Berdasarkan data yang telah peneliti sajikan dalam penyajian data dan analisis sebelumnya, peneliti menyampaikan pembahasan temuan yang merupakan hasil dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang telah didapat dilapangan dengan beberapa teori yang telah disajikan. Pembahasan temuan akan disajikan secara beruntun dan sesuai dengan fokus penelitian sebagai berikut.
1. Pengelolaan kelas bersifat fisik dalam pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi
Dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti lakukan, perlu di garis bawahi bahwa pengelolaan kelas secara fisik dalam pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Roudotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi telah melaksanakan tiga jenis pengelolaan kelas secara fisik. yaitu:
a. Perubahan formasi tempat duduk
Perubahan formasi ini dilaksanakan saat keadaan di dalam kelas sudah tidak lagi kondusif. perubahan formasi ini mencegah adanya kebosanan dengan menerapkan perubahan formasi tempat duduk yang sudah ditetapkan oleh madrasah dapat menghindari kegaduhan di dalam kelas, karena pada kelas atas maupun kelas rendah lebih sering terjadi kegaduhan antara teman. Sehingga formasi tempat duduk dirubah. Perubahan tempat duduk ini menggunakan formasi tradisional yang dirubah menjadi formasi huruf U, formasi kelompok yang dirubah menjadi formasi lingkaran dan formasi kelompok yang dirubah menjadi formasi huruf U. Temuan ini diperkuat teori dari buku Erwin yang berjudul
―cerdas pengelolaan kelas‖ bahwa hal-hal fisik yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas mencakup pengaturan
peserta didik dalam belajar. Pengaturan ruang belajar dan perabotan kelas (meja, kursi, lemari, papan tulis, dan meja guru).104 Dalam pengaturan temapt duduk ini diperkuat juga oleh teori Aslamiah dalam buku ― Pengelolaan Kelas‖ yang menyatakan bahwa mengatur tempat duduk yang penting ialah memungkinkan terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku siswa. Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.105
Hasil temuan tersebut sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Erwin bahwa hal-hal fisik yang perlu diperhatikan di dalam kelas. Hal ini dilakukan dengan adanya perubahan formasi tempat duduk di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo ini dapat mengurangi masalah yang terjadi didalam kelas seperti kegaduhan, peserta didik bertengkar dengan teman sebangku dan juga ketika kelas tidak kondusif. Dan ditegas kan oleh teori Aslamiah bahwa pengaturan tempat duduk ini dapat mengontrol tingkah laku siswa yang tidak di inginkan.
b. Pengaturan perabotan kelas
Pengaturan perabotan kelas di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo ini mengatur perabotan kelas dengan rapi. Seperti lemari yang diletakkan di belakang kelas,
104 Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas.
105 Aslamiah, Pratiwi, dan Agusta, Pengelolaan Kelas.
peletakan alat kebersihan di belakang agar tidak mengagu peserta didik dalam belajar, di madrasah ini juga meletakkan hasil karya siswa di madding dengan rapi dan bagus. Pengaturan mading ini lebih di tonjolkan agar karya siswa senantiasa terlihat dan peserta didik merasa karyanya dihargai. Oleh teori Erwin bahwa hal-hal fisik yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas mencakup pengaturan peserta didik dalam belajar. Pengaturan ruang belajar dan perabotan kelas (meja, kursi, lemari, papan tulis, dan meja guru).106 Dan diperkuat oleh teori Rasmi Djabba yang menyatakan bahwa guru juga harus memperhatikan pengaturan perabotan kelas. Misalnya hisan dinding untuk memperindah rungan sehingga dapat menggairahkan siswa untuk betah tinggal di dalam kelas. Selain juga dapat memperindah ruangan juga bermanfaat untuk pengajaran. Begitu juga untuk lemari dan rak yang digunakan untuk menyimpan arsip.107
Hasil temuan ini sesui dengan teori yang disampaikan oleh Erwin Widiasworo bahwa pentingnya mengatur perabotan di dalam kelas. Sebagaimana peneliti melihat dengan kelas yang tertata rapi dengan perabotanya dan juga karya siswa yang di pajang membuat siswa lebih bersemangat dalam berkarya.
Dengan kelas yang indah dan juga hiasan didinding membuat
106 Erwin Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas.
107 Rasmi Djabba, Implementasi Manajemen Kelas di Sekolah Dasar.
siswa betah untuk tinggal di kelas dan tidak cepat bosan dalam belajar. Selaras dengan teori Rasmi Djabba bahwa ruang kelas yang indah dapat menggairahkan siswa tetap betah tinggal dikelas dan juga bermanfaat di dalam pengajaran.
c. Pengaturan kelompok
Di setiap kelas di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi ini memiliki kelompok belajar saat pembelajaran tematik berlangsung. Dimana kelompok tersebut dibedakan berdasarkan kemampuan dalam belajarnya.
Dalam satu kelompok terdapat siswa yang pandai, sedang dan juga lambat. Temuan ini diperkuat oleh teori djamarah dan zain dalam buku ―Strategi Belajar Mengajar‖ bahwa pengelompokan menurut kemampuan. Pada kenyataanya siswa ada yang pandai, sedang dan lambat, dalam mempelajari sesuatu. Untuk memudahkan pelayanan guru, siswa dikelompokkan ke dalam kelompok cerdas, sedang atau menengah, dan lambat.
Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan kesanggupan individual dalam mempelajari mata pelajaran. 108 Temuan ini juga diperkuat oleh teori Erwin yang menyatakan bahwa ―Hal hal lain yang harus diperhatikan guru dalam mengatur peserta didik dalam belajar mencakup siapa yang menyusun anggota kelompok,
108 Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar.
kriteria pengelompokan (homogen, heterogeny, berdasarkan minat atau kemampuan), serta dinamika kelompok (tetap atau berubah sesuai kebutuhan)‖109
Dari hasil temuan diatas sesuai dengan teori Djamarah bahwa memang dikelas harus diakui ada siswa yang memiliki kemampuan belajar yang cepat, sedan gada juga yang lambat.
Dengan adanya pengelompokan ini berdasarkan kemampuan kognitifnya peserta didik dapat dengan mudah belajar, siswa yang memiliki kemampuan yang kurang meminta ajar kepada siswa yang cerdas dan juga sebaliknya. Hal ini selaras juga denga teori Erwin Widiasworo. Sehingga dengan memilih kriteria tersebut ketika mengerjakan tugas siswa di kelas pada pembelajaran tematik mereka dapat belajar dengan susngguh-sungguh dan juga aktif bertanya.
2. Pengelolaan kelas bersifat nonfisik dalam pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi.
Dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi yang peneliti lakukan pengelolaan kelas secara nonfisik yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi meliputi :
109 Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas.
a. Interaksi guru dan peserta didik
Dalam berinteraksi di kelas guru di Madrasah Ibtiadaiyah ini membimbing dan juga memberikan nasehat kepada peserta didik. Interkasi yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik saat mengajar memberikan efek baik terhadap peserta didiknya.
Peserta didik di kelas memperhatikan saat di bimbing oleh wali kelas masing-masing. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa komunikasi antara guru dan siswa terjalin dengan baik.
Bimbingan tersebut berupa peserta didik diharuskan menjaga sopan santun terhadap orang yang lebih tua dan ketika ada yang salah guru memberikan nasihat. Interkasi yang diatas merupakan interaksi multi arah. Temuan ini diperkuat oleh teori suharti bahwa ―Model multiarah ( ditinjau dari yang terlihat berinteraksi).
Interaksi belajar mengajar yang melibatkan semua siswa yang masing-masing tidak hanya berinteraksi antas siswa itu sendiri tetapi mereka juga berinteraksi dengan gurunya‖.110 Temuan di atas diperkuat oleh teori Suryana dalam buku Manajemen penngelolaan kelas yang menyatakan bahwa ―Interaksi guru dan peserta didik didalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan‖.111
110 Suharti et al., Strategi Belajar Mengajar.
111 Suryana dan Fadhil, Manajemen Pengelolaan Kelas.
Hasil temuan tersebut sesuai dengan teori yang di sampaikan Suharti dimana interaksi belajar mengajar melibatkan semua peserta didik. Interaksi di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi ketika dikelas guru memberikan nasihat kepada seluruh peserta didik artinya guru melibatkan seluruh peserta didik dalam membimbing sehingga interaksi terjalin multiarah. Selaras dengan teori Suyana bahwa salah satu faktor yang menentukan dalam proses pembelajaran adalah interasi guru dan peserta didik. Jika dalam belajar tidak ada guru di sekolah belom dikatak interaksi yang positif dalam pembelajaran.
