• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen Skripsi ini ku persembahkan buat : (Halaman 74-80)

BAB I PENDAHULUAN

B. Pembahasan

kemudian guru menyuruh siswa tetap berlatih berpikir logis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi kegiatan ini bertujuan agar menjadi pribadi yang mandiri, jika ada masalah mereka bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan sendirinya tanpa harus bergantung pada orang lain.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus II ini dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi seperti kekurangan yang dilakukan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II dan ketuntasan belajar secara klasikal telah dapat tercapai. Dengan demikian penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Dengan demikian penerapan metode jarimatika untuk meningkatkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika di SDN 1 Jelantik telah tuntas.

1. Aktivitas siswa kelas IV SDN 1 Jelantik

Aktivitas siswa kelas IV SDN 1 Jelantik dalam mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh pada hasil observasi kegiatan siswa bahwa pada siklus I dengan skor 50 dan pada siklus II dengan skor 75.

Skor ini menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kegiatan siswa saat mengikuti proses pembelajaran.

2. Aktivitas Guru SDN 2 Jelantik

Aktivitas guru SDN 2 Jelantik dalam memberikan tindakan pada proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I mendapatkan skor yaitu 56 dan meningkat pada siklus II dengan skor 80.

Hal ini meningkatkan hasil refleksi aktivitas guru pada siklus I dapat meningkat pada siklus II karena guru telah memberikan motivasi dan penyajian materi secara maksimal.

“Pandangan John Locke seperti yang digambarkan dalam teori empirisme, menyatakan bahwa pada dasarnya anak lahir di dunia

perkembangannya ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar termasuk pendidikan dan pengajaran.50

Berangkat dari teori tersebut, bahwa proses pembelajaran adalah proses keterkaitan stimulus yang datang dari luar dan respon yang datang

50 Amrullah dan Hully, Perkembangan Peserta Didik (Mataram: Alam Tara Institute, 2011), h. 28

dari dalam diri siswa. Semakin tepat hubungan Stimulus-Respon itu maka semakin berhasil proses pembelajaran. Dengan demikian, tugas guru dalam mengelola pembelajaran adalah memberikan stimulus ke pada siswa sebanyak-banyaknya dan diharapkan siswa dapat merespon setepat- tepatnyas sehingga tercipta suasana pembelajaran yang aktif.

3. Hasil belajar siswa.

Pada siklus I, menunjukkan bahwa persentase hasil belajar siswa adalah 66,4%. Ini berarti ketuntasan belajar siswa belum tercapai sesuai dengan ketuntasan belajar menurut standar yang telah ditetapkan yaitu minimum 70%. Hal ini disebabkan oleh guru masih kurang dalam memberikan motivasi kepada para siswa yang malu bertanya ini terlihat dalam mengerjakan soal evaluasi, siswa masih banyak yang belum paham selain itu juga guru tidak memberikan contoh langsung tentang soal yang dikerjakan siswa.

Berdasarkan hal tersebut maka siswa yang tidak mampu menjawab soal dikarenakan siswa belum belum paham mangenai materi yang telah diajarkan. Untuk mengatasi banyaknya kekurangan selama pelaksanaan siklus I guru melakukan perbaikan dalam pembelajaran pada siklus II berikutnya dan meningkatkan hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I. Untuk itu guru berupaya meningkatkan dan membangkitkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan refleksi pada siklus I karena dalam kegiatan belajar, motivasi tentu sangat dibutuhkan,

sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin mengikuti dan melakukan aktivitas belajar.

Pada intinya motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.

Maka pada siklus II dilakukan tindakan yang merupakan penyempurnaan dari perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada siklus II menunjukkan bahwa persentase hasil belajar siswa sebesar 85,7%. Ini berarti hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.

“Tujuan penggunaan metode jarimatika ini adalah agar: 1) membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, mencoba dan keterampilan pemecahan masalah; 2) belajar peranan orang dewasa yang autentik; 3) menjadi pembelajar yang mandiri ”.51

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil proses pembelajaran dari setiap siklus melalui penerapan metode jarimatika yang akhirnya dapat menuntaskan belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran

51 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 64

Matematika pada pokok bahasan operasi hitung perkalian keberhasilan yang dicapai siswa dengan persentase ketuntasan sebesar 85,7%.

Dari uraian serta hasil penelitian diatas peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode jarimatika untuk meningkatkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sangat dibutuhkan, karena metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjadi pembelajar yang aktif dan kritis dalam memecahkan masalah dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang pendidik dalam proses belajar mengajar seorang dituntut untuk merencanakan dan menggunakan metode yang sesuai dan cocok dengan materi pembelajaran. Selain itu dalam proses pembelajaran seorang pendidik juga harus menyesuaikan dan mengkondisikan keadaan yang nyaman, menyenagkan pada saat proses belajar mengajar berlangsung hal ini dilakukan supaya siswa tidak cepat bosan apalagi dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan paparan diatas, untuk itu peneliti menerapkan metode jarimatika untuk meningkatkan kemampuan siswa, Pembelajaran dengan menerapkan metode jarimatika ini melatih siswa untuk lebih aktif dan belajar secara menyenangkan karena penggunaan jari-jari dapat membuat siswa merasa tertarik untuk belajar matematika, sehingga pembelajaran dengan menerapkan metode jarimatika memberikan motivasi bagi siswa untuk belajar secara aktif di dalam kelas.

Penelitian ini melibatkan peneliti dan siswa kelas IV SDN 1 Jelantik yang berjumlah 20 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN 1 Jelantik, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa kelas IV sebelum diberikan perlakuan adalah 76,4, sedangkan nilai rata – rata siswa setalah diberikan perlakuan adalah 88,25. Sesuai dengan analisis data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa “penerapan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas IV SDN 1 Jelantik Kec. Jonggat kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2015/2016”.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik simpulan bahwa ”Terjadi peningkatan dengan diterapkannya metode jarimatika terhadap kemampuan berhitung siswa kelas IV SDN 1 Jelantik Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2015/2016”. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 66,4 dengan siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 13 siswa dan pada siklus II sebesar 80,4 dengan siswa yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 16 siswa dan hasil analisis kegiatan siswa dan guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II dengan artian

“adanya peningkatan yang positif dengan penerapan metode jarimatika terhadap kemampuan berhitung siswa kelas IV SDN 1 Jelantik Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2015/2016”.

Dalam dokumen Skripsi ini ku persembahkan buat : (Halaman 74-80)

Dokumen terkait