”, Vol. XXII (2017), 65.
Knowles juga megatakan dalam Daryanto bahwa Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani Andra yang berarti orang dewasa dan Agogos yang berarti memimpin atau membimbing. Maka dengan demikian, andragogi dirumuskan sebagai suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar.17 Oleh karena itu, dalam memberikan definisi andragogi lebih cenderung diartikan sebagai seni dan pengetahuan pembelajaran orang dewasa, PBB merumuskan tujuan umun dan khusus pendidikan orang dewasa dalam membantu negara-negara yang baru merdeka untuk membangun bangsanya.18
Bryson menyatakan dalam Suprijanto bahwa pendidikan orang dewasa adalah semua aktivitas pendidikan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari yang hanya menggunakan sebagian waktu dan tenagannya untuk mendapatkan tambahan intelektual. Disini penekanan diberikan pada penggunaan sebagian waktu dan tenagannya untuk memperoleh peningkatan intelektualnya. Sedangkan Reeves, Fansler, dan Houle menyatakan bahwa pendidikan orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan untuk pengembangan diri yang dilakukan oleh individu tanpa paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya. Penekanan disini diberikan pada usaha yang tidak dipaksa, dan tidak menjadikan usaha utamanya.19
17 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2017), 21.
18 Wahyudi Sumpeno, Sekolah Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 66-67.
19 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2017), 13.
Jadi, pendekatan andragogi sebenarnya ialah proses memfasilitasi orang dewasa untuk belajar. Oleh sebab itu, peran pendidik sebenarnya dalam pembelajaran orang dewasa adalah sebagai fasilitator. Guru berperan untuk menuntun peserta didik dewasa ini untuk memperoleh pengetahuan melalui proses pembelajaran yang berlangsung. Dalam pendidikan orang dewasa, terciptanya proses pembelajaran merupakan pengalaman yang ingin diwujudkan oleh setiap individu. Proses pengetahuan dan keterampilan bagi orang dewasa dapat memotivasi diri untuk mencari pengetahuan dan keterampilan yang lebih tinggi.
a. Tujuan Pendekatan Andragogi
Tujuan pendidikan orang dewasa jelas berbeda dengan tujuan pendidikan anak-anak. Tujuan pendidikan sudah ditentukan sebelum proses pembelajaran berlangsung. Berbeda dengan pendidkan orang dewasa tujuan pendidikan bersifat fleksibel, maksudnya dapat ditentukan secara bersama-sama oleh pendidik dan peserta didik sesuai dengan kebutuhan yang dipandang lebih penting bagi kelompok pembelajar dewasa. Atas dasar ini tujuan pendidikan orang dewasa berorientasi pada tujuan belajarnya yang pendekatannya lebih berat pada peningkatan keterampilan praktis dalam waktu sesingkat mungkin mencukupi keperluan hidup.20
20 Suprijanto, Pendidikan Orang Dewasa, 56.
Menurut Bergeivin dalam Daryanto mengemukakan bahwasanya tujuan pendidikan orang dewasa sebagai berikut:21
1) Membantu pelajar mencapai suatu tingkatan kebahagiaan dan makna hidup.
2) Membantu pelajar memahami dirinya sendiri, bakatnya, keterbatasannya, dan hubungan interpersonalnya.
3) Membantu mengenali dan memahami kebetuhan lifelong education.
4) Memberikan kondisi dan kesempatan untuk membantu mencapai kemajuan proses pematangan secara spiritual, budaya, fisik, politik dan kejujuran.
5) Memberikan kemampuan melek huruf, keterampilan, kejujuran, dan kesehatan bagi orang dewasa yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar.
Setelah memaparkan beberapa uraian diatas, ada beberapa indikator dari pembelajaran orang dewasa ini yaitu:22
a) Orang dewasa harus ingin belajar
Keinginan belajar harus tertanam terlebih dahulu dalam diri orang dewasa, supaya mereka dapat menentukan proses pembelajaran seperti apa yang diinginkan. Seperti halnya:
21 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2017), 52.
22 http://repositori.unsi.ac.id, diakses pada 20 Januari 2020.
(1) Memilih bagaimana aktivitas belajar
Orang dewasa dapat memilih aktivitas belajar seperti apa yang diinginkan olehnya. Karena orang dewasa tidak bisa dipaksakan oleh hal-hal lain yang menurutnya tidak sesuai dengan kondisi kebutuhannya.
(2) Beberapa program membutuhkan partisipasi
Kegiatan pembelajaran orang dewasa yang dilakukan secara berlangsung sangat membutuhkan partisipasi dalam tiap individu. Diantara pendidik dan peserta didik juga harus memiliki feedback agar pembelajaran memiliki suasana yang hidup, sehingga tidak akan menimbulkan kejenuhan dalam proses pembelajaran.
(3) Pencapaian belajar berhubungan dengan motivasi personal Proses pembelajaran orang dewasa juga sangat memerlukan motivasi dalam tiap individu, agar dalam proses pembelajaran lebih mudah untuk menerima apa yang disampaikan oleh seorang pendidik. Berbeda dengan yang tidak memiliki motivasi, tentunya juga akan berat untuk menerima apa yang disampaikan oleh pendidik, sebab dalam dirinya tidak memiliki minat untuk proses pembelajaran.
b) Orang dewasa belajar sambil berbuat
Hal ini orang dewasa melakukan proses belajar yang menitikberatkan pada usaha belajar sambil berbuat/ beraktivitas, seperti halnya:
(1) Partisipasi langsung dalam pembelajaran
Orang dewasa mampu berpartisipasi langsung dalam pembelajaran agar suasana pembelajaran dapat menyenangkan (2) Mengatur kegiatan yang menjamin keberhasilan
Orang dewasa mampu mengatur kegiatan pada dirinya, untuk itu agar lebih bisa mengatur dalam kegiatan yang benar- benar menjamin keberhaslan untuknya.
c) Lingkungan belajar informal
Lingkungan belajar informal berbentuk kegiatan belajar secara mandiri tidak terikat waktu dan tempat, dan bahkan tidak mengenal persyaratan usia. Dalam hal ini kegiatan belajar orang dewasa dapat ditentukan dengan:
(1) Kebanyakan orang dewasa menerima petunjuk hidup
Maksudnya orang dewasa mampu membuka diri untuk menerima pola pikir orang dengan pendapat yang berbeda.
Oleh karena itu orang dewasa bisa dikatakan seseorang yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di masyarakat bersama orang dewasa lainnya.
(2) Berikan kesepatan interaksi antar peserta
Penddik memberi kesempatan kepada peserta didik dewasa supaya mereka mendapatakan kesempatan untuk berinteraksi dan berkontribusi dari pengalaman mereka sendiri.
(3) Menganjurkan diskusi informal yang rileks
Kegiatan diskusi ini akan membuat orang dewasa berinteraksi secara tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, dan solusi.
d) Pendampingan, bukan nilai
Kegiatan pendampingan belajar merupakan proses pemberian bantuan atau pertolongan baik bagi individu ataupun kelompok oleh seorang pembimbing yang dirasa sudah memiliki keahlian dibidang tersebut. Dalam hal ini pembelajaran lebih membutuhkan pendampingan daripada hasil atau nilai, seperti halnya:
(1) Mengevaluasi pencapaian secara individual
Evaluasi merupakan sebuah penilaian terhadap apa yang sudah dilakukan oleh seorang individu. Untuk itu orang dewasa mampu menilai dari suatu hal yang sudah ia lakukan. Karena untuk intropeksi sejauh mana ia berhasil dan menjadikannya lebih baik lagi.
(2) Hindari penerapan standar yang ketat
Proses pembelajaran orang dewasa tidak bisa diterapkan dengan penerapan standar yang ketat. Karena akan membuat orang dewasa merasa bosan, sehingga akan mempengaruhi proses pembelajarannya. Pada dasarnya orang dewasa juga
memiliki kebebasan untuk melakukan suatu hal yang mereka inginkan. Jadi dalam hal ini yang menjadi acuan bukan nilai dari proses pembelajarannya, akan tetapi orang dewasa hanya memerlukan pendampingan dari pendidik untuk proses belajarnya.
b. Prinsip-prinsip Pendekatan Andragogi
Pendidikan orang dewasa (Andragogi) juga memiliki sebuah prinsip untuk mencapai sebuah tujuan pembelajarannya, untuk itu hal penting yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pendidikan orang dewasa, diantaranya yaitu:23
1) Peserta didik hendaknya mengetahui dan menyetujui pada tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pendidikan kursus.
2) Peserta didik hendaknya mau dan sadar untuk belajar.
3) Menciptakan situasi belajar yang kondusif.
4) Penataan ruang belajar hendaknya menyenangkan bagi para peserta didik.
5) Peserta didik berperan dan bertanggungjawab terhadap proses belajar berlangsung.
6) Belajar hendaknya memiliki hubungan yang erat dengan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik.
7) Fasilitator hendaknya memahami materi pembelajaran dengan baik.
23 Sunhaji, “Konsep Pendidikan Orang Dewasa”, Jurnal Kependidikan, Vol.1, No.1 (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2013), 7.
8) Bagi fasilitator hendaknya memperhatikan kesungguhan dan ketekunan dalam mengajar.
9) Peserta didik hendaknya belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampunnya yang terbaik.
10) Peserta didik hendaknya sadar terhadap kemajuan yang ada pada dirinya dan memiliki rasa kepuasan atas itu, tetapi tetap harus terpacu untuk belajar.
