• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

F. Kerangka Teori

7. Pembelajaran Aqidah Akhlak

pada pembiasaan diri dalam pemecahan masalah dan mampu terbiasa dalam penggunaan empati beserta logikanya. Oleh karena itu dapat disimpulkan pembelajaran bisa terjadi di mana saja, tidak hanya di dalam kelas yang sangat formal dan kaku.

Ada tiga faktor penting yang terkandung dalam kegiatan pembelajaran, yaitu (a) Kondisi pembelajaran, yakni faktor yang mempengaruhi metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran, yang meliputi: tujuan (pernyataan tentang hasil belajar apa yang harus dan diharapkan tercapai) dan karakteristik bidang studi (aspek-aspek Mata Pelajaran yang ditekankan dan hendak diberikan atau dipelajari oleh peserta didik); kendala (keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia dan uang atau dana); serta karakteristik peserta didik (aspek-aspek atau kualitas individu peserta didik, seperti bakat, motivasi, hasil belajar yang telah dimilikinya); (b) Strategi pembelajaran, yang meliputi: strategi pengorganisasian isi pembelajaran; strategi penyampaian isi pembelajaran; dan strategi pengelolaan pembelajaran; (c) Hasil pembelajaran, yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran.”47 Jadi yang dimaksud pembelajaranadalah proses kegiatan belajar mengajar secara terencana sistematis yang menyangkut kondisi, strategi, dan hasil yang akan dicapainya.

Sedangkan pengertian Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

47Zainal Aqib dan Sujak, Panduan…,53- 56.

memahami, menghayati, dan mengimani Allah SWT. Dan merealisasikannya dalam perilaku Akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan keteladanan.” 48

Menurut Ibnu Hadjar, Aqidah Akhlak merupakan sebutan yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa-siswi muslim dalam menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu. Subyek ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan dalam kehidupan anak kelak, yakni manusia yang memiliki “kualifikasi” tertentu )yang dapat dicapai dengan subyek studi selain pendidikan Agama Islam) tetapi tidak terlepas dari nilai-nilai Agama Islam. “Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu subyek pelajaran yang bersama-sama dengan subyek lain, dimaksudkan untuk membentuk manusia yang utuh”.49

Konsep manusia seutuhnya dalam pandangan Islam dapat diformulasikan secara garis besar sebagai pribadi muslim yakni “manusia yang beriman dan bertaqwa serta memiliki berbagai kemampuan yang teraktualisasi dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya secara baik, positif dan konstruktif.

48Zainal Aqib dan Sujak, Panduan…,53- 56.

49Ibnu Hadjar, Pendekatan Keberagaman dalam Pemilihan Metode Pengajaran Pendidikan Karakter, dalam Metodologi Pengajaran Karakter (Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999), 4.

demikianlah kualitas manusia produk pendidikan Islam yang diharapkan pantas menjadi khalifah fi al-ardl”.50

Dari beberapa pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah proses kegiatan belajar mengajar secara terencana sistematis yang menyangkut kondisi, strategi, dan hasil yang akan dicapainya. Proses mengembangkan seluruh potensi baik lahir maupun batin menuju peribadi yang utama ( insan kamil ) yaitu sebagai manifestasi “khalifah dan abdi“ dengan mengacu pada dua sumber pokok ajaran Islam yaitu al-Qur‟an dan al-Hadits. Sehingga nanti peserta didik bisa menjadi manusia yang bertanggung jawab kepada diri sendiri, lingkungan (masyarakat) dan tanggung jawab tertinggi yaitu kepada Allah SWT.

b. Dasar-dasar Pembelajaran Aqidah Akhlak

Dasar atau fundamen merupakan sumber kekuatan dan keteguhan suatu

bangunan. Demikian pula halnya dengan Aqidah Akhlak, maka sudah barang tentu memiliki dasar atau fondasi yang kuat untuk berdiri yaitu al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW, dimana Mata Pelajaran Aqidah Akhlak itu sendiri ibarat sebuah bangunan, maka al- Qur‟an dan hadistlah yang menjadi fundamennya.

Menurut Zakiah Daradjat mengatakan bahwa “landasan Aqidah Akhlak terdiri dari al-Qur‟an dan as-Sunnah, yang dapat dikembangkan

50Achmadi, Ideologi Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 29.

dengan istilah, maslahah al-Mursalah, Istihsan, Qiyas dan sebagainya”.51 Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dasar pembelajaran Aqidah Akhlak yang paling pokok adalah al-Qur‟an dan Sunnah.

Adapun dasar-dasar pembelajaran Aqidah Akhlak tersebut adalah:

a. Dasar Religius

Yang dimaksud dengan dasar religius dalam uraian ini adalah unsur- unsur yang bersumber dari ajaran Agama Islam termaktub dalam al- Qur‟an dan al-Hadist.

1) Al-Qur‟an

Dalam al-Qur‟an banyak ayat yang menjelaskan tentang prinsip maupun perintah yang berkenaan dengan pendidikan Agama Islam.

Dijelaskan dalam Al- Qur‟an Surat Al-Alaq: 1-5



















































“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dialah yang menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhan mulah yang Maha pemurah, yang mengajar manusia dengan peranantaraan Qalam, Dialah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. 52

51Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 19.

52 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahan(Jakarta: CV Indah Pers, 1996), 1079.

Dari ayat di atas jelaslah bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk belajar yaitu membaca dan memahami apa yang ada di muka bumi ini. Melalui perantaraan kalamnya. Oleh sebab itu maka Pendidikan Karakter sangat penting untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak, keluarga, maupun kepada masyarakat, sebab dengan pendidikan Karakter sangat mempengaruhi pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia yang beriman dan tangguh dalam mengkaji persoalan-persoalan dalam hidupnya, serta mempengaruhi pembentukan Akhlak atau etika masyarakat dalam menemukan jati dirinya sebagai manusia.

2) Al-Hadits

Al-Hadits adalah “perkataan, perbuatan dan pengakuan Rasulullah SAW yang berisi tentang petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, membina umat manusia menjadi manusia yang seutuhnya atau muslim yang bertaqwa”.53

Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: