BAB VI PEMBAHASAN
6.2. Pembahasanhasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada BAB ini akan diuraikan pembahasan sesuai dengan variabel dengan analisa bivariat sebagai berikut :
6.2.1.HubunganAntaraPengetahuan Ibu Tentang Ikterus Dengan Umur Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi Spearman Rank untuk analisis bivariat yaitu hubungan pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan umur ibu.
Didapatkan hasil yang bermakna secara statistik dengan nilai p sebesar 0,668 sehingga p > 0,05bahwa tidak ada hubungan antarapengetahuan ibu
tentang ikterus neonatorum dengan umur ibu di Puskesmas Kecamatan Senen Jakarta Pusat Periode November 2019-Januari 2020.
Pada hasil tabulasi silang dari tabel 5.2.2.1. diatas dapat diketahui bahwaibu yang berumur <20 tahun memiliki pengetahuan yang cukup, yaitu 2 orang (6,7%) tidak ada yang memiliki yang memiliki pengetahuan kurang (0%) maupun pengetahuan baik (0%). Sedangkan ibu yang berumur >35 tahun yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (10%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (3,3%), tidak ada yang memiliki pengetahuan baik (0%).Sehingga dari hasil tabulasi silang didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan umur ibu. Berarti ibu yang berumur muda maupun dewasa tidak berpengaruh terhadap pengetahuan ibu.
Menurut Aulia (2012) umur merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang baik fisik, psikis maupun sosial, sehingga membantu seseorang dalam pengetahuannya. Semakin bertambah umur, akan semakin berkembang daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik/bertambah.
Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang dikemukakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan umur ibu. Hal ini sesuai dengan penelitian (Budiani, 2010) yang mengatakanbahwa semakin tua umur ibu, maka akan semakin sulit dalam menerima suatu hal yang baru. Namunpenelitian ini tidak sesuai dengan
teoriAriani (2014) bahwa jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik.Kesenjangan dengan teori ini mungkin disebabkan kemungkinan olehfaktor lain yang mempengaruhi pengetahuan ibu yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain pengalaman, sumber informasi, dan pekerjaan.
6.2.2.HubunganAntaraPengetahuan Ibu Tentang Ikterus Dengan Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi Spearman Rank untuk analisis bivariat yaitu hubungan antara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan pendidikan didapatkan hasil yang bermakna secara statistik dengan nilai p sebesar 0,788 ( > α 0,05) sehingga p > 0,05bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan pendidikan ibu di Puskesmas Kecamatan Senen Jakarta Pusat Periode November 2019-Januari 2020.
Pada hasil tabulasi silang dari tabel 5.2.2.2.diatas dapat diketahui bahwapendidikan SD yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 1 orang (3,3%), pengetahuan cukup yaitu 1 orang(3,3%) dan tidak ada yang memiliki pengetahuan baik (0%). Dan pendidikan perguruan tinggi yaitu Diploma/Sarjana terdapat yang memiliki pengetahuan kurang yaitu 1 orang
(3,3%), pengetahuan cukup 1 orang (3,3%) dan tidak ada yang memiliki pengetahuan baik (0%).Dilihat dari pendidikan ibu yang mempunyai pendidikan dasar danpendidikan tinggi mempunyai kecenderungan yang tidak berbeda. Pada ibuyang mempunyai pendidikan dasar maupunpendidikan tinggi keduanya memiliki pengetahuan yang kurang dan cukup. Sehingga dari hasil tabulasi silang didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan pendidikan.Berarti pendidikan rendah atau tinggi tidak berpengaruh terhadap pengetahuan ibu.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori bahwa menurut pendapat Maulana (2009) pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga meningkatkan kualitas hidup. Oleh sebab itu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.Kesenjangan dengan teori ini mungkin selain tingkat pendidikan seseorang terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang misalnya dari media sosial,sosial budaya dan lingkungan.
6.2.3. HubunganAntaraPengetahuan Ibu Tentang Ikterus Dengan Paritas
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil uji statistik dengan menggunakan korelasi Spearman Rank untuk analisis bivariat yaitu hubungan antara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan paritas didapatkan hasil yang bermakna secara statistik dengan nilai p sebesar 0,088 sehingga p > 0,05bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan pendidikan ibu di Puskesmas Kecamatan Senen Jakarta Pusat Periode November 2019-Januari 2020.
Pada hasil tabulasi silang dari tabel 5.2.2.3. diatas menunjukkan ibu yang primipara terdapat lebih banyak yang berpengetahuan cukup, yaitu 8 orang (26,7%) dibandingkan dengan yang berpengetahuan baik, yaitu 2 orang (6,7%) dan berpengetahuan kurang, yaitu 1 orang (3,3%). Dan dari 17 ibu yang multipara terdapat lebih dari setengah ibu yang berpengetahuan cukup, yaitu 10 orang (33,3%), berpengetahuan kurang 7 orang (23,3%) dan tidak ada ibu yang memiliki pengetahuan baik (0%). Sehingga dari hasil tabulasi silang didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan paritas ibu. Berarti paritas ibu primipara, multipara maupun grandemultipara tidak berpengaruh terhadap pengetahuan ibu. Adanya beberapa faktor mungkin bisa menjadi salah satu penyebab tidak adanya hubunganantara pengetahuan ibu tentang ikterus neonatorum dengan paritas ibu.
Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi hidup.
Dimana para wanita memperoleh pengetahuan dari pengalaman pribadi.
Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung ataupun tidak langsung, namun tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sri Pipi Arma pada tahun 2018 di RSUD Dewi Sartika didapatkan 14 orang ibu nifas multipara (45,2%). Ibu multipara biasanya dipandang lebih ahli daripada primipara, seseorang yang ahli biasanya memiliki pengetahuan yang lebih banyak, hal ini dapat dilihat dari sikap dan perilakunya, wanita dengan paritas yang rendah terutama terhadap pengetahuannya (Nursalam dan Pariani, 2006).
Penelitian ini juga tidak sesuai dengan teori bahwa menurut pendapat Winkjosastro (2010) multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali. Pada umumnya semakin banyak paritas yang dimiliki oleh seseorang maka semakin banyak pula tingkat pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dalam perawatan bayi.Kesenjangan ini kemungkinan informasi tentang ikterus bisa berasal dari lingkungan, cerita yang didengar ataupun pengalaman orang lain.
Namun, penelitian ini tidak sesuai dengan teori (Supriasih,2001 Dalam Eka Mardiana, 2013) yang menyatakan bahwa hamil primi
cenderung memiliki pengetahuan yang baik dibanding ibu hamil multi, dikarenakan ibu hamil primi selalu mencari tahu informasi dan selalu ingin tahu keadaan dalam dirinya dan bayinya.
73