11) Bagi fasilitator hendaknya metode belajar yang bervariasi.
12) Fasilitator hendaknya merasa turut tumbuh dalam proses pembelajaran
13) Perencanaan pembelajaran hendaknya fleksibel.
Adapun prinsip belajar untuk orang dewasa menurut Hommonds dalam Daryanto, terdapat empat prinsip yang dapat digunakan untuk mempercepat proses perubahan perilaku peserta didik, yaitu:24
1) Prinsip latihan (praktik), ketika kita telah menerima materi dan melakukan aktifitas yang konkrit dan juga yang tidak nyata seperti aktifitas penggunaan indra, susunan syaraf dan pusat susunan syaraf. Pelajar akan terdorong untuk mengaplikasikan ilmu yang ia terima sebelumnya. Hal ini akan mempercepat perkembangan dan perubahan kualitas peserta didik.
24 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2017), 54-55.
2) Prinsip hubungan, kejadian atau pengalaman dimasa lampau dapat dijadikan pedoman untuk meramalkan akibat atau hasil yang akan mungkin terjadi dari suatu proses. Menghubungkan pengalaman baru dengan pengalaman terdahulu.
3) Prinsip akibat, dalam pendidikan orang dewasa, emosi, perasaan lingkungan belajar, hingga pendidik yang memberikan materi sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidak tercapainya keberhasilan dalam mencapai sebuah tujuan. Oleh karena itu, diperlukannya seorang pendidik yang peka terhadap kepuasan peserta didik yang berkaitan dengan segala hal yang berkaitan dengan proses belajar pendidikan orang dewasa. Dengan adanya kepuasan diharapkan peserta didik dapat mencapai keberhasilan dan tujuan pembelajaran.
4) Prinsip kesiapan, kesiapan diri peserta didik akan menentukan manfaat yang dapat diperoleh dari proses belajar. Baik fisik ataupun mental peserta didik sangat mempengaruhi proses pembelajaran secara berlangsung. Dengan adanya kesiapan mental dan fisik diharapkan peserta didik dapat mencurahkan seluruh perhatiannya pada materi yang sedang dihadapi. Dengan demikian, diharapkan peserta didik dapat memaksimalkan usaha pencapaian dan dapat mengatasi rintangan belajar, agar dapat berprestasi.
c. Karakterisrik Pendekatan Andragogi
Orang dewasa dalam kegiatan belajar juga memiliki ciri atau karakteristik berbeda dengan anak-anak, berikut merupakan karakteristiknya:25
1) Pembelajaran lebih mengarah ke suatu proses pendewasaan, seseorang akan berubah dari sifat tergantung menuju ke arah memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, dan memerlukan pengarahan diri walaupun dalam keadaan tertentu mereka bersifat tergantung.
2) Memperoleh pemahaman dan kematangan diri untuk bisa survive, maka pembelajaran yang lebih utama menggunakan eksperimen, diskusi, pemecahan masalah, latihan, simulasi dan praktek lapangan.
3) Orang dewasa akan siap belajar jika materi latihannya sesuai dengan apa yang ia rasakan sangat penting dalam memecahkan masalah kehidupannya. Oleh karena itu, menciptakan kondisi belajar yang kondusif akan menjadikan orang dewasa siap belajar.
Dengan kata lain program belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya dan urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.
4) Pengembangan kemampuan diorientasikan belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain cara menyusun pelajaran
25 Sunhaji, “Konsep Pendidikan Orang Dewasa”, Jurnal Kependidikan, Vol.1, No.1 (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2013), 5.
berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang diharapkan ada pada peserta didik.
Sedangkan menurut Daryanto dan Hery, karakteristik pendidikan orang dewasa diantaranya yaitu:26
1) Memiliki lebih banyak pengalaman hidup.
2) Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Orang dewasa termotivasi untuk belajar karena ingin memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan berprestasi secara personal, keputusan, dan perwujudan diri.
3) Banyak peranan dan tanggung jawab yang dimiliki. Menimbulkan persaingan terhadap permintaan waktu antar setiap peranan yang ia miliki. Menyebabkan keterbatasan waktu untuk belajar. Pendidik bagi pendidik orang dewasa untuk memiliki sensitifitas dan memahamiadanya persaingan penggunaan waktu.
4) Kurang percaya diri atas kemampuan yang mereka miliki untuk belajar kembali. Kepercayaan-kepercayaan yang tidak benar tentang belajar, usia lanjut dan faktor fisik juga dapat meningkatkan ketidakpercayaan diri orang dewasa untuk kembali belajar.
5) Pengalaman dan tujuan hidup orang dewasa lebih beragam daripada para pemuda. Dan hal ini dapat dijadikan suatu kekuatan
26 Daryanto, Tarno Hery, Pendidikan Orang Dewasa (POD), (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2017), 23-24.
positif yang dapat dimanfaatkan melalui pertukaran pengalaman dikalangan pembelajar orang dewasa.