b. Interaksi peserta didik dan peserta didik
Di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi ini peserta didik dan peserta didik memiliki interaksi yang positif dalam pembelajaran yaitu peneliti melihat bahwa peserta didik dan peserta didik saling membantu untuk menyelesaikan kesulitan dalam tugas belajar di kelas ketika berkelompok. Yang pandai mengajari yang belom bisa dan yang belom bisa bertanya kepada peserta didik yang lainya. Dengan berkejasama saat belajar maka juga lebih memudahkan siswa untuk saling memahami satu sama lain. Temuan ini berdasarkan pada teori suharti dalam berinteraksi bahwa ―Model interaksi dua
arah yaitu siswa dengan siswa. Dalam interaksi belajar ini, siswa diberi kesempatan bertanya terhadap apa yang belum dimengerti.112 Temuan ini selaras dengan teori Herman dalam buku Psikologi Belajar dan Pembelajaran bahwa ―Bentuk interaksi siswa dengan siswa lainya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat terjadi dalam hubungan seperti diskusi yang dilaksanakan di dalam masing-masing kelompok. Ketita proses pembelajaran di dalam kelas atau misalkan diskusi secara mandiri ketika ada siswa yang kesulitan dengan materi yang dipelajari maka bertanya kepada siswa yang dianggap lebih memahami materi yang dipelajari‖. 113
Hasil temuan tersebut sesuai dengan teori yang di sampaikan oleh Suharti bahwa interaksi dua arah antara siswa memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dari teori ini peneliti melihat bahwa interaksi peserta didik dengan peserta didik yang terjalin dengan baik dengan bertanya mengenai pembelajaran. Baik yang mereka ingin diskusikan bersama maupun yang ingin mereka tanyakan saat pembelajaran tematik berlangsung. Interaksi peserta didik dengan peserta didik juga diperkuat oleh teori Herman yang menyatakan bahwa bentuk interaksi peserta didik dengan peserta didik terjalin dalam
112 Suharti et al., Strategi Belajar Mengajar.
113 Herman et al., Psikologi Belajar dan Pembelajaran.
hubungan seperti diskusidi masing-masing kelompok. Peneliti melihat dalam kelompok kelas di Madrasah Ibtidaiyah ketika dalam pembelajaran berkelompok membuat kelas aktif.
c. Kondisi kelas
Kondisi kelas di setiap kelas memiliki kondisi yang kelas yang nyaman dan bersih. Sebagaimana peneliti melakukan observasi seluruh kelas saat pembelajaran selalu terjaga kebersihanya. Guru dan peserta didik melepas sepatu saat memasuki kelas sehingga kelas tetap bersih, guru membentuk piket kelas guna untuk menerapkan kebersihan di dalam kelas kondisi ini terjaga karena saat pembelajaran dimulai guru juga memantau kebersihan selama pembelajaran. Teori oleh Erwin yang menyatakan bahwa ―pengelolaan nonfisik memfokuskan pada interaksi peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, dan kondisi kelas selama pembelajaran‖114 Temuan ini juga diperkuat dengan teori Hendri dalam buku pendidikan holistik berbasis budaya sekolah yang menyatakan bahwa
―Peserta didik akan bertanggung jawab atas kebersihan kelasnya, berusaha mengkondisikan agar membuang sampah pada tempatnya, dan saling mengingatkan satu sama lin antar peserta didik untuk menjaga kebersihan kelas. Budaya bersih di sekolah
114 Widiasworo, Cerdas Pengelolaan Kelas.
akan dapat terlaksana jika didukung oleh manajemen sekolah yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan lingkungan.115
Hasil temuan ini selaras dengan teori Erwin Widiasworo dimana kondisi kelas dalam pengelolaan kelas bersifat nonfisik harus diperhatikan. Dalam temuan ini peneliti melihat bahwa kondisi kelas selama pembelajaran selalu bersih dan jika kotor peneliti melihat guru mengajak peserta didik untuk membersihkan kelas bersama-sama. Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori Hendri Widodo yang menyatakan bahwa kebersihan kelas merupakan tanggung jawab peserta didik. dalam kebersihan kelas ini peneliti melihat peserta didik melaksanakan piket kelas sebelum pembelajaran di mulai di pagi hari dan juga ketika pulang sekolah. Peserta didik juga mengingatkan antara satu dengan yang lainya di saat temanya lupa dengan jawal piketnya.
Kebersihan ini juga menjadi salah satu pengelolaan kelas nonfisik yang dapat membuat kenyaman di dalam kelas.
115 Widodo, Pendidikan Holistik Berbasis Budaya Sekolah.
106
tematik di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi, memiliki 2 fokus penelitian terkait judul tersebut.
1. Dalam pengelolaan kelas yang bersifat fisik dalam pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi yaitu guru merubah formasi tempat duduk, mengatur perabotan kelas, dan juga mengatur kelompok di dalam kelas sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik.
2. Dalam pengelolaan kelas yang bersifat nonfisik dalam pembelajaran tematik di Madrasah Ibtidaiyah Roudlotul Huda Sambimulyo Kabupaten Banyuwangi yaitu guru berinteraksi denga peserta didik dengan membimbing dan memberikan nasehat kepada peserta didik, interaksi peserta didik dengan peserta didik berkerja sama dalam kelompok terjalin dengan baik dan guru juga mengelola kondisi ruang kelas untuk selalu bersih.