• Tidak ada hasil yang ditemukan

sebagai berikut : selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun adabeberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang berkaitan denganaktivitas siswa, diketahui bahwa siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Kekurangan pada siklus I sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

apersepsi kepada siswa, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan apersepsi.

c. Menyampaikan materi menggunakan konsep konkrit, meliputi:

menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa dan memberikan contoh soal.

d. Memberikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

e. Mengakhiri/menutup pembelajaran, meliputi: guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, menginformasikan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah dibahas.

Peningkatan atau berhasilnya proses kegiatan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan metode meaningfull learning disebabkan karena guru melaksanakan dengan optimal perbaikan perencanaan dan pelaksanaan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus I keaktifan guru berada pada kategori kurang aktif dan siklus II pada kategori sangat aktif. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh.

2. Kegiatan Siswa

Kegiatan yang dilaksanakan siswa pada siklus I dan II antara lain:

a. Kesiapan siswa menerima materi pembelajaran, meliputi: siswa masuk tepat waktu, siswa membawa buku pelajaran yang relevan dengan materi dan siswa duduk dengan rapi.

b. Antusias siswa mengkuti pembelajaran, meliputi: siswa memperhatikan dengan seksama selama pembelajaran, siswa mencatat poin penting dalam materi pembelajaran, dan siswa tidak mengerjakan pekerjaan lainnya.

c. Aktivitas siwa dalam mengerjakan soal evaluasi yang diberikan.

d. Interaksi siswa dengan guru, meliputi: siswa memperhatikan penjelasan guru pada saat membimbing, melakukan tanya jawab atau mengemukakan pendapat pada saat diberikan bimbingan oleh guru, dan siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan hasil belajar.

e. Aktifitas siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran, meliputi:

siswa menyimpulkan pembelajaran dengan baik, menanggapi atau menanyakan hal yang kurang jelas, dan siswa memperbaiki kekeliruan temannya dalam menjawab.

Keaktifan siswa pada siklus I berada pada kategori kurang aktif dan pada siklus II berada pada kategori sangat aktif. Peningkatan atau berhasilnya proses kegiatan siswa dengan meggunakan metode meaningfull learning disebabkan karena perhatian siswa lebih dapat terfokus pada pelajaran yang diberikan dan mereka lebih berminat karena metode yang digunakan sangat menarik. Hal ini sesuai dengan salah satu

kelebihan metode meaningfull learning yaitu membantu siswa untuk mengembangkan, membentuk, mengubah diri atau mentrasformasi informasi baru51

3. Hasil Belajar Siswa

Sebagaimana telah dipaparkan di atas, bahwa pelaksanan metode meaningfull learning pada siklus I menunjukkan hasil yang belum tuntas.Mengacu pada hasil obeservasi kegiatan guru ada beberapa langkah pembelajaran yang belum dilakukan dan harus diperbaiki, misalnya guru harus memberikan waktu yang lebih banyak serta kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami atau guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pelajaran yang telah diajarakan sehingga terkesan tidak ada penguatan materi. Akan tetapi, pada siklus II guru telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan memaksimalkan penggunaan metode meaningfull learning untuk membantu siswa lebih aktif dan lebih mudah untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna menarik.

Peneliti menggunakan metode meaningfull learningini agar siswa lebih aktif dan antusias dan bermakna untuk menerima materi yang disampaikan maupun dalam mengerjakan soal.

51 Moch. Agus Krisno Budiyanto, Sintaks 45 Metode Pembelajaran dan Student Centered Learning, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2016), h. 114.

Setelah selesai dilaksanakan siklus I selanjutnya diadakan evaluasi, dengan soal sebanyak 10. Dari 23 siswa yang mengikuti tes hanya 18 orang yang mencapai nilai ketuntasan minimal, sedangkan 5 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Nilai rata-rata tes formatif siswa hanya mencapai 73,4, sedangkan nilai persentase ketuntasan belajarnya 78,2%. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa pada sisklus I dibandingkan dengan hasil belajar sebelum diadakan siklus. Pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal apabila target pencapaian ideal ≥ 85% dari jumlah siswa dalam kelas. Dengan demikian, pencapaian hasil pembelajaran siswa pada siklus I belum mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal, sehingga dikategorikan belum tuntas.

Pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal, sehingga mendorong guru (peneliti) melanjutkan ke siklus II. Kekurangan yang terjadi pada siklus I antara lain siswa tidak memperhatikan guru secara seksama selama pembelajaran, siswa tidak mencatat poin penting dalam materi pembelajaran, siswa masih mengerjakan pekerjaan lain disaat guru menjelaskan, siswa tidak melakukan tanya jawab dengan guru, siswa tidak menyimpulkan hasil dengan baik, siswa tidak menanggapi atau menanyakan hal yang kurang jelas, dan siswa tidak memperbaiki kekeliruan temannya dalam menjawab.

Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I untuk memantapkan dan mencapai tujuan penelitian.Kegiatan pembelajaran disampaikan dengan terencana sebagaimana siklus I dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan lebih optimal untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I.

Hasil siklus II menunjukkan peningkatan, hasil belajar siswa yaitu semua siswa mendapatkan nilai ≥ 65 sebagaimana yang telah ditetapkan sebagai nilai KKM sehingga seluruh siswa dikatakan sudah tuntas. Siswa yang ikut tes sebanyak 23 orang. Adapun nilai rata-rata tes formatif yaitu 76,9 sedangkan nilai persentase ketuntasan belajar mencapai 91, 30%.

Dimana 21 orang siswa tuntas dan 2 orang siswa belum tuntas.

Pada penelitian tindakan kelas siklus II guru lebih mengoptimalkan kegiatan pembelajarabn dengan menggunakan metode meaningfull learning, dengan memperhatikan kekurangan-kekurangan atau kelemahan yang ditemukan pada hasil observasi siklus 1 sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Adapun kekurangan- kekurangan yang ditemukan pada sikus I seperti yang telah di paparkan sebelumnya antara lain; siswa sudah terbiasa belajar dengan metode yang digunakan guru sehingga siswa masih kesulitan untuk mengajukan pertanyaan, pada saat mengajukan pertanyaan siswa masih ragu-ragu dan terkesan malu-malu untuk mengeluarkan pendapatnya terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Berdasarkan kekukurangan atau kelemahan diatas guru melakukan perbaikan pada siklus II untuk memperoleh hasil belajar yang

diharapkan, adapun perbaikan yang dilakukan oleh guru adalah memberikan pengarahan secara optimal dan menanyakan kembali bila ada hal-hal yang masih belum dimengerti siswa terkait materi yang disampaikan dan lembar observasi, serta menyimpulkan pembelajaran.

Pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal apabila target pencapaian ideal ≥85% dari jumlah siswa dalam kelas.

Dengan demikian, pencapain hasil pembelajaran pada siklus II dikatagorikan tuntas.Sehinggapada siklus II kegiatan dianggap sudah cukup dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus Idan II dapat dinyatakan bahwa penggunaan metode meaningfull learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IIVdi MI Al-Ishlahuddiny tahun pelajaran 2018/2019.

66 A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan adanya penigkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode meanigfull learning hal ini dibuktikan dengan adanya penigkatan hasil siklus I menjasi siklus II. Dimana nilai belajar siswa pada siklus I yaitu nilai rata-rata siswa 73,4 dengan ketuntasan klasikalnya sebesar 78,2 % dengan jumlah siswa mengikuti teas sebanyak 23 siswa, 18 diantarannya sudah tuntas secara individu dan 5 orang siswa belum tuntas.

Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II yaitu rata-ratanya sebesar 77, 2 dan ketuntasan klasikalnya sebesar 91,30 % dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sebanyak 23 siswa, 21 diantaranya sudah tuntas secara individu dan 2 orang siswa ridak tuntas. Sehingga dapat disimpulkan dari siklus I ketuntasan klasikalnya diperoleh 78,2 % sedangkan pada siklus II di peroleh 91,30 %, maka dapat dilihat dengan jelas penigkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 13,1 % dendan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode meanigfull learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas IV MI AI-Ishlahuddiny Kediri.

Dokumen terkait