• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Temuan

Dalam dokumen Al-Qur'an merupakan satu-satunya kitab yang (Halaman 146-152)

Setelah data yang diperoleh melalui hasil penelitian dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data tersebut disajikan dan dianalisa melalui pembahasan temuan. Data yang disajikan tersebut merupakan pokok pikiran atau pertanyaan-pertanyaan dari metode penelitian dan kajian teori yang dibahas pada bagian sebelumnya.

310 Ibid., 27

311 Ibid., 8.

312 Ibid., 26.

313 Ibid., 27

314 Ibid., 24.

1. Metode Pembelajaran At-tanzil

Metode pembelajaran at-tanzil dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an di Pondok Pesantren Putri Bustanul Ulum tahun pelajaran 2014/2015 terdapat beberapa hal yaitu dari segi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Metode pembelajaran at-tanzil dilakukan setiap hari, kecuali hari senin dan kamis, pukul 19.00-20.30 WIB. Buku presatsi santri tidak ada di pondok pesantren putri Bustanul Ulum, hal tersebut diperlukan untuk mengetahui proses setiap santri, dan juga dapat menjadi evaluasi pembelajaran oleh ustadzah.

a. Perencanaan Metode Pembelajaran At-Tanzil

Teori perencanaan pembelajaran oleh Hamzah B.Uno mengutip teori dari Cunningman dan teori metode at-tanzil yang diperoleh dari hasil pelatihan asatidz at-tanzil di Pondok Pesanatren Nurul Huda-Gambiran-Mumbulsari yang sesuai dengan perencanaan metode pembelajaran at-tanzil di PPBU putri.

Perencanaan metode pembelajaran at-tanzil yang meliputi kompetensi guru, bahan ajar, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan strategi pembelajaran. Kompetensi guru meliputi menguasai ilmu tajwid dan mengikuti pelatihan wajib dan tidak wajib yang diikuti oleh ustadzah untuk mengajar membaca al-Qur’an dengan metode at-tanzil. Bahan ajar yang digunakan yaitu buku at-tanzil dari jilid I-VI, buku tajwid praktis, buku metode praktis mengajar, buku do’a dan tepuk-tepuk. Materi Pembelajaran terdiri dari materi pokok

dan materi penunjang. Materi pokok harus diberikan kepada peserta didik, sedangkan materi penunjang menyesuaikan keadaan pembelajaran dari pendidik dan peserta didiknya. Boleh dikurangi atau ditambah dari materi penunjang yang ditentukan oleh pihak pusat at- tanzil sesuai kompetensi guru masing-masing. Materi penunjang akan membuat peserta didik lebih semangat dalam belajar membaca al- Qur’an. Media pembelajaran yang digunakan yaitu papan tulis hitam dan putih, kapur dan snowman, dan penghapus. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, drill, privat, klasikal dengan individual, dan klasikal baca-simak.

b. Pelaksanaan Metode Pembelajaran At-Tanzil

Teori pelaksanaan pembelajaran oleh Suryo Subroto dan teori dari hasil pelatihan asatidz at-tanzil yang diikuti oleh penulis di Pondok Pesanatren Nurul Huda-Gambiran-Mumbulsari sesuai dengan pelaksanaan metode pembelajaran at-tanzil di PPBU putri.

Pelaksanaan metode pembelajaran at-tanzil terdiri dari kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pembuka yaitu; Ustadzah membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama-sama, Ustadzah bertanya pada materi yang dibahas sebelumnya, Ustadzah melakukan pre-test. Kegiatan inti yaitu;

Ustadzah menyuruh santri membaca bersama-sama., Ustadzah menjelaskan materi sesuai materi dari jilid I-VI, Ustadzah menyuruh santri satu persatu untuk membaca al-Qur’an, tetapi hanya sebagian

santri dari keseluruhan jumlah santri yang ada, Membaca doa- doa/nasyid/surat-surat/tepuk secara bersama-sama. Kegiatan penutup yaitu; Ustadzah melakukan evaluasi dengan tanya jawab, Ustadzah mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a.

c. Evaluasi Metode Pembelajaran At-Tanzil

Teori evaluasi pembelajaran oleh Zainal Arifin sesuai dengan evaluasi metode pembelajaran at-tanzil di PPBU putri. Evaluasi metode pembelajaran at-tanzil terdiri dari evaluasi sumatif, formatif, dan diagnostik. Evaluasi sumatif dilakukan dengan proses yang dilakukan ustadzah ketika melanjutkan ke halaman selanjutnya dan melanjutkan kenaikan jilid, dengan memiliki kriteria kelulusan yang telah ditentukan. Evaluasi formatif dilakukan dengan memberi pembelajaran secara khusus kepada santri yang lamban dalam membaca al-Qur’an, di luar jam pelajaran, yang dilakukan oleh usatdzah masing-masing.

Evaluasi diagnostik dilakuakn dengan melakukan pre-test oleh ustadzah kepada santri untuk mengetahui kemampuan peserta didik masing- masing sebelum pelajaran di mulai.

Sedangkan dari teori metode at-tanzil yang diperoleh dari hasil pelatihan asatidz at-tanzil di Pondok Pesanatren Nurul Huda-Gambiran- Mumbulsari tidak sesuai dengan evaluasi pembelajaran di PPBU putri karena seharusnya untuk lulus belajar metode at-tanzil selama 1,5 tahun bersamaan dengan menyelesaikan khatam al-Qur’an. Akan tetapi di PPBU putri lulus setiap jilid 1,5 bulan, jika di total maka seharusnya 9

bulan sudah selesai, tetapi karena adanya libur dan beberapa kegiatan dari pihak pesantren, maka menjadi 1 tahun telah selesai belajar at- tanzil. jika santri belajar mulai kelas VII, maka akhir kelas VII sudah selesai belajar at-tanzil. Akan tetapi masih ada santri putri kelas VIII dan kelas IX MTs yang belajar at-tanzil, hal ini disebabkan tidak seimbangnya jumlah santri dan ustadzah, fasilitas yang tidak mendukung dari segi kelas dan papan tulis kekurangan, santri ada yang belajar di luar kelas. hal inilah yang menghambat proses pembelajaran.

Selain itu, ada program yang tidak dilaksanakan di PPBU putri dalam hal penyelesaian at-tanzil bersamaan dengan menyelesaikan al-Qur’an sampai 30 juz, yang dimulai dari jilid IV. Sedangkan di PPBU putri tidak melaksanakan pembelajaran al-Qur’an 30 juz, hanya belajar at- tanzil dari jilid I-VI.

2. Kemampuan Membaca al-Qur’an

a. Kemampuan Membaca al-Qur’an dengan Huruf Hijaiyah

Materi tentang huruf hijaiyah yang terdiri dari hijaiyah tunggal, hijaiyah berangkai tiga, makharijul huruf, sifat-sifat huruf. hijaiyah tunggal dijelaskan pada jilid I, dan hijaiyah berangkai tiga diberikan pada jilid II dan III, makharijul huruf diberikan pada jilid I, sedangkan sifat-sifat huruf diberikan pada jilid V. Dari kajian teori menurut Faisol membaca al-Qur’an dengan huruf hijaiyah dengan materi pada buku at- tanzil memiliki kesesuaian.

b. Kemampuan Membaca al-Qur’an dengan Ilmu Tajwid

Materi tentang ilmu tajwid yang terdiri dari hukum-hukum bacaan tajwid dan al-waqfu wal ibtida’. Hukum-hukum bacaan tajwid diberikan pada jilid III, IV, V, dan VI. Dan dikenalkan juga pada jilid II seperti mad thabi’i. Sedangkan materi tentang tanda-tanda waqof diberikan pada jilid V, dan diberikan juga pada peserta didik calon wisuda. Dari kajian teori menurut Syafruddin Edi Wibowo membaca al- Qur’an dengan ilmu tajwid dengan materi pada buku at-tanzil memiliki kesesuaian.

c. Kemampuan Membaca al-Qur’an dengan Gharib atau Musykilat Materi tentang gharib atau musykilat yang terdiri saktah, tashil, ibdal, imalah, isymaam, naqal. Materi tersebut diberikan pada jilid VI dan peserta didik calon wisuda. Untuk materi gharib atau musykilat pada kajian teori menurut Faisol terdiri dari tujuh bagian gharib atau musykilat, tetapi pada buku at-tanzil hanya ada enam bagian gharib atau musykilat, yaitu tidak terdapat contoh ikhtilass.

BAB V

Dalam dokumen Al-Qur'an merupakan satu-satunya kitab yang (Halaman 146-152)

Dokumen terkait