6) Makna belajar orang dewasa. Belajar adalah suatu proses mental yang terjadi dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan berfikir. Bagi pendidikan orang dewasa melalui pengalaman- pengalaman belajar makna belajar diberikan.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menutut Mc. Donald dalam Sardiman A.M menyatakan bahwa:27 “motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction” motivasi adalah perubahan energi dalam seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.
Donald mengandung tiga elemen penting yakni:
1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem
“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena
27 Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, cet 21 (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2012), 74.
menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa “feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan- persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujua. Jadi, motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen yang sudah dikemukakan diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar itu demi mencapai suatu tujuan.28 Motivasi belajar memiliki pernanan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga peserta didik yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.
Menurut Abraham Maslow dalam H. Nashar motivasi belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi, dan kreatif.29 Motivasi memiliki dua k/omponen, yakni komponen dalam (inner component), dan komponen luar (outer component).
Komponen dalam merupakan perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Sedangkan komponen luar merupakan sesuatu yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya.
Jadi dari beberapa uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan kondisi psikologis yang mendorong peserta didik untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh- sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi, dan dapat menyeleksi kegiatan- kegiatannya.
28 Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2005), 87.
29 Drs. H. Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran (Jakarta: Delia Press, 2004), 39.
b. Tujuan Motivasi Belajar
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan sebelumnya. Semakin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas juga bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan memahami benar- benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.30
Dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, peran yang paling penting yaitu seorang pendidik. Dimana pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan perolongan pada peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan dan mampu berdiri sendiri.31
30 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), 73-74.
31 Taufiqur Rohman dan Deni Nugraha, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mata Pelajaran PAI di SMK Diponegoro Salatiga”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.05 (2020), 170.
Sesuai dengan uraian diatas mengenai pengertian dan analisis tentang motivasi, maka pada pokoknya motivasi terbagi menjadi dua jenis diantaranya yaitu:32
1) Intrinsik
Motivasi yang tercakup didalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yang mana motivasi ini sebenarnya timbul dari dalam diri siswa sendiri. Motivasi instrinsik juga merupakan motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.33
Pada dasarnya, peserta didik belajar didorong oleh keinginan sendiri maka peserta didik secara mandiri dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas- aktivitasnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar.
Seseorang memiliki motivasi instrinsik karena didorong dengan rasa ingin tahu, mencapai tujuan menambah pengetahuan. Dengan kata lain motivasi instrinsik bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi instrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan karena ingin mendapat pujian ataupun ganjaran.
Indikator dalam motivasi instrinsik ini yaitu:
32 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, cet. 20 (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2019), 162.
33 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, cet. 20, 162.
a) Minat
Minat belajar adalah rasa ketertarikan untuk melakukan kegiatan belajar yang disertai dengan perhatian dan rasa senang. Minat dapat diartikan kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan menyenangi beberapa aktivitas.
Peserta didik yang memeliki minat terhadap sesuatu, maka akan memiliki kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten dan dengan rasa senang.
b) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia didalam diri anak didik. Potensi tersebut harus ditumbuh suburkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif sebagai pendukung utamanya.
c) Ego-involment/ cita-cita
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar.
Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah ataupun hukuman akan dapat keinginan menjadi kemauan dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Nampak pada anak kecil yang memiliki keinginan belajar membaca, dari keinginan itu maka anak akan giat untuk belajar, agar dikemudian hari menimbulkan cita-cita dalam hidupanya.
d) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh peserta didik merupakan alat motivasi yang sangat penting.
Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, dirasakan peserta didik sangat berguna dan menguntungkan sehingga menumbulkan gairah untuk belajar.34
2) Ekstrinsik
Motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali pertentangan, dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman.35
Motivasi ekstrinsik berbeda dengan motivasi intrinsik karena dalam motivasi ini keinginan peserta didik untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Akan tetapi pendidik juga sangat berperan dalam rangkan menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Dalam pemberian motivasi ini harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Yang akan menjadikan indikator dari motivasi ekstrinsik adalah:
a) Hadiah
Hadiah adalah pemberian sesuatu dari orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan/ cinderamata. Pemberian
34 Ayu Lestari Aziz, “ Pengaruh Motivasi Instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Bisnis Kelas X Peserta Didik Kelas X di SMKN 4 Makassar” (Tesis:
Makassar, 2017), 28-31.
35 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, cet. 20, 163.
hadiah yang sederhana ini perlu digalakan karena dirasakan cukup efektif untuk memotivasi peserta didik dalam kompetesi belajar b) Pujian
Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian merupakan bentuk dari reinforcement yang positif dan sekaligus motivasi yang baik.
Pujian harus diberikan secara merata kepada peserta didik sebagai individ